ISSN 2477-1686

Vol. 8 No. 3 Feb 2022

Stres: Perlu Dihindari Atau Dikelola, Ya?

 

Oleh:

Ellyana Dwi Farisandy

Program Studi Psikologi, Universitas Pembangunan Jaya

 

Kita sudah bersama pandemi COVID-19 selama kurang lebih dua tahun. Semua masyarakat terdampak, tidak hanya kalangan bawah namun juga kalangan atas. Tidak hanya pekerja dan Ibu Rumah Tangga, namun juga pelajar. Pandemi COVID-19 memengaruhi keseluruhan aspek kehidupan kita, mulai dari hubungan sosial, finansial, pekerjaan, pembelajaran, pun kesehatan fisik dan mental individu. Para pekerja yang awalnya bekerja secara offline, kini harus bekerja secara online. Para pelajar, mulai dari TK hingga mahasiswa pun juga merasakan hal yang sama. Adanya social distancing juga membuat pertemuan kita dengan orang yang kita sayangi menjadi sangat terbatas. Hal ini bisa menjadi stressor baru bagi individu selama masa pandemi COVID. Tapi sebenarnya, apakah stres itu?

                                      

DEFINISI STRES

American Psychological Association (2019) menjelaskan bahwa stres adalah suatu respons emosional terhadap penyebab eksternal, misalnya: bertengkar dengan pasangan, banyaknya tugas yang harus dikerjakan, deadline yang mepet, dan sebagainya. 

 

CAUSE OF STRESS

1.  Change

Salah satu sumber stress yang signifikan adalah perubahan. Perubahan bisa menjadi stressor dikarenakan kita membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri kembali dengan hal yang baru (Fosu et al., 2018). Misalnya: adanya perubahan dimana kegiatan yang awalnya offline menjadi online, beradaptasi dengan kebiasaan baru untuk selalu mencuci tangan, menggunakan masker serta handsanitizer ketika kita keluar rumah.

2.  Pressure

Fosu et al. (2018) mengungkapkan bahwa tekanan melibatkan suatu harapan dan tuntutan yang membuat kita perlu memaksimalkan usaha kita. Misalnya: individu memiliki harapan bahwa ia ingin mendapatkan IPK 4 sehingga ia memaksimalkan usahanya dengan cara belajar, mereview buku, dan sebagainya.

3.  Frustration

Frustasi terjadi ketika individu menginginkan atau mengharapkan sesuatu, namun tidak dapat memilikinya (Fosu et al., 2018). Misalnya: individu yang ingin melanjutkan kuliah namun pada akhirnya harus bekerja karena orang tua tidak memiliki uang untuk biaya perkuliahan.

4.  Conflict

Lewin (disitat dalam Fosu et al., 2018) menjelaskan bahwa konflik terjadi ketika kita diminta untuk memilih dua atau lebih dari opsi pilihan yang tersedia. Misalnya: kita diminta untuk memilih pergi ke Mall namun beresiko untuk tertular COVID-19 atau tetap dirumah namun sangat membosankan. 

 

 

 

 

CARA MENGELOLA STRES

            Stres merupakan hal yang normal di kehidupan kita. Terkadang, stres membuat kita semakin termotivasi dan semangat untuk menjalani hidup. Namun, ketika stres tidak dikelola dengan baik, stres akan berdampak kepada kehidupan sehari-hari. Jadi, dibandingkan untuk dipendam atau malah diabaikan, mulailah mengelola stres dengan konstruktif dengan beberapa cara sebagai berikut:

 

1.  Mindfulness

Mindfulness berarti hadir utuh dan penuh pada saat ini. Mindfulness tidak hanya “memperhatikan dengan sengaja”, namun juga memperhatikan apa yang ada di saat ini tanpa menghakimi (Bamber & Schneider, 2016). Elliott, Smith, dan Beck (2005) mempraktikkan cara untuk mindfulness:

a.    Duduk dengan nyaman

b.    Rentangkan kaki dan letakkan kaki selebar bahu.

c.     Letakkan tangan di perut dan rasakan setiap napas

d.    Ketika sudah merasa nyaman, silakan tutup mata.

e.    Ketika ada pikiran yang mengganggu, tidak apa-apa. Biarkan saja.

f.      Kembali duduk dengan tenang, rasakan tiap hembusan napas, dan fokuskan pada apa yang ada di saat ini

g.    Tetap diam selama lima menit 

 

2.  Bercerita kepada orang yang dipercaya

Terkadang, kita tidak perlu memendam dan menyelesaikan semuanya sendirian. Kita juga manusia yang butuh bahu untuk bersandar dan telinga untuk mendengarkan. Sarafino dan Smith (2010) mengungkapkan bahwa dukungan sosial tidak hanya bermanfaat untuk meringankan stress kita, namun juga bisa untuk mencegah stres. 

