- Details
- Written by Juliana Murniati, Angela Oktavia Suryani, & Maria Theresia Asti Wulandari
- Category: Arsip Artikel
ISSN 2477-1686
Vol. 11 No. 37 Juli 2025
Sejarah Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya
Oleh:
Juliana Murniati, Angela Oktavia Suryani, & Maria Theresia Asti Wulandari
Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya
Pendahuluan
Berdasarkan makna katanya, sejarah menunjuk pada fakta peristwa di masa lampau yang memberikan pelajaran kepada kita bagaimana dunia bisa menjadi seperti saat ini. Tulisan yang menceritakan tentang sejarah bisa menjadi tanda adanya kebutuhan untuk mengetahui dan memahami apa yang terjadi di masa lalu untuk memperbaiki masa depan. Merupakan suatu kehormatan dan kebangaan bagi Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya (FP UAJ) bisa menjadi bagian dari KPIN dan kami ingin membagi sejarah perjalanan FP UAJ selama 33 tahun.
Cita-cita untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
FP UAJ berdiri 8 Juni 1992 (https://www.atmajaya.ac.id./id/fakultas/psikologi). Pendirian fakultas ke 7 (tujuh) di lingkungan Atma Jaya ini menggenapi 6 (enam) fakultas lainnya yang sudah lebih dulu yakni 2 (dua) fakultas eksakta (Teknik dan Kedokteran) dan 4 (empat) fakultas ilmu sosial (Ekonomi, Ilmu Administrasi-Komunikasi, Pendidikan, Hukum). Sejak awal pendirian Unika Atma Jaya (UAJ), para founding fathers, yang dipelopori oleh Frans Seda memimpikan pendidikan yang membangun kapabilitas manusia, agar terbangun bangsa Indonesia yang mandiri dan sejahtera. Karena itu, mimpi akan Fakultas Psikologi sudah lama ada di benak para pendiri dan pimpinan universitas pada waktu itu.
Bagi para pendiri, kehadiran perguruan tinggi Katolik haruslah untuk membangun kapabilitas manusia (Dua, 2012). Karenanya, universitas yang dibangun Frans Seda dengan para awam muda yang baru kembali dari studi di Eropa ini adalah sumbangan Gereja Katolik bagi Indonesia, dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas umat Katolik dan bangsa Indonesia. Untuk itu, penting bagi UAJ untuk memiliki fakultas/prodi yang khusus berbicara mengenai perilaku manusia, lengkap dengan berbagai permasalahannya. Jauh sebelum permasalahan kesehatan mental sebagai isu masyarakat sebagaimana permasalahan dewasa ini, para bapak pendiri Atma Jaya telah menyadari potensi masalah ini.
Mengelola prodi Psikologi ini tidaklah sama dengan pengelolaan prodi ilmu sosial lainnya. Manusia dengan berbagai permasalahannya bukan sekedar subjek ajar, tetapi bersamaan, perlu juga dikelola manusia sebagai peserta didiknya, yang seringkali hadir di kampus karena menyadari dirinya bermasalah. Mahasiswa hari ini sering mengatakan “berobat jalan sembari mengejar gelar Sarjana Psikologi/Psikolog”. Kesulitan ini menyadarkan kita semua mengapa pemberian ijin operasional pendirian program studi itu sulit, terlebih pada tahun 1980-1990-an. Pada masa itu, jumlah prodi Psikologi di Perguruan Tinggi Swasta (PTS) sangat terbatas, rasanya tidak lebih dari tiga, dan lama sesudah Fakultas Psikologi di PTS itu beroperasi, penambahan prodi Psikologi baru tidak kunjung tiba. Hingga kemudian, ketika Prof. Dr. Fuad Hassan, yang berlatar belakang psikologi menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (1985-1993), mimpi Unika Atma Jaya mendirikan FP UAJ terealisasikan. Selain memahami betul kebutuhan Indonesia akan Sarjana, Psikolog, dan/atau Ilmuwan Psikologi, dukungan para akademisi dari Universitas Indonesia yang kredibel dan dikenal kualifikasinya oleh Fuad Hassan, dan juga akademisi yang juga Psikolog dari Universitas Pajajaran dalam proses belajar mengajar meyakinkan Fuad Hassan akan akuntabilitas prodi Psikologi yang akan didirikan Atma Jaya.
Konsistensi FP UAJ mengupayakan terus menerus dan menjaga mutu lulusan di tengah situasi yang tidak mudah sekarang ini, tidak lain karena ingat pesan para pendiri. Frans Seda selalu mengingatkan bahwa pendirian universitas Katolik adalah membangun sebuan harapan, yang harus terus dipelihara semangatnya, pun ketika kita menghadapi berbagai permasalahan di dalam pengelolaannya (Dua, 2012).
Kekuatan jejaring
Dukungan jejaring Atma Jaya, yakni Katholieke Universiteit Brabant (KUB)–Tilburg, sangatlah besar dalam pendirian FP UAJ (LED Program S-3 UAJ, 2024). Dorongan internal yang kuat para pendiri dan pimpinan universitas bertemu dengan enabler dari eksternal, KUB. Pembicaraan awal dengan Rektor Magnificus dari KUB (Prof L.F.W de Klerk) dan para profesor di KUB mengerucutkan fokus FP UAJ pada Psikologi Industri dan Organisasi sesuai dengan lokasi UAJ yang strategis di jantung perkotaan (kampus Semanggi). Lebih dari itu, Atma Jaya juga mempertimbangkan kepakaran beberapa tokoh Katolik di bidang Psikologi Industri & Organisasi yang sangat diakui masyarakat pada waktu itu, seperti Pater A.M. Kadarman S.J (1918-2005), inisiator pendirian Institut Pendidikan dan Pembinaan Manajemen (IPPM).
Selanjutnya bergulirlah dukungan konkrit dari KUB, yang ditandai dengan kehadiran Prof L.F.W de Klerk dan Prof. van Doren, pakar PIO bereputasi di Eropa Barat. Prof de Klerk melakukan benchmarking ke beberapa Fakultas Psikologi di Indonesia antara lain menemui Prof. Dr. Yaumil A Achir (almh.), Prof. SC Utami Munandar (almh.), dan Prof. AS Munandar (alm.). Keseriusan dukungan KUB juga tampak dari bantuan studi lanjut kepada dua peneliti UAJ masa itu (Prof Irwanto, Ph.D dan Prof. Dr. Clara Ajisuksmo, guru besar FP UAJ saat ini) ke Belanda dan ke Amerika Serikat.
Menurut testimoni Ibu Widiarto, M.Sc, salah satu pendiri Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya, ketika Yayasan Atma Jaya hendak mendirikan Fakulas Psikologi, tidak ada seorang pun psikolog di Unika Atma Jaya di masa itu, maka Ibu Widiarto dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unika Atma Jaya yang bisa berbahasa Belanda, ditugaskan untuk membuat proposal pendirian prodi. Keberadaan tim pendiri yang bisa berbahasa Belanda dirasa penting karena ke depan akan membangun kerja sama dengan Neijmegen University, Belanda (sekarang Radboud University).
Pionir lainnya adalah Dr. Engelina Tanzil Bonang (dosen FP Universitas Indonesia) yang memberikan informasi kepada Dra. Evie Maria Setiadarma (alm.) (rektor Unika Atma Jaya saat itu). Prof. Sudirgo Wibowo dari UI yang bisa bergabung dengan Unika Atma Jaya, akhirnya Prof Sudirgo menjadi dekan pertama FP UAJ yang kemudian silanjutkan oleh Ibu Engelina Bonang sebagai dekan berikutnya. Dukungan dari Prof. Dr. Yaumil A Achir di masa-masa pendirian awal adalah mengirim dosen-dosen FP Universitas Indonesia menjadi dosen di FP UAJ.
Kekhasan Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya
Psikologi yang dikembangkan FP UAJ menekankan pada konteks, yakni masyarakat Indonesia yang majemuk, sebagai bagian dari masyarakat dunia yang terus berubah (Panduan Kurikulum, 2011). Penekanan pada manusia dalam konteksnya telah mendapatkan perhatian serius sejak rektor pertama dan sekaligus pendiri, Frans Seda. Ia memberikan landasan pendidikan humanitis dan kritis agar lulusan tidak saja memiliki pengetahuan/keterampilan yang mumpuni di bidang ilmunya, tetapi juga berwawasan luas mengenai manusia, masyarakat dan dalam relasi dengan Tuhan (Dua, 2012). Karena itu, Psikologi sebagai disiplin yang memelajari ilmu perilaku manusia, tidak bisa melepaskan pembahasannya lepas dari konteks di mana manusia itu bertumbuh.
Kembali pada sejarah pendirian, di mana para founding fathers sejak awal pendirian telah berkonfrontasi dengan keberagaman internal mereka sendiri. Latar belakang etnisitas yang sangat beragam di antara mereka, yakni (sebagian besar) keturunan Tionghoa, Jawa dan Flores, memberi dinamika di antara mereka sendiri. Sebagaimana dituturkan oleh Anton Moeliono (Dua, 2012) adalah Frans Seda, seorang Flores yang tumbuh dalam pendidikan di Muntilan, Jawa Tengah yang mencairkan dinamika di antara mereka untuk mendarmabaktikan diri pada upaya mencerdaskan bangsa yang bercirikan nilai Katolik. Lebih dari itu, menilik nama Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya segera bisa menemukan sifat inklusif dalam UAJ, di mana institusi ini mendasarkan diri pada identitas dan misi Katolik, tetapi menekankan pada konteks Indonesia yang multikultural bukan hanya pada etnisitas, tetapi juga keberagaman agama dan keyakinan. Simbol Hall C dan Hall KW yang lapang tanpa ada sekat-sekat sengaja dirancang oleh arsitektur berdasarkan arahan Frans Seda, sebagai tempat pertemuan semua orang tanpa memandang latar belakang ekonomi, sosial, budaya, dan kategori lainnya dari individu tersebut (Dua, 2012).
Kembali pada penekanan manusia dalam konteksnya, ada sejumlah pertimbangan spesifik dari sisi disiplin ilmu Psikologi itu sendiri:
1. Subjek kajian Psikologi adalah manusia, yang caranya mempersepsikan, menilai, merasakan, dan bertindak sangat dipengaruhi oleh lingkungan di mana ia tumbuh dan berkembang (Bronfenbrenner, 2005). Memelajari manusia Indonesia, karenanya, tidak bisa tidak harus bersentuhan dengan lingkungan mikro, meso dan makro Indonesia, guna menggali sistem makna yang dihayati masyarakat. Dalam prakteknya Psikologi di Unika Atma Jaya memberikan mata kuliah seperti Pendekatan Sosial Budaya, Psikologi Kerjasama antar Budaya, atau Psikologi dan Budaya kepada mahasiswa (Buku Kurikulum S-1 Psikologi, 2021); di samping memasukkan ulasan pengaruh sosial-budaya terhadap perilaku pada setiap bahasan. Bahkan Magister Psikologi yang kemudian didirikan pada tahun 2013 secara spesifik menekankan pendekatan budaya sebagai dasar pengajaran di mana pada kurikulumnya menyediakan peminatan/kekhususan Psikologi Temu Budaya dan Psikologi Sosial Kesehatan.
2. Pemahaman di atas menyadarkan para pendidik di FP UAJ bahwa produk pengetahuan yang dominannya dari kajian Amerika Utara dan Eropa Barat yang sejatinya masyarakat individualistik dan hanya 7,14% populasi dunia (Worldometer, n.d.), tidaklah mewakili masyarakat Indonesia yang guyub, memiliki jarak kekuasaan tinggi. Perlunya kajian yang menggambarkan siapa manusia Indonesia ini menjadi fokus riset sejumlah dosen yang diawali dari riset untuk disertasi mereka. Prof Bernadette Setiadi, Ph.D dengan studi lintas budaya di Amerika Serikat, belajar dari Prof Harry Triandis, Ph.D. Prof Dr Hana Panggabean dan Dr. Phil. Juliana Murniati mendalami culture standard dan intercultural competence di Jerman dengan berguru pada Prof. Dr. Alexander Thomas (Kearifan Lokal dan Keunggulan Global, 2014; Psikologi antar Budaya, 2024). Dr Angela Oktavia Suryani mendalami psikologi lintas budaya dan pengembangan alat ukur lintas budaya di Belanda dari ‘soko-guru’ Prof. Dr. Fons van de Vijver dan Prof. Ype Portinga. Lebih lanjut bisa ditemukan fokus kajian dan karya dari akademisi FP UAJ pada konteks masyarakat majemuk Indonesia (https://nuni.or.id/2016/09/27/katalog-ahli-unika-atma-jaya-fakultas-psikologi/) seperti Prof Irwanto, Ph.D pada kelompok marginal HIV Aids, sexual orientation. Prof Dr. Clara Ajisuksmo pada masyarakat miskin di area urban. Kajian Prof Dr Benecdita P. Dwi Riyanti berfokus pada entrepreneurship sekaligus mengembangkan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) di masyarakat, dll.
Dari satu menjadi utuh
Saat didirikan pada 1992, FP UAJ hanya memiliki satu program, yakni Sarjana Psikologi. Tepat pada usia seperempat abad, tahun 2017, paripurnalah perkembangan FPUAJ, empat program studi lengkap menyelenggarakan proses belajar mengajar, mulai dari program akademik (S-1, S-2 dan S-3) hingga program profesi. Secara kronologis, Program Magister Psikologi Profesi berdiri dan beroperasi pada tahun 2005, kemudian Program Magister Psikologi pada 2013 dan terakhir adalah program Doktor Psikologi pada 2017.
