ISSN 2477-1686
Vol. 11 No. 29 Maret 2025
Pembinaan PKM Bisa Jadi Seru
Oleh:
Veronica A. M. Kaihatu, Fakultas Psikologi, Universitas Pembangunan Jaya
Eko A. Meinarno, Fakultas PSikologi, Universitas Indonesia
Pengantar
Artikel ini hendak memberi sedikit pandangan terhadap kebijakan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Program Kreativitas Mahasiswa pertama kali dilaksanakan pada tahun 2001 dan merupakan kegiatan untuk meningkatkan mutu peserta didik (mahasiswa) di perguruan tinggi agar kelak dapat menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademis dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian serta memperkaya budaya nasional (Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, 2023). Berdasar hal itu, ada banyak jenis kegiatan PKM, mulai dari riset eksakta atau humaniora, kegiatan kewirausahaan, pengabdian masyarakat, penerapan iptek dan artikel ilmiah. Selain itu, ada pula PKM yang khusus diadakan untuk menghargai ide, yaitu gagasan futuristik tertulis, video gagasan konstruktif, karya inovatif dan karsa cipta.
Kegiatan tahunan ini bersifat kompetisi proposal dan semua universitas diperkenankan ikut serta. Bagi mereka yang lolos, sejumlah dana diberikan untuk membiayai kegiatan atau sekedar insentif terhadap hasil yang diajukan. Kemenangan ini menjadi prestasi yang dapat dibanggakan ke masyarakat umum sekaligus berpengaruh positif ketika universitas menghadapi akreditasi. Tidak heran jika kemudian masing-masing universitas menerapkan strategi untuk memenangkannya. Ada yang menggunakan skripsi atau tugas kuliah sebagai dasar proposal PKM, ada yang membuat panitia pemeriksa proposal PKM, ada yang memilih untuk merevisi proposal sebelumnya sehingga kualitas membaik, bahkan ada pula yang memberikan insentif khusus bila proposal PKM diterima. Namun, harus diingat kunci kesuksesan proposal PKM adalah kreativitas yang tertuang pada isi proposal tersebut serta inisiatif yang muncul dari dosen dan mahasiswa (Siswono dalam BBG News, Juni 2018).
Mengapa Perlu Kreativitas?
Kreativitas menjadi hal penting dalam pelaksanaan PKM karena inilah salah satu tujuan dari PKM itu sendiri. Kreativitas menjadi keterampilan yang diterapkan karena era teknologi ini tidak lagi membutuhkan individu yang mampu mencari informasi tetapi membutuhkan individu yang secara kreatif menggunakan pengetahuannya yang diperolehnya (Brett, 2008; Helsa, 2020; Indrasari & Meinarno, 2023).
PKM merupakan salah satu ajang untuk mengasah kreativitas mahasiswa dalam bentuk pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terkait masalah nyata yang dihadapi masyarakat. Mahasiswa diwajibkan untuk mencari informasi sendiri, kemudian mengembangkan ide-ide baru (Sepulveda dalam Wahidin, 2016) serta melatih kemampuan untuk menuliskan ide-ide tersebut. Targetnya, ide-ide yang muncul setidaknya terwujud dalam bentuk naskah yang terstruktur.
PKM juga mengikuti trend dan membuka kesempatan bagi mahasiswa untuk membuktikan kreativitasnya melalui pengunaan video atau gambar desain. Ini tidak hanya dipandang sebagai usaha untuk menggambarkan ide kreatif tetapi juga memaksa mahasiswa untuk menjadi kreatif pada tataran proses detil yang akan dilalui jika ide tersebut diwujudnyatakan. Dengan demikian, kreativitas mahasiswa muncul secara nyata dalam bentuk hal baru yang sebelumnya belum pernah terpikirkan atau solusi baru yang unik (Santrock, 2019; Indrasari & Meinarno, 2023) serta dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah masyarakat.
Dosen: Tut Wuri Handayani
Semboyan dari Ki Hajar Dewantara ini cocok sekali dengan konteks PKM. Mahasiswa yang harus berjuang untuk PKM, namun dosen bertindak sebagai pendorong dan penguat motivasi mereka (Ndawu, 2018). Tindakan sebagai pendorong bisa berupa menjadi model kreatif, dan memberi ruang/atmosfir kebebasan berpikir (Helsa, 2020; Indrasari & Meinarno, 2023). Dosen mendampingi pelaksanaan kegiatan dengan memastikan kreativitas dalam usulan PKM serta pelaksanaannya sesuai usulan. Ini mencakup kejelian untuk mengikuti format dan proses administrasi, yang sangat mungkin melelahkan (Admin, 2018). Selain itu, peningkatan motivasi mahasiswa juga menjadi tanggung jawabnya sehingga keseluruhan hasil dan proses bisa maksimal. Bagian ini mencakup usaha membangun tim mahasiswa yang kompak dan saling melengkapi dalam bekerja.
