ISSN 2477-1686

 

Vol.6 No. 07 April 2020

Menjaga Harapan di tengah Pandemic Covid-19

 

Oleh

Made Prabhanika Rahayu Dharmeswari & Tio Rosalina

Fakultas Psikologi, Universitas Dhyana Pura

 

Memasuki bulan ke dua dari Gerakan Tinggal Di Rumah (social distancing), angka kasus positive Virus Covid-19 ini belum juga menunjukan penurunan. Pemerintah Indonesia merilis jumlah kasus ini setiap harinya. Pertanggal 5 April 2020, jumlah kasus nasional tercatat sebanyak 2273 kasus, sedangkan di Bali sendiri, tercatat ada 35 kasus positive Covid-19 dengan 2 kasus kematian.

 

Melihat peningkatan jumlah kasus dari hari-kehari, tentu saja membuat kita menjadi semakin cemas. Ditengah upaya pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran serta kepatuhan kami dalam melaksanakan social distancing ini, penambahan kasus positive memberikan efek negative pada persepsi harapan akan berakhirnya musibah ini. Namun harapan untuk hari esok yang lebih baik harus tetap di bangun, sebab pada dasarnya setiap individu memiliki kemampuan untuk membentuk harapan. Snyder menyatakan bahwa harapan merupakan sesuatu yang dapat dibentuk dan dapat digunakan sebagai langkah perubahan.

 

Harapan merupakan motivasi positif yang terwujud dalam tindakan yang diarahkan pada suatu tujuan yang diinginkan.  Harapan terbentuk dari komponen dasar dalam kemampun kognitif yaitu komponen willpower dan waypower for goals. Willpower (kemauan) adalah "kekuatan pendorong untuk menumbuhkan pemikiran penuh harapan" – merupakan perasaan energi mental yang membantu menggerakkan seseorang menuju tujuan. Komponen Waypower adalah kapasitas mental yang digunakan untuk menemukan cara untuk mencapai tujuan; mencerminkan rencana mental atau peta jalan yang membimbing pemikiran penuh harapan. Dapat juga diartikan bahwa harapan adalah refleksi persepsi seseorang terhadap kemampuannya membuat tujuan, inisiatif dan motivasi untuk menggunakan berbagai strategi (willpower thinking), dan mengembangkan strategi yang spesifik (waypower thinking) untuk mencapai tujuan tersebut (Snyder, 2002).

 

Harapan agar Indonesia segera bebas dari pandemic ini agar kita kembali pada kehidupan sosial kita lebih dekat dan hangat merupakan harapan kita semua. Saya pribadi sangat berharap bukan saja agar pandemic ini segera selesai, namun sebagai mahasiswa saya juga berharap bila semester ini dapat selesai dengan hasil akademik yang tetap memuaskan. Oleh karena itu, saya terus menetapkan strategi tertentu untuk memastikan saya tidak berhenti bertindak hingga tujuan (goals) tercapai.

 

Saya dan teman-teman di Bali tetap menaruh harapan akan hari esok yang lebih baik. Harapan ini membuat kami optimis dan tetap semangat dalam mengikuti proses perkuliahan yang dilakukan secara daring. Goals kami adalah mengakhiri semester ini dengan baik, meski dengansituasi yang tidak nyaman. Strategi atau pathway yang kami pilih adalah memanfaatkan serta menggunakan beberapa platform dalam belajar. Hal ini cukup efektif untuk menyiasati rasa bosan serta cukup efektif dalam memastikan proses pembelajaran setiap mata kuliah kami berjalan dengan lebih rapih.

 

Selain itu, saya menikmati tugas-tugas tambahan yang dimintai kepada saya secara pribadi, seperti membantu dosen dalam hal mengaktifkan kelas di ZOOM, menjadwalkan perkuliahan mendatang, dan mengkoordinasikan penyebaran materi kepada setiap peserta kuliah. Melalui hal-hal kecil tersebut kemampuan berkomunikasi saya diasah dan saya belajar menjadi cepat tanggap. Hal ini meningkatkan skill dan self-efficacy Saya.

 

Saya dan teman-teman dapat merasakan perubahan yang positif. Kami merasa sudah lebih mandiri dan lebih proaktif dalam setiap mata kuliah, dan mulai belajar berinisiasi dalam menciptakan suasana kuliah yang efisien dan menyenangkan. Ternyata dengan diam dirumah kita tetap bisa melakukan tugas dan menambah hal baru yang mungkin tidak akan dilakukan bila tidak ada karantina mandiri ini.

 

Kesimpulan

Walaupun kita menilai dunia kita sedang dalam keadaan porak-poranda, amat penting bagi kita untuk menaruh harap akan hari esok. Harapan dapat membantu kita untuk menjaga diri tetap tenang, positif, dan selalu menyaring informasi yang kita dapatkan. Saya harap teman-teman mahasiswa di luar sana untuk tidak kehilangan motivasi dan kemauan dalam mencapai tujuan-tujuannya. Ingatlah selalu kalimat “Where there’s a will, there’s a way. Where hope grows, there shall be goodness” – ini harapan kami di Bali, bagaimana dengan harapanmu?

 

 

Referensi:

 

Snyder, C. R. (2002). Hope Theory: Rainbows in the Mind. Psychological Inquiry, 13(4), 249-275. DOI: 10.1207/S15327965PLI1304_01