ISSN 2477-1686  

 Vol. 10 No. 14 Juli 2024

 

Self-regulation dan Tingkat Stress pada Mahasiswa Yang Mengikuti Organisasi Kemahasiswaan

 Oleh:

Arief Ramadhan, Narastri Insan Utami, Malida Fatimah

Fakultas Psikologi, Universitas Mercu Buana Yogyakarta

 

Mahasiswa merupakan individu yang berpotensi tinggi menjadi penerus bangsa di masa mendatang. Melalui pendidikan dan pengembangan pemikiran kritis, mereka diharapkan menghasilkan inovasi, menyelesaikan berbagai masalah, dan memberikan kontribusi penting dalam berbagai aspek kehidupan (Nurdi dkk., 2020). Sebagai agen perubahan, mahasiswa memiliki peran krusial dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan aktif dalam kegiatan sosial (Syaiful, 2023). Ungkapan "Mahasiswa hari ini, pemimpin esok" relevan karena mahasiswa adalah aset bangsa yang dilatih dalam beragam bidang ilmu dan keterampilan (Yorri Didit Setyadi dkk., 2021). Mereka dianggap sebagai intelektual yang memegang peranan kunci sebagai agen perubahan dalam masyarakat (Istichomaharani, 2016). Mahasiswa dianggap sebagai individu yang matang dan sadar diri dalam mengembangkan bakat di lingkungan perguruan tinggi, menjadi intelektual, cendekiawan, ilmuwan, praktisi, dan ahli (Ridwan dkk., 2008). Selain terlibat dalam perkuliahan, mahasiswa juga aktif dalam organisasi, baik di dalam maupun di luar kampus, untuk mengembangkan bakat, minat, dan kemampuan mereka sesuai dengan pasal 14 Undang-Undang Republik Indonesia 2012 tentang pendidikan tinggi.

Mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan intelektual tinggi, berpikir kritis, dan bertindak cepat (Alisio dkk., 2019). Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021, sebanyak 78,43% mahasiswa aktif dalam organisasi melaporkan manfaat seperti peningkatan keterampilan kepemimpinan, pengembangan soft skills, dan perluasan jaringan pertemanan (Cobb dkk., 2015). Organisasi mahasiswa adalah tempat mahasiswa belajar dan mengembangkan keterampilan organisasi, kepemimpinan, serta pengalaman dalam menjalankan berbagai kegiatan akademik dan non-akademik (Ramadhan dkk., 2020). Organisasi mahasiswa juga memberikan peluang bagi mahasiswa untuk belajar tentang interaksi dalam kelompok, mengelola diri sendiri, memecahkan masalah, dan berbagai aspek lain yang berkontribusi pada pengembangan potensi individu (Kosasih, 2017). Mahasiswa dengan kecerdasan intelektual dan semangat juang tinggi menjadi aset berharga bagi organisasi, mampu memberikan kontribusi besar melalui gagasan kreatif dan inovatif (Ham, 2014). Mahasiswa memiliki kapasitas signifikan sebagai pembawa perubahan yang dapat menghasilkan kemajuan bagi negara dan bangsa (Abada, 2023).

Mahasiswa yang aktif dalam organisasi menghadapi berbagai tuntutan. Menurut Ross & Heckert (1999), mahasiswa memiliki tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan sosial dan akademik. Tuntutan akademik, beban belajar yang melelahkan, kurangnya efektivitas metode pembelajaran, tuntutan finansial, dan tekanan psikologis seperti stres adalah tantangan yang kerap dihadapi mahasiswa (Santoso, 2023). Tuntutan tersebut merujuk pada target atau kewajiban yang harus dipenuhi mahasiswa, dan jika tidak terpenuhi, dapat menimbulkan dampak tertentu (Siregar & Putri, 2020). Studi menunjukkan bahwa mahasiswa yang aktif dalam organisasi cenderung memiliki tingkat stres tinggi, disebabkan oleh kelelahan dan beban tugas di luar kemampuan diri (Shaiju & Kaushik, 2018). Stres yang dialami dapat menimbulkan efek negatif fisik dan psikologis (Vedhara dkk., 2020). Survei oleh Into The Light Indonesia (2022) menemukan bahwa 72,4% mahasiswa mengalami stres, dengan beban tugas akademik, kekhawatiran masa depan, dan ketidakpastian finansial sebagai faktor penyebab utama.

