ISSN 2477-1686  

 Vol. 10 No. 23 Desember 2024

MBPFT: Saat Mindfulness dan Permainan Bertemu untuk Kesehatan Anak dan Keluarga 

Oleh:

Teguh Lesmana

Fakultas Psikologi, Universitas Pelita Harapan

Klein (2013) mendefinisikan Mindfulness-Based Play-Family Therapy (MBPFT) sebagai metode terapi yang melibatkan permainan untuk membantu anak-anak dalam mengatasi masalah emosional dan fisik, memperbaiki perilaku, serta meningkatkan perkembangan mereka. Terapi ini juga bertujuan untuk menghadapi peristiwa traumatis yang mungkin pernah dialami anak. Inti dari MBPFT adalah kemampuan terapis untuk terhubung dengan anak secara mendalam, dengan menciptakan ruang aman di mana emosi dan kondisi fisik anak bisa berkembang bebas dan mengalami perubahan positif. Proses ini bertujuan untuk membangun rasa percaya diri anak agar mereka dapat merasakan, "Saya bisa menjadi diri saya sendiri, apa adanya." Terapi ini juga menghargai pentingnya keheningan yang diselingi oleh komunikasi yang penuh perhatian (mindful), serta kepekaan terhadap gerakan dan isyarat tubuh nonverbal.

Menurut kajian literatur sebelumnya (Zhang et al., 2021), mindfulness memberikan manfaat yang besar bagi kesehatan mental dan fisik. Praktik mindfulness membantu seseorang lebih sadar terhadap pikiran, perasaan, dan respons tubuhnya, sehingga mampu mengurangi stres, kecemasan, dan depresi. Gemescu (2019) juga menjelaskan bahwa mindfulness semakin sering diterapkan dalam terapi keluarga berkat kemampuannya mengatur emosi dan meredakan stres di antara anggota keluarga. Dengan mindfulness, klien dapat lebih peka terhadap pengalaman mereka di saat ini tanpa menilai, memungkinkan mereka mengamati dan menerima emosi serta reaksi internal dengan lebih baik. Dalam konteks terapi keluarga, latihan seperti pernapasan dan pemindaian tubuh digunakan untuk membantu anggota keluarga memahami pola interaksi, meningkatkan empati, dan memperkuat ikatan emosional. Pendekatan ini membuat keluarga lebih mampu menghadapi konflik dengan tenang, membuka komunikasi yang lebih sehat, serta menciptakan suasana yang mendukung pertumbuhan dan keharmonisan.

Penelitian menunjukkan bahwa mindfulness dapat diajarkan kepada anak-anak dan remaja melalui berbagai kegiatan seperti meditasi, latihan pernapasan, yoga, dan pendekatan bermain. Program-program ini membantu mereka lebih baik dalam mengatur emosi, meningkatkan fokus, dan mengelola stres, yang pada akhirnya mendukung perkembangan sosial dan emosional. Greenberg dan Harris (2012) menyoroti bahwa praktik ini dapat menjadi cara efektif untuk memperkuat ketahanan anak dan remaja dalam menghadapi tantangan sehari-hari. Program mindfulness untuk anak dirancang dengan teknik yang melibatkan aktivitas fisik dan pendekatan kreatif yang sesuai dengan usia mereka. Ini menunjukkan bahwa menggabungkan mindfulness dalam terapi keluarga berbasis permainan adalah langkah yang tepat, karena anak-anak dan remaja memiliki potensi besar untuk mengembangkan kesadaran penuh lewat intervensi yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.

Mindfulness-Based Play-Family Therapy (MBPFT) dijelaskan oleh Klein (2013) sebagai pendekatan terapi yang menyeluruh, dimulai dengan evaluasi awal untuk memahami kebutuhan anak dan keluarganya secara spesifik. Terapi ini melibatkan orang tua dalam sesi diskusi untuk mendukung keterbukaan dan memperkuat hubungan, serta mendorong anak untuk mengekspresikan diri melalui permainan imajinatif tanpa batasan realitas. Dengan fleksibilitas dalam pendekatan bermain, terapis dapat menyesuaikan terapi sesuai kebutuhan anak, sementara perspektif multikultural dan multi-etnis dihargai untuk memastikan bahwa pendekatan ini relevan dan inklusif bagi setiap keluarga. Selain itu, MBPFT berbasis pada model terapi keluarga kontekstual, yang melihat pengaruh sosial dalam dinamika keluarga, dan menyelenggarakan pertemuan mindful parenting secara rutin agar orang tua lebih sadar dan terlibat mendukung perkembangan emosi anak di rumah. Pendekatan ini juga melibatkan anggota keluarga lain untuk menciptakan interaksi yang harmonis, serta mengandalkan kerja sama dengan profesional lain guna memberikan dukungan yang komprehensif bagi kebutuhan anak. Dengan semua elemen ini, MBPFT menciptakan terapi yang memperhatikan kesejahteraan emosional dan relasi keluarga secara menyeluruh.