Pada awal pendirian, jumlah mahasiswa S-1 di tahun pertama adalah 70 orang, sesudah 33 tahun kemudian, student body prodi S-1 adalah 1053, sedangkan jumlah mahasiswa pascasarjana (S2, S3, dan S2-Profesi) adalah 86.
Sejarah Kegiatan Mahasiswa FPUAJ
Pada awal berdiri, FP UAJ hanya memiliki BPM (Badan Perwakilan Mahasiswa) dan SEMA (Senat Mahasiswa). Sejak 2002 BPM dan SEMA tidak lagi digunakan, melainkan KOMPSI (Komunitas Mahasiswa Psikologi) sebagai organisasi yang mewadahi HIMAPSI (Himpunan Mahasiswa Psikologi) dan UKM FP (Unit Kegiatan Mahasiswa). Struktur Organisasinya konsultatif kepada Wadek 3/Kabid Kemahasiswaan, dan bertanggungjawab kepada RAM (Rapat Akbar Mahasiswa).
Unit Kegiatan Mahasiswa di fakultas Psikologi terus berkembang dimulai dengan berdirinya KMPA PELANGI (Komunitas Mahasiswa Pecinta Alam) di tahun 2000, PENA (Tim Pendamping Anak) di tahun 2002, STAMP (Seni Tari Mahasiswa Psikologi) di tahun 2008, MAPLE (Make People Learn) di tahun 2009, PSYGHT (Psychological Insigt - Komunitas Jurnalistik Psikologi) di tahun 2013, WELCOME (We Love Counseling & Mental Health) di tahun 2014, COMPASS (Competition Assistant) di tahun 2016, PELITA (Pengembangan Penelitian dan Artikel Mahasiswa FP UAJ) di tahun 2022. Perkembangan kegiatan mahasiswa juga menunjukkan ragam minat bakat mahasiswa yang diberi ruang dan dibina sekaligus mengasah softskill mereka melalui aktivitas dalam organisasi mahasiswa. Hal ini menunjukkan FP UAJ menyadari pentingnya softskill dalam dunia kerja dan menghadapi hidup menjadi individu mandiri, bermakna dan berguna bagi Tuhan dan Tanah Air dengan semangat Kristiani, Unggul, Profesional dan Peduli.
Pimpinan Fakultas Dari Masa Ke Masa
Sebagai Dekan Psikologi pertama Unika Atma Jaya adalah Prof Dr Sudirgo Wibowo, yang menjabat sejak pendirian, 1992 hingga 2001; sesudahnya berturut-turut adalah:
1. Dr Engeline Bonang (2001-2005)
2. Johana Rosalina, Ph.D (2005-2009)
3. Dr.Phil. Juliana Murniati (2009-2015; 2022-2024)
4. Dr Angela Oktavia Suryani (2015-2019; 2024 - ...)
5. Dr Theresia Indira Shanti (2019-2022)
Berikutnya Setelah Melalui 30 Tahun
Dalam tiga dekade perjalanannya, FPUAJ telah menunjukkan bahwa pendidikan psikologi yang berkualitas tinggi harus berakar pada nilai-nilai kemanusiaan, pelayanan, dan pembaruan berkelanjutan. FPUAJ tidak hanya mencetak lulusan yang profesional, tetapi juga membangun ekosistem belajar yang kolaboratif, sehat, dan terbuka terhadap tantangan zaman. Fakultas ini menjadi ruang di mana dosen, mahasiswa, alumni, dan mitra dapat tumbuh bersama untuk membawa dampak positif bagi masyarakat luas.
Pengembangan keilmuwan melalui jejaring/komunitas psikologi
Komitmen FP UAJ dalam mengembangkan dirinya secara terus menerus tampak dari kontribusi aktif membangun jejaring dengan lembaga psikologi lainnya. Jejaring tersebut antara lain adalah:
1. Konsorsium Psikokultural Indonesia (2014 - …). Konsorsium Psikokultural Indonesia (KPI) merupakan konsorsium keilmuan psikologi yang berdiri pada tahun 2014 dengan anggota Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, Program Studi Psikologi Fakuktas Kedokteran Universitas Andalas, Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya dan The Robert Lemelson Foundation. KPI adalah salah satu dari sepuluh pemenang dan satu-satunya dari bidang ilmu sosial dalam seleksi Hibah Pengembangan Konsorsium Keilmuan bagi Perguruan Tinggi Negeri (Hibah PKK-PTN), yang diselenggarakan oleh Direktorat Kelembagaan dan Kerja Sama, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, tahun 2014. Secara umum KPI dibentuk untuk mengembangkan psikologi Indonesia yang berbasis pada aspek psikokultural dan bertitik tolak dari kearifan lokal masyarakatnya. Melalui kontribusi keunggulan masing-masing anggota KPI dalam bentuk kolaborasi penelitian, diseminasi temuan serta publikasinya, diharapkan dapat memfasilitasi berbagai penyelesaian permasalahan bangsa secara lebih efektif dan efisien, sehingga KPI dapat diakui sebagai pusat rujukan bagi kajian-kajian psikokultural perilaku sosial masyarakat Indonesia. Saat ini KPI memiliki sejumlah mitra, antara lain adalah Universitas Dyana Pura, Denpasar, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Universitas Nusa Cendana, Kupang, dan Universitas Sebelas Maret, Solo.
2. Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara (2019 - …). Konsorsium ini memberi wadah dan kesempatan kepada civitas akademika FP UAJ baik dosen maupun mahasiswa bekerja bersama perguruan tinggi penyelenggara pendidikan tinggi psikologi lainnya di nusantara untuk melaksanakan Tridarma PT. Tidak hanya aktif sebagai anggota, FP UAJ juga mengambil peran sebagai pengurus KPIN.
3. Tergabung dalam berbagai jejaring dan proyek penelitian dunia:
A. Turut mengatasi masalah pemanasan global
· ENA-Tex Project dengan Jerman, 2021-2024. Untuk menjawab tantangan global terkait keberlanjutan, Indonesia kini tengah berupaya mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil, terutama di sektor listrik dan panas. Salah satu industri yang ambil bagian dalam perubahan ini adalah industri tekstil. Lewat proyek EnaTex, industri tekstil Indonesia didorong untuk menjadi lebih hemat energi dan ramah lingkungan, misalnya melalui pemanfaatan teknologi pabrik yang lebih efisien, optimalisasi proses produksi, serta penggunaan energi terbarukan dari daerah setempat dan limbah yang masih bisa dimanfaatkan.
Proyek ini juga memperkuat kolaborasi antara pelaku industri tekstil di Indonesia dan Jerman, dengan melibatkan lembaga riset dan memasukkan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam setiap langkahnya. Harapannya, berbagai solusi yang dihasilkan dari riset dan kerja sama ini bisa langsung diterapkan di lapangan. Tak hanya itu, proyek EnaTex juga mendorong penerapan strategi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) yang menyeluruh, agar dampaknya bisa bertahan lama di perusahaan-perusahaan tekstil baik di Indonesia maupun Jerman.
Hasil penelitian tersebut disampaikan kepada public melalui konferensi internasional yang diselenggarakan di Kampus Unika Atma Jaya pada 11-12 Februari 2025 (https://www.atmajaya.ac.id/id/pages/konferensi-internasional-iklim-energi-industri-indonesia/)
· DAAD SDG’s PRIMe, 2024-2027. Program PRIME (Postdoctoral Researchers International Mobility Experience) dari DAAD mendukung mobilitas internasional pada tahap pascadoktoral melalui posisi kerja jangka waktu tertentu di universitas-universitas Jerman. Program ini mencakup penempatan selama 12 bulan di luar negeri dan fase integrasi selama enam bulan di universitas Jerman. Para peserta memperoleh langkah kualifikasi penting melalui proyek riset mandiri mereka dan pengalaman tinggal di luar negeri, yang bermanfaat bagi karier mereka di dunia akademik. Program ini didanai oleh Kementerian Pendidikan dan Riset Federal Jerman (BMBF).
B. Psikologi dan budaya
· Cross-national Positive Youth Development Network yang dipimpin oleh Bergen University, Norwegia, yang befokus dalam penelitian mengenai perkembangan positif anak muda lintas budaya. Sejumlah aktivitas dalam jejaring ini antara lain adalah penelitian, konferensi (diseminasi penelitian), dan publikasi bersama rekan-rekan peneliti dari berbagai belahan dunia (https://www.uib.no/en/rg/sipa/pydcrossnational/101576/partners).
· Polyculturalism research group. Kelompok peneliti ini memfokuskan diri pada menggalian identitas diri dan aspek-aspek psikologis yang mengikutinya dari individu-individu yang terlahir dari keluarga campuran berbagai budaya. Begitu pula dengan peminat budaya lain di luar budaya asalnya (misalnya peminat K-PoP), mulai dari sekedar meyukainya hingga mengambil nilai-nilai budaya lain tersebut sebagai identitas dirinya. Selain identitas, topik penelitian yang relevan dengan tema ini adalah ideologi mengenai budaya serta interaksi sosial antar kelompok budaya.
· South East Asian Indigenous Psychology (SEAIP). Indigenous Psychology menggali pengaruh budaya dan proses sosial terhadap mekanisme psikologis internal, kognisi, dan perilaku individu, yang melampaui batas-batas psikologi Barat. Sayangnya, psikologi di Asia Tenggara masih kurang terwakili dalam arus utama psikologi, sehingga cara-cara pemahaman yang bersifat pribumi sering terpinggirkan. SEAIP bertujuan untuk menghimpun para ilmuwan dari berbagai penjuru dunia guna memberdayakan psikolog lokal di kawasan Asia Tenggara, agar mereka mampu melakukan penelitian yang bersifat pribumi dan relevan secara budaya. Upaya ini ditujukan untuk memperluas cakupan riset psikologi global. Selain itu, kami juga ingin melibatkan psikolog dari negara-negara kurang berkembang di wilayah Asia Tenggara yang selama ini kurang terwakili, dengan memperkuat suara dan kepedulian mereka demi mewujudkan lanskap psikologi global yang lebih adil dan setara (https://seaipnetwork.wordpress.com/research-cluster/)
Pengembangan program pengajaran/akademik dan penjaminan mutu akademik melalui sertifikasi dan akreditasi internasional
- Pengembangan diri dalam aspek pengajaran/akademik diarahkan pada pencapaian sertifikasi dan akreditasi internasional
- Mendapatkan sertifikat ASEAN University Network Quality Assurance (AUN QA) pada tahun 2021 – 2026.
- Mendapatkan hibah beasiswa PMDSU pada tahun 2025 dari Dikjendikti, di mana FPUAJ menjadi institusi penyelenggaraan perkuliahan bagi mahasiswa yang mengikuti program beasiswa Pendidikan Magister menuju Doktor bagi Sarjana Unggul (PMDSU). Hal ini memungkinkan FPUAJ menyelenggarakan percepatan kuliah (fast-track) pascasarjana dari S2 menuju S3 di mana kedua jenjang ini dapat diselesaikan sekaligus dalam waktu 4 tahun
- Mengikuti proses akreditasi internasional ACQUIN pada tahun 2025-2026. Sebagai upaya meningkatkan mutu kualitas diri terus menerus, dalam visinya FPUAJ melalui prodi-prodinya memberanikan diri untuk mendapatkan pengakuan internasional sebelum 2027. Keikutsertaan pada akreditasi internasional ini menunjukkan FP UAJ terbukti perbaikan diri terus-menerus.
Penutup
Merefleksikan perjalanan selama 30 tahun ini, layaknya masa dewasa muda menurut ukuran manusia, FPUAJ masih belum mencapai apa-apa, masih perlu meningkatkan dan mengembangkan diri terus menerus demi tercapainya cita-cita pendiri, yakni mencerdaskan bangsa Indonesia, membangun negeri dengan menghasilkan SDM bermutu. Kami menyadari masa mendatang semakin banyak tantangan yang perlu dilalui, namun dengan kemauan untuk maju tentunya cita-cita akan tergapai hingga mampu menorehkan sejarah FPUAJ yang tak berkesudahan.
Referensi
Bronfenbrenner, U. (2005). Making Human Beings Human: Bioecological Perspectives on Human Development. Sage Publications Inc
Dua, M. 2012. Frans Seda: Merawat Indonesia di Saat Krisis. Jakarta, Penerbit Obor
Laporan Evaluasi Diri Program Studi S-1 Psikologi Unika Atma Jaya, 2024.
Laporan Evaluasi Diri Program Studi S-2 Psikologi Unika Atma Jaya 2024.
Laporan Evaluasi Diri Program Studi S-3 Psikologi Unika Atma Jaya, 2024.
