ISSN 2477-1686

 

Vol. 9 No. 09 Mei 2023

 

Menggunakan Fiksi dalam Desain Penelitian Kualitatif: Sebuah Pengantar Singkat

 

Oleh:
Setiawati Intan Savitri

Fakultas Psikologi, Universitas Mercu Buana Jakarta

 

Selama ini fiksi lebih sering dianggap sebagai karya tulis yang tidak ilmiah dan tidak dapat diikutsertakan dalam aktivitas penelitian ilmiah. Namun demikian, beberapa peneliti kualitatif memiliki pendapat yang berbeda, diantaranya adalah Marsh (2017) yang mengatakan bahwa meskipun penggunaan fiksi dalam penelitian masih sangat cair (belum banyak yang bersepakat), namun para peneliti sepakat bahwa fiksi memiliki peran terutama pada penelitian berbasis seni (Marsh,dkk., 2017), dan metode narrative (Clandinin, 2006)  atau autoetnography ( Adams,2008). Lebih jauh lagi dikatakan bahwa dalam metode kualitatif khususnya etnografi dan autoetnografi, peneliti dapat memfiksikan sebagian catatan verbatim untuk tujuan melindungi identitas subyek, atau untuk tujuan menyajikan tulisan yang indah dan mengandung kualitas sastrawi (Marsh.dkk, 2017). Peneliti dapat pula menyajikan catatan verbatim penelitian kualitatifnya dalam bentuk fiksi yang melibatkan imajinasi penulis/peneliti agar tulisannya memiliki perspektif tertentu, sebagai upaya untuk menyuarakan pikiran, perasaan dan sudut pandang subyek penelitian dengan menempatkan subyek sebagai pusat narasi, tokoh utama, dimana hal ini tidak dimungkinkan dalam bentuk tulisan lain selain fiksi (Davis & Warren-Findlow, 2011; 2012).  Leavy (2013a) mengatakan fiksi sebagai metode penelitian berbeda dari novel atau upaya penulisan kreatif lainnya dalam hal landasan dan tujuannya: metode ilmiah fiksi didasarkan pada pengalaman personal subyek/penulis serta memiliki tujuan utama untuk menyampaikan gagasan teoretis, kritik, atau konseptual. Untuk tujuan tersebut, maka data, informasi, kronologi, pikiran dan gagasan yang dituliskan dalam bentuk fiksi tersebut merupakan fakta-fakta dari subyek penelitian. 

 

Perihal yang seringkali menjadi perdebatan dalam menggunakan fiksi pada desain penelitian kualitatif adalah bagaimana memastikan kualitas dari penelitian kualitatif dengan menggunakan fiksi sebagai alat atau penyajian hasil penelitiannya? Sebagaimana penelitian kuantitatif yang menekankan pada ‘trustworthiness’ dari penelitian melalui validitas dan realibilitas penelitiannya, maka dalam penelitian kualitatif terdapat terminologi khas yang juga harus dipenuhi dan dijelaskan oleh peneliti untuk memastikan kualitas penelitiannya. Diantaranya adalah 1) Kredibilitas data (validitas internal): diperoleh dari seberapa peneliti memahami dan dapat menyuarakan kebenaran subyektif dari subyek penelitiannya. Melalui aktivitas membangun rapport dengan subyek, triangulasi data, triangulasi peneliti, dan konfirmasi data/tema/temuan kepada subyek 2) Transferability (validitas eksternal/generalisasi): bagaimana hasil penelitian dapat diaplikasikan dalam konteks lain yang memiliki karakteristik sama. Melalui aktivitas, penggambaran yang mendalam tentang subyek/konteks penelitian, 3) Confirmability  (obyektivitas): yakni seberapa obyektif temuan penelitian, memastikan hasil penelitian adalah benar-benar mewakili ‘suara’ dari subyek dan tidak terdapat bias peneliti. Melalui aktivitas, memaparkan seluruh langkah-langkah penelitian dengan lengkap,  pengakuan peneliti atas pre-existing knowledge yang dimilikinya terhadap fenomena yang diteliti, triangulasi, 4) Dependability (kemampuan untuk dilakukan replikasi): Menuliskan dengan detil dan cermat langkah-langkah penelitian, pemeriksaan kembali oleh peneliti lain untuk memastikan ketidakkonsistenan dan juga dokumentasi yang logis (Lincoln & Guba, 2005)

Sebuah project berjudul Stories2connect yang menggunakan cerita fiksi sebagai hasil dari penelitian kualitatif melaporkan bahwa cerita fiksi sebagai hasil penelitian mereka, telah dapat memenuhi langkah-langkah yang terjamin kualitasnya dalam penelitian kualitatif. Artikel yang berjudul “Stories as findings in collaborative research:  making meaning through fictional writing with disadvantaged young people” ditulis oleh Candice Satchwell. dkk (2020) melakukan penelitian pada remaja-remaja kurang beruntung, dengan menggunakan metode kualitatif partisipatif, dengan temuan utama cerita fiksi para partisipan (subyek) penelitiannya. Metode partisipatif melibatkan dua kategori partisipan yang pertama adalah young researchers (peneliti-peneliti muda) yang merupakan remaja-remaja kurang beruntung serta adult researchers (peneliti-peneliti dewasa). Anak-anak muda ini (5 perempuan, 8 laki-laki; semuanya berkulit putih Eropa) semuanya memiliki pengalaman dalam pengasuhan alternatif (6), memiliki cacat fisik/mental (12 menderita autisme, down syndrome atau kesulitan belajar) (2). Peneliti dewasa (AR) terdiri dari tujuh akademisi dengan latar belakang ilmu pendidikan, kesehatan, literasi, sastra, pekerjaan sosial, psikologi dan desainer grafis, sebagian besar tetapi tidak semuanya memiliki pengalaman bekerja secara partisipatif dengan anak-anak dan remaja.

 

Penelitian kolaboratif yang menyajikan temuannya  dalam bentuk cerita fiksi ini, memenuhi syarat kredibilitas data berdasarkan fakta bahwa sebagian besar peneliti dewasa memiliki pengalaman partisipatif kolaboratif dengan partisipan anak dan remaja, serta proyek yang menghasilkan hasil akhir cerita fiksi yang mewakili pengalaman subyektif masing-masing partisipan muda ini, dibangun bersama menandakan adanya hubungan baik antar partisipan (muda maupun dewasa), latar belakang para peneliti dewasa dari berbagai bidang ilmu memungkinkan triangulasi peneliti. Partisipan muda yang seluruhnya memiliki kebutuhan khusus dibimbing untuk menulis fiksi atau dilakukan wawancara secara iterative dan dilakukan dialog untuk menemukan makna personal sebagai seorang berkebutuhan khusus dalam bentuk cerita. Aktivitas ini memungkinkan terpenuhinya confirmability (obyektifitas) karena para peneliti dewasa terlibat aktif membantu peneliti muda untuk menuliskan cerita persoalnya. Transferability dapat dilihat dari pemaparan detil dari kisah masing-masing partisipan diluar cerita fiksi yang dihasilkannya demikian pula  dependability dapat dilihat pada detil langkah-langkah penelitian yang dituliskan dalam artikel laporan penelitian dan juga situs unggahan dari cerita fiksi para partisipan (Satchwell. Dkk, 2020).

 

 

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa, format fiksi dapat menjadi salah satu  temuan atau metode dalam penyajian penelitian kualitatif untuk menyuarakan kelompok tertentu yang marjinal, atau kelompok dengan perspektif berbeda.

 

Referensi:

 

Adams, T., & Jones, S. (2008). Autoethnography is queer. SAGE Publications, Inc., https://doi.org/10.4135/9781483385686

Clandinin, D. J. (2006). Narrative Inquiry: A Methodology for Studying Lived Experience. Research Studies in Music Education, 27(1), 44–54. doi:10.1177/1321103x060270010301

Davis, C. S., & Warren-Findlow, J. (2011). Coping with trauma through fictional narrative ethnography: A primer. Journal of Loss and Trauma, 16(6), 563–572. doi:10.1080/ 15325024.2011.578022

Davis, C. S., & Warren-Findlow, J. (2012). The mystery of the troubled breast: Examining cancer and social support through fictional narrative ethnography. Qualitative Communication Research,1(3),291–314.doi:10.1080/15325024.2011.578022

Guba, E., & Lincoln, Y. S. (2005). Paradigmatic controversies and emerging confluences. In N. K. Denzin & Y. S. Lincoln (Eds.), The SAGE handbook of qualitative research (3rd ed., pp. 191–216). Thousand Oaks, CA: Sag

Leavy, P. (2013a). Fiction as research practice: Short stories, novellas, and novels. Walnut Creek, CA:Left Coast Press.

Marsh.J.S., Dyer.M.J.A, & Rebecca L.,Myers.J (2017. The International Encyclopedia of Communication ResearchMethods. Jörg Matthes (GeneralEditor), Christine S. Davis and Robert F. Potter (AssociateEditors). ©2017 John Wiley & Sons, Inc. Published 2017 by John Wiley & Sons ,Inc. DOI:10.1002/9781118901731.iecrm010

Satchwell, C., Larkins, C., Davidge, G., & Carter, B. (2020). Stories as findings in collaborative research: making meaning through fictional writing with disadvantaged young people. Qualitative Research, 20(6), 874–891. https://doi.org/10.1177/1468794120904892

https://stories2connect.org/