ISSN 2477-1686  

 Vol. 10 No. 21 November 2024

 

Kenali Stres dan Strategi Membimbing si Kecil Melalui  Emotional Freedom Technique dalam Menghadapi Stres

 

Oleh:

Cipta Husada, Grace Brilianty

Fakultas Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana

 

Saya masih sangat ingat jelas dengan suatu kejadian dan pengalaman yang saya alami  hingga saat ini. Suatu pagi — saya mengeluh sakit perut dan saya menolak untuk  berangkat ke sekolah pada ibu saya. Kejadian ini bukan yang pertama kali terjadi pada  saya saat itu saya sedang berada di jenjang sekolah dasar, ibu saya yang gampang  cemas dan resah membawa saya ke dokter untuk memeriksakan kondisi saya. Namun,  hasil pemeriksaan dokter menunjukkan bahwa secara fisik, saya dalam keadaan sehat.  Ternyata, apa yang saya alami merupakan salah satu respons tubuh saya terhadap stres yang saya alami.

 

Stres adalah reaksi alami dan otomatis pada tubuh kita terhadap situasi yang menantang  atau mengancam. Pada anak-anak, reaksi ini bisa muncul dalam berbagai bentuk, mulai  dari keluhan fisik seperti sakit perut hingga perubahan perilaku. Stres didefinisikan sebagai suatu keadaan di mana keseimbangan tubuh dan pikiran terancam atau  dirasakan terancam. Anak-anak dapat menghadapi berbagai sumber tekanan dalam  kehidupan sehari-hari. Sumber stresor yang dimaksud bisa saja bersumber dari  kurangnya sosok supportive yang bisa diandalkan, kemiskinan, masalah pertemanan di  lingkungan sosial, serta beban tugas yang mereka dapatkan di sekolah.

 

Survei RethinkFirst pada 2023 di Amerika Serikat melibatkan 2.000 orang tua untuk mengukur tingkat stres anak-anak. Dari survei, 26% orang tua melaporkan kecemasan sebagai emosi utama anak mereka, sekitar 520 responden. Dari kelompok itu, 43% menyatakan anak-anak mereka mengalami stres tinggi, sekitar 224 anak. Akar permasalahan mengenai stres pada si kecil lebih dekat dari apa yang kita kira. KPAI  pada tahun 2019 mencatat penyebab stres pada si kecil ternyata bersumber dari hal  sederhana namun krusial — kurangnya komunikasi antara anak dan orangtua.

 

Terkadang si kecil mungkin terlihat biasa saja di rumah tetapi berperilaku tidak wajar di  tempat lain. Penting bagi orang tua untuk saling berhubungan agar bisa mengetahui  bagaimana perilaku anak atau remaja mereka di lingkungan sekitar. menjalin dengan  pengajar atau guru si kecil, pihak sekolah, atau pembimbing belajar si kecil dapat  membantu dalam memahami pikiran, perasaan, dan perilaku si kecil. Stres pada si kecil bisa muncul dalam berbagai bentuk, baik secara emosional, perilaku,  maupun fisik. Bayangkan si kecil yang biasanya gembira bermain dengan teman temannya kini terlihat murung, Perubahan perilaku pada si kecil yang stres bisa menjadi lebih sering menunjukkan ketakutan yang tidak biasa dan ini dapat mengantarkan pada  kecemasan.

 

