SSN 2477-1686 

Vol.6 No. 08 April 2020

Mendadak Jadi Guru

 

Oleh

Desy Purnama Sari dan Eny Purwandari

Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Surakarta

 

World Health Organization (WHO) telah menetapkan Covid-19 sebagai pandemi, penetapan ini didasarkan pada tingkat penyebaran dan keparahan yang mengkhawatirkan secara global (Widyaningrum, 2020). Indonesia juga termasuk negara yang terdampak oleh wabah ini, dimana berdasarkan update pada tanggal 5 April 2020 terdapat 2,273 kasus;1,911 pasien dirawat, 198  jiwa meninggal dan 164 pasien sembuh (Coronavirus Cases, 2020).

Sejak Indonesia ditetapkan darurat Covid-19, pemerintah telah mengambil tindakan dengan WFH (Work From Home) agar penyebaran wabah Covid-19 tidak semakin meluas. Termasuk dalam hal ini meniadakan tatap muka di lingkungan pendidikan, sehingga pelajar dari berbagai tingkatan bahkan mahasiswa juga turut belajar di rumah.

Pemberlakuan WFH ini bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan terutama bagi pasangan yang bekerja dan memiliki anak usia sekolah dasar. Bagaimana tidak, karena para orang tua membawa pekerjaan yang biasanya dilakukan di tempat kerja ke rumah. Selain itu anak-anak yang tidak berkegiatan di sekolah bukan tanpa beban, karena pelaksanaan pembelajaran tetap dilaksanakan hanya saja medianya dilakukan secara daring/online serta pemberian tugas untuk dikerjakan anak selama belajar di rumah. Kompleks sudah peran orang tua saat ini, yakni bekerja, mengurus urusan rumah tangga, sekaligus menjadi guru dadakan di rumah untuk sang buah hati.

Orang tua memegang peran penting dalam pendidikan anak, meskipun pada realitas yang terjadi banyak orang tua yang kurang siap menjadi guru dadakan selama pandemi ini terjadi. Hal ini dikarenakan orang tua merasa bahwa tugas yang diberikan oleh pihak sekolah jauh lebih berat, seperti yang diungkapkan oleh salah satu orangtua siswa di Kota Bogor bahwa anaknya diminta untuk mengulas terkait Virus Corona dan penyebarannya, yang mana dalam hal ini orang tua merasa belum memiliki pemahaman yang tepat terkait virus ini dan bagaimana cara menjelaskannya ke anakorang tua khawatir jika salah dalam menyampaikan, sedangkan informasi yang diterima oleh anak bisa jadi akan dibawa hingga ia dewasa (Murtadho, 2020). Sangat disayangkan sekali ketika momen bertemunya anak dengan orang tua di rumah membuat suasana di rumah penuh rasa stres, seperti yang diungkapkan oleh orangtua siswa di Kota Depok bahwa dirinya merasa stres karena tidak mengerti mata pelajaran yang sedang dipelajari oleh sang anak dan tidak mengerti bagaimana cara mengoperasikan aplikasi pembelajaran online (Prodjo, 2020).

Menurut Erickson (1982) anak usia sekolah dasar memiliki tugas perkembangan akademik dan sosial, dimana pada tahap ini anak berusaha mengembangkan potensi yang dimiliki, tanggungjawab, kerjasama dengan teman sebaya serta konsep diri (Papalia & Feldman, 2014). Bisa dibayangkan betapa aktifnya anak dengan rasa keingintahuannya yang tinggi. Di sini lah pentingnya peran orang tua untuk mendampingi anak dalam mengembangkan potensi dirinya. Kehadiran orang tua serta keikutsertaannya dalam proses belajar dan tumbuh kembang anak sangat dibutuhkan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Purnama dan Wahyuni (2017) menyatakan bahwa anak yang memiliki kelekatan dengan kedua orang tuanya akan memiliki kemampuan sosial yang baik. Menurut Retraningsih, individu yang mempunyai kelekatan yang aman/secure attechment akan menunjukkan berbagai macam karakteristik positif seperti menjadi lebih pintar dalam menyelesaikan masalah, memiliki kompetensi sosial dalam hal ini anak lebih kooperatif, patuh terhadap orang tua serta memiliki hubungan yang lebih baik dengan teman sebayanya (Purnama & Wahyuni, 2017).