Tugas sebagai pembimbing bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Sebelum memberi dorongan dan mengawal proses PKM, dosen pun perlu memahami motivasinya sendiri. Jika motivasinya tinggi, baik intrinsik maupun ekstrinsik, maka kinerjanya juga akan baik (T et al., 2022). Motivasi ekstrinsik sudah umum dikejar, yaitu penghargaan dari pihak universitas maupun pemerintah untuk dosen yang berhasil membimbing mahasiswanya mendapatkan pendanaan PKM. Penghargaan ini akan berdampak terhadap peningkatan pangkat dosen sekaligus pendapatan finansialnya. Sementara itu, motivasi intrinsik diperoleh ketika dosen pembimbing PKM berhasil menghasilkan suatu proposal PKM yang layak. Ia mendapatkan kepuasan ketika mengambil risiko dan bekerja optimal dengan tim mahasiswanya.
Jika kemudian kolaborasi tidak lolos atau tidak berhasil mendapatkan pendanaan, dosen tidak perlu kapok. Proposal PKM itu sudah sendiri adalah prestasi yang tersendiri. Merujuk pada prestasi, maka pihak universitas masih dapat mengoptimalkannya menjadi hal baru. Hal itu yang kita kenal sebagai pencatatan Hak Kekayaan Intelektual (HaKI). Pencatatan HaKI yang bersifat nasional dan masuk dalam penilaian kinerja dosen akan menguntungkan dosen, memfasilitasi mahasiswa atas karyanya, sekaligus menaikkan reputasi universitas (Meinarno, 2019). Dengan kedua motivasi tersebut, dosen akan berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi pembimbing yang efektif
Kerja Sama Dosen dan Mahasiswa
Peserta PKM adalah mahasiswa, namun mereka harus berada dalam pembimbingan dosen. Hal tidak hanya memberikan keuntungan bagi para mahasiswa, tetapi juga membawa dampak positif untuk para dosen yang menjadi pembimbing PKM tersebut. Dosen tidak hanya berperan untuk meningkatkan kreativitas mahasiswa (Xanda et al., 2023) tetapi juga harus memperhatikan tema dan persyaratan lalu melihat kesesuaiannya dengan karya mahasiswa yang ada. Mereka dapat memberikan dukungan teknis yang dibutuhkan dalam pelaksanaan PKM, dengan mengarahkan mahasiswa untuk membuat perencanaan yang realistis dan efektif. Jika proposal PKM lolos pembiayaan, ia juga yang harus mengawasi proses pelaksanaan PKM hingga pelaporannya. Maka, secara tidak langsung dosen tersebut juga ikut berkompetisi bersama dengan mahasiswanya.
Persiapan mengikuti PKM dapat diintegrasikan dosen dengan proses pembelajaran semester. Minat dan kepakaran dosen terkait kegiatan penelitian atau pengabdian kepada masyarakat juga dapat disalurkan melalui pembimbingan PKM. Ketika PKM masuk ke dalam kelas, mahasiswa dapat membayangkan hasil dari proses belajar tersebut. Hal ini dikarenakan PKM mengandung banyak aspek pengajaran seperti pemahaman konsep baru, perwujudan sampai menjalankannya (simulasi) untuk menyelesaikan masalah (Putri, 2024) (untuk contoh konkrit, lihat Mashoedi & Meinarno, 2022).
Bentuk pengajaran ini akan meningkatkan motivasi belajar mahasiswa karena suasana belajar akan lebih menyenangkan karena tidak monoton serta ada hal yang akan diperjuangkan bersama, antara dosen dan mahasiswa. Integrasi ini juga dapat memfasilitasi pelaksanaan project-based learning, problem-based learning atau bahkan output based education (OBE) di perguruan tinggi, yaitu dengan menghasilkan proposal PKM yang sejalan dengan pembelajaran. Selain itu, mahasiswa juga dapat mengasah keterampilan bekerja sama, pemecahan masalah, dan komunikasi secara efektif sepanjang proses penyelesaian PKM.
