ISSN 2477-1686
Vol. 10 No. 24 Desember 2024
Dampak Jangka Panjang Dari Kebiasaan Prokrastinasi Pada Kesehatan Mental
Oleh:
Rewa Azra Yaniar
Program Studi Psikologi, Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Individu yang mengalami prokrastinasi cenderung diliputi rasa stres yang tinggi, prestasi belajar yang rendah, serta memiliki kesejahteraan psikologis yang rendah. Prokrastinasi dapat berpengaruh terhadap gaya hidup, masalah kesehatan, dan kesempatan akademik di masa yang akan datang.
Prokrastinasi atau kebiasaan menunda-nunda pekerjaan telah menjadi perhatian di berbagai bidang, terutama dalam psikologi. Menurut Gusman Lesmana (2022), prokrastinasi adalah perilaku yang sering kali menganggu produktivitas dan kesejahteraan individu. Fenomena ini tidak hanya mempengaruhi kinerja sehari-hari tetapi juga memiliki dampak jangka panjang yang signifikan terhadap kesehatan mental sesorang.
Prokrastinasi didefinisikan sebagai tindakan menunda tugas atau pekerjaan yang seharusnya dilakukan dalam waktu tertentu. Steele (2023) menjelaskan bahwa prokrastinasi sering kali disebabkan oleh keinginan untuk menghindari ketidaknyamanan yang terkait dengan tugas tersebut. Hal ini dapat menciptakan siklus di mana individu merasa tertekan karena pekerjaan yang tertunda, namun memilih untuk menunda lebih jauh sebagai cara untuk mengurangi stres sementara. Dengan demikian, prokrastinasi menjadi masalah yang kompleks dan berpotensi merugikan.
Salah satu dampak jangka panjang dari prokrastinasi adalah penurunan fungsi kognitif. Penelitian menunjukkan bahwa individu yang sering menunda tugas cenderung mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan dan berpikir kreatif (Ferrari, 2019). Prokrastinasi menimbulkan konflik antara tujuan jangka panjang dan keinginan jangka pendek, yang dapat menyebabkan disonansi kognitif. Hal ini berujung pada penurunan kualitas berpikir dan kemampuan untuk menyelesaikan masalah secara efektif.
Prokrastinasi juga berdampak negatif pada kesehatan emosional seseorang. Menurut Dr. Joseph Ferrari, seorang psikolog yang telah mempelajari prokrastinasi selama lebih dari 25 tahun, kebiasaan ini dapat menyebabkan peningkatan tingkat stres, kecemasan, dan depresi (Ferrari, 2019). Ketika individu terus-menerus menunda tugas, mereka sering kali merasa bersalah dan malu, yang dapat memperburuk kondisi mental mereka. Emosi negatif ini dapat menimbulkan siklus di mana stres menyebabkan lebih banyak penundaan, sehingga memperburuk kesehatan mental secara keseluruhan.
Kesejahteraan psikologis adalah aspek penting yang terpengaruh oleh prokrastinasi. Winefield et al. (2012) menunjukkan bahwa individu dengan kesejahteraan psikologis tinggi cenderung memiliki tekanan psikologis yang rendah. Sebaliknya, mereka yang terjebak dalam kebiasaan prokrastinasi sering kali mengalami kesejahteraan psikologis yang rendah. Hal ini dapat mengarah pada perasaan tidak puas dengan kehidupan dan rendahnya harga diri.
Dampak prokrastinasi tidak hanya terbatas pada individu itu sendiri; ia juga mempengaruhi hubungan sosial mereka. Menurut penelitian oleh Dr. Huskia Shirowa (2023), kebiasaan menunda tugas dapat menyebabkan ketegangan dalam hubungan interpersonal. Ketika seseorang terus-menerus gagal memenuhi tanggung jawab, hal ini dapat menciptakan rasa frustasi di antara teman dan keluarga, serta mengurangi dukungan sosial yang penting bagi kesehatan mental.
Prokrastinasi juga berdampak signifikan terhadap kinerja akademik dan profesional seseorang. Steele (2023) mencatat bahwa individu yang sering menunda tugas cenderung memiliki prestasi akademik yang lebih rendah dan kinerja yang buruk. Hal ini tidak hanya memengaruhi pencapaian pribadi tetapi juga dapat mengarah pada konsekuensi jangka panjang seperti pengangguran atau ketidakpuasan karir.
Mengatasi prokrastinasi adalah langkah penting untuk meningkatkan kesehatan mental. Dr. Timothy Pichill (2023) merekomendasikan beberapa strategi efektif untuk mengatasi kebiasaan ini, termasuk memecah tugas besar menjadi bagian-bagian kecil, menetapkan tenggat waktu realistis, dan mencari dukungan dari orang lain. Dengan menerapkan strategi-strategi ini, individu dapat mulai mengurangi dampak negatif dari prokrastinasi dan meningkatkan kesejahteraan mental mereka.
Dampak jangka panjang dari kebiasaan prokrastinasi pada kesehatan mental sangat signifikan dan beragam. Dari penurunan fungsi kognitif hingga dampak emosional yang merugikan serta efek negatif pada hubungan sosial dan kinerja profesional, jelas bahwa prokrastinasi adalah masalah serius yang perlu diatasi. Dengan memahami akar penyebab dan menerapkan strategi pengelolaan yang tepat, individu dapat mulai memperbaiki kesehatan mental mereka dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Referensi:
Ferrari, J. R. (2019). Procrastination and Task Avoidance: Theory, Research, and Treatment. New York: Academic Press.
Gusman Lesmana. (2022). Bimbingan dan Konseling Belajar. Jakarta: Penerbit XYZ.
Pichill, T. (2023). Solving the Procrastination Puzzle. Toronto: University of Toronto Press.
Shirowa, H. (2023). The Impact of Procrastination on Social Relationships. Sheffield: Sheffield Hallam University Press.
Steele, P. (2023). The Procrastination Equation. Calgary: University of Calgary Press.
Winefield, H., et al. (2012). Psychological well-being and procrastination: A review of the literature. Journal of Health Psychology, 17(6), 785-796.