ISSN 2477-1686  

 Vol. 11 No. 26 Januari 2025

Kekerasan Seksual Pada Anak: Dampak Psikologis dan Strategi Penanganan yang Tepat

Oleh :

Ricky Aldiansyah Putra

Program Studi Psikologi, Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Anak merupakan keajaiban yang lahir ke dunia. Anak membutuhkan keluarga dan lingkungan yang mendukung untuk anak dapat tumbuh kembangnya secara optimal (Ariani & Asih, 2022). Anak menjadi kelompok yang sangat rentan terhadap kekerasan seksual dikarenakan anak selalu diposisikan sebagai sosok yang lemah atau yang tidak berdaya dan masih memiliki ketergantungan terhadap orang dewasa di sekitarnya  (Noviana, 2015).

Menurut ECPAT (End Child Prostitusion In Asia Toutrism) kekerasan seksual diartikan sebagai hubungan atau interaksi yang dilakukan seorang anak dengan seorang dewasa seperti saudara kandung, orang asing, ataupun orang tua di mana kondisi ini dilakukan sebagai pemuas kebutuhan seksual pelaku itu sendiri (Octaviani & Nurwati, 2021). Kekerasan seksual kepada anak dapat terjadi di mana saja, dan dilakukan oleh siapa saja, bahkan umumnya pelaku dari kekerasan seksual merupakan orang-orang terdekat yang dikenal baik oleh korban (Rini, 2020). Perbuatan kekerasan seksual dilakukan dengan menggunakan paksaan, ancaman, suap, tipuan atau tekanan  (Ningsih & Hennyati, 2018). Seperti yang telah diketahui di atas bahwa kekerasan seksual ini dapat dilakukan oleh orang terdekat yang terdapat dilingkungan sekitar anak. Kekerasan seksual terhadap anak dikarenakan pelaku melihat posisi anak yang masih lemah serta lugu. Di mana pada tahap perkembangan anak umumnya masih rentan dan belum mengerti banyak hal sehingga sering kali disalahgunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Faktor yang penyebab terjadinya kekerasan seksual pada anak yaitu perubahan hormon oleh pelaku, perkembangan teknologi, perubahan gaya hidup, sosial budaya yang mempengaruhi, minimnya pengetahuan masyarakat mengenai kekerasan seksual (Octaviani & Nurwati, 2021).

Kekerasan seksual dapat menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap korban, baik secara fisiologis, emosional, maupun psikologis. Dampak kekerasan seksual secara fisik dan kesehatan mungkin tidak memiliki dampak yang terlalu besar yang dirasakan dan dipermasalahkan oleh anak, tetapi secara psikis anak yang mengalami kekerasan seksual memiliki banyak dampak yang akan dirasakan oleh si anak, seperti bisa menimbulkan ketagihan, trauma, pelampiasan dendam dan lain-lain (Ramadhani & Nurwati, 2023). Dampak psikologis yang terjadi terhadap anak yang mengalami kekerasan seksual menurut WHO akan berdampak pada kesehatan mental anak yang menjadi korban. Karena umumnya pelaku kekerasan seksual dan korban hidup di satu lingkungan yang sama sehingga anak akan cenderung mengalami depresi, fobia, dan mengalami kecurigaan pada orang lain dalam waktu yang lama. Kekerasan seksual yang terjadi pada anak nantinya akan menimbulkan dampak traumatis sepanjang hidupnya. Ketika waktu anak mengalami kekerasan seksual tersebut anak tidak menyadari bahwa dia anak korban dari kekerasan seksual. Trauma yang di alami oleh anak korban kekerasan seksual akan sulit dihilangkan apabila tidak secepatnya ditangani oleh ahlinya (Noviana, 2015).  Anak sebagai korban adalah subjek pelampiasan hawa nafsu dari pelaku yang akan sangat berpengaruh pada aspek psikologis dan psikososial dalam diri si anak (Nurfazryana & Mirawati, 2022). Akibat dari kekerasan seksual yang diterima anak, sangat memungkinkan anak mengalami gangguan psikologis yang dapat berupa gangguan emosional, gangguan perilaku maupun gangguan kognisi. Gangguan emosional yang terjadi pada anak yang mengalami kekerasan seksual yakni anak memiliki emosi yang tidak stabil dan memiliki dampak terhadap mood memburuk. Penelitian  Rini (2020) menunjukkan bahwa korban yang mengalami kekerasan seksual oleh anggota dalam keluarga cenderung mengalami kesulitan dalam bergaul, perilaku melukai diri sendiri, dan tidak mengalami kepuasan seksual.  