Pendekatan MBPFT sangat relevan untuk diterapkan di Indonesia karena terapi ini mempertimbangkan aspek budaya dan konteks sosial yang penting dalam masyarakat Indonesia yang beragam. MBPFT menghargai nilai multikultural dan multi-etnis, sehingga terapi ini dapat disesuaikan dengan budaya dan nilai-nilai yang dianut oleh setiap keluarga di Indonesia. Pendekatan mindful parenting dalam MBPFT juga membantu orang tua di Indonesia untuk lebih memahami dan mengelola emosi mereka, yang pada akhirnya meningkatkan kualitas interaksi dengan anak (Duncan & Bardacke, 2010). Mengingat tantangan sosial dan emosional yang semakin banyak dihadapi anak-anak dan remaja, MBPFT menawarkan cara yang efektif untuk mengelola stres dan kecemasan. Terapi ini juga didukung dengan kolaborasi berbagai profesional, seperti guru dan konselor, sehingga lebih menyeluruh dalam mendukung perkembangan anak di lingkungan pendidikan dan sosial mereka (Forman et al., 2009).

Kesimpulan

Sebagai kesimpulan, Mindfulness-Based Play-Family Therapy (MBPFT) menawarkan pendekatan yang efektif dan holistik untuk mendukung kesehatan mental dan emosional anak serta keharmonisan keluarga. Dengan menggabungkan mindfulness dan permainan, MBPFT memungkinkan anak mengatasi berbagai masalah emosional, mengelola stres, dan meningkatkan keterampilan sosial melalui metode yang sesuai dengan usia mereka. Pendekatan ini juga mengutamakan keterlibatan orang tua dan anggota keluarga lainnya, yang memperkuat ikatan emosional dalam keluarga dan meningkatkan kualitas komunikasi. Keberhasilan MBPFT semakin relevan di Indonesia karena terapi ini mempertimbangkan nilai multikultural dan multi-etnis, memungkinkan penyesuaian yang sesuai dengan konteks budaya masyarakat Indonesia. Dengan kolaborasi dari berbagai profesional, MBPFT memberikan dukungan yang menyeluruh bagi keluarga dan memberikan lingkungan yang mendukung bagi perkembangan anak secara holistik.

Referensi:

Duncan, L. G., & Bardacke, N. (2010). Mindfulness-based childbirth and parenting education: Promoting family mindfulness during the perinatal period. Journal of Child and Family Studies, 19(2), 190–202. https://doi.org/10.1007/s10826-009-9313-7

Forman, S. G., Olin, S. S., Hoagwood, K. E., Crowe, M., & Saka, N. (2009). Evidence-Based Interventions in Schools: Developers’ Views of Implementation Barriers and Facilitators. School Mental Health, 1(1), 26–36. https://doi.org/10.1007/s12310-008-9002-5

Gemescu, M. (2019). Mindfulness-Based Couples and Family Therapy. Journal of Experiential Psychoterapy, 22(3), 46–59.

Greenberg, M., & Harris, A. R. (2012). Nurturing Mindfulness in Children and Youth: Current State of Research. https://doi.org/10.1111/J.1750-8606.2011.00215.X

Klein, D. H. (2013). Mindfulness-Based Play-Family Therapy: Theory and Practice (1st ed.). W.W. Norton & Company, Inc.

Zhang, D., Lee, E. K. P., Mak, E. C. W., Ho, C. Y., & Wong, S. Y. S. (2021). Mindfulness-based interventions: An overall review. British Medical Bulletin, 138(1), 41–57. https://doi.org/10.1093/bmb/ldab005