ISSN 2477-1686  

 Vol. 11 No. 29 Maret 2025

“Till 5 PM Do Us Apart”: Rekan Kantor Rasa Pasangan, Batas Tipis Antara Kolega & Godaan

 Oleh:

Chrysan Gomargana & Jessica Marvelyn Lee

Fakultas Psikologi, Universitas Pelita Harapan

 

"I love my wife. I just like spending time with Pam at work." – Jim Halpert, The Office.

Jim Halpert dan Pam Beesly (The Office, Musim 1–4) serta Emily dan Gabriel (Emily in Paris) menunjukkan bagaimana kedekatan rekan kerja dapat memiliki kedekatan emosional mirip dengan hubungan pasangan romantis, bahkan saat salah satu pihak sudah memiliki pasangan. Meski dukungan emosional di tempat kerja bermanfaat, fenomena work husband and work wife juga menimbulkan kekhawatiran terkait microcheating, yaitu bentuk perselingkuhan kecil yang sering tidak disadari (Lusinski, 2018).

Ketika hubungan dengan rekan kerja lebih banyak diwarnai isyarat dan kode-kode tersirat daripada diskusi proyek, mungkin sudah saatnya bertanya: Apakah hubungan ini masih profesional atau mulai emosional?

Memahami Fenomena Work Spouse

Beberapa hubungan profesional berkembang layaknya pernikahan tanpa romansa. Tanpa ikrar resmi atau cincin di jari, dua rekan kerja dapat menjalin ikatan erat berbasis kepercayaan dan dukungan, berbagi pekerjaan, lelucon, hingga masalah pribadi.

Work spouse adalah istilah yang menggambarkan hubungan erat antara rekan kerja yang sering menghabiskan waktu bersama dan saling mendukung dalam konteks profesional (Whitman & Mandeville, 2021). Hubungan ini muncul alami karena intensitas interaksi kerja (Harrison-Walker & Mead, 2022) dan dapat meningkatkan kepuasan serta keterlibatan kerja (Farah, 2012; McBride & Bergen, 2015).

Batas Antara Kedekatan Profesional dan Microcheating

Meskipun terdapat manfaat positif dari adanya work spouse, penting untuk memahami batasan yang ada. Batasan ini bisa menjadi samar ketika interaksi di kantor mulai menyerupai hubungan romantic, misalnya, mencari perhatian dan pujian atau mengirim pesan spesial ke rekan kerja. Hal ini tampaknya sepele namun dapat mengancam kepercayaan dalam hubungan dengan pasangan di rumah. 

Bagi sebagian orang, perhatian lebih kepada work spouse mungkin dianggap wajar, sementara bagi yang lain, hal ini dapat memicu ketidakpercayaan serta pertanyaan yang tak terucapkan, “Kenapa dia yang lebih diperhatikan, bukan aku?”. Ketika hubungan kerja melibatkan keterlibatan emosional berlebihan, flirting terselubung, atau interaksi di luar profesionalisme, ini dapat menjadi tanda microcheating (Freeman, 2024). Microcheating merujuk pada tindakan yang mengandung unsur ketidaksetiaan, namun belum melewati batas perselingkuhan nyata (Lee, 2024).

Dampak Psikologis dari Microcheating

Microcheating dapat menimbulkan dampak psikologis yang signifikan bagi semua pihak yang terlibat. Bagi individu yang melakukannya, terdapat risiko munculnya perasaan bersalah dan konflik internal. Sementara itu, pasangan dari pelaku microcheating mungkin merasakan kecemasan, ketidakpercayaan, dan penurunan kepuasan dalam hubungan (Foster et al., 2023). Studi menunjukkan bahwa konflik peran ganda, seperti yang terjadi ketika batas antara hubungan profesional mulai terasa seperti too close for comfort, dapat mempengaruhi kepuasan & kualitas pernikahan serta kesejahteraan individu (Berscheid & Regan, 2005; Knopp et al., 2017). 

Tak hanya itu, keterlibatan emosional dalam hubungan work spouse juga berdampak pada lingkungan kerja dan organisasi secara keseluruhan. Rekan kerja lain mungkin mulai mempersepsikan hubungan tersebut sebagai bentuk favoritisme atau bahkan meragukan profesionalisme kedua pihak yang terlibat dan terjadinya konflik kepentingan (Ye et al., 2024). 

