ISSN 2477-1686
Vol. 11 No. 36 Juni 2025
Peran Komunitas sebagai Pengganti Figur Ayah: Pengaruh terhadap Wellbeing Sosial dan Emosional Remaja
Oleh:
Ghaitsa Elvina & Maryam Alatas
Prodi Psikologi, Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia
Seorang ayah sangat berperan penting dalam keluarga, khususnya untuk melindungi, mendidik, membimbing serta menjaga anggota keluarganya. Peran ayah sangat berdampak bagi kehidupan anak karena dapat membentuk kepribadian, rasa percaya diri dan juga kesejahteraan emosional hingga anak mencapai dewasa. Periode transisi dari anak-anak menuju dewasa akan melewati masa remaja, yang dimana masa remaja merupakan fase pertumbuhan yang sangat pesat, baik secara fisik maupun mental. Perubahan psikologis remaja juga mempengaruhi emosional, sosial serta moral mereka. Remaja yang tumbuh tanpa kehadiran ayah mudah megalami berbagai masalah sosial dan emosional (Srinova, 2024)
Fenomena fatherless tidak hanya dialami oleh anak yang benar-benar kehilangan ayah secara fisik, tetapi juga oleh mereka yang memiliki ayah dan tinggal bersama, namun tidak mendapatkan perhatian atau keterlibatan yang memadai dari sang ayah. Studi yang telah dilakukan oleh Nindhita & Arisetya Pringgadani, (2023) menyebutkan bahwa kesibukan sang ayah dalam bekerja membuat waktu kebersamaan dengan anak menjadi sangat berkurang bahkan tidak berkualitis. Hanya sebatas interaksi menyapa dan meminta pertolongan, dan tidak sampai memberikan perhatiannyaa kepada anak. Hal ini yang menjadi penyebab anak merasa kurang diberikan perhatian dan tidak mendapatkan figur ayah secara utuh.
Menurut Dasalinda dan Karneli (2021) yang telah mengungkapkan hubungan fatherless dengan penyesuaian sosial remaja, ia mengatakan bahwa remaja yang tumbuh tanpa peran ayah kemungkinan akan mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan lingkungan sosialnya. Kondisi ini menimbulkan kebutuhan bagi remaja untuk mencari sumber dukungan alternatif yang dapat membantunya mengisi kekosongan tersebut. Salah satu sumber dukungan yang sangat berperan adalah komunitas. Yang didalamnya dapat menyediakan lingkungan sosial yang suportif dan ada juga figure orang dewasa yang menjadikannya sebagai mentor atau panutan.
Melalui keterlibatan aktif dalam komunitas, remaja dapat memperoleh bimbingan, penguatan emosional, juga dapat kesempatan untuk menggali dan mengembangkan keterampilan sosial dan rasa percaya diri melalui interaksi kelompok yang amat penting dalam proses penyesuaian diri. Di sebutkan juga dalam penelitian (Daulay & Rohman, 2021) bahwa komunitas berfungsi sebagai pengganti atau pelengkap peran ayah dalam mendukung wellbeing sosial dan emosional remaja, serta membantu remaja mengatasi tantangan yang muncul akibat ketiadaan figure ayah dalam kehidupan remaja.
Remaja yang memiliki social wellbeing yang baik cenderung lebih mampu menghadapi tantangan hidup, memiliki rasa percaya diri, dan dapat memperkenalkan perkembangan sosial yang positif. Dukungan komunitas yang kuat membantu meningkatkan kesejahteraan sosial remaja dengan memberikannya rasa diterima, memiliki, dan juga di hargai, yang pada akhirnya dapat memperkuat kesejahteraan emosional remaja.
Komunitas yang suportif dapat menjadi tempat berlindung dan sumber kekuatan bagi remaja yang kehilangan figur ayah. Melalui komunitas, remaja akan mendapatkan dukungan emosional yang menjadikan kesempatan mereka untuk berbagi cerita dan mendapatkan pengertian dari orang-orang yang peduli. Keterlibatan dalam komunitas juga membangun rasa keterikatan sosial yang dapat memperkuat identitas dan juga harga diri. Partisipasi dalam kegiatan komunitas membantu remaja mengasah kemampuan sosial dan emosional, serta lingkungan yang suportif membantu remaja menghadapi tantangan dan membangun optimisme.
Penelitian yang dilakukan oleh Srinova (2024) memperkuat, ada salah satu remaja fatherless mengungkapkan bahwa setelah bergabung dengan komunitas remaja yang ada di lingkungannya, ia merasa lebih percaya diri, mampu mengelola emosi, dan juga memiliki harapan baru untuk masa depannya. Komunitas menjadi tempatnya untuk belajar, berbagi, dan mendapatkan dukungan yang selama ini tidak ia dapatkan dari keluarga inti.
Komunitas berperan sebagai sumber dukungan yang sangat penting. Komunitas menyediakan ruang aman untuk mendapatkan dukungan emosional, bimbingan dan rasa memiliki yang membantu remaja mengembangkan keterampilan sosial, mengembangkan ketahanan mental, serta meningkatkan wellbeing sosial dan emosional remaja. Melalui keterlibatan aktif dalam komunitas, remaja fatherless dapat menemukan figur panutan dan lingkungan yang suportif, yang berfungsi sebagai pengganti atau pelengkap peran ayah.
Ketika remaja merasa di dukung secara sosial, dapat lebih mudah mengatur dan mengelola emosi serta dapat mengembangkan ketahanan menghadapi tantangan hidup. Oleh karena itu, peran komunitas sebagai figur pengganti ayah sangat krusial dalam memengaruhi wellbeing sosial dan emosional remaja, serta membantu remaja tumbuh dan berkembang menjadi individu yang lebih sehat secara psikologis dan sosial meskipun tanpa kehadiran ayah secara langsung.
Referensi :
Daulay, R. P., & Rohman, A. (2021). Jurnal Islamika Granada. Jurnal Islamika Granada, 2(2), 60–68. https://penelitimuda.com/index.php/IG/index
Nikmah, S. K., Setyadi, Y. B., & Prasetiyo, W. H. (2020). Peranan Komunitas Sosial Bagi Pembudayaan Karakter: Studi Kasus Pada Komunitas Deaf Volunteering Organization Di Kota Surakarta. Citizenship Jurnal Pancasila Dan Kewarganegaraan, 8(2), 76–89.
Nindhita, V., & Arisetya Pringgadani, E. (2023). Fenomena Fatherless dari Sudut Pandang Wellbeing Remaja (Sebuah Studi Fenomenologi). Cakrawala - Jurnal Humaniora, 23(2), 46–51. https://doi.org/10.31294/jc.v23i2.16983
Srinova, R. (2024). KONSEKUENSI FATHERLESS TERHADAP SOSIAL DAN PSIKOLOGIS ANAK DALAM HUKUM KELUARGA ISLAM (Studi Kasus di Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen).