Menurut penelitian, kemampuan mengelola stres adalah kunci utama bagi mahasiswa untuk meraih potensi maksimal mereka serta memberikan kontribusi signifikan pada masyarakat (Harmon dkk., 2015). Keterampilan manajemen stres sangat penting, karena mahasiswa yang mampu mengelola stres dengan baik cenderung memiliki nilai akademik lebih tinggi, menyelesaikan studi tepat waktu, dan merasa lebih puas dengan kehidupan (Keogh, Bond, & Flaxman, 2006). Pernyataan tersebut sejalan dengan Aulia dan Panjaitan (2019) yang menyatakan bahwa mahasiswa dengan tingkat stres rendah cenderung memiliki harapan tinggi dalam mencapai tujuan, mengatasi tantangan, menemukan makna hidup, dan membangun hubungan positif. Adapun salah satu cara dalam mengolah stress yaitu dengan mengasah kemampuan self regulation, Dalam sebuah Penelitian menunjukkan bahwa self-regulation berkaitan dengan penurunan stres, tekanan emosional, dan peningkatan kontrol emosi (Oaten & Cheng, 2006). pernyataan ini sejalan dengan hasil penelitian dari Bayantari, Budiapsari, dan Indonesiani (2023) yang menyatakan bahwa self-regulation yang baik berhubungan positif dengan penurunan stres akademik pada mahasiswa. Penelitian yang dilakukan Robson, Allen dan Howard (2020) menyimpulkan bahwa individu yang memiliki self- regulation dapat memiliki kecendrungan prestasi yg baik dan memiliki kesehatan mental yang baik dan hidup sehat.

Referensi:

Abada, R., Bentahar, S., & Ramdaniar, H. (2023). PERSPEKTIF SISWA SEBAGAI AGEN PERUBAHAN MELALUI PENDIDIKAN. JURNAL EDUSCIENCE.

https://doi.org/10.36987/jes.v10i2.4717.

Aulia, S., & Panjaitan, R. U. (2019). Kesejahteraan psikologis dan tingkat stres pada mahasiswa tingkat akhir. Jurnal Keperawatan Jiwa, 7(2), 127. https://doi.org/10.26714/jkj.7.2.2019.127-134

Bayantari, N. M., Budiapsari, P. I., & Indonesiani, S. H. CORRELATION OF LEARNING SELF-REGULATION WITH ACADEMIC STRESS IN FIRST-DEGREE MEDICAL

STUDENTS. Indonesian Journal of Medical Education: The Indonesian Journal of Medical Education, 12(3), 395-400.https://doi.org/10.22146/jpki.77978.

Cobb, E., Meixelsperger, J., & Seitz, K. (2015). Beyond the Classroom: Fostering Soft Skills in Pre-Professional LIS Organizations. Journal of Library Administration, 55, 114 - 120. https://doi.org/10.1080/01930826.2014.995550.

Ham, P. (2014). Peran Mahasiswa dalam masyarakat. Ppa Ums, April, 1–7. https://www.academia.edu/33910340/Peran_Mahasiswa_dalam_Masyarakat

Istichomaharani, I. S., & Habibah, S. S. (2016). Mewujudkan Peran Mahasiswa Sebagai

„Agent of Change, Social Control, Dan Iron Stock, ‟. Dalam Prosiding Seminar Nasional Ke-2 “Pengintegrasian Nilai Karakter Dalam Pembelajaran Kreatif Di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN” (Vol. 2).

