ISSN 2477-1686 

 

 Vol. 10 No. 15 Agustus 2024

 

Pentingnya Orientasi Masa Depan Untuk Kesiapan Kerja Mahasiswa  

Oleh:

Mutiara Mirah Yunita

Program Studi Psikologi, Universitas Bunda Mulia

Pendahuluan

Berdasarkan survei yang dilakukan pada tahun 2021 (Inak, 2021) diketahui bahwa 45% dari 7 ribu mahasiswa dan lulusan perguruan tinggi melaporkan tidak siap bekerja; dan dalam laporan tersebut diketahui bahwa sekitar 64% responden menganggap pengalaman kerja adalah hambatan terbesar saat melamar. Berdasarkan data BPS (Rizaty, 2021) juga diketahui bahwa tingkat kesempatan kerja di DKI Jakarta merupakan yang terendah di Indonesia, dimana hasil menunjukkan bahwa tingkat kesempatan kerja di DKI Jakarta hanya 89,05% sementara daerah lain seperti Banten memiliki kesempatan kerja 89,36%, Jawa Barat sebesar 89,54%, Riau sebesar 89,66%, dan Maluku sebesar 92,43%.

Pengertian Kesiapan Kerja

Menurut Caballero dan koleganya (2011), kesiapan kerja didefinisikan sebagai kesiapan dan kematangan individu dalam bekerja yang direpresentasikan dengan adanya empat aspek yakni: karakteristik personal, kepandaian berorganisasi, kompetensi kerja dan inteligensi sosial. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kesiapan kerja merupakan kapasitas individu dalam meningkatkan kemampuan bekerja yang terdiri dari ilmu pengetahuan atau kepandaian berorganisasi, pemahaman atau inteligensi sosial, keahlian atau kompetensi kerja, atribut kepribadian atau karakteristik personal.

Faktor Yang Mempengaruhi Kesiapan Kerja

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja, di antaranya adalah faktor pribadi, faktor lingkungan dan faktor pendidikan (Kirani & Chusairi, 2022). Faktor pribadi atau internal mencerminkan dinamika psikologis, minat bakat, dan motivasi individu. Faktor lingkungan atau eksternal terkait dengan dukungan orang-orang di sekitar, pengetahuan, informasi dan interaksi dengan significant others seperti orang tua, rekan sebaya, guru. Sementara faktor pendidikan meliputi kesempatan belajar, mendapatkan ilmu dan kesempatan untuk turun praktek atau terjun langsung ke lapangan. Selain dari ketiga faktor tersebut, berdasarkan penelitian lainnya (Masole & van Dyk, 2016) diketahui bahwa pada mahasiswa yang baru lulus untuk faktor yang berkontribusi terhadap kesiapan kerja adalah emotional intelligence dan psychology capital. Dalam psychology capital sendiri ditandai dengan adanya kepercayaan terhadap diri (self-efficacy), memiliki optimisme terhadap keberhasilaan masa depan, bertahan dalam mengejar tujuan yang ingin dicapai, dan adanya resiliensi dalam mengatasi kesulitan dan tantangan di kehidupan.

Orientasi Masa Depan dan Kesiapan Kerja

Pada faktor kesiapan kerja yang berkaitan dengan optimisme terhadap masa depan (Masole & van Dyk, 2016) dapat mengindikasikan persepsi mengenai orientasi masa depan individu dapat berkontribusi terhadap kesiapan kerja. Berdasarkan penelitian sebelumnya (Tou, 2022), orientasi masa depan berkontribusi terhadap kesiapan kerja siswa SMK. Dalam penelitian tersebut, dijelaskan bahwa dengan adanya orientasi masa depan maka akan terbentuk visi dan misi yang jelas tentang tujuan hidup yang membantu siswa untuk lebih siap menguasai beberapa keterampilan yang dibutuhkan dalam pilihan karir di masa mendatang. Hasil ini didukung dengan penelitian terbaru yang dilakukan di cina (Chen et al., 2023) yang memiliki hasil serupa yakni orientasi masa depan memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap persepsi kesiapan kerja para mahasiswa.