Strategi Mengelola Hubungan Work Spouse

Agar hubungan work spouse tetap profesional dan tidak tergelincir ke ranah microcheating, penting untuk menjaga dinamika hubungan yang sehat. Ketika kantor menjadi tempat romansa terselubung, hasilnya bukanlah promosi, tetapi bisikan-bisikan di pantry. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:

  1. Menetapkan Batasan yang Jelas: Penting untuk menentukan batasan dalam interaksi dengan rekan kerja guna mencegah hubungan menjadi terlalu personal. Hindari perhatian dan pendekatan yang berlebihan.
  2. Komunikasi Terbuka dengan Pasangan: Membahas hubungan work spouse dengan pasangan dapat membantu mencegah kesalahpahaman dan membangun kepercayaan.
  3. Refleksi Diri: Evaluasi perasaan dan motivasi pribadi dalam menjalin hubungan dekat dengan rekan kerja untuk memastikan tidak melampaui batas profesional.
  4. Menghindari Situasi Berisiko: Jangan sampai hubungan work spouse berbelok ke jalur yang membuat repot. Hindari situasi yang dapat memicu  godaan atau persepsi negatif, seperti pertemuan pribadi di luar konteks pekerjaan, bercanda atau sekadar “Curhat” tentang hubungan dengan istri/suami, dll. 

Fenomena work spouse merupakan cerminan kompleksitas hubungan interpersonal di tempat kerja modern. Meskipun dapat memberikan dukungan emosional dan meningkatkan kepuasan kerja, penting untuk selalu waspada terhadap potensi microcheating, sang “Selingkuh kecil-kecilan” yang tak disadari. Dengan menetapkan batasan yang jelas, dan komunikasi terbuka, individu dapat menjaga keseimbangan antara hubungan profesional dan personal, serta mencegah dampak negatif karena ambiguitas hubungan yang marak terjadi. Biarlah drama kantor cukup terjadi di layar kaca, dan tidak perlu dalam kehidupan nyata.

“The safest road to hell is the gradual one—the gentle slope, soft underfoot, without sudden turnings, without milestones, without signposts.” - C.S. Lewis

Referensi:

Berscheid, E., & Regan, P. C. (2005). The psychology of interpersonal relationships. Pearson Education.

Foster, M. E., Omapang, A. K. B., & Johnson-Zafiris, M. (2023). Is it (micro)cheating? How social media confound assumptions in romantic relationships. Paper presented at AoIR2023: The 24th Annual Conference of the Association of Internet Researchers, Philadelphia, PA, USA. AoIR. Retrieved from http://spir.aoir.org

Freeman, S. (2024). Micro-cheating: 'Innocent' actions threatening relationships. Psychology Today. Retrieved from https://www.psychologytoday.com/intl/blog/resilience-rising/202404/micro-cheating-innocent-actions-threatening-relationships

Harrison-Walker, L. J., & Mead, J. A. (2022). The work spouse: a hidden influence agent in personal and household leisure decision-making. Leisure Studies, 42(2), 218–234. https://doi.org/10.1080/02614367.2022.2088837 

Farah, J. (2012). Do you have a work spouse? Why they may be good, and maybe not so good for you. HuffPost. Retrieved from https://www.huffpost.com/entry/do-you-have-a-work-spouse_b_1501659

Knopp, K., Scott, S., Ritchie, L., Rhoades, G. K., Markman, H. J., & Stanley, S. M. (2017). Once a Cheater, Always a Cheater? Serial Infidelity Across Subsequent Relationships. Archives of sexual behavior46(8), 2301–2311. https://doi.org/10.1007/s10508-017-1018-1

Lee, B. Y. (2023, October 10). Microcheating: Small acts with potentially big consequences. Psychology Today. https://www.psychologytoday.com/intl/blog/a-funny-bone-to-pick/202310/microcheating-small-acts-with-potentially-big-consequences

Lusinski, N. (2018). What’s the difference between emotional cheating & micro-cheating? Relationship experts weigh in. Bustle. Retrieved from https://www.bustle.com/p/whats-the-difference-between-emotional-cheating-micro-cheating-relationship-experts-weigh-in-7955179

McBride, M. C., & Bergen, K. M. (2015). Work spouses: Defining and understanding a “New” relationship. Communication Studies66(5), 487–508. https://doi.org/10.1080/10510974.2015.1029640

Whitman, M. V., & Mandeville, A. (2021). Blurring the lines: Exploring the work spouse phenomenon. Journal of Management Inquiry, 30(3), 285-299. https://doi.org/10.1177/1056492619882095

Ye, Y., Wu, L.Z., Kwan, H.K. et al. From deception to rejection: Unraveling the impact of workplace cheating behavior on coworker ostracism. Journal of Business Ethic, 1 - 17. https://doi.org/10.1007/s10551-024-05881-y