ISSN 2477-1686

 

Vol.6 No. 07 April 2020

Negatif Corona, Positif Creative

 

Oleh

Vera Ayu Tamara

Fakultas Psikologi, Universitas Negeri Padang

 

Pengalaman kesepian dirumah: membuat diri sendiri produktif dan kreatif

 

Selama ini tidak jarang banyak orang yang sering mengalami kesepian baik pada orang ekstrovert maupun introvert,tapi biasanya jika kesepian menghampiri,kita pasti memulai untuk mencari kegiatan/aktivitas diluar rumah untuk sekedar berinteraksi dengan orang lain, karena otomatis kita akan merasakan suatu perasaan yang bahagia karena telah berinteraksi dengan orang lain dan perasaan kesepian pasti tidak akan terasa lagi.

 

Kesepian adalah situasi yang rasakan individu sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan atau tidak diterima serta kurangnya (kualitas) hubungan tertentu. Ini mencakup situasi, di mana jumlah hubungan yang ada dianggap kurang dari yang diinginkan atau diterima, serta situasi di mana keintiman yang seseorang harapkan belum terwujud (De Jong Gierveld, 1987) Namun pada saat pendemi covid 19 ini kita diharuskan untuk social distancing jadi kita menjaga jarak sosial dari teman-teman ataupun orang sekitar kita, sehingga kita hanya dirumah saja, tapi istilah tersebut kini telah diubah WHO menjadi phsycal distancing karena walaupun kita harus membatasi jarak untuk bertemu tapi kita harus tetap interaksi dengan teman-teman atapun orang lain. nah tapi ya gimana caranya? dikarenakan sekarang zaman sudah sangat modern daripada abad sebelumnya, semuanya bisa kita lakukan dengan menggunakan teknologi yang berupa gawai melalui media sosial,asal mempunyai kuota kita akan bisa menghubungi siapapun yang kita inginkan hanya untuk menanyakan kabar ataupun menanyakan hal penting lainnya.

 

Setelah surat edaran Rektor UNP disebarkan yang isinya tersebut di sampaikan bahwa perkuliahan tatap muka akan diganti dengan perkuliahan online mulai tanggal 16 Maret - 17 April 2020. Saya bingung saat itu apakah harus senang atau malah sedih, senangnya bisa pulang kampung tapi sedihnya adalah ternyata virus ini sangat mengerikan serta menyebabkan tidak bisa bertemu teman-teman. Setelah beberapa hari berjalan kuliah online ternyata rasanya tidak enak, karena rasanya sangat kekurangan interaksi sosial dengan teman dikarenakan yang dihadapi hanya gadget saja. Akhirnya saya juga ikut pulang kampung karena sulit rasanya bertahan sendirian di kost tanpa teman-teman seperjuangan, ketika pulang kampung sesampainya saya ternyata sudah sepi sekali KARENA orang-orang sudah sadar untuk mengkarantina wilayahnya masing-masing bahkan orang tua meminta untuk isolasi mandiri sampai saat ini, Isolasi sosial terkait menunjukkan tidak adanya hubungan dengan orang lain dan itu membuat saya merasakan yang namanya kesepian.

 

Walaupun sebenarnya semenjak covid-19 ini datang kita otomatis dipaksa untuk kreatif bahkan jadi produktif , kenapa? ya karena semua orang harus bisa memanfaatkan teknologi dengan sebaik-baiknya, apalagi para guru dan dosen terkhusus umurnya yang tidak muda lagi, mereka belajar lagi cara menggunakan aplikasi-aplikasi yang asing baginya demi tetap melaksanakan pembelajaran efektif bagi siswa maupun mahasiswanya, sungguh mulia dan baik para pahlawan tanpa tanda jasa tersebut. Kita jadi produktif setiap saat karena selalu belajar meskipun suasananya berbeda kita dituntut untuk kreatif dalam belajar supaya kita tidak bosan sehingga menciptakan cara-cara belajar yang asik untuk efektif. Kalau saya belajar didalam kamar saja tetapi saya juga menbuat sedikit hal yang berbeda karena ketika belajar saya kadang sambil berjemur supaya bisa meningkatkan imun tubuh saya dan kadang sambil sarapan sehingga saya merasakan belajar tapi tetap menyenangkan serta mengenyangkan.

 

Tapi sebenarnya saya tahu bagaimana mahasiswa yang kuliah online dari rumah? oh tentu saja itu sangat membosankan bagi mahasiswa, karena sungguh mahasiswa tidak bisa hanya diam dirumah. Mereka juga harus keluar rumah dan berinteraksi dengan orang lain. Secara umum manusia membutuhkan interaksi sosial untuk tetap hidup. Profesor Psikologi dan Ilmu Saraf di Brigham Young University, Holt-Lunstad (2018) mengatakan "Jika kita berpikir tentang kesepian di waktu seperti ini, akan ada dorongan untuk mencari koneksi sosial sebagaimana kita saat lapar dan termotivasi untuk mencari makanan" Menjaga kesehatan mental saat masa karantina ini juga adalah hal yang sangat penting. Koneksi sosial secara signifikan memprediksi kesehatan untuk baik atau buruk, oleh karena itu, mereka dapat dianggap sebagai faktor risiko sekaligus pelindung (Holt-Lunstad,2018)

 

Sebagai generasi millenial yang terkenal dengan generasi "Rebahan" banyak hikmah yang bisa kita ambil dari Covid-19 ini salah satunya adalah kita bisa menyelamatkan bangsa dengan cara rebahan, selama kuliah online yang dirumah aja ini kita juga merasakan kebosanan dan kesepian, padahal sebenarnya banyak hal yang bisa kita lakukan dengan kejadian ini kita bisa menyelesaikan buku bacaan kita yang tidak pernah habis sampai halaman terakhir, kita bisa membuat soft & hard skill baru seperti memasak dan membantu ibu membersihkan rumah. Kita bisa lebih produktif mengerjakan tugas tanpa harus ada godaan dari teman untuk mengajak main keluar, kita bisa belajar sambil rebahan yang sudah dimimpikan mahasiswa sejak lama. Selain itu kita bisa tidur nyenyak dirumah sendiri dan bisa lebih mendekatkan diri kepada sang Maha Pencipta. Masa ini bisa digunakan untuk mengistirahatkan tubuh yang biasanya terlalu sibuk, bahkan yang terpenting dapat menjadai lebih dekat dengan keluarga serta melakukan hal-hal positif lainnya bersama keluarga.

 

Kalau saya mencoba hal baru seperti bermain tiktok dengan tiktok ini ternyata saya juga bisa berinteraksi dengan teman-teman saya, ada suatu konten di tiktok yang menggabungkan banyak video jadi satu sehingga ketika saya membuat video tersebut saya pun menghubungi teman saya dan itu secara tidak sengaja telah terjadi sebuah interaksi antara saya dan teman-teman saya sehingga kami tetap merasa dekat walaupun sebenarnya jauh dan terpisah oleh jarak. Ternyata hal sederhana seperti itu bisa membuat kita tetap dekat dengan yang jauh. Di sosial media pun saya melihat teman-teman saya berubah menjadi chef mendadak dan melihat hal baru seperti itu tentunya saya ingin mencobanya juga, saya pun juga mencoba hal lainnya yang baru baik itu dalam segi pembelajaran maupun hiburan supaya tidak merasa kesepian. Pesan saya kalian semua jangan merasa sendirian karena walaupun kita terpisah jarak tapi kita tetap bersama untuk melawan Covid-19 ini, lakukanlah kegiatan positif yang menyenangkan jiwa.

 

Kita semua harus bersatu, ayo kita tetap menjalankan peran kita masing-masing baik sebagai mahasiswa ataupun yang lainnya yang intinya kita adalah Masyarakat Indonesia kita satu bangsa satu bahasa. Kita harus bersatu untuk melawan bukan hanya kepada ketidakadilan tapi kepada Covid-19 virus kecil yang datang membawa banyak perubahan bagi manusia. Merubah manusia menjadi produktif seperti melakukan kegiatan yang kreatif untuk menghibur diri sendiri maupun orang lain atau sekedar menyelesaikan banyak literatur yang selama ini belum selesai. Dan bumi pun tersenyum melihat ini seakan ia punya ruang untuk bernafas karena tidak ada lagi polusi udara,kemacetan dan sesaknya manusia dijalanan. Saat ini kita jadi lebih memiliki banyak waktu untuk berkumpul dengan keluarga yang biasanya semua sibuk dengan aktivitas masing-masing, sekarang menjadi memiliki waktu 24 jam bersama mulai dari makan, menonton tv dan bercanda gurau serta membicarakan sesuatu yang selama ini belum tersampaikan. Akhirnya manusia sekarang sadar akan pentingnya kebersihan dan kesehatan, mulai dari hal kecil seperti selalu mencuci tangan dan berjemur setiap pagi hari serta selalu berolahraga minimal 15 menit sehari.

 

Pernyataan diatas adalah berdasarkan apa yang saya baca dan saya observasi dengan melihat saya maupun teman-teman di sosial media, akhirnya kita sepemahaman bahwa Covid-19 adalah pengingat bagi kita yang selama ini terlalu sibuk dengan dunia,untuk lebih menyadari diri ini harus berbenah memperbaiki semua yang kurang ataupun belum selesai. Akhirnya kita lebih banyak bersyukur daripada mengeluh karena kita yakin Tuhan memberikan suatu peristiwa/kejadian baik itu mengenakan atau tidak, pastilah ada maksud baik dari Tuhan dan kita pun menyadari hal itu. Berdoa jangan terputus, Covid-19 ayo pergi hilang dan kami tak akan melupakanmu karena kami sudah menemukan semua pelajaran baru dan hikmah dari kedatanganmu, Covid-19 kami ingin lebih bernafas lega dan menjalani rutinitas seperti biasa lagi, kami akan berkomitmen untuk terus melakukan hal yang baik selama masa karantina ini pada saat kamu telah pergi. Covid-19 biarlah hilang dan tak kembali tapi kebiasaan baik jangan hilang dan teruslah menetap. Semoga semuanya akan secepatnya membaik, doa kita satukan, kekhawatiran kita minimkan, Covid-19 kita hilangkan.

 

Stay at home and stay chill

 

Referensi:

 

De Jong Gierveld, J., Van Tilburg, T. & Dykstra, P. (2006). Loneliness and Social Isolation. Cambridge University Press. DOI: 10.1017/CBO9780511606632.027.

 

Holt-Lunstad, J. (2018). Why social relationships are important for physical health: A systems approach to understanding and modifying risk and protection. Annual review of psychology69, 437-458.