Manfaat Orientasi Masa Depan

Berdasarkan penelitian sebelumnya (Anaresti dkk., 2022) diketahui bahwa orientasi masa depan berkontribusi terhadap career self-efficacy siswa SMA. Dalam penelitian tersebut, dijelaskan bahwa dengan adanya orientasi masa depan yang baik, para siswa SMA akan lebih mengembangkan kepercayaan diri terhadap kemampuannya untuk memikirkan dan mengambil keputusan mengenai pilihan karir yang tepat dan sesuai dengan dirinya. Hasil penelitian terbaru di Portugal (Silva et al., 2023) juga menunjukkan bahwa orientasi masa depan berpengaruh secara signifikan terhadap career self-efficacy pada individu yang tidak bekerja. Hasil penelitian lain di Cina (Xie Xiaodong et al., 2016) juga mendukung temuan serupa yang menyatakan bahwa orientasi masa depan memiliki hubungan negatif signifikan dengan kesulitan remaja dalam pengambilan keputusan mengenai karir.  Hal ini sejalan juga dengan pemikiran peneliti sebelumnya (Johnson dkk., 2014) yang menyatakan bahwa orientasi masa depan yang baik akan menyebabkan remaja memikirkan beberapa aspek kehidupannya di masa depan seperti tujuan pendidikan yang ingin dicapai dan aspirasi karir yang ingin diambil.

Kesimpulan

Dengan demikian berdasarkan beberapa fakta yang sudah ada, maka dapat disimpulkan bahwa orientasi masa depan merupakan sesuatu yang penting untuk dimiliki oleh para mahasiswa agar dapat memiliki kesiapan kerja yang baik. 

Referensi:

Anaresti, D., Sunawan, & Awalya. (2022). The relationship between future time perspective and career decision making self-efficacy. Jurnal Bimbingan Konseling, 11(3), 169–174. https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jubk/article/view/36904.

Astuti, F., Kholifah, A. N., & Sunarno. (2022). Hubungan Antara Hardiness Dengan Kesiapan Kerja Pada Mahasiswa Psikologi Islam IAIN Kediri Angkatan 2018. Happiness, 6(1), 1–11.

Caballero, C. L., Walker, A., & Fuller-Tyszkiewicz, M. (2011). The Work Readiness Scale (WRS): Developing a measure to assess work readiness in college graduates. Journal of Teaching and Learning for Graduate Employability, 2(1), 41–54. https://doi.org/10.21153/jtlge2011vol2no1art552

Chen, H., Wu, Y., Jiang, L., Xu, B., Gao, X., & Cai, W. (2023). Future orientation and perceived employability of chinese undergraduates: a moderated mediation model. Current Psychology, 42(31), 27127–27140. https://doi.org/10.1007/s12144-022-03769-6

Inak, A. (2021). Survei: 45 Persen Mahasiswa Mengaku Tak Siap Bekerja. Kumparan. https://kumparan.com/millennial/survei-45-persen-mahasiswa-mengaku-tak-siap-bekerja-1w5qYPTt5k0/full

Johnson, S. L., Blum, R. W., & Cheng, T. L. (2014). Future Orientation: A Construct with Implications for Adolescent Health and Wellbeing. Int J Adolesc Med Health, 26(4), 459–468. https://doi.org/10.1515/ijamh-2013-0333

Kirani, F. F., & Chusairi, A. (2022). A Systematic Review : Factors Affecting Work Readiness. Jurnal Abdi Insani, 9(September), 821–828.

Masole, L., & van Dyk, G. (2016). Factors influencing work readiness of graduates: An exploratory study. Journal of Psychology in Africa, 26(1), 70–73. https://doi.org/10.1080/14330237.2015.1101284

Pool, L. D., & Sewell, P. (2007). The Key to Employability: Developing a Practical Model of Graduate Employability. Education and Training, 49(4), 277–289.

Potgieter, I., & Coetzee, M. (2013). Employability attributes and personality preferences of postgraduate business management students. SA Journal of Industrial Psychology, 39(1), 1–10. https://doi.org/10.4102/sajip.v39i1.1064

Rizaty, M. A. (2021). Tingkat Kesempatan Kerja DKI Jakarta Terendah Nasional. Databoks. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/02/18/tingkat-kesempatan-kerja-dki-jakarta-terendah-nasional

Silva, A. D., Carvalho, C. L. de, Coscioni, V., & Taveira, M. do C. (2023). Future time orientation, life projects, and career self-efficacy of unemployed individuals. Frontiers in Psychology, 14(October). https://doi.org/10.3389/fpsyg.2023.1230851

Tou, S. L. (2022). Orientasi Masa Depan Dengan Kesiapan Kerja Siswa. Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi, 10(2), 334. https://doi.org/10.30872/psikoborneo.v10i2.7589

Xie Xiaodong, Chenfu, Y., & Dingding, L. (2016). Future Orientation and Career Decision-Making Difficulties among Adolescents:The Mediating Role of Career Decision-Making Self-Efficacy. China Journal of Health Psychology, 9, 1318–1320. https://caod.oriprobe.com/articles/48906603/Future_Orientation_and_Career_Decision_Making_Diff.htm