Strategi penanganan yang tepat untuk anak yang mengalami kekerasan seksual yaitu dengan cara membangun sinergi antara keluarga, masyarakat, dan negara. Dalam lingkup keluarga orang tua sangat memiliki peran penting dalam menjaga anak-anak dari ancaman kekerasan seksual (Noviana, 2015). Keberadaan dan peran serta keluarga terkhusus orang tua (bukan pelaku kekerasan) sangat penting dalam membantu anak dalam proses memulihkan diri dan penyesuaian pasca anak mengalami kekerasan seksual. Peran keluarga juga diperlukan dalam memberikan dukungan sosial yang terdiri dari dukungan emosional, ikatan emosional, komunikasi dan sikap positif dari keluarga terhadap anak yang mengalami kekerasan seksual (Ramadhani & Nurwati, 2023). Dalam hal ini peran masyarakat untuk menangani kekerasan seksual terhadap anak dengan memerhatikan aspek pencegahan yang melibatkan warga dan juga melibatkan anak-anak, yang memiliki tujuan untuk memberikan perlindungan pada anak di tingkat akar rumput. Dalam hal ini juga negara memiliki peran penting yaitu untuk melindungi warga negaranya yang menjadi korban kekerasan seksual yang terjadi pada anak-anak (Noviana, 2015).  

Sehingga kita sebagai masyarakat yang telah mengetahui bagaimana dampak dari kekerasan seksual pada anak dapat mengantisipasi hal tersebut. Supaya kekerasan seksual pada anak dapat berkurang dan tidak lagi terjadi kekerasan seksual terhadap anak. Serta peran orang tua juga sangat penting dalam membantu anak dalam menghadapi trauma yang dialaminya dengan memberikan dukungan sosial. Serta peran negara juga dapat memberikan bantuan psikoterapi terhadap anak yang mengalami kekerasan seksual.

Referensi:

Ariani, N. W. T., & Asih, K. S. (2022). Dampak Kekerasan Pada Anak. Jurnal Psikologi Mandala, 6(1), 69–78. https://doi.org/10.36002/jpm.v6i1.1833

Ningsih, E. S. B., & Hennyati, S. (2018). Kekerasan Seksual Pada Anak Di Kabupaten Karawang. Midwife Journal, 4(02), 61. http://jurnal.ibijabar.org/kekerasan-seksual-pada-anak-di-kabupaten-karawang/

Noviana, I. (2015). Kekerasan Seksual Terhadap Anak: Dampak Dan Penanganannya Child Sexual Abuse: Impact and Hendling. Sosio Informa, 01(200), 13–28.

Nurfazryana, & Mirawati. (2022). Dampak Psikologis Kekerasan Seksual Pada Anak Sexual Abuse , Child , Impact. UNES Journal of Social and Economics Research, 7(2), 15–24.

Octaviani, F., & Nurwati, N. (2021). Analisis Faktor Dan Dampak Kekerasan Seksual Pada Anak. Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial HUMANITAS, 3(II), 56–60. https://doi.org/10.23969/humanitas.v3iii.4118

Ramadhani, S. R., & Nurwati, R. N. (2023). Dampak Traumatis Remaja Korban Tindakan Kekerasan Seksual Serta Peran Dukungan Sosial Keluarga. Share : Social Work Journal, 12(2), 131. https://doi.org/10.24198/share.v12i2.39462

Rini. (2020). Dampak Psikologis Jangka Panjang Kekerasan Seksual Anak (Komparasi Faktor: Pelaku, Tipe, Cara, Keterbukaan Dan Dukungan Sosial). IKRA-ITH Humaniora, 4(3), 157–167.