ISSN 2477-1686  

 Vol. 11 No. 43 Oktober 2025

Bingung Bikin Kesan Pertama Yang Baik?

Tiru 6 Bahasa Tubuh Ini!

 

Oleh:

Galih Firmansyah dan Chandra Yudistira Purnama

Fakultas Psikologi Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi

 

Di era digital, platform sosial media menjadi bagian dari kehidupan kita. Menurut laporan (Kemp, 2025) pengguna Instagram di Indonesia pada tahun 2025 mencapai 103 juta pengguna, TikTok dengan 108 juta pengguna, Facebook dengan 122 juta pengguna dan LinkedIn sebanyak 33 juta pengguna. Mulai dari aspek kebutuhan berosialisasi hingga mencari lapangan pekerjaan dapat dilakukan secara digital tanpa tatap muka. Namun, dengan segala kemudahan yang ditawarkan, apakah justru membuat kita kehilangan kemampuan paling mendasar sebagai manusia yaitu membangun koneksi yang nyata dan bermakna secara tatap muka? Dalam penelitian (Taib et al., 2024) yang dilakukan kepada para remaja, dikatakan bahwa interaksi yang lebih sering dilakukan melalui pesan teks, chat atau media digital lainnya dapat membuat seseorang merasa kurang nyaman atau kurang percaya diri saat berhadapan langsung dalam situasi sosial di kehidupan nyata. Hal  ini sering  kali  menyebabkan  penurunan  keterampilan  komunikasi  non-verbal  seperti kontak   mata,   ekspresi wajah   dan   bahasa   tubuh   yang   sangat  penting   dalam membangun koneksi sosial yang mendalam (Taib et al., 2024).

Artikel ini disusun untuk membagikan tips menciptakan kesan pertama yang positif saat bersosialisasi secara langsung menggunakan bahasa tubuh. Selain itu, artikel ini juga bertujuan membantu meningkatkan kepercayaan diri agar pembaca lebih siap dan nyaman dalam membangun kembali hubungan sosial di kehidupan nyata. Mengapa kesan pertama menjadi fokus pembahasan? Kesan pertama sangat mempengaruhi penilaian seseorang kedepannya, termasuk dalam konteks kepercayaan dan kompetensi sosial (Willis & Todorov, 2006). Sehingga kesan pertama bisa dikatakan sebagai fondasi dalam membangun hubungan sosial.  Kemudian apa pentingnya bahasa tubuh dalam kesan pertama? Hasil penelitian (Willis & Todorov, 2006) melaporkan bahwa manusia membentuk kesan pertama terhadap wajah orang lain hanya dalam waktu 100 milidetik. Oleh karena itu perlu disadari bahwa jauh sebelum kata-kata diucapkan kepada lawan bicara, bahasa tubuh kitalah yang pertama kali memberi kesan kepada mereka. Diketahui juga bahwa kesan pertama yang terbentuk dari perilaku non-verbal dalam waktu singkat dapat memprediksi penilaian jangka panjang (Ambady & Rosenthal, 1993).

 

Berikut adalah beberapa tips terkait bahasa non-verbal yang dapat dipraktekkan dalam rangka menciptakan kesan pertama yang positif.

1.    Postur Tubuh Terbuka

Postur tubuh yang tegak dan terbuka mencerminkan rasa percaya diri, kesiapan, dan keterbukaan. Berdiri atau duduk dengan punggung tegak, bahu rileks ke belakang serta gerakan tangan yang terbuka memberi kesan bahwa anda adalah pribadi yang yakin dan mudah didekati. Hindari membungkuk atau menyilangkan tangan di depan tubuh karena dapat menimbulkan kesan tertutup, tidak nyaman atau defensif (Romadhoni. Moch Vikry, 2025).

 

2.    Bejabat Tangan

Dalam berjabatan tangan terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan menurut Allan & Pease (2004). Posisikanlah tangan anda secara vertikal dengan telapak tangan menghadap ke samping. Hindari posisi telapak tangan ke atas karena memberi kesan inferior atau tidak percaya diri. Dan hindari juga posisi telapak tangan ke bawah karena memberi kesan bahwa anda memiliki posisi yang lebih tinggi dari lawan bicara.

 

Kemudian dalam menggemgam tangan berikan tekanan yang sama dengan lawan bicara anda. Berikut ini analogi apabila tekanan tangan memiliki nilai 1-10. Misalkan lawan bicara anda memberi tekanan saat menggenggam senilai 7 sedangkan anda senilai 5 maka anda harus menambahnya menjadi 7 juga. Dan begitupun sebaliknya, jika lawan bicara anda memberi tekanan dibawah yang anda berikan maka anda harus menurunkannya. Dalam situasi formal anda juga dapat menggunaka kedua tangan anda dalam berjabat tangan untuk memberi kesan bahwa anda dapat dipercaya dan seseorang yang jujur.