Worldometer. (n.d.). Current world population. Retrieved May 7, 2025, from https://www.worldometers.info/population/
Website Unika Atma Jaya. https://www.atmajaya.ac.id./id/fakultas/psikologi
- Details
- Written by Sandy Kartasasmita
- Category: Arsip Artikel
ISSN 2477-1686
Vol. 11 No. 37 Juli 2025
Sejarah Psikologi Tarumanagara
Oleh:
Sandy Kartasasmita
Fakultas Psikologi, Universitas Tarumanagara
“Psikologi Tarumanagara, bersatu dalam warna budaya
Bermadah membangun bersama, mengagas cita Pancasila
Psikologi Tarumanagara, Wadah kami berkarya nyata
Bhakti puta putri negeri, Menebar wangi ibu pertiwi
Mengayun langkah kita bersama, Melintas negeri Khatulistiwa
Di atas landasan budaya nusantara, Semarak derap Bhinneka Tunggal Ika
Syukur kami kepada Illahi, Sujud kami di bumi nan asri
Sembah kami demi nusa bangsa, Psikologi Tarumanagara”
Syair tersebut merupakan Mars Psikologi Tarumanagara yang diciptakan oleh Dr. Monty P Satiadarma, MS/AT., MCP/ MFCC., DCH., Psikolog. Mars tersebut menjadi dasar bagi seluruh Civitas Academica Psikologi UNTAR dalam berkarya. Selain itu, saat ini, Fakultas Psikologi UNTAR juga memiliki nilai – nilai, yang dikenal dengan sebutan EPIC (Entrepreneurship, Professionalism, Integrity and Caring Community) yang digagas sebagai pengembangan dari nilai UNTAR Integrity, Professionalism, Entrepreneurship (IPE) pada masa Dekan Dr. Rostiana, M.Si., Psikolog. Nilai-nilai ini merupakan perubahan dari nilai-nilai awal yang dikenal dengan Pro Gloria Scientiae (Demi Kejayaan Ilmu). Mars dan Nilai tersebut menjadi landasan bagisetiap insan Psikologi UNTAR berkarya di berbagai bidang. Sebelum lebih jauh, Mari kita kembali ke masa – masa tersebentuknya Fakultas Psikologi UNTAR untuk dapat lebih memahami apa yang mendasari Mars dan Nilai-nilai tersebut.
Semua berawal dari impian……
Lahirnya Fakultas Psikologi UNTAR, di tanggal yang sama dengan perayaan TANABATA (hari kasih sayang di Jepang), yaitu 7 Juli, sebenarnya tidak dapat dilepaskan dari diselenggarakannya kuliah Psikologi di empat Fakultas di UNTAR dan didirikannya PBKP (Pusat Bimbingan dan Konsultasi Psikologi) UNTAR pada tahun 1981.
Akhirnya, pada tanggal 7 Juli 1994 menjadi tonggak sejarah bagi lahirnya Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara. Diinisiasi oleh Guru Besar Psikologi Indonesia, Fakultas ini berdiri sebagai jawaban atas tantangan zaman. Prof. Singgih Dirgagunarsa (alm), sang arsitek, bersama dengan timnya yang solid, merancang sebuah lembaga pendidikan yang tidak hanya mengedepankan keunggulan akademik, tetapi juga menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Semangat yang tidak mengenal lelah, perjalanan panjang menghasilkan psikolog berkarakter dan inovatif dimulai. Dengan semangat yang tak pernah padam, mereka memulai perjalanan panjang untuk mencetak generasi psikolog yang berkarakter dan inovatif. Bersama tokoh-tokoh ternama seperti (Kak) Drs. Seto Mulyadi, Psikolog; dr. Tom Surjadi; Dra Ery Dewayani; Ir. Jap Tji Beng; Drs. Monty P Satiadarma, MS/AT., MCP/MFCC., Psikolog; akhirnya Fakultas Psikologi UNTAR dilahirkan.
Tiga puluh tahun telah berselang semenjak berdiri, Fakultas Psikologi yang awalnya hanya menerima beberapa mahasiswa (termasuk saya), saat ini menerima sekitar 250-350 mahasiswa setiap tahunnya. Jumlah dosen pun berkembang dari hanya beberapa orang menjadi lebih dari 40 dosen. Selain itu, dekanat pun telah mengalami beberapa pergantian dekan. Dimulai dari Kak Seto (Drs. Seto Mulyadi, Psikolog) sebagai dekan pertama, kemudian dilanjutkan oleh Drs. Monty P Satiadarama, MS/AT., MCP/MFCC., Psikolog sebagai dekan kedua dan ketiga; kemudian Dra. Rostiana, M.Si., Psikolog sebagai dekan keempat; dilanjutkan lagi oleh Dra. Henny E Wirawan, M.Hum sebagai dekan kelima; Dr. Rostiana, M.Si., Psikolog sebagai dekan keenam dan ketujuh dan terakhir Sri Tiatri, Ph.D., Psikolog sebagai dekan kedelapan.
Kurun waktu 30 tahuh berdirinya Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara, menurut pandangan penulis, pada dasarnya dapat dibagi menjadi 5 tahapan. Penulis membayangkan membangun Fakultas Psikologi seperti membangun rumah yang indah dan kokoh serta juga merawat serta membesarkan penghuninya. Rumah tentunya membutuhkan fondasi yang kuat, tiga pilar yang menopang atap dan barulah terakhir pembangunan atap, untuk menjaga penghuni tidak kehujanan maupun terkena terik matahari secara langsung. Pembangunan ini, bukan hanya terkait dengan bentuk gedung maupun ruangan, tetapi juga “RASA” dari setiap penghuni (Dosen, Mahasiswa, dan Tenaga Kependidikan). Pembangunan nilai-nilai dari setiap individu yang tinggal dan keluar dari “RUMAH” tersebut.
Tahap pertama adalah tahap pembangunan fondasi
Fondasi dibangun pada tahun 1994-1998 dan menghasilkan beberapa mahasiswa menjadi lulusan pertama. Pada tahapan ini, Fakultas Psikologi Untar berusaha memberikan program terbaik sambil mencari bentuk pola pendidikan yang sesuai dengan karakter Untar tanpa mengesampingkan etika psikologi. Buku-buku referensi yang dipakai adalah buku dari Amerika Serikat maupun Eropa. Setiap mahasiswa diperkenalkan dengan model diagnosis berdasarkan DSM. Periode awal tersebut, Fakultas Psikologi UNTAR banyak juga berkiblat ke Universitas Indonesia. Pengajar-pengajar dari Universitas Indonesia silih berganti mengajar, seperti Prof. Dr. Sarlito W Sarwono, Prof. Dr. Yaumil Agoes Achir, Prof. Dr. Ronny Nitibaskara, Dr. Budi Matindas dan juga berkesempatan mendapatkan kelas dari Prof. Dr. Iman Santoso (lihat Meinarno & Ranakusuma, 2021; Meinarno & saleh, 2023). Pada periode ini pula, perpustakaan dibangun karena apabila tidak ada perpustakaan, bagaimana mungkin mahasiswa akan mendapatkan sumber referensi yang tepat karena harga buku yang cukup mahal. Pada periode tersebut, wakil dekan bidang akademik (Monty P Satiadarma) selalu berupaya menyelenggarakan seminar maupun lokakarya dengan skala nasional maupun Internasional. Kegiatan-kegiatan tersebut diselenggarakan dengan tujuan memperkenalkan Fakultas Psikologi UNTAR di kancah Nasional maupun Internasional. Kegiatan terbesar, diselenggarakan pada tahun 1998, yaitu ICP (International Council of Psychologist) Preconvention serta Asian Psychological Association di Bali, bekerjasama dengan Universitas Indonesia.
Pada tahun 1998-2000 dilaksanakanlah program S1 plus (Program Profesi), dengan gelar Psikolog yang program pendidikannya belum disetarakan dengan level Magister. Program Profesi Psikolog itu setara dengan program Pendidikan Profesi Psikolog yang ada pada saat ini.
Selain kegiatan belajar mengajar, kegiatan kemahasiswaanpun mulai terbentuk. Pada periode tersebut, dibentuklah Senat Mahasiswa Fakultas Psikologi UNTAR (saat ini dikenal dengan nama BEM) dan DPM (Dewan Perwakilan Mahasiswa). Senat dan BEM tersebut memutuhkan waktu 2 tahun perencanaan dan pada akhirnya pada tahun 1996, resmi berdiri dengan Sandi Kartasasmita sebagai ketua senat pertama dan Fiona Kusnandar sebagai ketua DPM pertama. Selama periode pembentukan tersebut, mahasiswa selalu didukung penuh oleh Fakultas, terutama Pudek III saat itu, Ibu Tika Bisono, Psikolog.
Tahap Kedua adalah tahap pembangunan Pilar I.
Pada tahap ini, periode tahun 1998-2005 adalah periode memantapkan diri dengan diperolehnya akreditasi A untuk program Sarjana pada tanggal 21 Juli 2005 (Nomor 07393/Ak-IX-S1-012/UTACZI/VII/2005), dan diperolehnya sertifikasi ISO 9001:2008 dari United Registrar of Systems (URS) pada tanggal 13 Agustus 2005. Pada tahap ini juga, PSMP (Program Studi Magister Psikologi) UNTAR dibentuk dan pada 26 September 2005 terbitlah izin pelaksanaan Program Studi Psikologi Profesi jenjang Magister oleh HIMPSI Pusat dengan nomor: 13/PP-HIMPSI-IP/IX/05.
Tahap Ketiga adalah tahap pembangunan Pilar II
Pembangunan Pilar II terjadi pada periode waktu 2005-2014. Dalam periode ini, banyak hal yang terjadi. Pada periode tersebut telah resmi berdiri dua program studi di bawah naungan PSMP, yaitu Program Studi Magister Psikologi Sains dan Program Studi Magister Psikologi Profesi. Perubahan Program Studi dari Program Studi Profesi Plus yang menghasilkan Psikolog, berubah menjadi meluluskan Magister Psikologi, sekaligus Psikolog. Beberapa mahasiswa yang saat itu sedang mengambil Program Profesi, ditawari untuk berpindah ke jenjang Magister atau tetap di jenjang Profesi Psikolog. Ada beberapa mahasiswa yang memilih untuk berpindah ke jenjang Magister dan tentunya tetap harus memenuhi tuntutan akademik agar memeroleh gelar M. Psi., Psikolog dan salah satu lulusan program tersebut adalah Denrich Suryadi, M. Psi., Psikolog yang saat ini juga merupakan dosen tetap di Fakultas Psikologi UNTAR.
Selain perubahan dari S1 Plus menjadi Magister, Fakultas Psikologi UNTAR pun mulai memperbanyak penelitian dan publikasi ilmiah. Fakultas Psikologi UNTAR mengirimkan dosen-dosen untuk mengikuti konferensi, baik skala nasional maupun internasional.
Kegiatan mahasiswa pun berkembang pada periode tersebut dengan munculnya beberapa unit kegiatan mahasiswa yang terkait dengan bidang Seni, Olah Raga, Jurnalistik, Ilmiah maupun Pengabdian Kepada Masyarakat. Unit Kegiatan Ekstra-kurikuler (UKE) di tingkat Fakultas ini melengkapi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang sudah di tingkat Universitas. Adapun unit kegiatan ekstrakurikuler (UKE) tersebut adalah sebagai berikut:
1. Seni (Mousai Arpha: paduan suara; Padmanagara: Tari Tradisional; Psychodynamic: Modern Dance; Phoenicia: Teater)
2. Olah Raga (basket, badminton dan futsal)
3. Jurnalistik (BUPSI – Buletin Psikologi)
4. Ilmiah (Mnemonic)
5. Pengabdian Kepada Masyarakat (Caritas)
Pengurus BEM maupun DPM Psikologi pun menyelenggarakan studi banding ke Singapura dan Malaysia. Semua organisasi tersebut berada dibawah naungan BEM Fakultas Psikologi Untar. Adapun ketua BEM pertama (1996/1997) adalah Sandy Kartasasmita, Ketua DPM adalah Fiona Kusnandar. Untuk periode saat ini (tahun 2024/2025), Ketua BEM adalah Runi Michiko dan ketua DPM adalah Gabriella Shalisha
Tahap Keempat adalah tahap pembangunan Pilar III
Pembangunan Pilar III terjadi pada periode waktu 2014-2022. Pada periode ini, Fakutas Psikologi UNTAR dihadapkan pada perubahan kurikulum yang harus memasukan program MBKM di dalam kurikulum pada tahun 2020. Menyikapi MBKM tersebut. Tentunya bukan hal yang mudah. Perlu kerjasama antara seluruh jajaran, baik dekanat, dosen maupun tenaga kependidikan. Fakultas Psikologi pun menjalankan 7 dari 8 MBKM yang ditetapkan oleh pemerintah secara penuh, hingga saat tulisan ini dibuat (2025). MBKM yang diselenggarakan oleh Fakultas Psikologi UNTAR antara lain: Studi Independen, Penelitian, Kewirausahaan, Magang Industri, Mengajar di Satuan Pendidikan, Membangun Desa dan Proyek Kemanusiaan. Pada periode ini pula, terjadi perubahan besar di dunia. Adanya COVID 19, membuat proses belajar dan mengajar menjadi berbeda. Tatap muka yang biasa dilakukan dari luring bergeser menjadi daring. Pembelajaran secara daring ini, tentunya juga dapat berdampak pada pola belajar dan bagaimana Psikologi merespon terhadap perkembangan digital.
Tahap Kelima adalah tahap pembangunan Atap
Pembangunan Atap terjadi pada periode 2022-saat ini. Periode ini adalah mulai dibangunnya atap dari rumah Fakultas Psikologi UNTAR. Atap ini yang akan menjadi pelindung seluruh penghuni dari hujan maupun terik matahari. Pada periode ini, kurikulum Program Studi Magister Psikologi Profesi pun berubah kembali menjadi Program Studi Pendidikan Profesi Psikolog yang diselenggarakan selama 3 semester. Pola pembelajaran banyak dikaitkan dengan penelitian dan publikasi ilmiah. Pada saat atap telah selesai dibangun dan melindungi seluruh isi rumah, diharapkan periode berikut adalah menghias dan mempercantik rumah yang dibangun dengan dasar Pro Gloria Scientiae serta EPIC.
Kelima tahap pembangunan rumah Fakultas Psikologi UNTAR tidak lepas dari perkembangan yang terjadi di Universitas Tarumanagara, serta peran serta para stake holders termasuk orang tua, lulusan, para pengguna lulusan, dan pemerintah. Selama perkembangannya, Fakultas Psikologi UNTAR selalu aktif berkontribusi terhadap perkembangan Universitas Tarumanagara, Asosiasi Penyelenggara Pendidikan Tinggi Psikologi Indonesia (AP2TPI), dan Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI). Panjang Umur, Fakultas Psikologi UNTAR.
Daftar Pustaka
Meinarno, EA., Ranakusuma, OI. (2021). Memulai Pemahaman Sejarah Psikologi di Indonesia. Buletin KPIN. Vol. 7 No. 24 Des 2021. https://buletin.k-pin.org/index.php/arsip-artikel/939-memulai-pemahaman-sejarah-psikologi-di-indonesia.
Meinarno, EA., Saleh, AY. (2023). The Right Man in the Right Place, and in the Right Time: Slamet Iman Santoso. Buletin KPIN. Vol. 9 No. 17 September 2023. https://buletin.k-pin.org/index.php/arsip-artikel/1365-the-right-man-in-the-right-place-and-in-the-right-time-slamet-iman-santoso.
https://heyzine.com/flip-book/5a6e864c24.html
- Details
- Written by Aully Grashinta, Maharani Ardi Putri, & Aisyah Syihab
- Category: Arsip Artikel
ISSN 2477-1686
Vol. 11 No. 37 Juli 2025
Sejarah Fakultas Psikologi Universitas Pancasila Jakarta
Oleh:
Aully Grashinta, Maharani Ardi Putri, & Aisyah Syihab
Fakultas Psikologi, Universitas Pancasila
Pengantar
Fakultas Psikologi Universitas Pancasila (selanjutnya FPsi. UP) berdiri sebagai respon atas minat dan kebutuhan masyarakat terhadap bidang ilmu Psikologi. Sejarah pendirian FPsi. UP) memiliki makna yang sangat penting, karena tokoh di balik pendiriannya merupakan salah satu figur terkemuka dalam bidang Psikologi di Indonesia, yang hingga kini posisinya belum tergantikan, yaitu Prof. Dr. Sarlito W. Sarwono. Beliau dikenal dengan kependekan Prof. Sarlito atau panggilan akrab ‘Mas Ito’. Panggilan akrab ‘Mas’ dan ‘Mbak’ tanpa melihat jarak usia dan senioritas menjadi budaya panggilan dosen di FPsi UP yang mempererat hubungan antar dosen maupun antara dosen dengan mahasiswa hingga saat ini. Hal ini menjadi penciri sejak berdirinya Fakultas Psikologi di lingkungan Universitas Pancasila. Meinarno dan Saleh (2022) menyebut Prof. Sarlito sebagai salah satu sosok yang paling sering disebut dalam sejarah Psikologi Indonesia selain Prof. Dr. Slamet Iman Santoso (lihat Meinarno & Ranakusuma, 2021). Prof. Sarlito memiliki kontribusi besar dalam pengembangan bahan ajar, pelestarian catatan perkembangan psikologi, serta penerapan psikologi dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat dan pemerintahan.
Artikel ini membahas awal pendirian FPsi. UP hingga perkembangan pesat yang terjadi dalam hampir dua dekade terakhir. Sarwono (2012) menekankan pentingnya penulisan sejarah Psikologi Indonesia untuk memahami perkembangan keilmuan Psikologi yang khas Indonesia, mendokumentasikan kontribusi para tokoh Psikologi Indonesia, serta mengidentifikasi karakteristik Psikologi yang sesuai dengan konteks budaya Indonesia. Oleh karena itu tulisan ini menjadi penting sebagai pondasi untuk menentukan arah perkembangan ilmu Psikologi di Indonesia.
"Belajar sejarah tidak hanya tentang masa lalu,
tetapi juga tentang siapa kita sekarang."
- David McCullough
Pondasi dan Penguatan Akademik (2006-2012)
Fakultas Psikologi Universitas Pancasila berdiri sejak tahun 2006 dengan Surat Keputusan Izin Operasional no 1884/D/T/2006 tanggal 7 Juni 2006 dan bernaung di bawah Yayasan Pembina dan Pendidikan Universitas Pancasila (YPPUP). Berdirinya fakultas ini diprakarsai oleh Dr. Edie Toet Hendratno, SH.,M.Si sebagai Rektor UP periode 2004-2008, berkolaborasi dengan Prof. Sarlito yang saat itu adalah Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Prof. Sarlito menyambut baik ide ini dan membentuk tim kecil yang terdiri dari Dr. Silverius Y. Soeharso, SE., MM., Psikolog; Ringking Korah, M. Psi, Psikolog; dan Zoya Amirin, M. Si, Psikolog untuk menyusun dokumen pengusulan pendirian program studi Psikologi. Dr. Silverius Y. Soeharso, SE., MM. M. Psi, Psikolog memimpin FPsi. UP sebegai Dekan hingga dua periode ke depan. FPsi. UP menjadi fakultas ke-5 di Universitas Pancasila yang berdiri telah sejak 28 Oktober 1965. Sebelumnya telah berdiri Fakultas Farmasi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Hukum dan Fakultas Teknik yang telah memiliki reputasi baik di Indonesia.
Sebagai salah satu fakultas yang berada di bawah naungan nama besar Pancasila, FPsi. UP menjadikan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai landasan utama dalam perumusan visinya yaitu: “Menjadi Fakultas Psikologi yang Unggul dan Terkemuka Berdasarkan Nilai-Nilai Pancasila dengan Ciri Khas pada Psikologi Bisnis.”. Visi tersebut diperkuat dengan tagline ‘Get the spirit of Pancasila in Psychology’. yang tidak hanya merepresentasikan identitas kelembagaan, tetapi juga menjadi ajakan aktif bagi seluruh sivitas akademika untuk menginternalisasi dan mewujudkan nilai-nilai Pancasila dalam proses pembelajaran, praktik psikologi, serta pengembangan ilmu pengetahuan. Melalui visi dan tagline ini, FPsi. UP menegaskan karakternya sebagai lembaga pendidikan tinggi yang berkomitmen membentuk lulusan yang tidak hanya kompeten secara akademik, tetapi juga berkepribadian tangguh dan berkarakter kebangsaan.
Dalam keberlangsungan organisasi, FPsi UP menjunjung budaya organisasi TERPEDO yang diinternalisasi oleh seluruh civitas akademika sebagai panduan sikap dan perilaku. TERPEDO merupakan akronim dari Teamwork orientation, Enthusiasm, Responsibility, Professionalism, End result orientation, Doing the right things, dan Organizational learning. Budaya ini menjadi landasan nilai dalam setiap aktivitas akademik, pelayanan, dan pengembangan institusi di lingkungan FPsi. UP.
Periode ini menjadi periode peletakan pondasi arah pendidikan di FPsi UP dengan kurikulum yang berbasis lima pilar yakni Psikologi Industri Organisasi dan Bisnis, Psikologi Perkembangan dan Klinis, Psikologi Pendidikan dan Sekolah, Psikologi Sosial dan Budaya, serta Psikometrika dan Pengukuran Psikologi. Sejak awal perancangan, kurikulum FPsi. UP telah mewajibkan mahasiswa untuk mengikuti program magang. Terobosan ini dibuat agar lulusan FPsi UP memiliki bekal yang cukup untuk dapat terjun ke masyarakat baik sebagai pekerja maupun berusaha secara mandiri. FPsi. UP menjalin kerja sama dengan berbagai instansi untuk mendukung kegiatan ini, yakni dengan instansi kesehatan (RSKO Jakarta, RSAL Mintohardjo, RS Marzuki Mahdi Bogor, dll.), instansi pemerintahan (Kemenkominfo, KemenPUPR, Menperindag, Kemendesa, Kemensos, dst), instansi pendidikan (Sekolah Cikal, Sekolah Cita Buana, dll), instansi militer (PusPsi TNI, Dispsi AU, Polri, dll), lembaga non pemerintahan (Yayasan Pulih, Komnas Anak, LPSK, dll.) hingga berbagai perusahaan lainnya (PT. Kimia Farma, Telkom Indonesia, PT. Garudafood, Paragon Indonesia, dll).
Dalam upaya menjaga dan meningkatkan standar kompetensi lulusan, FPsi. UP menerapkan sistem penilaian akademik yang objektif dalam proses sidang skripsi dengan melibatkan dosen eksternal bergelar Doktor dari berbagai perguruan tinggi lain seperti Universitas Idonesia, Univrsitas Padjadjaran, Universitas Airlangga, Unika Atma Jaya, Universitas Tarumanagara, dan lain-lain. Kolaborasi ini mencerminkan komitmen FPsi. UP dalam menghadirkan perspektif akademik yang lebih luas dan kredibel, serta memastikan bahwa penilaian terhadap karya ilmiah mahasiswa dilakukan secara profesional dan berbasis kualitas.
Sebagai bagian dari upaya pengembangan institusi dan kontribusi dalam diskursus kebangsaan, pada tahun 2008 FPsi. UP menyelenggarakan Seminar dan Dialog Nasional perdana bertajuk ”Pancasila: Antara Harapan dan Kenyataan” yang menghadirkan tokoh-tokoh bangsa seperti Sri Sultan Hamengku Buwono X (Sultan Yogyakarta/Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta), Prof. Dr. Komarudin Hidayat (sebagai Rektor UIN Syarif Hidayatullah), Nurul Arifin (Politisi Golkar/Tokoh Perempuan) dan Dr. Budi Matindas (Psikolog/Dosen Universitas Indonesia)
Terkait dengan Pancasila, pada 2008 FPsi UP menyelenggaran Seminar dan Dialog Nasional dengan judul Pancasila: Antara Harapa dan Kenyataan.Lebih lanjut, di tahun yang sama FPsi UP juga menggelar seminar internasional dengan judul “Unity in Diversity: Psychology and Communication Perspective” sebagai langkah awal internasionalisasi dan kolaborasi akademik global. Seminar ini terselenggara melalui kerja sama dengan Institute of Psychology, Universiteit van Rotterdam, Belanda, dan menghadirkan para akademisi terkemuka, yaitu Prof. Dr. Henk van der Molen (Universiteit van Rotterdam), Prof. Dr. Sarlito W Sarwono (Universitas Indonesia) dan Dr. Mona Laila Ganiem, M.Si. (Universitas Pancasila). Rangkaian kegiatan tersebut mencerminkan komitmen dalam mengintegrasikan nilai-nilai lokal dan global dalam pengembangan ilmu psikologi dan kontribusi pada masyarakat luas.
Salah satu perwujudan visi fakultas, pada tahun 2009 mendirikan unit bisnis dengan nama Pusat Konsultasi Psikologi Terapan (PKPT). Unit ini berfokus pada penyediaan layanan psikologi profesional, meliputi asesmen psikologis, pelatihan pengembangan diri, hingga konseling individual, yang ditujukan bagi masyarakat umum maupun perusahaan. Dalam bidang penelitian dan publikasi ilmiah, Desember 2009 menjadi tonggak penting dengan diterbitkannya Jurnal Ilmiah Psikologi MindSet (https://journal.univpancasila.ac.id/index.php/mindset). Jurnal ini membuka ruang bagi para peneliti, dosen, dan mahasiswa psikologi dari seluruh Indonesia untuk mempublikasikan karya ilmiah mereka dalam bidang psikologi. Hingga kini, Jurnal Ilmiah MindSet terus berkembang menjadi wadah akademik yang konsisten dalam menyebarluaskan pengetahuan psikologi berbasis penelitian.
Pada tahun 2012, FPsi. UP bersama sejumlah Fakultas Psikologi lainnya di Indonesia turut berperan dalam pembentukan Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara (KPIN) melalui penerbitan Jurnal Psikologi Ulayat (JPU). Dalam edisi perdana jurnal tersebut, para dosen FPsi UP berkontribusi aktif dengan menyumbangkan dua artikel ilmiah yang hingga kini masih sering disitasi dan menjadi rujukan penting dalam berbagai penelitian lanjutan. Kontribusi ini menjadi bukti nyata peran FPsi. UP dalam pengembangan ilmu psikologi berbasis kearifan lokal dan kolaborasi ilmiah nasional.
Ekspansi dan Kolaborasi (2013-2017)
Pada periode 2013 hingga 2017, FPsi. UP memasuki fase ekspansi dan kolaborasi yang ditandai dengan peningkatan intensitas kerja sama akademik, baik di tingkat nasional maupun internasional. FPsi UP aktif menjalin kemitraan dengan berbagai universitas, lembaga riset, dan organisasi profesi untuk memperkuat jaringan ilmiah serta memperluas akses terhadap peluang kolaboratif dalam pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Pada periode 2016-2020 FPsi UP dipimpin oleh Dr. Ade Iva Murty, M.Si sebagai Dekan.
Respon masyarakat yang terus meningkat terhadap keberadaan FPsi. UP ditanggapi dengan optimalisasi sarana pembelajaran, baik dari segi infrastruktur fisik maupun teknologi pendukung. Sejak tahun 2015, FPsi UP menempati gedung baru di lingkungan kampus Universitas Pancasila. Keberadaan gedung ini menunjang visi fakultas untuk menjadi institusi pendidikan psikologi yang unggul, dengan menyediakan fasilitas yang representatif dan nyaman bagi seluruh sivitas akademika. Gedung tersebut dilengkapi dengan ruang kuliah yang modern, laboratorium psikologi, ruang konseling, serta area diskusi dan kegiatan kemahasiswaan yang mendorong terwujudnya atmosfer akademik yang kondusif.
