ISSN 2477-1686  

 Vol. 11 No. 30 Maret 2025

Pinjaman Online:

Solusi Cepat atau Ancaman Psikologis dan Finansial?

 Oleh :

Fadhilla Alfitri

Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

 

Pinjaman online menjadi pilihan populer bagi banyak orang  yang membutuhkan dana cepat dan mudah. Dengan proses pengajuan yang simpel dan waktu pencairan yang cepat, pinjaman online menawarkan kemudahan yang besar. Meskipun demikian, di balik kemudahan ini terdapat berbagai risiko yang bisa mempengaruhi kondisi finansial dan psikologis penggunanya.

Kemudahan yang ditawarkan oleh pinjaman online menjadi alasan utama banyak orang tertarik untuk menggunakannya. Hanya dengan mengisi formulir aplikasi secara online, dana pinjaman bisa cair dalam waktu singkat. Hal ini tentu sangat membantu bagi mereka yang membutuhkan dana darurat untuk keperluan medis, pendidikan, atau kebutuhan mendesak lainnya. Namun dari sudut pandang psikologi, kemudahan ini membawa dampak yang lebih kompleks. Fenomena instant gratification atau kepuasan instan menjadi sangat relevan dalam konteks ini. Deci dan Ryan (2000) dalam teori motivasi mereka menjelaskan bahwa individu sering lebih memilih solusi yang memberikan kepuasan langsung meskipun mereka menyadari adanya dampak negatif yang mungkin terjadi di masa depan. Ketika seseorang tertekan secara finansial, mereka lebih cenderung memilih pinjaman online sebagai jalan keluar cepat, tanpa memperhitungkan bunga yang tinggi atau kemungkinan ketergantungan yang bisa muncul.

Walaupun pinjaman online memberikan solusi cepat, risiko ketergantungan finansial tetap mengintai. Karena proses pengajuan yang mudah, banyak orang yang terus-menerus mengajukan pinjaman tanpa mempertimbangkan kemampuan mereka untuk membayar kembali. Hal ini dapat menyebabkan penumpukan utang yang semakin besar yang sulit untuk dilunasi. Dalam pandangan psikologi, ketergantungan ini dapat dikaitkan dengan teori stres dan koping yang diungkapkan oleh Lazarus dan Folkman (1984). Ketika seseorang merasa tertekan dengan masalah keuangan, mereka cenderung mencari cara cepat untuk meredakan stres tersebut dan pinjaman online menjadi salah satu pilihan. Meskipun solusi ini memberikan kelegaan sementara, utang yang menumpuk justru memperburuk kondisi mental mereka yang dapat menyebabkan kecemasan terus- menerus dan menciptakan siklus berulang yang sulit dihentikan.

Ancaman finansial yang muncul dari pinjaman online sangat kompleks dan bisa menyebabkan masalah yang lebih besar seiring berjalannya waktu. Selain bunga yang tinggi, biaya tambahan yang sering kali tidak dijelaskan dengan jelas bisa memperburuk keadaan. Banyak platform pinjaman online yang mengenakan biaya tersembunyi atau biaya denda yang besar jika pembayaran terlambat yang bisa menyebabkan utang bertambah jauh lebih cepat daripada yang diperkirakan. Ketidakmampuan untuk memenuhi kewajiban pembayaran ini bisa berujung pada perburukan skor kredit atau penurunan kapasitas finansial jangka panjang. Individu yang terjebak dalam siklus utang ini sering kali mengabaikan perencanaan keuangan yang lebih baik, yang justru memperburuk ancaman finansial mereka di masa depan. Proses ini bisa memicu perasaan tidak berdaya yang menyebabkan individu semakin terisolasi dan kesulitan mengelola keuangan mereka. Selain itu dengan bunga yang tinggi dan biaya tersembunyi, jumlah utang yang harus dibayar menjadi sangat besar dan menciptakan beban finansial yang terus berkembang.

