ISSN 2477-1686

 Vol. 7 No. 4 Februari 2021

 

Motivasi Kerja dan Kesehatan Mental

 

Oleh

Adra Inasa Tabina 

Fakultas Psikologi, Universitas YARSI

 

 

Menurut Keitner dan Kinicki (dalam Bachroni & Asnawi, 1999), motivasi dapat didefinisikan sebagai proses-proses psikologis yang dapat mengarahkan seseorang untuk memunculkan suatu tindakan yang memiliki arah tujuan tertentu. Menurut Mangkunegara (2014), motivasi adalah suatu kondisi yang dapat menggerakkan seorang pegawai untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan yang terarah. Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan motivasi adalah penggerak yang dapat mengantarkan seseorang untuk mencapai tujuannya. Sedangkan motivasi kerja adalah dorongan seseorang dalam mencapai tujuan pekerjaannya. Motivasi kerja setiap orang pasti bervariasi sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

 

Clayton Alderfer mengelompokkan kebutuhan dalam tiga bagian (Robbins & Judge, 2009). Pertama adalah existence needs, yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan kebutuhan fisiologis dan rasa aman. Kedua, related needs yang merupakan kebutuhan menjalin hubungan atau interaksi dengan orang lain. Ketiga adalah growth needs, adalah kebutuhan untuk mendorong diri sendiri untuk berkembang dan mencapai akutualisasi diri. Ketiga kelompok kebutuhan ini merupakan teori ERG yang digagas oleh Alderfer (Wicaksono, 2014). Dari pemaparan teori kebutuhan di atas, dapat digambarkan perbedaan motivasi kerja tiap orang. Dapat dikaitkan pula motivasi kerja seseorang dengan stress kerja atau well-being mereka. Sebagai contoh seseorang memiliki motivasi kerja untuk memenuhi related needs mereka maka mereka harus ada atau menciptakan hubungan antar rekan kerja yang sehat. Jika salah satu ada yang tidak berhasil maka akan menimbulkan stress kerja. 

 

Schult & Schult (dalam Bachroni & Asnawi, 1999) mengatakan bahwa stress kerja adalah suatu gejala psikologis yang dapat menganggu seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya dan dapat mengancam eksistensi dirinya. Stress kerja dapat menimbulkan banyak kerugian pada orang yang mengalaminya, termasuk pada perusahaan tempat dia bekerja karena produktivitas para pegawai menurun. Selain itu stress kerja juga akan memengaruhi kesehatan mental pegawainya. Sehingga baik dari perusahaan ataupun pegawainya sendiri harus menciptakan psychological well-being yang baik. 

 

Enam divisi kesejahteraan psikologis menurut Ryff & Keyes (1995) antara lain adalah, self-acceptance atau penerimaan diri, relasi positif dengan orang lain, otonomi atau kemandirian, penguasaan lingkungan yaitu dapat menciptakan lingkungan sehat, memiliki tujuan hidup dan mengetahui makna atau dari hidupnya, dan personal growth. Bisa disimpulkan kesejahteraan psikologis adalah kondisi di mana individu dapat menerima dirinya apa adanya, mencapai kebahagiaan, memiliki sikap yang positif, dan sehat fisik maupun mental hingga dapat mengembangkan potensi dirinya ke arah yang lebih baik sesuai tujuan hidup.Lingkungan kerja dapat menjadi lingkungan yang tidak sehat tanpa diiringi kesejahteraan psikologis yang mencakup enam aspek di atas.

 

Adanya motivasi kerja yang berbeda sesuai latar kebutuhan masing-masing, yang jika tidak terpenuhi akan menimbulkan stress kerja karena tidak adanya psychological well-being yang baik, maka dapat disimpulkan bahwa semuanya berhubungan untuk menjaga kesehatan mental seseorang. Baik perusahaan, pegawai, atasan, maupun bawahan yang tentunya memiliki motivasi kerja berbeda turut berperan dalam menjaga kesehatan mental dirinya sendiri dan orang lain selama bekerja. Terutama bagi perusahaan atau pelaku usaha dalam memenuhi kebutuhan pegawai-pegawainya untuk menjaga kinerja dan produktivitas kerja yang baik.

 

REFERENCES:

 

Bachroni, M., & Asnawi, S. (1999). Stres kerja. Buletin Psikologi7(2).

 

Mangkunegara, A. A. (2014). Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Refika Aditama.

 

Robbins, S. P. & Judge, T. A (2009). Perilaku Organisasi. Jakarta : Salemba Empat.

 

Ryff, C. D., & Keyes, C. L. M. (1995). The structure of psychological well-being revisited. Journal of personality and social psychology69(4), 719.

 

Wicaksono, T. (2014). Pengaruh Motivasi Kerja dan Kemampuan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Produksi PT. Rama Jaya Pramukti Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau).