Strategi Top-Down: Persepsi Konstruktif dalam Menyikapi Informasi Covid-19
Oleh
Dwi Ulfan
Institut Agama Islam Negeri Ponorogo
Gencarnya penyebaran berita pandemi virus korona atau COVID-19 memiliki dampak yang signifikan di masyarakat. Terutama dalam mempersepsikan suatu kondisi yang sedang terjadi. Berbagai macam bentuk pengalihan persepsi negatif menjadi positif telah dilakukan, sehingga menguatkan individu yang lain untuk tidak terlalu cemas atau bahkan sampai menuju taraf kecemasan. Hal ini terjadi karena adanya upaya dari masing-masing individu untuk saling menguatkan dibalik rasa cemas yang sedang menyelimuti pikirannya.
Pengalihan pola berpikir dalam menanggapi suatu isu atau informasi memiliki kaitan yang sangat erat dengan persepsi atau cara pandang seseorang berdasar dari kemampuan kognitif Persepsi konstruktif (constructive perception), menyatakan bahwa manusia “mengkonstruksi” secara persepsi dengan secara aktif memilih stimuli dan menggabungkan sensasi dengan memori (Solso dkk, 2008: 120). Pemilihan stimuli berupa pemilihan terhadap informasi yang diinginkan atau sedang di butuhkan. Selama proses pemberitaan covid-19, masing-masing individu terus menebar info pencegahan baik itu melalui status whatsapp dan instagram (penulis mengikuti dua media sosial yang saat ini banyak digunakan oleh masyarakat).
Penyebaran informasi ini tentunya memiliki dampak terhadap pemikiran dan perilaku sosial masyarakat. Proses pemahaman ini tentunya memiliki indikasi bagi setiap orang untuk terus melakukan proses Top-Down untuk memberikan asupan positif terhadap informasi yang beredar di masyarakat. Berikut arti dari pemrosesan Top-Down, yaitu teori yang mengajukan gagasan bahwa proses pengenalan diawali oleh suatu hipotesis mengenai identitas suatu pola, yang diikuti oleh pengenalan terhadap bagian-bagian pola tersebut, berdasarkan asumsi yang sebelumnya telah dibuat.
Asumsi yang dibuat atau pun yang beredar terhadap persebaran virus covid-19 merupakan salah satu bentuk stimuli yang akan mempengaruhi perkembangan persepsi idividu dalam menghadapi pedemi virus covid-19. Sebagai wujud pengaplikasian teori Top-Down dalam persepsi konstruktif. Maka dari setiap individu dalam melakukan langkah preventif dengan cara 3M (Memilah, Mengkonfirmasi, Menyampaikan):
1. Memilah stimuli berupa informasi
Fakta yang terjadi dilapangan, informasi secara bebas tersebar melalui media sosial instagram atau group whatsapp yang masing-masing penyebar, hanya bermodal satu tekan tombol forward. Setiap dari kita haru mampu memilih informasi yang tepat dan merangsang pola pikir kita untuk mampu berpikir positif.
2. Mengkonfirmasi dari setiap informasi yang diperoleh
Setiap informasi yang kita terima sebaiknya dikonfirmasikan kepada tenaga medis atau sumber yang terpercaya sebelum disebarkan. Konfirmasi yang kita lakukan dapat memberikan pemahaman terhadap
3. Menyampaikan informasi sesuai dengan sumber data yang akurat
Penyampaian informasi hendaknya disertai sumber data berupa instansi yang memberikan data, hari tanggal dan tahun. Hal ini bertujuan untuk mencegah berita-berita hoax
Semakin maraknya berita menimbulkan rasa cemas terhadap konsumen media sosial. Oleh karena tak terbendungnya pemberitaan yang begitu cepat. Kecemasan merupakan suatu yang alamiah terjadi pada individu. Hal ini muncul diakibatkan adanya konflik intrapsikis. Adapun gejala kecemasan yang berlebihan dapat menyebabkan imun tubuh seseorang menurun. Berikut penjelasan tentang kecemasan. Menurut Lazarus kecemasan dibagi dua (Lin, 2009: 168) antara lain:
a) state anxiety, gejala yang akan tampak saat situasi itu ada dan hanya terjadi pada situasi tertentu. Jika dikaitkan dengan kejadian saat ini, beberapa orang mengalami kecemasan terhadap persebaran covid-19 yang begitu masif. Bagi, mereka yang tidak mampu kejelian dalam memilih informasi. Maka dapat dimungkinkan akan mengalami kecmasan dan mungkin juga akan berdapak pada perilaku kompulsi.
b) Trait anxiety, kecemasan yang berkaitan dengan kepribadian seseorang dan bersifat menetap. Kecemasan ini memiliki sifat kecenderungan menetap pada individu yang mengakibatkan seseorang sulit beradaptasi. Jika seseorang mengalami trait anxiety sebaiknya mendapatkan pendapingan dari orang-orang yang berada dekat dalam daily activity. Hal ini diperlukan untuk memberikan rasa tenang dan individu tersebut juga perlu melakukan terapi untuk mengurangi kecemasan-kecemasan yang dimilikinya.
Pada dasarnya kecemasan ini muncul akibat adanya persepsi yang tidak seimbang antara pengetahuan yang dimiliki dengan informasi yang diterima, sehingga memunculkan persepsi dan berdampak pada kecemasan. Oleh karena itu perlu dilakukan strategi Top-Down dalam persepsi kontruktif dalam menyikapi pemberitaan covid-19.
Referensi:
Atkinson, L., & Rita, dkk. (N.D). Pengantar psikologi: Edisi ke-11, jilid 1. Batam: Interaksara.
Chaplin, J.P. (2008). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Rahayin. 2009. Psikoterapi perspektif islam dan psikologi kontemporer. Malang: UIN-Malang Pers.
Solso, L., & Robert, dkk. (2002). Psikologi kognitif (Edisi kedelapan). Jakarta: Erlangga.