ISSN 2477-1686
Vol. 8 No. 12 Juni 2022
Mengejawantahkan Pengajaran: Kasus Mata Kuliah Dinamika Kelompok
Oleh
Sri Fatmawati Mashoedi dan Eko A Meinarno
Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia
Pengantar
Artikel di harian Kompas medio Maret 2022 menyebutkan tentang pentingnya pengajaran di ruang kelas perguruan tinggi (perti) yang lebih berorientasi pada keadaan/realita yang ada. Sakarinto (2022) yang berorientasi pada pendidikan vokasi menjelaskan tentang project-based learning (PBL). PBL ini pendekatan pengajaran yang dibangun di atas kegiatan pembelajaran dan tugas nyata yang memberikan tantangan bagi peserta didik yang terkait dengan kehidupan sehari-hari untuk dipecahkan secara berkelompok (Goodman & Stiver, 2010 dalam Sakarinto, 2022).
Sakarinto secara prinsip tidak terpaku pada satu metode. Hal yang menjadi perhatiannya adalah agar mahasiswa lebih aktif, mengalami, dan siap menghadapi kondisi nyata masyarakat. Harapannya perkuliahan lebih dekat dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Setidaknya mencoba memberi solusi atas gejala (secara teoretik), yang artinya tidak terjebak dengan teori dan wacana di kelas semata.
Sebuah Kasus
Mata kuliah Dinamika Kelompok diampu oleh penulis sejak 2021. Mata kuliah ini mempunyai prasyarat yakni mata kuliah Psikologi Sosial. Beban SKS dari kuliah ini adalah tiga. Untuk materi ajar, tidak banyak hanya sekitar 6-9 materi saja. Lantas bagaimana sisa 7 sesi lainnya? Dari ketujuh sesi itu, dua di antaranya adalah sesi ujian (UTS dan UAS). Terdapat lima sesi lainnya. Kelima sesi tersebut digunakan untuk menjalankan tugas yang dikerjakan secara berkelompok. Tugas ini diarahkan untuk membuat modul pelatihan berupa gim (permainan) yang bertujuan untuk memberi pengalaman dan pemahaman pada mahasiswa terkait materi yang dilatihkan. Dengan perkataan lain, mahasiswa dilatih untuk praktek guna mengasah keterampilan mereka dalam menyelesaikan berbagai masalah yang muncul sebagai konsekuesni dinamika yang terjadi dalam kelompok.
Dalam kuliah Dinamika Kelompok, mahasiswa memelajari tentang konsep, proses, dan teori terkait dinamika yang terjadi di dalam kelompok, atau pun antarkelompok berdasarkan tinjauan Psikologi Sosial. Mahasiswa mendapat kesempatan untuk melakukan eksplorasi atau penyelidikan pada kelompok-kelompok yang ada di lapanggan, bagaimana dinamika yang terjadi, masalah apa saja yang muncul, hambatan apa saja yang ada untuk mencapai tujuan kelompok, dan bagaimana mengartasinya/solusinya.
Sebagaimana diketahui, sebagian besar aktivitas atau perilaku manusia dilakukan secara bersama dengan orang lain, atau dalam kelompok. Banyak hal yang dapat terjadi dalam kelompok, antara lain seperti kerjasama, persaingan, kepemimpinan, dan lain-lain yang semuanya itu berdampak pada kinerja dan pencapaian tujuan kelompok. Oleh karenanya, menjadi penting untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan juga keterampilan bekerja dalam kelompok agar tidak kontraproduktif. Keterampilan ini hanya bisa dicapai bila mahasiswa secara aktif terlibat dalam pembelajaran yang berbasis pada PBL. Pembelajaran berbasis proyek merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang berbasis pada peserta didik (student centered). Dengan PBL, mahasiswa diharapkan dapat menerapkan pengetahuannya untuk menghasilkan sebuah produk. Hal ini berbeda dengan pembelajaran tradisional yang umumnya sekedar memahami teori-teori saja.
Mahasiswa dan Realita
Mata kuliah Dinamika Kelompok ini mengajak mahasiswa memahami terlebih dahulu tentang kelompok. Selanjutnya, mereka akan mendalami tentang kelompok. Pemahaman tentang materi kelompok dan dinamika di dalamnya didasari buku utama (Forsyth, 2019) dengan harus menunjukkan kepada dosen apa yang terjadi di lapangan. Mahasiswa dapat melakukan observasi di lapangan/lingkungan pada beragam kelompok yang ada. Selain hal ini akan mengasah kepekaan mahasiswa terhadap fenomena kelompok di lingkungan, diharapkan juga akan melatih mahasiswa untuk menyedari keberadaan kelompok-kelompok tersebut dan fungsinya di masyarakat. Dosen mendorong mahasiswa memaparkan pengalaman saat menjadi bagian kelompok (saat SMA atau saat kuliah) atau ketika ada kejadian di luar sana dijelaskan secara teoretik. Pengalaman ini yang menjadi kunci pemahaman materi, sekaligus keterlibatan mereka (afeksi-motorik) pada materi-dunia nyata.
Realita dan Pengetahuan Lampau
Mahasiswa mencari gejala yang ada, walau temanya telah ditetapkan. Tema di sini ditetapkan oleh dosen, yang artinya dosen juga peka terhadap kondisi sosial masyarakat yang ada. Penentuan tema di sini diperlukan agar mahasiswa dapat lebih terarah dalam mengamati gejala dan mampu secara lebih dalam menganalisanya.
Pengetahuan lampau dari para mahasiswa adalah mereka telah lampaui mata kuliah psikologi sosial. Pengetahuan ini penting karena materi dinamika kelompok ini tidak lepas dari teori-teori dasar psikologi sosial. Dalam psikologi sosial, mahasiswa telah dibekali dengan pengetahuan akan teori-teori seperti pengaruh sosial, prasangka-diskriminasi, kelompok, dan lain-lain. Semua ini dapat menjadi dasar bagi mahasiswa untuk memahami kelompok.
Penutup: Mahasiswa yang Siap Berkontribusi
Tulisan ini hendak menyampaikan bahwa kami sebagai pengampu, mengajak mahasiswa menyadari bahwa ilmunya lekat dengan kehidupan sekitar. Walau tidak sama persis dengan paparan Sakarinto (2022) dan juga belum tentu selaras dengan ide Kampus Merdeka dari Kemendikbud, setidaknya upaya desain perkuliahan yang mendekatkan teori dan realita menjadi penting untuk diwujudkan. Hal ini menjadi dasar bagi mahasiswa saat menjadi sarjana untuk dapat menerapkan langsung apa yang telah didapatnya di kelas.
Referensi:
Forsyth, D. R. (2019). Group Dynamics, Seventh Edition. USA: Cengage.
Meinarno, EA., Mashoedi, SF. (2020). Buku Rancangan Pengajaran Mata Kuliah Dimamika Kelompok. Universitas Indonesia. Tidak dipublikasikan.
Sakarinto, W. (2022). Kurikulum merdeka dan project based learning”. Kompas, Sabtu, 26 Maret.