Aktivitas evaluasi proses pembelajaran juga dapat dilakukan secara menyeluruh menggunakan PKM. Dosen dapat mengamati mahasiswa terkait minat, bakat, dan gaya belajar mereka secara langsung. Ketika mahasiswa merasa ragu atau kurang percaya diri saat memulai sebuah karya kreatif, dosen dapat memberikan semangat dan umpan balik yang menginspirasi mahasiswa (Xanda et al., 2023) untuk berani mengeksplorasi ide-ide baru. Hal ini akan memunculkan diskusi kritis berkelanjutan terkait materi kuliah, topik PKM, ide mahasiswa serta situasi masyarakat yang nyata ditemui sehari-hari (Mashoedi & Meinarno, 2022). Kolaborasi dosen dan mahasiswa ini pada akhirnya akan menghasilkan mengembangkan rancangan pembelajaran hingga kurikulumm. Metode pengajaran menjadi relevan dan efektif, semua pihak terlibat aktif dan hasil pembelajaran dapat berguna bagi masyarakat.
Internal dan Eksternal Universitas
Menghasilkan karya yang kreatif akan menjadi lebih mudah ketika terjadi kerja sama antar program studi, fakultas, universitas hingga mitra kerja, yaitu pihak industri maupun komunitas di masyarakat karena bahan untuk ide proposal PKM diperoleh dengan berdiskusi dengan mereka semua. Bahkan interaksi dengan rekan maupun dosen dari universitas lain juga mungkin terjalin. Hasilnya adalah jejaring kerja yang luas dan memperkaya wawasan mahasiswa dan dosen pembimbing yang terlibat.
Perguruan tinggi dapat menunjukkan komitmen mereka dalam meningkatkan kualitas pendidikan, riset, pengembangan soft skills, serta kontribusi terhadap masyarakat. Kerja sama seperti ini perlu ditindaklanjuti pihak universitas sehingga tidak hanya berhenti ketika PKM selesai, tetapi juga digunakan untuk berbagai kesempatan lainnya, misalnya untuk kegiatan penelitian atau pengabdian kepada masyarakat. Kolaborasi internal dan eksternal universitas akan diperkuat dan bermanfaat untuk perbaikan dan peningkatan kurikulum.
Manfaat lainnya muncul sebagai dampak dari PKM yang terselenggara untuk semua universitas dan bersifat kompetisi. Keberhasilan dalam PKM saat ini masih menjadi salah satu Indikator Kinerja Utama (IKU) dari sebuah perguruan tinggi (Fadhilah, et al, 2022). Maka, keberhasilan sebuah universitas dalam mengikuti PKM bukan hanya sekadar unjuk kebolehan tetapi juga kesempatan untuk mengharumkan nama universitas di tingkat nasional, dalam bentuk pemeringkatan universitas yang lebih baik (Fadhilah et al, 2022) dan pada akhirnya akreditasi universitas. Dengan demikian, PKM sebagai kegiatan yang menitikberatkan pada potensi kreativitas dan inovasi mahasiswa, dapat memengaruhi akreditasi perguruan tinggi secara positif. Peringkat universitas yang baik akan menarik calon-calon mahasiswa yang juga berkualitas baik sehingga regenerasi tim PKM mahasiswa dapat terjadi dengan mudah. Selain itu, peringkat tersebut juga dapat memperbesar kemungkinan para dosennya mendapatkan hibah tingkat nasional lain.
Kesimpulan
Pelaksanaan PKM membuka berbagai kesempatan bagi mahasiswa, dosen maupun universitas untuk menjalankan pendidikan dengan cara yang tidak monoton sekaligus berdampak nyata bagi masyarakat. Pelaksanaannya dapat diintegrasikan dengan mata kuliah sehingga bukan menjadi beban tambahan namun kesempatan untuk bertindak kreatif dan inovatif terkait aplikasi konsep yang dipelajari. Namun, dampaknya sangat besar karena akan menguntungkan semua pihak yang terkait di dalamnya, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Daftar Pustaka
Admin (2018, 13 Oktober). Kiat Sukses dalam Membimbing PKM oleh “Prof. Andri Cahyo Kumoro, S.T., M.T., Ph.D. Fakultas Teknik Industri Universitas Ahmad Dahlan. https://fti.uad.ac.id/kiat-sukses-dalam-membimbing-pkm-oleh-prof-andri-cahyo-kumoro-s-t-m-t-ph-d/#:~:text=Menurut%20Prof.%20Andri%20Cahyo%20Kumoro,isi%20proposal)%2C%20dan%20Kreativitas.