Selain itu, ketergantungan pada pinjaman online dapat merusak kesejahteraan mental dalam jangka panjang. Individu yang terjebak dalam utang merasa tidak memiliki kendali atas situasi keuangan mereka yang berpengaruh pada harga diri dan kualitas hidup mereka. Baumeister dan Tierney (2011) dalam teori kontrol diri mereka menjelaskan bahwa individu yang merasa kehilangan kontrol terhadap keadaan mereka, baik secara emosional maupun finansial cenderung mengalami stres yang lebih besar. Ketidakmampuan untuk keluar dari siklus utang memperburuk kecemasan dan perasaan frustasi, yang pada akhirnya menurunkan kualitas hidup mereka. Perasaan terperangkap dalam utang dapat menyebabkan gangguan tidur, peningkatan kecemasan, dan perasaan putus asa. Dalam beberapa kasus, hal ini dapat berkembang menjadi gangguan kecemasan atau depresi klinis. Stres finansial yang disebabkan oleh pinjaman online dapat merusak kualitas hidup secara keseluruhan, menyebabkan individu merasa terisolasi, tidak mampu mengelola keuangan mereka, dan kurang memiliki dukungan sosial. Di Indonesia, norma sosial yang mendukung gaya hidup konsumtif dan keinginan untuk memenuhi standar sosial yang lebih tinggi dapat memperburuk masalah ini. Pinjaman online menjadi jalan pintas untuk memenuhi kebutuhan tersebut, yang pada akhirnya menambah tekanan psikologis.

Selain itu, ancaman psikologis yang lebih besar muncul ketika individu merasa tidak memiliki kendali atas hidup mereka karena pinjaman online. Hal ini dapat memunculkan perasaan tidak berdaya, yang sering kali terkait dengan depresi. Ketergantungan pada pinjaman online dapat menciptakan perasaan cemas yang konstan dan meningkatnya stres, terutama ketika individu tidak mampu membayar kembali pinjaman mereka tepat waktu. Perasaan terperangkap dalam utang dapat menyebabkan gangguan tidur, peningkatan kecemasan, dan perasaan putus asa. Dalam beberapa kasus, ini dapat berkembang menjadi gangguan kecemasan atau depresi klinis. Stres finansial yang disebabkan oleh pinjaman online dapat merusak kualitas hidup secara keseluruhan, menyebabkan individu merasa terisolasi, tidak mampu mengelola keuangan mereka, dan kurang memiliki dukungan sosial.

Untuk menghindari dampak negatif dari pinjaman online, cara yang paling efektif adalah dengan memiliki dana darurat yang cukup, sehingga kebutuhan mendesak bisa diatasi tanpa harus bergantung pada pinjaman. Sebelum mengajukan pinjaman, sangat penting untuk mempertimbangkan kemampuan dalam mengembalikannya. Dengan memahami bunga dan biaya tambahan yang mungkin muncul, individu dapat membuat keputusan yang lebih tepat.

Pinjaman online bisa menjadi solusi yang praktis untuk kebutuhan mendesak, tetapi kemudahan yang ditawarkan membawa risiko yang harus diperhitungkan. Tanpa pengelolaan yang hati-hati, pinjaman online bisa menyebabkan siklus utang yang merugikan, baik secara finansial maupun psikologis. Oleh karena itu, sangat penting untuk membuat keputusan yang bijak dengan memahami potensi risiko dan menjaga keseimbangan antara kebutuhan instan dan kemampuan jangka panjang.

Referensi:

Baumeister, R. F., & Tierney, J. (2011). Willpower: Rediscovering the greatest human strength. Penguin Press.

Deci, E. L., & Ryan, R. M. (2000). Self-determination theory and the facilitation of intrinsic motivation, social development, and well-being. American          Psychologist, 55(1), 68–78. https://doi.org/10.1037/0003-066X.55.1.68

Lazarus, R. S., & Folkman, S. (1984). Stress, appraisal, and coping. Springer Publishing.