 

3.  Berolahraga

Sarafino dan Smith (2010) menjelaskan bahwa seseorang yang sering berolahraga dan sehat secara fisik dilaporkan memiliki lebih sedikit kecemasan, depresi, dan ketegangan dalam kehidupan mereka dibandingkan dengan orang yang tidak berolahraga. Hal ini dikarenakan, saat berolahraga, tubuh seseorang akan melepaskan zat kimia yakni endorphin. Hormon ini akan memicu perasaan positif dalam tubuh, meningkatkan suasana hati, pun mengurangi rasa sakit (Bruce, 2020). 

 

4.    Journaling

Journaling adalah membuat buku harian yang mengeksplorasi pikiran pun perasaan dalam kehidupan individu. Journaling memungkinkan individu untuk menyalurkan perasaan dan pikiran mereka sehingga mereka memperoleh pengetahuan baru mengenai diri mereka. Journaling juga dapat membantu kita untuk memetakan masalah sehingga kita lebih mampu untuk mendapatkan solusi dari permasalahan yang kita hadapi (Scott, 2020). Scott melanjutkan bahwa terdapat beberapa teknik yang bisa digunakan:

 

a.    Gratitude journal

Kita dapat membuat list tiga atau lebih kejadian yang mereka syukuri setiap harinya. Ini adalah strategi yang efektif untuk mengurangi stres dikarenakan gratitude journal membuat individu fokus pada sumber daya yang dimiliki. 

 

b.    Emotional release

Kita dapat menulis tentang apa yang dipikirkan pun dirasakan terkait persitiwa yang dialami sepanjang hari. Hal ini bermanfaat sehingga individu dapat memproses dan mengekspresikannya sehingga tidak terpendam di dalam diri. 

 

c.     Personal planning journal

Kita dapat menulis apa yang ingin kita lakukan setiap harinya, tujuan yang kita miliki, kenangan yang kita ciptakan, dan hal-hal lain yang tidak ingin dilupakan. Personal planning journal membuat kita lebih rapi, terstruktur dan tetap keep in track. 

 

Tidak semua cara efektif untuk semua orang. Itu sebabnya perlu trial error untuk menemukan cara yang paling efektif untuk mengelola stress versi diri kamu.  Selamat berproses!

 

 

REFERENSI

 

American Psychological Association. (2019, October 28). What’s the difference between stress and anxiety?https://www.apa.org/topics/stress/anxiety-difference

 

Bamber, M. D., & Schneider, J. K. (2016). Mindfulness-based meditation to decrease stress and anxiety in college students: A narrative synthesis of the research. Educational Research Review, 18, 1-32.

 

Bruce, D. F. (2020, February 18). Exercise and Depression. WebMD. https://www.webmd.com/depression/guide/exercise-depression

 

Elliott, C. H., Smith, L. L., & Beck, A. T. (2005). Anxiety and Depression workbook for dummies. John Wiley & Sons.

 

Fosu, A., Samuel, M. G. M. M. M., Bernard, D. M., & Frimpong, O. (2018). Distress and Stress Management Among Distance Learners: A case of Accra College of Education Study Centre. International Journal of Scientific and Research Publications, 8, 132-150. DOI: 10.29322/IJSRP.8.12.2018.p820 

 

Sarafino, E. P. & Smith, T. W. (2010). Health psychology: Biopsychosocial Interaction. Seventh edition. John Wiley & Sons, Inc.

 

Scott, E. (2020, March 27). The Benefits of Journaling for Stress Management. Verywellmind.https://www.verywellmind.com/the-benefits-of-journaling-for-stress-management-3144611