Dalam hal kerjasama internasional, FPsi UP menjalin kerjasama dengan University of Malaya di Malaysia, Singapore Manufacturer Federation (SMF) di Singapore, Westminster University di Inggris hingga PanEuropean University di Slovakia. Kerjasama ini diwujudkan dengan penyelenggaraan berbagai konferensi nasional dan internasional di bidang psikologi, yang menghadirkan akademisi, praktisi, dan peneliti dari dalam maupun luar negeri.
Dalam rangka terus menjaga atmosfer akademik dan semangat ilmiah sivitas akademika sejak 2015 FPsi UP menyelenggarakan kegiatan Temu Ilmiah Nasional (TIN) yang dilaksanakan setiap dua. TIN 2015 bertemakan Pengembangan Karakter dan Produktivitas Individu serta Organisasi dalam Konteks Psikologi Bisnis dan Kewirausahaan dan TIN 2017 bertemakan Kontribusi Psikologi bagi Human Well-Being Indonesia.
Akreditasi dan Inovasi (2018-2023)
Pada November 2019, FPsi UP meraih capaian akreditasi "A" berdasarkan SK No. 4616/SK/BAN-PT/Akred/S/XI/2019. Capaian ini menjadi pengakuan atas kualitas penyelenggaraan pendidikan yang dijaga secara konsisten serta selalu ditingkatkan pada tahun-tahun sebelumnya. Sejak tahun 2020, FPsi. UP dipimpin kembali oleh Dr. Silverius Y Soeharso, SE, MM, M. Psi, Psikolog sebagai Dekan.
Periode selanjutnya diwarnai oleh tantangan besar dengan hadirnya pandemi global yang mengubah secara drastis lanskap dunia pendidikan, termasuk di FPsi. UP. Kondisi ini menuntut adanya adaptasi cepat, fleksibel, dan inovatif dalam seluruh aspek penyelenggaraan pendidikan. Dengan semangat tangguh dan komitmen terhadap mutu, FPsi. UP merespons situasi tersebut melalui transformasi digital dalam proses pembelajaran, pengujian, dan layanan akademik. FPsi. UP menyiapkan Learning Management System dan sarana teleconference yang memadai. Berbagai kegiatan perkuliahan, seminar, dan bimbingan skripsi dialihkan ke platform daring tanpa mengurangi kualitas dan substansi pendidikan. Salah satunya dengan menyulap satu menjadi ruang podcast. Podcast ini bernama Psypodcast yang menghadirkan talkshow psikologi dengan berbagai tema yang aktual dengan narasumber baik akademisi, praktisi, maupun mahasiswa dan masyarakat umum. Di sisi lain, satu ruang kelas juga diubah menjadi mini-studio audio visual dengan peralatan penunjang yang dapat dimanfaatkan dalam melakukan pembelajaran ataupun seminar dan talkshow secara daring. Fasilitas ini masih digunakan hingga masa pandemi terlewatkan untuk menunjang kegiatan akademik maupun non akademik.
Perubahan kurikulum yang cukup signifikan terjadi pada masa ini dengan adanya Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Seiring dengan perubahan kurikulum yang dilakukan, FPsi UP terlibat aktif dalam mengirimkan mahasiswa dalam berbagai kegiatan MBKM seperti Pertukaran Mahasiswa Merdeka (sebagai kampus penerima dan pengirim), Asistensi Mengajar di Satuan Pendidikan (di berbagai sekolah baik di sekitar kampus maupun di luar kota), Proyek Kemanusiaan (pendampingan psikososial pada korban gempa bumi di Cianjur), Membangun Desa (peningkatan kapasitas pada warga desa Ciseeng, Bogor), serta Magang (di berbagai perusahaan mitra MBKM).
Sebagai identitas organisasi, pada tahun 2022 FPsi. UP menciptakan Hymne dan Mars Fakultas Psikologi. Kedua lagu ini diaransemen oleh Dwiki Dharmawan, musisi kenamaan Indonesia, sementara lirik ditulis oleh Aully Grashinta dan Silverius Y Soeharso. Lagu ini dikumandangkan pada kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh FPsi. UP.
Dalam hal layanan kepada mahasiswa, FPsi UP membuka unit Student Care and Share Center (SCSC). Unit ini didirikan sebagai respons terhadap kebutuhan mahasiswa akan dukungan psikologis yang mudah diakses, Cakupan layanan ini adalah permasalahan pribadi, akademik, sosial, keluarga, dan karier. Dengan pendekatan yang ramah dan profesional, SCSC berkomitmen untuk membantu mahasiswa mengatasi tantangan yang mereka hadapi selama masa studi. SCSC juga mengadakan workshop, pelatihan, dan seminar yang bersifat praktis bagi mahasiswa dan masyarakat umum
Sebagai bagian dari implementasi Permendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi, SCSC juga berperan aktif dalam menyediakan layanan konseling untuk mencegah dan menangani kasus kekerasan seksual di kampus. Langkah ini merupakan wujud nyata komitmen FPsi UP dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan bebas dari kekerasan.
Kegiatan Temu Ilmiah Nasional ke-3 baru diadakan kembali pada tahun 2021 dengan tema Mengelola Ke-Bhinneka Tunggal Ika-an: Tantangan Psikologi di Era New Normal. Dalam masa pandemi, kegiatan ini dilakukan secara daring. Meski lingkupnya nasional, TIN ke-3 mengundang Prof. Monica Whitty dari University of New South Wales, Australia. Selanjutnya TIN 2023 bertema Psikologi Bisnis dan Dunia Kerja di Era Digital dengan mengundang Prof. Akira Tsuda dari Teikyo University of Science, Jepang.
Untuk menunjukkan komitmen dalam memperkuat jejaring akademik internasional dan mendorong pertukaran ilmu pengetahuan lintas budaya, sejak tahun 2022 FPsi. UP menyelenggarakan International Conference on Psychology and Interdisciplinary Behavioral Studies (ICP-IBS) sebagai bagian dari komitmen dalam mengembangkan ilmu psikologi melalui kolaborasi lintas disiplin dan internasional. Tema pada ICP-IBS 2022 adalah “Recover Together Recover Stronger: Building Global Resiliency Through Green Economy, Business Psychology and Digital Transformation”. ICP-IBS 2022 diikuti oleh peserta dari 19 negara dari Inggris hingga Ethiopia. Lebih lanjut ICP-IBS 2024 mengusung tema “With ICT, Is Psychology Still Growing?” dengan mengundang akademisi dari Korea, New Zealand, dan Malaysia.
Pada bulan Mei 2022, FPsi. UP menerbitkan jurnal baru yang mendampingi Jurnal Ilmiah Psikologi MindSet. Devotion: Jurnal Pengabdian Psikologi (https://journal.univpancasila.ac.id/index.php/Devotion/index) memfokuskan pada publikasi hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Jurnal ini bertujuan untuk menyebarluaskan hasil riset dan implementasi ilmu psikologi dalam konteks pengabdian masyarakat, serta mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan pemberdayaan berbasis psikologi.
Menuju Keunggulan Berkelanjutan (2024-2025)
Dalam hampir dua dekade, FPsi. UP terus berupaya untuk mengembangkan diri menjadi Fakultas Psikologi pilihan bagi masyarakat sekaligus berkontribusi terus dalam berbagai upaya mencari solusi masalah bangsa. Dosen-dosen FPsi. UP tidak hanya berada di dalam kampus tetapi mengabdikan diri pada dunia akademik dan masyarakat umum melalui publikasi pada jurnal nasional dan internasional, penerbitan buku, ikut serta pada konferensi dan temu ilmiah tingkat nasional dan internasional, menjadi narasumber pada berbagai kegiatan, menjadi narasumber pada berbagai media baik media cetak, televisi, maupun media elektronik.
Dalam perjalanan menuju 19 tahun, FPsi UP terus menunjukkan komitmen dalam menjaga mutu dan reputasi. Hal ini dibuktikan dengan diraihnya akreditasi Unggul melalui SK No. 5428/SK/BAN-PT/Ak.KP/VIII/2024 tertanggal 19 Agustus 2024. Sejak tahun 2024, FPsi UP dipimpin oleh Prof. Dr. Awaluddin Tjalla, M. Pd sebagai Dekan.
Pada tahun 2024, Jurnal Ilmiah Psikologi MindSet juga berhasil memperoleh akreditasi SINTA 3. Hal ini memperkuat posisi jurnal ini sebagai media ilmiah yang kredibel dan berkontribusi pada pengembangan ilmu psikologi di Indonesia.
Hingga tahun 2024, FPsi. UP telah meluluskan 867 alumni yang tersebar di berbagai bidang pekerjaan, baik di sektor pendidikan, industri, kesehatan mental, maupun sosial kemasyarakatan. Beberapa orang Alumni FPsi UP melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi melalui Program Magister Profesi maupun Magister Psikologi dan Magister bidang lainnya di dalam dan di luar negeri. Merespon hal tersebut, FPsi. UP saat ini tengah mengajukan permohonan pendirian Program Studi S2 Magister Psikologi dengan kekhususan pada Psikologi Bisnis. Program ini dirancang untuk menjawab kebutuhan dunia kerja dan industri yang semakin menuntut keahlian psikologi terapan dalam konteks organisasi, manajemen, dan dinamika sumber daya manusia,
Berbagai upaya pengembangan terus dilakukan dengan fokus pada peningkatan kualitas pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, melalui kolaborasi lintas disiplin serta pengembangan kurikulum yang responsif terhadap kebutuhan industri dan perkembangan zaman. FPsi. UP berkomitmen menjadi pusat pendidikan psikologi yang unggul, adaptif, dan kontributif bagi kemajuan bangsa
Penutup
Peletakan pondasi keilmuan psikologi oleh Prof. Dr. Sarlito Wirawan Sarwono menjadi kekuatan pendorong utama atas berbagai capaian yang telah diraih oleh FPsi. UP hingga saat ini. Gagasan beliau mengenai pentingnya keberagaman dan kekhasan psikologi dalam konteks masyarakat Indonesia menjadikan FPsi. UP memiliki karakter yang berbeda di antara Fakultas Psikologi lainnya di tanah air. Pandangan ini tidak hanya memperkaya wawasan keilmuan, tetapi juga mengakar kuat dalam nilai-nilai yang dianut oleh FPsi UP dalam setiap langkah pengembangan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Get the spirit of Pancasila in Psychology!
Daftar Pustaka
Meinarno, EA., Ranakusuma, OI. (2021). Memulai Pemahaman Sejarah Psikologi di Indonesia. Buletin KPIN. Vol. 7 No. 24 Des 2021. https://buletin.k-pin.org/index.php/arsip-artikel/939-memulai-pemahaman-sejarah-psikologi-di-indonesia.
Meinarno, EA., Saleh, AY. (2022). Sejarah Psikologi Sosial Kita Bagaimana? Buletin KPIN Vol. 8 No. 11 Juni 2022. https://buletin.k-pin.org/index.php/arsip-artikel/1054-sejarah-psikologi-sosial-kita-bagaimana.
Sarwono, S. W. (2012). The indigenous psychology. Jurnal Psikologi Ulayat, 1(1), 1–16. https://doi.org/10.24854/jpu2
- Details
- Written by Zainuddin Sri Kuntjoro, Retno Budi Setyowati, & Eko A Meinarno
- Category: Arsip Artikel
ISSN 2477-1686
Vol. 11 No. 37 Juli 2025
Sejarah Fakultas Psikologi UPI YAI Jakarta
Oleh:
Zainuddin Sri Kuntjoro1, Retno Budi Setyowati1, & Eko A Meinarno2
1Fakultas Psikologi, UPI YAI Jakarta
2Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia.
Pengantar
Artikel ini mencoba untuk menjelaskan sebagian kecil dari jalan panjang sejarah Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia YAI (selanjutnya UPI YAI). Mengapa perlu adanya penulisan tentang sejarah Fakultas Psikologi? Tradisi ini bukan hal baru, Setidaknya terdapat buku internasional yang menulis tentang sejarah pendidikan psikologi sedunia. Buku itu disunting oleh Danny Wedding dan Michael J. Stevens (2005). Ide penulisan sejarah psikologi di Indonesia juga pernah diajukan oleh Meinarno, dan Ranakusuma (2021), diikuti dengan Meinarno dan Saleh (2022), dan Meinarno (2023).
Menulis tentang sejarah, khususnya fakultas tidak lepas juga dari keinginan kita menyampaikan pesan kepada generasi berikut bahwa apa yang dicapai saat ini telah melalui proses panjang dan penuh tantangan. Terlepas masa lalu menyimpan proses yang gemilang atau tidak. Seperti pernah disampaikan oleh Presiden Sukarno tentang sejarah bangsa:
“Hasil-hasil positif yang sudah dicapai di masa yang lampau jangan dibuang begitu saja. Membuang hasil-hasil positif dari masa yang lampau tidak mungkin. Sebab, kemajuan yang kita miliki sekarang ini adalah akumulasi daripada hasil-hasil perjuangan di masa lampau, yaitu hasil-hasil macam-macam perjuangan dari generasi nenek moyang kita sampai kepada generasi yang sekarang ini. Sekali lagi saya ulangi kalimat ini, membuang hasil-hasil positif dari masa yang lampau tidak mungkin. Sebab, kemajuan yang kita miliki sekarang ini adalah akumulasi daripada hasil-hasil perjuangan di masa lampau”.
(kutipan pidato Presiden Sukarno, tahun 1966).