AdminLP2M. (2022, 7 November). Tips Meningkatkan Motivasi Dosen Dalam Pengabdian Masyarakat. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Medan Area. https://lp2m.uma.ac.id/2022/11/07/tips-meningkatkan-motivasi-dosen-dalam-pengabdian-masyarakat/#:~:text=2.,semangat%20dalam%20melaksanakan%20PKM%20tersebut.
Brett, N. (2018, 20 Desember). Future graduates will need creativity and empathy – not just technical skills. The Guardian.com. https://www.theguardian.com/education/2018/dec/20/future-graduates-will-need-creativity-and-empathy-not-just-technical-skills
Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan. (2023). Evaluasi perjalanan PKM. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. https://dikti.kemdikbud.go.id/epustaka/evaluasi-perjalanan-pkm-program-kreativitas-mahasiswa/
Fadhilah, N., Sanjoyo, B. A., Ariastita, P. G., Aparamarta, H. W., Abadi, I., & Risanti, D. D. (2022), Peningkatan Kualitas PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) di Perguruan Tinggi Surabaya, Sewagati, 6(5):646–654.
https://doi.org/10.12962/j26139960.v6i5.422.
Helsa. (2020). Kreativitas: Kunci Bagi Masa Depan Generasi Muda. Buletin KPIN. Vol. 6 No. 17 September 2020. https://buletin.k-pin.org/index.php/arsip-artikel/709-kreativitas-kunci-bagi-masa-depan-generasi-muda.
Indrasari, SY., Meinarno, EA. (2023). Menjadi Kreatif Melalui Keberagaman Budaya Indonesia. Buletin KPIN. Vol. 9 No. 02 Januari 2023. https://buletin.k-pin.org/index.php/arsip-artikel/1205-menjadi-kreatif-melalui-keberagaman-budaya-indonesia.
Mashoedi & Meinarno, 2022. Mengejawantahkan Pengajaran: Kasus Mata Kuliah Dinamika Kelompok. Buletin KPIN. Vol. 8 No. 12 Juni 2022. https://buletin.k-pin.org/index.php/arsip-artikel/1062-mengejawantahkan-pengajaran-kasus-mata-kuliah-dinamika-kelompok.
Meinarno, EA. (2019). Ketika Kreativitas dan Kerja Sama Berbuah Hak Kekayaan Intelektual. Buletin KPIN. Vol.5 No. 11 Juni 2019. https://buletin.k-pin.org/index.php/arsip-artikel/419-ketika-kreativitas-dan-kerja-sama-berbuah-hak-kekayaan-intelektual.
Ndawu, T. D. M. (2018). Konsep Tut Wuri Handayani dalam Pembelajaran Praktik di SMKN 5 Yogyakarta. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. Hal. 130-139. https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/semnasmpd/article/view/3029/1764
Putri, S. (2024, 27 September). Peran Dosen Dalam Menggalakkan Kreativitas dan Inovasi Mahasiswa. Unulampung.ac.id. https://unulampung.ac.id/peran-dosen-dalam-menggalakkan-kreativitas-dan-inovasi-mahasiswa/
T, A. R., Muis, M., Taba, I., & Maming, J. (2022). Pengaruh Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik terhadap Kinerja Dosen STIM Lasharan Jaya Makassar. Jurnal Mirai Management. 7(2), 175-180.
https://journal.stieamkop.ac.id/index.php/mirai/article/download/2075/1365
Universitas Bina Bangsa Getsempena. (2018, 29 Juni). Ini strategi jitu supaya proposal pkm bisa lolos. BBG News. https://bbg.ac.id/ini-strategi-jitu-supaya-proposal-pkm-bisa-lolos/
Xanda, A. N., Suryono, W., Abubakar, A., Irmawati, I., Vanchapo, A. R., & Machsunah, Y. C. (2023). Analisis Peran Dosen dalam Meningkatkan Kreativitas Mahasiswa di Universitas. Jurnal Review Pendidikan Dan Pengajaran (JRPP), 6(4), 1223-1228. https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jrpp/article/download/20750/14899
Wahidin, D. (2016). Program Kreativitas Mahasiswa (Pkm), Upaya Membangun SDM Indonesia Kreatif dan Inovatif. Repository Uninus, 8(1). http://ojs.uninus.ac.id/index.php/repository/article/view/866/564
