ISSN 2477-1686
Vol. 8 No. 3 Feb 2022
Leadership Style
Oleh:
Dian Juliarti Bantam
Program Studi Psikologi, Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi anggota sehingga mau mengikuti dan mewujudkan visi serta misi yang dibuat. Dalam bahasa inggris kepemimpinan desebut dengan leadership, yang dapat diartikan sebagai dorongan dan kemauan untuk berperan sebagai pemimpin kelompok, biasanya ditunjukan dalam posisi ortoritas formal. Ada berbagai gaya kepemimpinan yang dapat digunakan, sesuai situasi dan kondisi orgnisasi. Selain itu, konsep kepemimpinan harus sesuai dengan tujuan organisasi, apakah untuk perubahan, pengembangan, membuat kebijakan pada masyarakat atau untuk tujuan pembalasan, semua ini akan berbeda konsep dan gaya kepemimpinan.
Menurut Rorimpandey (2013) gaya kepemimpinan diantaranya adalah gaya kepemimpinan transformasional, transaksional, situasional, pelayanan, autentik, spiritual dan kepemimpinan islami atau kenabian. Gaya kepemimpinan transformasional seperti pimpinan memberikan pemahaman tentang visi dan misi kelurahan serta upaya dalam meraih respek dan kepercayaan, pimpinan mengkomunikasikan harapan yang tinggi, mengemukakan pentingnya tujuan dengan cara yang sederhana, pimpinan mendorong inteligensi, rasionalitas, dan berhati-hati dalam menyelesaikan masalah dan pimpinan memberikan perhatian personal, melatih dan memberikan saran.
Gaya kepemimpinan transaksional seperti pimpinan melakukan kontrak pertukaran penghargaan dan upaya, menjanjikan penghargaan atas kinerja yang baik, Pimpinan melihat dan mencari deviasi berdasarkan aturan dan standar, serta melakukan tindakan korektif, pimpinan mengintervensi bila tidak sesuai standar, dan pimpinan melepaskan tanggungjawab, menghindari pembuatan keputusan. Gaya kepemimpinan situasional seperti adanya tuntutan tugas dari pemimpin, pimpinan memiliki harapan dan perilaku rekan kerja, adanya karakteristik, harapan, dan perilaku karyawan dalam kepemimpinan dan adanya budaya serta kebijakan organisasi dan kepemimpinan.
Selanjutnya gaya kepemimpinan pelayanan merupakan gaya kepemimpinan dimana pemimpin memiliki sikap pelayanan kepada seluruh bawahan, pemimpin memiliki sikap pelayanan kepada pelanggan dan pemimpin memiliki sikap pelayanan kepada masyarakat. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nuryati (Rorimpandey, 2013) menyatakan bahwa dari beberapa karakteristik model kepemimpinan pelayanan yang paling sering dipakai adalah karakteristik yang dikemukakan oleh Larry Spears. Pimpinan pelayan harus mampu mendengarkan, penuh empati, penyentuh emosional jiwa terhadap pengikutnya. Selain itu, harus memiliki ketenangan batin, mampu memecahkan berbagai permasalahan yang timbul, menyeimbangkan antara konseptual dan operasional, memiliki visi, mampu melayani kebutuhan orang lain, komitmen terhadap pertumbuhan pribadi, dan membangun komunitas.
Gaya kepemimpinan autentik merupakan gaya kepemimpinan dimana adanya kesadaran diri dalam diri pemimpin, adanya proses keadilan dalam kepemimpinan, adanya tingkah laku autentik dalam kepemimpinan dan adanya perhubungan keaslian dalam kepemimpinan. Gaya kepemimpinan autentik menekankan pada proses kepemimpinan yang dihasilkan dari perpaduan kapasitas psikologis individu dengan konteks organisasi yang terjalin baik sehingga dapat mengahasilkan perilaku yang tingkat kewaspadaan dan kemampuan mengendalikan dirinya optimal serta dapat mengembangkan diri secara lebih positif (Rorimpandey, 2013).
Luthans dan Avolio (Avolio & Gardner, 2005) mendefinisikan kepemimpinan autentik sebagai suatu proses yang tergambar dari kapasitas psikologi positif dan konteks organisasi yang maju, dimana menghasilkan perilaku-perilaku positif regulasi diri dan kesadaran diri dari pemimpin dan karyawan. Shamir and Eilam (Avolio & Gardner, 2005) menyatakan bahwa ada empat karakteristik dari kepemimpinan autentik yaitu tidak berpura-pura dalam bertindak (artinya bertindak sesuai dengan ekspektasi diri sendiri, kepemimpinan autentik dimotivasi oleh keyakinan sendiri, bukan untuk mencapai status, kehormatan, atau manfaat pribadi lainnya, kepemimpinan autentik adalah asli bukan merupakan hasil jiplakan kepribadian, artinya mereka memimpin berdasarkan pandangan sendiri, dan yang terkhir pemimpin yang autentik bertindak sesuai dengan nilai dan keyakinan mereka sendiri.