Metode Penulisan
Tulisan ini didasari pemahaman dan ingatan dari salah satu dosen senior yang pernah menjadi dekan, yakni Dr. Zainuddin Sri Kuntjoro, M.Psi., Psikolog. Pengajar untuk semua tingkatan pendidikan psikologi dan program profesi (1990-2020) di UPI YAI. Ia pernah menjabat sebagai dekan periode 1993-2004.
Kehadiran Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia YAI
Fakultas Psikologi UPI YAI merupakan salah satu prodi psikologi dari universitas swasta yang telah lama didirikan, yaitu pada tahun 1985. Saat itu masuk Era Orde baru dan Pembangunan (1971-1997) (Meinarno & Ranakusuma, 2021; Meinarno & Saleh, 2022). Saat awal berdiri bernama Fakultas Psikologi Industri dan Organisasi. Terjadi perubahan ketika dilakukan supervisi oleh salah satu pimpinan PTN di Jakarta, dianjurkan diubah menjadi Fakultas Psikologi UPI YAI. Pada saat itu, Universitas Indonesia diharapkan sebagai pembina bagi berdirinya Fakultas Psikologi UPI YAI, namun atas satu dan lain hal maka pembinaan akhirnya dilakukan oleh Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran (UNPAD), hingga tahun 1990. Oleh karena itu pada awalnya dosen-dosen pengajar sebagian besar dari Fakultas Psikologi UNPAD, ada beberapa dosen KOPERTIS Jakarta (Dra.Yuli Suliswidiawati, M.Psi. Psikolog, Dr. Anizar Rahayu, M.Psi., dan Dra. Suryanti) dan dari UPI YAI (Drs. Azhar Dullah Hisyim, dan Dr. Ahmad Zubaidi, M.Si)
Adapun yang menjabat sebagai dekan pertama adalah Drs. Soewarno, kedua Dra. Tri Ratna Murti (saat ini Prof. Dr. Tri Ratna Murti, MM Psikolog), yang ketiga Drs. Zainuddin SK, M.Psi. (sejak tahun 2008 telah menjadi Dr. Zainuddin Sri Kuntjoro M.Psi. psikolog), keempat Prof. Dr. Sarlito Wirawan Sarwono (salah satu penulis sejarah pendidikan psikologi di Indonesia dalam buku Handbook of International Psychology, 2005), kelima Dr. I Nyoman Surna M.Psi. dan keenam Dr. Kuncono Teguh Yunanto, MM.
Derap Langkah Fakultas Psikologi UPI YAI
Sejak awal dibuka sampai 1990 jumlah mahasiswa sangat sedikit, satu angkatan hanya terdiri dari 10 sampai 15 orang. Kampus Fakultas Psikologi sebelumnya berada di Kelapa Gading, Jakarta Utara dan perkuliahan saat itu hanya ada sore hari. Pada tahun 1991 mulai dibuka kelas pagi dan jumlah mahasiswa meningkat menjadi 50 orang dan pada tahun 1992 mahasiswa semakin bertambah banyak menjadi sekitar 150 orang pada satu angkatan.
Peningkatan jumlah mahasiswa ini berdampak pada penambahan kelas sehingga perkuliahan menumpang di kampus Kramat. Pada tahun 1993 jumlah mahasiswa semakin bertambah mencapai sekitar 200-300 orang dan akhirnya pindah kampus ke Jalan Diponegoro. Pada tahun 1998, program studi (prodi) psikologi S1 memeroleh akreditasi A, dan hal ini sangat berpengaruh terhadap peningkatan jumlah mahasiswa menjadi sangat pesat. Hal yang mengagumkan sejak tahun 2000 mahasiswa yang masuk ke Fakultas Psikologi UPI YAI pernah mencapai ribuan mahasiswa pada setiap semesternya. Berlalunya waktu dan semakin banyaknya kampus-kampus swasta di Jakarta yang membuka prodi Psikologi, berpengaruh pula pada jumlah mahasiswa yang masuk, sehingga sekarang ini dalam satu angkatan berkisar 200 mahasiswa.
Kelulusan Pertama
Ujian skripsi pertama terjadi pada tahun 1990. Proses pengujian dilakukan oleh empat dosen penguji yaitu Dr. Zainuddin SK. MPsi., Psikolog, Prof. Dr. Sahlan Asnawi, Prof. Dr. Tri Ratna Murti, MM. Psikolog (saat itu menjabat sebagai dekan) dan seorang dosen penguji dari UNPAD. Di tahun itu maka terdapat lulusan pertama dari Fakultas Psikologi UPI YAI. Disusul tahun berikutnya lima lulusan, tahun 1992 terdapat 10 lulusan. Hal ini kemudian berlanjut dengan jumlah lulusan yang meningkat tiap tahunnya, semua lulusan tahun 1990 dan mahasiswa yang masuk di tahun ajaran 1990 masih menyandang gelar psikolog. Hal ini merujuk pada kurikulum nasional berbasis sistem kredit semester (Sarwono, 2005). Saat itu pendidikan psikologi dilalui dengan kisaran waktu 5-7 tahun (Sarwono, 2005).
Peningkatan Keilmuan dan Respon Dunia Kerja
Semakin berkembangnya lulusan S1 mendorong peningkatan keilmuan dan tuntutan dunia kerja, maka pada tahun 2000 mulai dibuka Pendidikan Profesi Psikologi S1 Plus dan pada tahun yang sama juga membuka Program Magister Sain Psikologi (S2). Hal ini diperkuat dengan adanya kesepakatan kolegium penyelenggara pendidikan psikologi dan HIMPSI yang menetapkan bahwa untuk program profesi melekat pada magister (S2) (Sarwono, 2005). Pada saat lahirnya Program Magister Sain Psikologi dibidani oleh pakar psikometri Prof. Dr. Soemadi Suryabrata bersama Prof. Dr. Sahlan Asnawi dan Dr. I Nyoman Surna, sehingga sampai saat ini program terus berjalan dengan baik dan dipimpin oleh penerusnya. Saat ini Magister Sain Psikologi S2 dipimpin oleh Dr. Rilla Sovitriana, Psikolog.
Tahun 2003 Pendidikan Profesi S1 Plus ditutup sebagai konsekuensi berlakunya Surat Dirjen Dikti No. 623/D2.1/2004 tanggal 20 April 2004 tentang Program Pendidikan Magister Profesi Psikologi. Menjawab hal itu UPI YAI membentuk Program Pendidikan Profesi Psikologi Jenjang Magister (PPPPJM)–S2 dengan tiga jurusan yaitu Psikologi Industri dan Organisasi (PIO) yang dipimpin oleh Prof. Dr. Ashar Sunyoto Munandar, Psikologi Pendidikan (PD) yang dipimpin oleh Prof. Dr. SC. Utami Munandar dan Psikologi Klinis Dewasa (PKD) yang dipimpin oleh Prof. Dr. Suprapti S. Markam (putri dari Prof. Dr. Slamet Iman Santoso, Bapak Pendidikan Psikologi Indonesia).
Setelah Prof. Dr. Ashar Sunyoto Munandar meninggal dan Prof. Dr. SC Utami Munandar mengundurkan diri, maka S-2 PPPPJM jurusan PIO dipimpin oleh Prof. Dr. Tri Ratna Murti, MM., jurusan PD dipimpin oleh Dr. Wazar Pulungan dan jurusan PKD dipimpin oleh. Dr. Zainuddin Sri Kuntjoro, MPsi. Psikolog. Para pengajar di S-2 diantaranya Dr. Anastasia Sri Maryatmi, MPsi. Psikolog., Dr. Erdina Indrawati, M.Si., Psikolog, Dr. Gede Umbaran, M.M., Psikolog, Adi Kristiawan, S.Psi., MM, Rusdijanto, Dr. Sondang Maria Jacqueline Silaen, M.Psi. Dr. Selviana, M.Si. MPsi. Psikolog, dan Dr. Mori Vurqaniati, MPsi. Psikolog.
Program Profesi Psikologi Jenjang Magister ini memiliki banyak peminat bahkan sangat populer di hampir di seluruh Nusantara, mulai dari Aceh, Palembang, Riau, Makassar, Manado, Sangihe, Talaut, Tana Toraja, Papua bahkan sampai Timor Timur (sekarang negara Timor Leste). Perubahan atas program profesi psikologi terjadi dengan terbitnya Undang-undang (UU) Nomor 23 Tahun 2022 tentang Pendidikan dan Layanan Psikologi. Dampaknya adalah ditutupnya program pada tahun 2024. Sebagai gantinya yang sesuai dengan UU baru adalah dibentuknya Program Pendidikan Profesi Psikologi Umum (S1 Psikolog Umum) dan dipimpin oleh Dr. Evi Syafrida Nasution, Psikolog.
Pada tahun 2004, Prof. Dr. Soetarlinah Sukadji diberi tugas oleh UPI YAI untuk membuka Program Doktoral Ilmu Psikologi dengan peminatan Psikologi Industri dan Organisasi (PIO), jurusan Psikologi Pendidikan (PD) dan Psikologi Klinis (PK) dan Psikologi Sosial. Para dosen pengajar saat itu adalah Prof. Dr. Soetarlinah Sukadji (PD), Prof. Dr. Tri Ratna Murti, MM. (PIO), Prof. Dr. Sarlito Wirawan Sarwono (Psikologi Sosial), Prof. Dr. Suprapti S. Markam (PK), Dr. Ahmad Zubaidi, M.Si. (PIO), Dr. Wazar Pulungan (PD), dan Dr. Lies Setiawati SU (PD).
Saat dibuka program Doktoral (S-3) Ilmu Psikologi YAI merupakan universitas swasta pertama yang memiliki S3 Psikologi dan ternyata peminatnya cukup banyak. Pertama kali meluluskan Doktor (S-3) Psikologi pada tahun 2007 dan setiap tahun semakin bertambah jumlah lulusannya dan sampai saat ini. Prodi Doktoral saat ini dipimpin oleh Dr. Anizar Rahayu, MPsi. serta didukung dosen senior lain seperti, Prof. Dr. Tri Ratna Murti MM, Prof. Dr. Asmadi Alsa, Dr. Phil. Idhamsyah Eka Putra, MSi. (pemegang rekor MURI, Meinarno, 2022), Dr. Kuncono Teguh Yunanto MM (sebagai Dekan Fakultas Psikologi UPI YAI saat ini). Dr. Lily Mayawati, SPsi., MPsi, Psikolog, Dr. Nugaan Yulia Wardhani Siregar, MPsi., dan Dr. Usman Efendi, MM (www.upi-yai.ac.id, 2024; pasca.upi-yai.ac.id, 2024). Dalam Prodi ini terdapat mitra-mitra dari UPI YAI (pasca.upi-yai.ac.id, 2024) yakni Ikatan Psikologi Klinis (IPK) Jakarta, Puskesmas Tebet, Puskesmas Matraman, RS Jiwa Mardjuki Mahdi Bogor, RS Jiwa Duren Sawit, RS. Jiwa Grogol, RS Gatot Subroto, dan SLB Zinnia.
Saat ini program doktoral mendesain masa perkuliahan untuk enam semester (www.upi-yai.ac.id, 2024). Pada semester pertama mahasiswa akan mengikuti kuliah Filsafat Ilmu, Paradigma dan teori Psikologi, Metodologi Penelitian Kualitatif, dan Metodologi Penelitian Kuantitatif. Di semester kedua mahasiswa mengikuti Psikologi Lintas Budaya & Pembangunan, Penulisan Karya Ilmiah, Analisis Multivariat, dan Analisis Data Kualitatif. Di semester ketiga dan seterusnya adalah proses penulisan dan penelitian disertasi.
Masuk Era Baru
Adanya pandemi COVID-19 sistem pembelajaran berubah karena semua harus dilakukan dari rumah, sehingga proses pembelajaran yang semula dilakukan secara luring berubah menjadi daring melalui Learning Management System (siskamaya). Proses pembelajaran secara daring ini masih berlanjut sampai saat ini, terutama bagi kelas karyawan dengan metode blended learning (kombinasi antara daring dan luring). Siskamaya merupakan portal bagi dosen dan mahasiswa untuk mengunggah dan mengunduh bahan ajar, tugas, kuis dan berdiskusi secara daring. Pada kelas regular, perkuliahan tetap dilakukan secara luring (tatap muka) akan tetapi bahan ajar, tugas, dan kuis tetap diunggah dan diunduh menggunakan portal bagi dosen dan mahasiswa.
Penutup
Dari awal berdirinya Fakultas Psikologi YAI peran psikolog-psikolog senior merupakan hal yang sangat penting karena mereka berperan aktif untuk mengembangkan dan mempopulerkan Fakultas Psikologi hingga dapat bertahan sampai 39 tahun. Namun saat ini banyak psikolog-psikolog senior tersebut yang telah berpulang, akan tetapi semangat mereka hendaknya tetap berkobar dan dapat membakar semangat para penerusnya untuk tetap berkarya agar tetap jaya dan terus berkembang. Banyaknya tantangan dan hambatan yang menghadang ditengah perkembangan teknologi dan artificial intelligence/akal imitasi (AI) bukanlah hal yang sulit bila bersama-sama berjuang dalam memajukan ilmu dan pengetahuan untuk masa depan.
Daftar Pustaka
https://pasca.upi-yai.ac.id/halaman/detail/doktor-psikologi-s3. Diunduh medio November 2024. https://www.upi-yai.ac.id/page/doktor-psikologi-d-3. Diunduh medio November 2024.