Sebenarnya banyak hal-hal positif yang bisa dilakukan oleh orang tua dengan anak terutamanya dalam kondisi Work From Home ini. Mulai dari bangun tidur, belajar, bermain, hingga tidur kembali. Kegiatan tersebut bisa berupa tantangan merapikan kamar dimana nanti rewardnya adalah memasak bersama menu kesukaan anak, olah raga bersama, memanfaatkan lahan rumah untuk berkebun atau bertukang, membuat media belajar dengan permainan DIY (Do It Yourself), menggambar, menulis, roleplay cerita, mendongeng, dan lain sebagainya yang dapat merangsang kecerdasan kognitif, afektif, dan psikomotorik anak. Butuh kesabaran dan kretivitas dari orang tua selama mendampingi anak dalam belajar, tak terkecuali yang berkaitan dengan teknologi. Mengingat saat ini anak-anak dihadapkan dengan tantangan untuk belajar dalam jaringan dan hantaman perkembangan teknologi yang tak terelakkan. Tak bisa dipungkiri bahwa hal ini memang harus diperhatikan, meskipun pada realitasnya keadaan ini mungkin terasa sulit dilakukan oleh beberapa orang tua.

Pada dasarnya orang tua adalah guru bagi anak-anaknya. Posisi ini sering terlupakan oleh banyak orang karena kesibukannya. Ketika orang tua berpikir tentang pendidikan, langsung muncul kata sekolah. Mendidik anak sebenarnya bukan hanya mengirim anak-anak ke sekolah yang bagus, agar mereka mendapat pendidikan yang baiksekolah adalah tahap kedua dari pendidikan pertama dan utama, yaitu di dalam keluarga. Orang tua perlu untuk sadar bahwa peran terpenting dalam pendidikan anak terletak pada pundak orang tua. Artinya, orang tua harus mengambil bagian terpenting dalam proses pendidikan itu, dengan menjadi guru bagi anak-anaknya. Sebagaimana  hadits yang diriwayatkan Al-Hakim, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Tiada suatu pemberian yang lebih utama dari orang tua kepada anaknya selain pendidikan yang baik.” (HR. Al Hakim: 7679).

Mendadak jadi guru, ayo siapa takut. Penuh Cinta…

 


 

Referensi

Worldmeters. (2020). Coronavirus Cases. Worldometer. Retrieved from https://www.worldometers.info/coronavirus/

Murtadho, M. A. (2020). Orang Tua Mengeluh Program Belajar di Rumah Diperpanjang. Tempo.co. Retrieved from https://metro.tempo.co/read/1324072/orang-tua-mengeluh-program-belajar-di-rumah-diperpanjang

Papalia, D. E., & Feldman, R. D. (2014). Menyelami Perkembangan Manusia (12, Buku 1 ed.). Jakarta: Salemba Humanika.

Prodjo, W. A. (2020). Curhat Emak-Emak di Depok soal Belajar dari Rumah, Sampai Bikin Stres. Kompas.com. Retrieved from https://www.kompas.com/edu/read/2020/03/18/122037771/curhat-emak-emak-di-depok-soal-belajar-dari-rumah-sampai-bikin-stres?page=all

Purnama, R. A., & Wahyuni, S. (2017). Kelekatan (Attachment) pada Ibu dan Ayah dengan Kompetensi Sosial pada Remaja. Jurnal Psikologi, 13 (1).

Widyaningrum, G. L. (2020). WHO Tetapkan COVID-19 Sebagai Pandemi Global. National Geograpich Indonesia. Retrieved from https://nationalgeographic.grid.id/read/132059249/who-tetapkan-covid-19-sebagai-pandemi-global-apa-maksudnya