ISSN 2477-1686  

 Vol. 10 No. 24 Desember 2024

 

Startegi Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Anak Yang Mengalami Disleksia 

Oleh:

Ricky Aldiansyah Putra

Program Studi Psikologi, Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Disleksia merupakan kondisi di mana anak mengalami ketidakmampuan untuk belajar yang dikarenakan anak mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas menulis dan membaca. Gangguan disleksia ini terjadi karena otak yang mengolah dan memproses informasi mengalami gangguan (Lidwina, 2012). Anak yang mengalami disleksia membutuhkan cara tersendiri dalam belajar membaca dan menulis.

Meskipun disleksia terkait dengan kesulitan belajar membaca, tetapi tidak ada sangkut pautnya dengan tingkat kecerdasan (IQ), karena anak yang mengalami disleksia memiliki (IQ) normal. Gangguan disleksia ini lebih berkaitan dengan gangguan daya ingat sensori, yang mengakibatkan anak yang mengalami gangguan ini kesulitan dalam membaca dan menulis (Ginting et al., 2023).  Gejala yang dialami anak disleksia berbeda-beda setiap individunya, tetapi sifat gejala yang dialami anak disleksia sama yaitu anak memiliki kemampuan membaca yang relatif rendah dilihat dari usia dan inteligensinya (Lidwina, 2012). Kita dapat mengetahui anak mengalami disleksia atau tidak ketika anak sudah masuk tahap sekolah, dikarenakan tahap sekolah anak banyak belajar membaca dan menulis dari situ dapat dilihat anak yang mengalami disleksia mengalami keterlambatan dalam membaca dibandingkan teman-teman seusianya. Anak yang mengalami disleksia terjadi karena faktor keluarga, di mana keluarga ada yang mengalami hal yang serupa (Dewi & Uliani, 2023).

Kesulitan belajar yang dialami anak disleksia dalam membaca pelajaran perlu diberikan stimulasi yang berbeda dalam proses belajar anak seperti penggunaan media baik itu secara verbal maupun menggunakan media audio visual (Kawuryan & Raharjo, 2012).  Penelitian Faizin (2020), strategi untuk meningkatkan belajar anak disleksia sebagai berikut. Pertama, menggunakan media belajar. Media belajar di sini dapat berupa gambar yang dapat memudahkan anak dalam mengenali huruf, membedakan huruf, sehingga nantinya anak dapat membaca. Kedua, meningkatkan rasa percaya diri anak. Anak yang mengalami disleksia terkadang mengalami rasa kurang percaya diri. Sehingga kita yang berada di lingkungan tersebut harus menaikkan rasa kepercayaan diri anak supaya dapat semangat belajar yang tinggi. Ketiga, jangan pernah menyalahkan anak. Apa pun kondisi yang dialami anak, orang tua tidak boleh menyalahkan anak karena apabila menyalahkan anak dapat membuat anak depresi.

Strategi untuk meningkatkan kemampuan membaca anak disleksia dapat dilakukan dengan beberapa metode salah satu metode yang digunakan adalah metode multisensori yang di mana metode ini melibatkan penggunaan seluruh fungsi sensorik dalam proses belajar, seperti penglihatan, pendengaran dan sentuhan, yang dapat membantu anak dalam memahami pembelajaran. Metode Make a match yaitu kegiatan mencocokkan antara kata dan frasa dengan gambar atau objek yang sesuai (Putri et al.,  2024)Metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca anak disleksia adalah spelling method. Spelling method adalah suatu metode yang dapat digunakan untuk anak disleksia dengan cara menguraikan dan memahami kata dengan membagi kata-kata menjadi huruf-huruf atau suku kata (Sari et al., 2024).  

Selanjutnya dapat menggunakan media flashcard. Flashcard sendiri adalah alat pembelajaran visual yang menyajikan gagasan, pendapat, maupun ide dalam bentuk kartu bergambar. Flashcard dapat membantu anak disleksia, karena flashcard untuk meningkatkan daya ingat dan menambah kosa kata (Rahmayanti et al., 2024). Media flashcard memiliki kelebihan dalam hal portabilitas, fleksibilitas, dan kemudahan dalam menggunakan (Adella & Lestari, 2024). Penelitian Rahmayanti et al. (2024), media flashcard membuat proses belajar menjadi lebih mudah dipahami dikarenakan di media flashcard terdapat simbol, warna dan gambar yang dapat memudahkan anak disleksia mengembangkan kemampuan membaca. Oleh karena itu media flashcard dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan membaca anak disleksia.