Meinarno, EA. Si Idham Yang Melakukan Dobrakan Untuk Pengembangan Keilmuan Psikologi. Buletin KPIN. Vol. 8 No. 16 Agustus 2022. https://buletin.k-pin.org/index.php/arsip-artikel/1107-si-idham-yang-melakukan-dobrakan-untuk-pengembangan-keilmuan-psikologi
Meinarno, EA. Perkembangan Psikologi di Indonesia. Buletin KPIN. Vol. 9 No. 01 Januari 2023. https://buletin.k-pin.org/index.php/arsip-artikel/1197-perkembangan-psikologi-di-indonesia.
Meinarno, EA., Ranakusuma, OI. Memulai Pemahaman Sejarah Psikologi di Indonesia. Buletin KPIN Vol. 7 No. 24 Des 2021. https://buletin.k-pin.org/index.php/arsip-artikel/939-memulai-pemahaman-sejarah-psikologi-di-indonesia.
Meinarno, EA., Saleh, AY. (2022). Sejarah Psikologi Sosial Kita Bagaimana? Buletin KPIN Vol. 8 No. 11 Juni 2022. https://buletin.k-pin.org/index.php/arsip-artikel/1054-sejarah-psikologi-sosial-kita-bagaimana.
Sarwono, SW. (2005). Psychology in Indonesia. Dalam The handbook of international psychology. Penyunting Michael J Stevens dan Danny Wedding. Routledge.
Sukarno. (1966). Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah. Dalam Di Bawah Bendera Revolusi. Yayasan Bung Karno. Jakarta.
Stevens, Michael J., and Danny Wedding, eds. (2005). The handbook of international psychology. Routledge.
- Details
- Written by Amir Nuyman Setyadiredja & Eri Radityawara Hidayat
- Category: Arsip Artikel
ISSN 2477-1686
Vol. 11 No. 37 Juli 2025
Sejarah Fakultas Psikologi Universitas Jenderal Achmad Yani
Oleh:
Amir Nuyman Setyadiredja & Eri Radityawara Hidayat
Fakultas Psikologi, Universitas Jenderal Achmad Yani
Pengantar
Artikel ini mengajak pembaca menelusuri perjalanan panjang Fakultas Psikologi (Fakpsi) Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani), mulai dari gagasan pendiriannya, proses perencanaan yang penuh tantangan, hingga pencapaian penting di fase lustrum pertamanya. Lebih dari sekadar catatan sejarah, tulisan ini hadir sebagai warisan dokumentasi yang berharga, menyimpan memori, perjuangan, dan capaian yang patut dikenang oleh generasi sekarang maupun mendatang. Dengan memahami sejarahnya, kita tidak hanya menghargai dedikasi para pendahulu, tetapi juga menumbuhkan kebanggaan serta semangat untuk terus mengukir prestasi di masa depan.
”Tanpa aku, TNI Angkatan Darat tidak akan mengapa
Tanpa TNI Angkatan Darat, aku bukan apa-apa”
(Jenderal Achmad Yani)
Metode Penulisan
Artikel ini menggabungkan data administratif pendirian Fakpsi Unjani dengan kesaksian para pelaku sejarah pendiriannya, termasuk Kolonel Inf. (Purn) Drs. Usman Suriakumah dan Drs. Bambang Setyawan, sebagai para Wakil Dekan saat itu, dosen yang merupakan alumni Fakpsi Unjani angkatan pertama (2003) seperti Chandra Yudistira, M.Psi., dan Detri Sefiani, M.Psi., tenaga kependidikan yang ikut dalam proses pendirian, serta para dekan, untuk menghadirkan catatan sejarah yang komprehensif - tidak hanya sebagai dokumen resmi tetapi juga sebagai khazanah pengetahuan institusional yang berharga.
Lahirnya Fakultas Psikologi Universitas Jenderal Achmad Yani
Berawal dari kebutuhan tenaga profesional dibidang psikologi, pimpinan TNI-AD memandang perlu di bentuk Fakpsi di Unjani. Gagasan ini kemudian ditindaklanjuti oleh Yayasan Kartika Eka Paksi (YKEP) dengan menunjuk Ketua Badan Pengawas Harian YKEP Brigjen TNI Drs. Sjahlan Idris yang merupakan mantan Kepala Dinas Psikologi Angkatan Darat (Kadispsiad) periode 1993-1999 (Dispsiad, 2025. Untuk informasi tentang Dipsiad dan para personelnya yang dibahas di artikel ini dapat dilihat di laman Dispsiad yang tercantum di daftar pustaka) sebagai ketua Tim Teknis pendirian Fakpsi Unjani. Kemudian Ketua YKEP menyerahkan kewenangan pendirian Fakpsi kepada Rektor Unjani yaitu dr. Hindarto Joesman, Sp., THT., yang ditindaklanjuti dengan diterbitkannya Surat Perintah (Sprint/78/UNJANI/R/VII/2002) terkait pembentukan Tim Pendirian Fakpsi dengan Pimpinan Proyek Drs. Sjahlan Idris, dan wakilnya adalah dr. Susilo Supeno., Sp.Kj. Rektor Unjani kemudian melakukan reorganisasi dan menunjuk dr. Susilo Supeno., Sp.Kj yang pada saat itu menjabat sebagai Ka LPPM Unjani sebagai Pimpinan proyek menggantikan Drs. Sjahlan Idris.
Pada tanggal 26 September 2002 dr. Soesilo Sumpeno, Sp.Kj selaku pimpinan proyek mengundang para purnawirawan Dispsiad yang juga dihadiri perwakilan dari Fakpsi Universitas Padjadjaran (Unpad), yaitu Dr. Bill Raksadjaja dan Dra. Indun Lestari. Berdasarkan hasil pertemuan tersebut, ada 7 orang yang bersedia menjadi Tim Ahli pendirian Fakpsi untuk penyusunan kurikulum program studi psikologi jenjang S1 yaitu: Kolonel Inf (Purn) Drs. Usman Suriakumah, Kolonel Art (Purn) Drs. Soetoyo Moelyokusumo, Letkol Inf (Purn) Drs. Setyono Koesno, Kolonel Inf (Purn) Bob Dengah, Dipl. Psych, S.D. Saroyo Dipl. Psych, Soewaryo Dipl. Psych dan Kol Inf Sardjono, Dipl. Psych. Karena keterbatasan tenaga dosen, Pimpinan Proyek melalui Ketua YKEP memohon bantuan kepada Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) agar Kadispsiad saat itu, Brigjen TNI Drs. Heryono, M,Psi., dapat membantu pemenuhan kebutuhan dosen dari mantan Pati dan Pamen Dispsiad, yang ditindaklanjuti melalui Surat Telegram no. ST/1117/ tanggal 4 November 2002.
Fase Awal (2003–2008). Dr. Soesilo Sumpeno, Sp.Kj ditunjuk sebagai Dekan Fakpsi Unjani pertama, sementara untuk para Pembantu Dekan ditunjuk Letkol. Inf. (Purn) Drs. Setyono Koesno sebagai Pembantu Dekan I, Kolonel Inf. (Purn) Drs. Usman Suriakumah sebagai Pembantu Dekan II dan Kolonel Inf. Drs. Bambang Setyawan sebagai Pembantu Dekan III. Unjani kemudian berdiri secara resmi sebagai Fakultas keenam di Unjani berdasarkan Skep Rektor Unjani Nomor: Skep/057/Unjani/V/2003 tanggal 14 Mei 2003, yang selanjutnya dikukuhkan oleh Surat Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor:190/D/T/2003, tanggal 30 Januari 2003 perihal ijin penyelenggaraan Program Studi Jenjang Program Sarjana (S-1) ( Unjani, 2025).
Selanjutnya dilaksanakan peresmian Gedung Fakpsi Unjani oleh Ketua YKEP yaitu Brigjen TNI (Purn.) Soetriman, MG, MM pada tanggal 20 Agustus 2003. Gedung tersebut kemudian menjadi Dekanat Fakpsi, dengan fasilitas 1 kelas besar sebagai sarana kuliah pertama dan jumlah mahasiswa sebanyak 83 orang. Segera setelah peresmian, dilaksanakan pergantian Dekan dari dr. Soesilo Soempeno., Sp.KJ kepada Dra. Indrya A.R. Darsono., MA., yang merupakan putri pertama dari Jenderal TNI Anumerta Achmad Yani.
Mulai tahun 2003 hingga 2006, Fakpsi Unjani secara bertahap membentuk tim pengajar inti dengan merekrut sejumlah dosen pionir. Di tahun 2003, bergabung Vivi Rosdiana, S.Psi., Kolonel Art. (Purn) Drs. Soetojo Muljokusumo, Dra. Unandari Supardji., serta Amir Nuyman S., S.Psi. Kemudian pada 2004, fakultas semakin menguat dengan kedatangan Ayu Riana Sari, S.Psi; Agus Jalaludin, S.Psi; Dita Mediasari, S.Psi; Hesty Endrianty, S.Psi; dan Eka Susanti, S.Psi, S.Si. Kehadiran mereka tidak hanya mengisi kebutuhan akademik, tetapi juga turut membangun fondasi pengajaran dan budaya keilmuan di Fakpsi Unjani di masa-masa awal perkembangannya.
Selain mengandalkan staf pengajar tetap, Fakpsi Unjani pada masa pembentukannya juga mendapat dukungan berharga dari para dosen tidak tetap yang berasal dari berbagai perguruan tinggi terkemuka, seperti Unpad, Universitas Indonesia (UI), Universitas Yarsi dan Universitas Islam Bandung (Unisba). Kontribusi mereka turut memperkaya kualitas pembelajaran di masa awal. Para dosen luar biasa dari Fakpsi Unpad adalah Prof. Dr. Bill Raksadjaya, Prof. Dr. Suryana Sumantri dan Prof. Dr. Juke R. Siregar. Selain itu, turut serta Dr. Elmira N. Sumintardja, Dr. Sidharta Poespadibrata, Dr. Rismijati E. Koesma, Drs. Leonardus P., Dra. Indun Lestari, M.Psi., Drs. Amir Sjarif Bachtiar, M.Si.; Drs. Untung Kahar; Drs. Achmad Gimmy Pratama, M.Psi., Ike Marieta, S.Psi. dan Asteria D. Kumalasari, S.Psi. serta Yesmil Anwar., SH., M.Si (Kriminolog). Kemudian dari Fakpsi UI dan Yarsi diantaranya Dr. Soemiati Patmonodewo, Dr. Istiqomah Wibowo, Drs. Harry Victor D., M.Ph, dan Dra. Yuli Sulistiawati, M.Psi. Dari Fakpsi Unisba diantaranya Dra. Lelywati Idham, M.Psi. dan Dra. Sukarti Hilmi Manan, M.Psi. Selain dari perguruan tinggi, Fakpsi Unjani juga dibantu beberapa tenaga pengajar yang berasal dari lingkungan militer, khususnya dari Dispsiad diantaranya adalah Lettu. Caj. Drs. Nurkarim, Mayor Caj. Drs. Cepi Saefullah dan dari Dispsiau yaitu Kolonel Kes. Drs. Deddy Hasan, M.Psi., yang membidani materi Psikologi Penerbangan.
Pada awal pembukaannya, Fakpsi Unjani mendapatkan 83 mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Para mahasiswa ini didapatkan salah satunya berasal dari kerjasama Tim Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) dengan Dispsiad yang turut membantu penyebaran informasi berupa flyer dan poster pada saat proses perekrutan calon anggota TNI di berbagai daerah di Indonesia. Beberapa mahasiswa merupakan bintara dan perwira dari Dispsiad yang ditugaskan oleh Kadispsiad yang ditugaskan untuk mengikuti kuliah reguler di Fakpsi Unjani antara lain sebagai berikut. Angkatan 2003, Yogie Dhani Saputra (sekarang Kapten Inf bertugas di Dispsiad); Angkatan 2004, Sony Hendayana (sekarang Kadispsiad dengan pangkat Brigjen TNI dan Bayu Azi (sekarang Lettu Cba berdinas di Psi Akmil); Angkatan 2005, Dwi Yanu Herwanto (sekarang Sesdispsiad, Kolonel Caj), Emir Harirachman Rindipati (sekarang Kepala Lembaga Seleksi Pendidikan dengan pangkat Kolonel Inf), Yudha Rahman (sekarang Kapten Cku di Dispsiad); dan angkatan 2007, Arif Wibisana (sekarang Letkol Czi, di Dispsiad). Para mahasiswa ini melaksanakan proses kuliah di ruang kelas besar yang berada di lantai 2 gedung Dekanat Fakpsi Unjani, yang dapat menampung sampai dengan 150 orang mahasiswa.
Pada tahun 2005, Fakpsi Unjani mulai mengukuhkan identitas keilmuannya dengan menginisiasi fokusnya pada psikologi militer melalui penyelenggaraan seminar bertajuk "Peran dan Fungsi Psikologi di TNI". Seminar ini menandai langkah strategis fakultas dalam membangun spesialisasi yang relevan dengan kebutuhan nasional. Acara tersebut menghadirkan narasumber-narasumber kunci dari lembaga pertahanan negara, termasuk para Kepala Dinas Psikologi Angkatan serta perwakilan dari Biro Psikologi Polri. Kehadiran mereka tidak hanya memberikan wawasan otoritatif tentang aplikasi psikologi di lingkungan militer dan kepolisian, tetapi juga menjalin jejaring kolaboratif antara dunia akademik dengan praktisi di lapangan. Seminar ini menjadi tonggak penting yang memperkuat posisi Unjani sebagai salah satu pelopor dalam pengembangan psikologi militer di Indonesia, sekaligus mencerminkan komitmen fakultas untuk berkontribusi pada pembangunan sumber daya manusia di sektor pertahanan dan keamanan negara. Kemudian di era ini juga ditetapkan mata kuliah Psikologi Militer sebagai mata kuliah wajib yang harus diikuti oleh seluruh mahasiswa Fakpsi Unjani (Hadras, 2021). Pada tahun 2007 Fakpsi Unjani kemudian berhasi meluluskan angkatan pertama. Beberapa mahasiswa yang menjadi lulusan pertama tersebut diantaranya adalah Sugiharto S.Psi., Dzikrulloh Nur Arifin S.Psi., Lita Asandy S.Psi., Castilia Anggraini S.Psi., Irawati S.Psi., dan Ditya Indria Sari S.Psi.