Avolio dan Gardner (2005) menyatakan bahwa komponen kepemimpinan autentik ada 9 yaitu positive psychological capital (kapasitas psikologi positif), positive moral perspective (perspektif moral positif), leader self-awareness (kesadaran diri pemimpin), leader self-regulation (pengaturan diri pemimpin), leadership processes/behaviors (perilaku atau proses kepemimpinan), follower self-awareness (kesadaran diri anggota), follower development (pengembangan anggota), organizational context (konteks organisasi), performance (kinerja yang unggul).
Pemimpin juga harus mampu memimpin perubahan dan pengembangan dalam organisasi. Perubahan organisasi merupakan suatu tindakan organisasi yang beralih dari tindakan sebelumnya sehingga menghasilkan perilaku baru, baik itu diubah secara total maupun dimodifikasi dengan tujuan menjadi organisasi yang lebih baik di masa depan. Perubahan organisasi mencerminkan adaptif dan ingin berkembangnya suatu organisasi. Begitu juga dengan perubahan yang terjadi di perpustakaan perguruan tinggi. Pemimpin organisasi perpustakaan harus mampu melihat peluang perubahan yang dapat dilakukan. Bryson (Kahar, 2008) menjelaskan bahwa ada 3 perubahan mendasar pada organisasi perpustakaan, yaitu pertama perubahan teknologi berupa otomasi perpustakaan, meliputi proses pengatalogan, pelayanan pemakai dan sistem pengadaan bahan pustaka, sistem penelusuran informasi serta internet. Kedua, perubahan struktur sebagai hasil komputerisasi. Serta yang ketiga, pengaturan fisik, yang meliputi letak tata ruang, desain interior, fasilitas penempatan peralatan sesuai dengan kebutuhan kerja.
Penelitian terkait kualitas dan kuantitas kepemimpinan suatu organisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantara yang sering dilakukan dalam dunia psikologis berupa wawancara, observasi, penggunakan instrumen penelitian berupa skala atau alat ukur psikologis, dan studi kepustakaan. Salah satunya yang dilakukan oleh Paustian-Underdahi, Walker, dan Woehr (2014) dengan mengumpulkan literatur-literatur pada penelitian di tahun 2011 dari berbagai sumber yang luas. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah meta analisis, meta analisis merupakan sebuah teknik kuantitatif dalam statistik untuk menggabungkan, meringkas dan meninjau penelitian sebelumnya yang bersifat kuantitatif. Analisis data menggunakan multiple methods yaitu chi square based Q untuk analisis statistik. Selain itu, ada juga wadah untuk menaungi penelitian-penelitian kepemimpinan dalam psikologi yang telah dilakukan, diantaranya Amecan Psychological Association (APA). Lembaga ini selain mempublikasikan penelitian-penelitian, juga membuat konferensi dan seminar-seminar kepemimpinan yang berfungsi mengeratkan, mencari koneksi dan memberikan pengetahuan bagi pemimpin-pemimpin bangsa.
Dengan adanya tulisan ini, diharapkan pembaca dapat mengetahui berbagai informasi, seputar definisi, gaya, maupun konferensi terkait kepemimpinan yang menjadi isu krusial dalam organisasi baik organisasi pemerintahan maupun swasta. Gaya kepemimpinan setiap orang berbeda-beda, tergantung dari berbagai latar belakangnya. Namun, yang perlu di garis bawahi yaitu kepemimpin sebagai salah satu kemampuan yang perlu dimiliki oleh seorang individu, untuk dapat mengarahkan dan mendukung pencapaian sebuah tujuan, pribadi, kelompok dan organisasi.
Referensi
Avolio, B.J., & Gardner, W.L. 2005. Authentic leadership development: Getting to the root of positive forms of leadership. Journal of The Leadership Quarterly, 16: 315–338
Kahar, I.A. 2008. Konsep Kepemimpinan dalam Perubahan Organisasi (Organizational Change) pada Perpustakaan Perguruan Tinggi. Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, 4 (1): 21-27
Paustian-Underdahi, S.C., Walker, L.S., & Woehr, D.J. (2014). Gender and Perceptions of Leadership Effectiveness: A Meta-Analysis of Contextual Moderators. Journal of Applied Psychology. Advance online publication. http://dx.doi.org/10.1037/a0036751
Rorimpandey, L. 2013. Gaya kepemimpinan transformasional, transaksional, situasional, pelayanan dan otentik terhadap kinerja pegawai kelurahan di kecamatan bunaken kota Manado. Jurnal EMB, 1: 2233-2244
Sullivan, M.J., Newman, R., & Abrahamson, D.J. 2007. The State Leadership Conference: A History and Appreciation. Journal of Psychological Service, 4 (2): 123-134