ISSN 2477-1686 

 

Vol. 10 No. 12 Juni 2024

 

Gaslighting : Bahaya Tersembunyi di Balik Percintaan Romantis

 

 

Oleh:

Quratul Aina

Fakultas Psikologi, Universitas Sumatera Utara

 

Istilah gaslighting menjadi popular di media sosial beberapa waktu terakhir karena banyak orang yang merasa relate  dengan fenomena ini.  Gaslighting adalah keadaan manipulasi psikologis yang akan membuat korbannya merasa ragu, mempertanyakan ingatan, persepsi dan akal sehat diri mereka. Pelaku akan secara terus – menerus menggunakan penyangkalan, kontradisi serta kebohongan untuk dapat mengacaukan korban dan mendelegitimasi keyakinan korban (Petric, 2022). Korban gaslighting akan merasa apa yang telah mereka lihat atau alami bukanlah sesuatu yang nyata, mereka dianggap mengada – ada sehingga tidak ada lagi yang percaya terhadap mereka (Conrad, 2022).

Gaslighting biasanya terjadi dalam hubungan romantis, tetapi sebenarnya bisa terjadi dalam berbagai jenis hubungan, seperti keluarga, rekan kerja, dan pertemanan. Ini terjadi ketika orang yang memanipulasi memiliki kekuasaan atau hubungan yang kuat dengan korban. Situasi ini dapat menyebabkan korban meragukan diri sendiri, ingatan, persepsi, dan bahkan kesehatan mental mereka. Korban sering kali menyalahkan diri sendiri, merasa tidak berdaya, dan merasa terlalu sensitif dalam menghadapi situasi.

Guha (2021) menyebutkan bahwa ada dua motivasi di balik perilaku gaslighting, yaitu untuk mencapai sesuatu (seperti status, uang, seks, makanan, atau afiliasi) atau untuk menghindari kehilangan sesuatu (seperti dalam hubungan, status, atau pekerjaan). Umumnya, pelaku gaslighting membutuhkan korban mereka sehingga menjaga hubungan menjadi salah satu tujuan utama mereka untuk menghindari paparan perilaku buruk. Mereka juga cenderung menghilangkan persepsi persaingan yang bisa mengganggu ketaatan.

 

Berbagai Perilaku Gaslighting yang Harus Diwaspadai

Gordon (2023)menjelaskan beberapa bentuk gaslighting, diantaranya yaitu :

1.            Berbohong

Berbohong menjadi pondasi utama perilaku gaslighting. Individu yang melakukan gaslighting cenderung menjadi pembohong yang mahir, bahkan sering kali memiliki kebiasaan berbohong yang patologis. Mereka cenderung berbohong secara terang-terangan dan enggan mengakui kesalahan meskipun kebohongan mereka terbongkar. Saat dimintai bukti, mereka akan meningkatkan volume suara dan menolak dengan menyudutkan orang lain, seringkali dengan pernyataan seperti, "Kamu mengada – ada, ya!”

2.            Pasif – Agresif

Perilaku pasif - agresif terjadi ketika seseorang secara terus-menerus menyampaikan perasaan negatifnya secara tidak langsung dan menolak untuk mengungkapkannya secara terbuka. Mereka menggunakan metode ini untuk membuat korban merasa tertekan ketika perilaku korban tidak sesuai dengan keinginan mereka. Contoh perilaku ini adalah ketika seseorang menunjukkan ketidakpuasan dengan sikap kasar namun menolak untuk mengakui jika mereka benar-benar marah.

3.            Menghakimi
Taktik gaslighting ini memberikan rasa kuasa kepada manipulator dengan cara merendahkan orang lain sehingga mereka merasa tidak berdaya, lemah, dan rendah diri. Manipulator akan membuat komentar negatif tentang penampilan, kepribadian, atau kemampuan orang lain untuk mengabaikan pendapat atau perasaan korban. Seringkali dengan pernyataan seperti:

-               "Hanya lulusan SMA, apa yang kamu tahu tentang hal-hal penting seperti ini?"

-               "Perempuan seperti kamu, lebih baik di dapur saja. Jangan berpura-pura tahu segalanya!"

-               "Kamu benar-benar gila, ya? Bagaimana bisa berpikir seperti itu!".

4.            Playing Victim

Berperan sebagai korban adalah cara seseorang untuk menghindari tanggung jawab dengan menyalahkan orang lain dan membuat diri mereka terlihat sebagai korban. Ini bisa membuat korban yang sebenarnya tidak bersalah merasa bersalah. Seringkali dengan pertanyaan seperti :

-               "Sudah bosan mendengar omong kosongmu. Apa yang kamu katakan bukanlah fakta, hanya perasaanmu."

-               "Aku telah melakukan begitu banyak hal untukmu, tapi ini yang kamu berikan padaku?"

-               "Siapa yang mengatakan aku tidak peduli? Kamu terlalu sensitif saja."

5.            Rayuan Sebagai Senjata

Seorang gaslighter menggunakan kata-kata manis untuk meredakan situasi dan menghindari konsekuensi negatif atas perilaku buruk mereka. Seringkali dengan pernyataan seperti:

-               "Kamu tahu aku sungguh mencintaimu, kan? Aku tidak akan pernah berniat menyakitimu."

-               "Maaf ya, tadi aku marah nggak sengaja ke kamu."

 

 

Langkah-Langkah untuk Mengatasi Gaslighting

Jika kamu mengalami gaslighting dalam sebuah hubungan, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk melindungi diri menurut Gordon (2023) :

1.            Membuat Batasan

Batas memberi tahu orang lain apa yang bisa dan tidak bisa kamu terima dalam suatu hubungan. Jelaskan bahwa kamu tidak akan membiarkan orang lain meremehkan atau menyangkal apa yang kamu katakan. Katakan juga bahwa daripada pasif-agresif, kamu lebih menghargai komunikasi secara asertif.

2.            Menjauhkan Diri

Gaslighting dapat membuat korban merasa sangat kelelahan secara emosional, meninggalkan situasi ini dapat membantu menetralkan kembali emosimu. Kamu juga dapat mencoba menggunakan beberapa teknik relaksasi seperti latihan pernapasan atau grounding.

3.            Akhiri Hubungan

Meskipun mungkin sulit, mengakhiri hubungan dengan seseorang yang berulang kali meremehkan pendapat atau perasaanmu, bahkan membuatmu lelah secara emosional sering kali merupakan cara paling efektif untuk mengakhiri dampak gaslighting.

 

Referensi:

Conrad, M. (2022, Maret). Wahat is gaslighting: Meaning, examples and support. Retrieved from Forbes: https://www.forbes.com/health/mind/what-is-gaslighting/

Gordon, S. (2023, November). What is gaslighting? Retrieved from Verywell Mind: https://www.verywellmind.com/is-someone-gaslighting-you-4147470

Guha, A. (2021, Juli). When it might not be gaslighting. Psychology Today. Retrieved from https://www.psychologytoday.com/intl/blog/prisons-and-pathos/202107/when-it-might-not-be-gaslighting

 

Petric, D. (2022). Psychology of Abusive Human Behavior. Open Journal Of Medical Psychology, 11, 29-38. doi:https://doi.org/10.4236/ojmp.2022.112003