Fase Kedua (2008–2016)
Fase ini berada dibawah kepemimpinan ibu Dra. Indria AR. Darsono., MA, dimana Fakpsi Unjani mulai memperkuat keunggulan yang menjadi ciri khas Fakultas Psikologi Unjani yaitu Psikologi Militer. Pada fase ini, Wadek I dijabat oleh Kolonel Inf (Purn.) Drs. Setyono., M.Psi., Wadek II Kolonel Inf (Purn) Drs. Usman Suriakumah, yang kemudian digantikan oleh Dra. Unandari S.M.Ip., Wadek III Kolonel Inf (Purn.) Drs. Bambang Setyawan., M.Psi, yang kemudian digantikan oleh Amir Nuyman Setyadiredja, M.Psi., dan Kaprodi Dita Mediasari., M.Psi. yang kemudian digantikan oleh Dra. Lili Garliah., M.Si.
Di era ini bekerjasama dengan Dispsiad, Fakpsi Unjani kemudian mengadakan Seminar Internasional Psikologi Militer yang pertama di Indonesia, dengan tema "What is Military Psychology: Applying Psychology in Military and Everday Life", pada tanggal 30 Juni 2011 bertempat di Hotel Panghegar Bandung, dengan pembicara diantaranya Prof. Dr. Sarlito W Sarwono (Universitas Persada Indonesia YAI), Letnan Jenderal Budiman, Wakasad Mayor Jenderal Lodewijk F. Paulus, Elizabeth Nair Ph.D, dan Stefan Seiler, Ph.D. Kemudian pada tahun yang sama, atas ajakan dari Kadispsiad, Brigjen TNI Ngurah Sumitra., M.Psi, Fakpsi Unjani berkesempatan mengikuti kegiatan International Military Testing Association (IMTA) Conference ke-53 dan International Military Leadership Association (IMLA) ke-7 di Bali. Pada kesempatan tersebut, dua orang perwakilan dosen Fakpsi Unjani memaparkan makalahnya, yaitu Vera Angliani Juwita., S.Psi, M.Psi dan Chandra Yudistira P., S.Psi. Setelah konferensi IMTA, Fakpsi Unjani kemudian mengganti slogannya dari "The best choice for better future", menjadi "It’s not just psychology, it’s Military Psychology".
Fase Ketiga (2016 – 2019)
Pada fase ini Fakpsi Unjani dipimpin oleh Dekan Kol Inf (Purn) Drs. Bambang Setyawan., M.Psi dengan pejabat Wadek I Amir Nuyman Setyadiredja, M.Psi., Wadek II Ayu Riana Sari., M.Si., Wadek III Eka Susanti., M.Psi. dan Kaprodi Dyah Titi S., M.Psi. Pada era ini, Fakpsi Unjani berhasil menggelar Seminar Nasional Psikologi Militer dengan tema “Military Psychology for Civilians, HR Practitioners, Industries and Businesses” di Hotel Panghegar, Kota Bandung. Di akhir seminar kemudian dideklarasikan Asosiasi Psikologi Militer Indonesia (APMI) sebagai bagian dari Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi), dengan Ketua Kolonel Cku Dr. Eri Radityawara Hidayat, yang pada saat itu menjabat sebagai Kepala Lembaga Penyiapan Psikologi Dispsiad, dimana Dewan Pembina APMI terdiri dari para Kepala Dinas Angkatan dan Dekan Fakpsi Unjani. Pada fase ini juga, dibangun gedung empat tingkat dengan sarana dan prasarana ikutannya, sebagai home base Fakpsi Unjani yang baru. Karena Kolonel Drs. Bambang Setyawan kemudian mengundurkan diri sebagai Dekan, maka disaat peralihan, Dekan dijabat oleh Dr. Amir Nuyman Setyadiredja (PLH Dekan 2018-2019), dengan Wadek II Endah Pratiwi., M.Psi., Wadek III Miryam A. Sigarlaki., M.Psi., dan Kaprodi Winna Andini H., M.Psi.
Fase Keempat (2019-2023)
Pada fase ini, Fakpsi Unjani dipimpin oleh Dekan Brigjen TNI (Purn) Dr. Arief Budiarto., DESS., yang merupakan mantan Kadispsiad periode 2016-2018. Adapun pejabat struktural lainnya adalah Wadek I, Dr. Vera Angliani J., M.Psi., Wadek II, Dra. Lili Garliah., M.Si., Wadek III, Dr. Amir Nuyman Setyadiredja, M.Psi. dan Kaprodi Litra Amanda Metra., M.Psi. Pada masa awal era ini, terjadilah pandemi Covid-19. Kondisi ini berdampak pada aktivitas akademik maupun non-akademik di Fakultas Psikologi Unjani. Banyak kegiatan yang telah direncanakan dalam PKRA tidak dapat dilaksanakan. Perkuliahan berjalan secara daring, para dosen mengajar dan bekerja dari rumah masing-masing (WFH) demikian pula tenaga kependidikan, kecuali pejabat struktural yang tetap harus bekerja dari kantor 2 hari dalam 1 minggu. Wisuda Sarjana pun berlangsung secara daring. Namun demikian para era ini para dosen Fakpsi Unjani berhasil menerbitkan buku dengan judul “Kontribusi psikologi di masa pandemi Covid-19“ (Permana dkk., 2021). Selain itu, Pada era ini juga dimulai pengajaran materi Psikologi Kemaritiman yang diberikan oleh Laksamana Pertama TNI Dr. Wiwin Dwi Handayani, yang saat itu menjabat sebagai Kadispsial.
Mulai awal tahun 2022 beberapa kegiatan berangsur-angsur dapat dilakukan kembali, antara lain peringatan Dies Natalis ke 19 tanggal 20 Mei 2022 yang disertai Pekan Olah Raga untuk dosen, tendik dan mahasiswa serta pelatihan Character Building bagi Tenaga Kependidikan Fakpsi Unjani. Selain itu juga dilaksanakan pelepasan dalam rangka memasuki masa purna bakti Dekan ke 3 Fakpsi Unjani, Kolonel Inf (Purn.) Drs. Bambang Setyawan., M.Psi pada tanggal 16 Agustus 2022.
Kemudian, juga dilaksanakan Seminar Sehari tentang Pencegahan dan Penanggulangan cancer bekerja sama dengan Priangan Cancer Care Bandung dalam rangka memperingati World Cancer Month 2023. (4 Maret 2023). Sejalan dengan moto universitas sebagai Smart Military University, maka Fakpsi Unjani kemudian juga menerbitkan buku “Smart Military University: Kajian Psikologi Menghadapi Bencana di Indonesia” (Pratiwi dkk., 2021), dimana mulai diajarkan Psikologi Kebencanaan, dengan pengampu Kol Caj Dr. Suyanto dari Dispsiad.
Fase Kelima (2023-sekarang)
Pada tanggal 8 Agustus 2023, dilaksanakan serah terima jabatan Dekan Fakpsi Unjani dari Brigjen TNI (Purn) Dr. Arief Budiarto kepada Brigjen TNI (Purn) Dr. Eri R Hidayat untuk periode 2023-2027, di mana sebelumnya, Dr. Eri R Hidayat juga menggantikan Brigjen TNI (Purn.) Dr. Arief Budiarto sebagai Kadispsiad periode 2018-2020. Dalam pelaksanaannya, Dekan dibantu oleh Wadek I, Litra Amanda Metra., M.Psi. Wadek 2, Dita Mediasari., M.Psi., Wadek 3, Muhammad Hadras., M.Si. dan Kaprodi Linda Ernawati., M.Psi. Awal dari era ini juga bersamaan dengan dilaksanakannya Lustrum Unjani yang pertama, yang kemudian dirayakan dengan berbagai kegiatan dengan puncaknya suatu talkshow yang menghadirkan pembicara Letkol (Tituler) Deddy Corbuzier, Ph.D., seorang influencer dengan latar belakang S1 dan S2 di bidang psikologi dan S3 theater. Hal ini mengingat selain Corbuzier bekerja di lingkungan militer, ia juga memiliki latar belakang psikologi, sehingga dapat memberikan wawasan pada para mahasiswa dan alumni tentang luasnya ruang kerja bidang psikologi.
Periode ini juga ditandai dengan proses reakreditasi Fakpsi Unjani yang habis pada tahun 2025. Untuk itu, berbagai upayapun kemudian dilakukan untuk meningkatkan peringkat akreditasi, salah satunya adalah melalui internasionalisasi Fakpsi Unjani. Pada tanggal 9 sampai dengan 13 Oktober 2023, Dekan dan Dosen Fakpsi Unjani yang sedang kuliah S3 di Vrije Universiteit, Amsterdam, Eka Susanty, M.Psi., mengikuti konferensi IMTA di Amersfoort Belanda dan melaksanakan paparan dengan judul “Feasibility study for the implementation of EMDR therapy in Indonesian military context“. Selain itu, Dekan Fakpsi Unjani juga melaksanakan paparan untuk mendaftar sebagai anggota IMTA dalam General Assembly IMTA, dan diterima secara aklamasi setelah dianggap visi dan misi Fakpsi Unjani sesuai dengan tujuan IMTA.
Di tahun 2024 dilaksanakan sesi kuliah-kuliah internasional dengan pembicara Prof. Uichol Kim, Ph.D. dari Inha University/International Association of Indigenous and Cultural Psychology (IAICP), Prof. Theo Bouman, Ph.D. dari Groningen dan Prof Gilles, Ph.D. dari Radboud. Kemudian untuk summer course 2024, dilaksanakan Temu Ilmiah Nasional Ikatan Psikologi Sosial XIII dengan tema yang “Social Psychology: Current and Future Trends“, yang juga menghadirkan pembicara Prof. Kevin Kim-Pong Tam, Ph.D. dari Hong Kong University of Science and Technology. Kegiatan dilaksanakan bersama Fakpsi UNPAD dan IPS. Selanjutnya, pada konferensi IMTA 2024 di Sydney Australia, Fakpsi Unjani menyatakan kesiapannya untuk menjadi tuan rumah IMTA 2026, dimana para pimpinan dari Dinas Psikologi Angkatan dan Puspsi TNI menyatakan kesiapan mereka untuk mendukung acara ini. Di akhir 2024, Dekan Fakpsi menghadiri lokakarya di Paris yang diselenggarakan oleh International Panel on Social Progress (IPSP) dan membawakan makalah dengan judul “Case Study Of River Management By The Indonesian Army“.
Di bulan Agustus tahun 2025, Fakpsi dengan Fakultas Kedokteran dan FISIP Unjani, bekerjasama dengan IAICP, Fakpsi Unpad, dan Fakpsi Universitas Esa Unggul juga akan menyelenggarakan seminar internasional “The 12th International Conference of Indigenous and Cultural Psychology: Centenary Conference of Albert Bandura’s Contribution to Science“ dengan tema “Leadership, organization, health, and sustainability in the global context: Promoting human agency for the self, family, school, community, society, and environment”. Pembicara utama dalam seminar ini adalah tokoh-tokoh psikologi internasional yang juga dikenal sebagai Bandurian, antara lain Prof. Daniel Cervone (Illinois-Chicago, Prof Susumu Yamaguchi (Tokyo), Prof Akira Tsuda (Teikyo), Prof Sik-hung Ng (Hong Kong), Prof Kay Bussey (Macquarie) dan Prof Michael Morris (Columbia) dan putri dari Albert Bandura, Dr. Mary Bandura. (ICICP, 2025).
Daftar Pustaka
Dispsiad (2025). Profil Para Kepala Dinas Psikologi Angkatan Darat. Diunduh dari https://dispsiad.mil.id/profil-dispsiad/para-kadis
Hadras, M. (2021). “Psikologi Militer”. Dalam A. Munandar, Pendidikan Ilmu Psikologi. Media Sains Indonesia (hal. 1-16). ISBN: 978-623-362-271-4.
ICICP (2025). International Conference of Indigeneous and Cultural Psychology: Centenary Conference of Albert Bandura’s Contribution to Science. Diunduh dari https://icicp2025.unjani.ac.id/
Permana, M.Z., Pratiwi, E.A., Sari, D.I., Sukabdi, Z.A., Febrina, S., Hardianto, Y., Sari, R., Hadras, M., & Taufiq, R. (2021). Kontribusi psikologi di masa pandemi Covid-19. Literasi Nusantara Abadi. ISBN : 978-623-329-092-0.
Pratiwi, E.A., Hadras, M., Juwita, V.A., Setyadiredja, A.N., Permana, M.Z., Taufiq, R., Febrina, S., Hardianto, Y., Sari, D.I., Susanty, E., Unandari, & Sari, R. (2021). Smart Military University: Kajian Psikologi Menghadapi Bencana di Indonesia. Literasi Nusantara Abadi. ISBN: 978-623-329-496-6.
Unjani (2025). Sejarah Unjani. Diunduh dari https://fpsi.unjani.ac.id/profil-fakultas/