 

3.    Sesuaikan Jarak

Memperhatikan jarak dengan lawan bicara merupakan hal penting, terlebih ketika pertama kali bertemu. Terdapat empat jenis kategori jarak (Allan & Pease, 2004):

a.    Intimate Zone (15 – 45 cm)

Zona paling pribadi, hanya boleh dimasuki oleh orang yang sangat dekat secara emosional seperti pasangan, anak, orang tua dan sahabat.

b.    Personal Zone (46 cm – 1,22 m)

Digunakan saat berinteraksi dalam acara sosial seperti pesta atau pertemuan santai antar teman.

c.    Social Zone (1,22 – 3,6 m)

Umum digunakan saat berbicara dengan orang yang belum dikenal dekat seperti orang asing, kurir, atau rekan kerja baru.

d.    Public Zone (lebih dari 3,6 m)

Digunakan saat berbicara di depan umum atau audiens besar.

Untuk membangun kenyamanan sosial, atur jarak secara bertahap. Hubungan yang masih baru akan terasa nyaman jika berada di social zone dan akan semakin dekat seiring meningkatnya keakraban.

           

 

4.    Arahkan Tubuh

Arahkan atau hadapkan tubuh kita kepada lawan bicara. Arah tubuh ini mencerminkan keterbukaan dan minat yang tulus dalam interaksi. Disamping itu, arah kaki kita menunjukkan kemana perhatian kita ditujukan (Allan & Pease, 2004). Sehingga mengarahkan tubuh kepada lawan bicara dapat memberi kesan bahwa anda memberi perhatian penuh pada percakapan dengan lawan bicara anda .

 

5.    Kontak Mata

Dalam interaksi sosial yang bersifat ramah, tatapan mata biasanya terfokus pada area segitiga di wajah yaitu antara kedua mata dan mulut. Pola tatapan ini memberi kesan bahwa kita bersikap santai, tidak mengancam dan terbuka terhadap komunikasi. Mengarahkan pandangan ke area ini membantu membangun kenyamanan dan menciptakan kesan yang positif (Allan & Pease, 2004).

 

6.    Senyum

Senyuman bukan sekedar ekspresi ramah, melainkan bisa menciptakan efek domino. Ketika kita tersenyum kepada orang, hampir selalu orang lain akan membalasnya secara otomatis. Hal ini menciptakan perasaan positif dan membantu membangun suasana yang lebih nyaman serta terbuka dalam pertemuan.

 

Penelitian menunjukkan bahwa interaksi yang diawali dengan senyum cenderung berlangsung lebih lancar, lebih lama dan menghasilkan kesan yang lebih positif. Bahkan, ketika senyum dan tawa dijadikan kebiasaan dalam pembicaraan, keduanya dapat meningkatkan hubungan sosial, memperkuat sistem kekebalan tubuh, mengurangi stres dan berdampak baik pada kesehatan fisik serta emosional (Allan & Pease, 2004).

           

Di era komunikasi digital yang serba cepat, keterampilan membangun kesan pertama secara tatap muka menjadi semakin penting. Bahasa tubuh berperan besar dalam menyampaikan pesan non-verbal yang mendasari penilaian awal seseorang terhadap kita. Postur tubuh terbuka, jabat tangan yang tepat, arah tubuh yang selaras, serta kontak mata dan senyum yang tulus, semuanya membantu menciptakan kesan positif dalam pertemuan pertama.

Dengan memahami dan melatih bahasa tubuh secara sadar, kita tidak hanya meningkatkan kepercayaan diri, tetapi juga memperbesar peluang untuk membangun koneksi yang hangat dan bermakna. Mengembalikan kebiasaan bersosialisasi secara langsung dengan bekal komunikasi non-verbal yang kuat adalah langkah penting untuk membangun kembali hubungan yang lebih di kehidupan nyata.

 

Referensi:

Allan, & Pease, B. (2004). The Definitive Book of Body Language : How To Read Others’ Thoughts By Their Gestures. https://e-edu.nbu.bg/pluginfile.php/331752/mod_resource/content/0/Allan_and_Barbara_Pease_-_Body_Language_The_Definitive_Book.pdf

Ambady, N., & Rosenthal, R. (1993). Half a Minute: Predicting Teacher Evaluations From Thin Slices of Nonverbal Behavior and Physical Attractiveness. In Journal of Personality and Social Psychology (Vol. 64, Issue 3).

Kemp, S. (2025). Digital 2025: Indonesia. Data Reportal. https://datareportal.com/reports/digital-2025-indonesia

Romadhoni. Moch Vikry. (2025). Tips Menggunakan Bahasa Tubuh untuk Meningkatkan Kesan Pertama Anda. Radarpas.Com. https://radarpasuruan.jawapos.com/nasional/2195662243/tips-menggunakan-bahasa-tubuh-untuk-meningkatkan-kesan-pertama-anda

Taib, Z., Septriawan, M. R., & Rozi, F. (2024). Media Sosial Berpengaruh Pada Perubahan Perilaku Sosial Remaja Kota Medan Di Era Digital. In Jurnal Multidisiplin Sosisal Humaniora (Vol. 1, Issue 2). Oktober. https://jurnal.ananpublisher.com/index.php/jmsh

Willis, J., & Todorov, A. (2006). First Impressions: Making up Your Mind after a 100-Ms Exposure to a Face. In Source: Psychological Science (Vol. 17, Issue 7).

A