Stres pada si kecil dapat membuat si kecil lebih "lengket" dengan orang tua  atau guru, seolah mereka perlu perlindungan ekstra. Stres tidak hanya mempengaruhi  emosi dan perilaku — stres juga bisa "disampaikan" melalui kondisi atau respon tubuh si  kecil. Mulai dari keluhan sakit perut atau sakit kepala yang muncul, terutama saat  menghadapi beberapa situasi. Perubahan pola tidur dan makan juga dapat dilihat yang  membuat si kecil sulit untuk tidur, atau nafsu makannya yang berubah. Penting bagi kita untuk memperhatikan perubahan pada si kecil — jika kita melihat  beberapa tanda yang muncul bersamaan, mungkin sudah waktunya kita duduk bersama si kecil dan berbincang. Stres pada si kecil dapat bermanfaat positif dan dapat berkurang  ketika stres tingkatnya sudah terlalu berat yang melampaui kemampuan si kecil untuk  mengatasinya. Stres yang berkepanjangan dapat menyebabkan dampak kesehatan yang  negatif pada si kecil. Stres dapat mengganggu perkembangan otak si kecil dan dapat  mengganggu sistem saraf hingga kekebalan tubuh. Stres yang dialami oleh si kecil  semasa kanak-kanak juga dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius di  kemudian hari, termasuk dapat mengembangkan strategi coping yang buruk seperti  kecanduan alkohol, depresi, gangguan makan, bahkan penyakit jantung, dan penyakit  kronis lainnya.

 

EFT adalah teknik yang membantu anak memahami dan mengatasi perasaan mereka sendiri, tanpa efek samping. Ini bisa dilakukan sendiri atau dengan bantuan orang dewasa, dan perlu disesuaikan agar mudah dipahami. EFT bisa diterapkan saat anak menghadapi situasi sulit, seperti mendapat nilai buruk atau perundungan. Penting untuk kita mengelola emosi kita terlebih dahulu, karena ini memengaruhi anak. Fokus pada satu masalah agar anak tidak bingung, dan dorong mereka untuk melakukan EFT sendiri agar lebih percaya diri dalam mengelola perasaan.

 

Referensi:

 

Network, N. C. T. S. (2012). Parent Tips for Helping Preschool-Age Children after Disasters  Psychological First Aid-Field Operations Guide.

Fitriani Agustina, Handry Darussalam, & Nola Faiza. (2020). Gambaran Tingkat Stres Pada Anak  Sekolah Dasar. Lentera perawat, 1.  http://jurnal.stikesalmaarif.ac.id/index.php/lenteraperawat/article/view/123

Sofianopoulou, K., Bacopoulou, F., Vlachakis, D., Kokka, I., Alexopoulos, E., Varvogli, L.,  Chrousos, G. P., & Darviri, C. (2021). Stress Management in Elementary School Students: a Pilot  Randomised Controlled Trial. In EMBnet.journal (Vol. 26, Nomor 1, hal. e976). ncbi.nlm.nih.gov.  https://doi.org/10.14806/ej.26.1.976

Yeo, K., Frydenberg, E., Northam, E., & Deans, J. (2014). Coping with stress among preschool  children and associations with anxiety level and controllability of situations. Australian Journal of  Psychology, 66(2), 93–101. https://doi.org/10.1111/ajpy.12047

Gaesser, A. H., & Karan, O. C. (2017). A randomized controlled comparison of emotional freedom  technique and cognitive-behavioral therapy to reduce adolescent anxiety: A pilot study. Journal  of Alternative and Complementary Medicine, 23(2), 102–108.  https://doi.org/10.1089/acm.2015.0316

Clond, M. (2016). Emotional freedom techniques for anxiety a systematic review with meta analysis. Journal of Nervous and Mental Disease, 204(5), 388–395.  https://doi.org/10.1097/NMD.0000000000000483

Stapleton, P., Kip, K., Church, D., Toussaint, L., Footman, J., Ballantyne, P., & O’Keefe, T. (2023).  Emotional freedom techniques for treating post traumatic stress disorder: an updated systematic  review and meta-analysis. In Frontiers in Psychology (Vol. 14). frontiersin.org.  https://doi.org/10.3389/fpsyg.2023.1195286

Data and Statistics on Children’s Mental Health | CDC. (2022, June 3). Centers for Disease  Control and Prevention. https://www.cdc.gov/childrensmentalhealth/data.html

Identifying signs of stress in your children and teens. (2019, September 5). American  Psychological Association. https://www.apa.org/topics/stress/children

 

Toxic Stress. (n.d.). Center on the Developing Child at Harvard University. Retrieved August 12,  2024, from https://developingchild.harvard.edu/science/key-concepts/toxic-stress/