ISSN 2477-1686
Vol. 9 No. 17 September 2023
Tekanan Sosial dalam Hubungan Asmara Remaja di Universitas:
Pandangan, Pengalaman, dan Strategi Coping
Oleh:
Muhammad Hafizun Alim & Aisyah Ramadhani
Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
Lingkungan universitas adalah tahap penting dalam perkembangan remaja, di mana mereka mengalami perubahan sosial, emosional, dan akademik yang signifikan. Saat remaja memasuki universitas, mereka berhadapan dengan tantangan baru dalam menjalin hubungan interpersonal, termasuk hubungan asmara. Hubungan asmara pada usia remaja memiliki peran yang penting dalam perkembangan identitas, eksplorasi emosi, dan pembentukan keterampilan sosial.
Namun, hubungan asmara juga dapat menjadi sumber tekanan sosial yang signifikan bagi remaja di lingkungan universitas. Remaja seringkali menghadapi ekspektasi yang tinggi dalam hubungan asmara, baik dari pasangan mereka sendiri, teman-teman, atau lingkungan sekitar. Mereka dapat merasakan tekanan untuk mempertahankan hubungan yang harmonis, mengatasi konflik yang muncul, atau menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi dan akademik.
Hubungan asmara pada mahasiswa memiliki dampak yang signifikan terhadap tekanan sosial yang mereka alami. Mahasiswa yang terlibat dalam hubungan asmara seringkali menghadapi tekanan sosial yang dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, baik secara emosional maupun akademik. Dalam konteks ini, penelitian sebelumnya telah memberikan wawasan tentang dampak negatif tekanan sosial yang timbul dari hubungan asmara pada kesejahteraan mahasiswa.
Salah satu dampak negatif dari tekanan sosial dalam hubungan asmara adalah gangguan pada keseimbangan antara kehidupan pribadi dan akademik mahasiswa. Mahasiswa seringkali merasa tertekan untuk menjaga hubungan asmara mereka sejalan dengan komitmen akademik yang tinggi. Hal ini mengakibatkan stres, kecemasan, dan perasaan tidak mampu memenuhi tuntutan dari kedua bidang tersebut. Studi yang dilakukan oleh Fincham, Cui, dan Pasley (2007) menemukan bahwa mahasiswa yang mengalami tekanan sosial tinggi dari hubungan asmara cenderung mengalami penurunan kesejahteraan psikologis dan kualitas hidup yang rendah.
Selain itu, tekanan sosial dalam hubungan asmara juga berdampak negatif pada prestasi akademik mahasiswa. Dewitte, Koster, dan De Backer (2018) menunjukkan bahwa mahasiswa yang mengalami tekanan sosial yang tinggi dalam hubungan asmara cenderung mengalami kesulitan dalam mengelola waktu, fokus, dan energi untuk memenuhi tuntutan akademik mereka. Tekanan untuk mempertahankan hubungan dan memenuhi harapan pasangan sering kali mengalihkan perhatian dari tujuan akademik yang seharusnya menjadi prioritas.
Selain itu, tekanan sosial dalam hubungan asmara juga dapat mempengaruhi interaksi sosial mahasiswa di lingkungan kampus. Mahasiswa yang mengalami tekanan sosial yang tinggi mungkin mengalami kesulitan dalam menjaga hubungan dengan teman sebaya, mengikuti kegiatan sosial, atau berpartisipasi dalam aktivitas kampus. Mereka sering merasa terikat dengan hubungan asmara mereka dan mungkin menghindari kesempatan untuk terlibat dalam kegiatan sosial di luar hubungan tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Koss, Rosenbluth, dan Goldman (2016) menunjukkan bahwa tekanan sosial dalam hubungan asmara dapat menyebabkan isolasi sosial dan perasaan kesepian pada mahasiswa.
Melihat dampak negatif yang ditimbulkan oleh tekanan sosial dalam hubungan asmara, penting bagi mahasiswa untuk menggunakan strategi coping yang efektif untuk mengatasi stres dan menyeimbangkan kehidupan mereka. Strategi coping berfokus pada emosi dan gaya kognitif dapat menjadi pilihan yang relevan dalam menghadapi tekanan sosial.