Untuk meningkatkan kemampuan membaca anak disleksia dapat menggunakan media puzzle huruf. Penelitian Rahmawati & Muhroji (2024), media puzzle huruf dapat meningkatkan kemampuan membaca anak disleksia. Di mana anak disleksia mengalami peningkatan yang signifikan dalam mengingat dan mengenali huruf, terutama huruf b dan d. Berdasarkan penelitian tersebut dapat diketahui bahwa media puzzle dapat dijadikan salah satu cara juga untuk meningkatkan kemampuan membaca anak disleksia. Setelah mengetahui strategi untuk meningkatkan kemampuan membaca anak guru dan orang tua harus dapat bekerja sama di mana guru dan orang tua harus melakukan pengulangan, memberikan dukungan yang konsisten kepada anak dan evaluasi kemajuan anak. Evaluasi kemajuan anak adalah bagian yang penting dalam penanganan anak disleksia (Sari et al., 2024). Adapun faktor yang mendukung dalam penanganan gangguan belajar anak disleksia yaitu harus konsisten dalam latihan dan dukungan guru dan orang tua. Guru dan orang tua harus memberikan dukungan yang konsisten terhadap anak disleksia (Sari et al., 2024).  Dengan demikian meskipun disleksia adalah gangguan belajar dalam kemampuan membaca, namun dengan strategi yang tepat dapat mengatasi kesulitan dalam membaca dan meningkatkan kemampuan membaca anak.  

Referensi: 

Adella, M., & Lestari, M. R. D. W. (2024). Pengaruh Media Pembelajaran Flashcard Terhadap Kemampuan Anak Disleksia di Sekolah Dasar. Al Madrasah Jurnal Pendidikan Madrasah Ibtidaiya, 8(3), 995–1003.

Dewi, K. Y. F., & Uliani, N. P. (2023). Gejala Dan Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar (Disleksia). Daiwi Widya Jurnal Pendidikan, 10(3), 124–132.

Faizin, I. (2020). Strategi Guru Dalam Penanganan Kesulitan Belajar Disleksia. Empati-Jurnal Bimbingan Dan Konseling, 7(1), 1–13.

Ginting, R. L., Sinurat, E. B., Pasaribu, K. B., Chan, M., Gulo, N. F., Altiaz, R. Z., & Putri, W. A. (2023). Analisis Penanganan Anak Cerdas Istimewa Dan Specific Learning Disability ( Diskalkulia, Disgrafia, Disleksia). Jurnal Motivasi Pendidikan dan Bahasa, 1(4), 138–149. Retrieved from https://journal.widyakarya.ac.id/index.php/jmpb-widyakarya/article/view/1988

Kawuryan, F., & Raharjo, T. (2012). Pengaruh Stimulasi Visual Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pada Anak Disleksia. Jurnal Psikologi Pitutur, 1(1), 9–20.

Lidwina, S. (2012). Disklesia Berpengaruh Pada Kemampuan Membaca dan Menulis. Journal STIE Semarang, 4(3), 9–17.

Putri, D. Y., Lathifah, A. S., Prasetyo, C. M. A., & Suparmi. (2024). Peran Guru dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca Anak Disleksia. Wahana Karya Ilmiah Pendidikan, 8(01), 26–36.

Rahmawati, E., & Muhroji, M. (2024). Pengaruh Media Puzzle Huruf untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Anak Disleksia. Ideguru: Jurnal Karya Ilmiah Guru, 9(3), 1408–1413.

Rahmayanti, R., Utami, S. N. T., Kamelo, N., Arif, M. M., Hasyim, A. F., & Sulaeman, Y. (2024). PENDAMPINGAN KEMAMPUAN MEMBACA PADA ANAK DISLEKSIA MELALUI MEDIA FLASHCARD. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Serumpun Melayani, 01(02), 9–13.

Sari, N., Diana, R. R., & Zulfa, N. A. (2024). Penanganan Gangguan Belajar Anak Disleksia melalui Spelling Method. Ashil: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 4(2), 184–198.