Keogh, E., Bond, F., & Flaxman, P. (2006). Improving academic performance and mental health through a stress management intervention: outcomes and mediators of change. Behaviour research and therapy, 44 3, 339-57. https://doi.org/10.1016/J.BRAT.2005.03.002.

Kosasih, K. (2017). Peranan Organisasi Kemahasiswaan Dalam Pengembangan Civic Skills Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 25(2), 188. https://doi.org/10.17509/jpis.v25i2.6196

Nurdi, P. B. R., Laikuallo, S., & Meiliska, A. (2020). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Berorganisasi. Jurnal Manajemen & Organisasi Review (Manor), 2(2), 122–131. https://doi.org/10.47354/mjo.v2i2.246

Oaten, M., & Cheng, K. (2006). Longitudinal gains in self-regulation from regular physical exercise. British journal of health psychology, 11 Pt 4, 717-33 . https://doi.org/10.1348/135910706X96481.

O'Connor, D., Thayer, J., & Vedhara, K. (2020). Stress and Health: A Review of Psychobiological Processes. Annual review of psychology. https://doi.org/10.1146/annurev-psych-062520-122331.

Ramadhan, B., Faridah, & Ardiansyah, M. (2020). Peranan Organisasi Kemahasiswaan Dalam Pengembangan Soft Skills Mahasiswa Di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar. Jurnal UNM, 1–13.

Ridwan, A., Dachlan 2014:1, Muzakar, A., Si, M., Azizurrahman, A., Sosiologi, A. P., Watson, T. J., Watson, T. J., Nugroho, H., & Dr. Warsito, M. S. (2008). Pendidikan Sosiologi Industri. In Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952. http://digilib.uinsby.ac.id/7325/3/Sosiologi.pdf

Riet, P., Rossiter, R., Kirby, D., Dluzewska, T., & Harmon, C. (2015). Piloting a stress management and mindfulness program for undergraduate nursing students: student feedback and lessons learned. Nurse education today, 35 1, 44-9. https://doi.org/10.1016/j.nedt.2014.05.003.

Robson, D., Allen, M., & Howard, S. (2020). Self-regulation in childhood as a predictor of future outcomes: A meta-analytic review. Psychological bulletin. https://doi.org/10.1037/bul0000227.

Ross, S. E., & Heckert, T. M. (1999). Sources of stress among college students. College Student Journal, 33, 312-318

Santoso, J. (2023). Mengatasi Tantangan Keterlibatan Mahasiswa: Strategi Efektif untuk Menciptakan Lingkungan Belajar yang Menarik. Jurnal Ilmiah Kanderang Tingang, 14(2), 469–478. https://doi.org/10.37304/jikt.v14i2.267

Shaiju, B., & Kaushik, A. (2018). Pengaruh kegiatan organisasi terhadap fungsi akademik dan sosial perawat mahasiswa. Jurnal Keperawatan Internasional, 5, 47-50. https://doi.org/10.24321/2455.9318.201822.

Siregar, I. K., & Putri, S. R. (2020). Hubungan Self-Efficacy dan Stres Akademik Mahasiswa. Consilium: Berkala Kajian Konseling Dan Ilmu Keagamaan, 6(2), 91. https://doi.org/10.37064/consilium.v6i2.6386

Syaiful, A. (2023). Peran Mahasiswa sebagai Agen Perubahan di Masyarakat. Journal of Instructional and Development Researches, 3(1), 29–34. https://doi.org/10.53621/jider.v3i1.102

 

Yorri Didit Setyadi, Dwi Wulandari, Lutfi Dwi Lestari, Wa Ode Meliasari, & Ifit Novita Sari. (2021). Peran Mahasiswa Kampus Mengajar 2 Sebagai “Agent Of Change dan Social Control.” Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 5(6), 1542– 1547. https://doi.org/10.31849/dinamisia.v5i6.8592