Strategi coping berfokus pada emosi melibatkan pengelolaan emosi yang muncul akibat tekanan sosial dalam hubungan asmara. Hal ini meliputi mengenali emosi yang dirasakan, mengekspresikan emosi dengan cara yang sehat, dan mencari dukungan emosional dari orang-orang terdekat. Penelitian menunjukkan bahwa mengungkapkan emosi secara terbuka dan mendapatkan dukungan sosial dapat membantu mengurangi tingkat stres dan meningkatkan kesejahteraan psikologis (Lazarus & Folkman, 1984).
Selain itu, gaya kognitif juga penting dalam mengatasi tekanan sosial yang dihadapi oleh mahasiswa dalam hubungan asmara. Gaya kognitif melibatkan pengubahan pola pikir dan penilaian terhadap situasi yang menekan. Mahasiswa dapat menggunakan strategi kognitif seperti merestrukturisasi kognitif, mengidentifikasi, dan mengubah pola pikir negatif, serta mengembangkan sikap yang adaptif terhadap tekanan sosial. Penelitian telah menunjukkan bahwa perubahan sikap kognitif dapat membantu mengurangi tingkat stres dan meningkatkan koping yang efektif (Folkman & Moskowitz, 2004).
Hasil wawancara mengungkapkan bahwa mereka mengalami tekanan sosial yang cukup mengganggu terkait hubungan asmara. Meskipun tekanan tersebut mengganggu kehidupan mereka, mereka menganggap bahwa hal itu merupakan bagian yang wajar dalam hubungan asmara. Dalam konteks ini, faktor emosional menjadi aspek penting yang terkait dengan tekanan sosial, seperti kecemasan, rasa tertekan, rasa kesepian, dan sedikit stres. Meskipun tekanan sosial tersebut memiliki dampak minim pada bidang akademik, namun signifikan terhadap individu secara keseluruhan.
Untuk menghadapi tekanan sosial dalam hubungan asmara, mahasiswa dapat menggunakan strategi coping berfokus pada emosi dan gaya kognitif. Dengan mengelola emosi dan mengubah pola pikir negatif, mereka dapat mengatasi stres dan menyeimbangkan kehidupan pribadi dan akademik mereka.
Implementasi strategi coping berfokus pada emosi dan gaya kognitif dapat menjadi rekomendasi intervensi yang tepat untuk membantu remaja menghadapi tekanan sosial dengan lebih efektif. Dengan mengelola emosi yang muncul akibat tekanan sosial dalam hubungan asmara, remaja dapat mengenali dan mengungkapkan emosi secara sehat serta mencari dukungan emosional dari orang-orang terdekat. Selain itu, remaja juga dapat menggunakan strategi kognitif untuk mengatasi tekanan sosial.
Dengan merestrukturisasi pola pikir negatif menjadi positif dan mengubah penilaian terhadap situasi yang menekan, remaja dapat mengembangkan sikap yang adaptif terhadap tekanan sosial. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang jenis-jenis tekanan sosial, pengalaman remaja, dan strategi coping yang efektif, kita dapat memberikan dukungan yang tepat untuk meningkatkan kesejahteraan remaja di lingkungan universitas.
Referensi:
Dewitte, M., Koster, J., & De Backer, C. (2018). The Impact of Romantic Relationships on the Academic Performance of University Students. Journal of Adolescence, 63, 17-27.
Fincham, F. D., Cui, M., & Pasley, K. (2007). The Role of Relationship Maintenance in Long-Term Relationship Satisfaction. Journal of Marriage and Family, 69(3), 195-213.
Koss, M., Rosenbluth, B., & Goldman, A. (2016). Loneliness and the Process of Dating. Journal of Social and Personal Relationships, 33(3), 339-360.
Folkman, S., & Moskowitz, J. T. (2004). Coping: Pitfalls and Promise. Annual Review of Psychology, 55, 745-774.
Lazarus, R. S., & Folkman, S. (1984). Stress, Appraisal, and Coping. Springer Publishing Company.