ISSN 2477-1686  

 Vol. 11 No. 26 Januari 2025

 

Quiet Quitting: Ketika Pekerja Menarik Diri Tanpa Mengundurkan Diri

Oleh:

Rizky Saputra

Fakultas Psikologi, Universitas Mercu Buana

 

Apa itu Quiet Quitting?

Quiet quitting adalah fenomena yang semakin banyak dibicarakan di dunia kerja saat ini, terutama setelah dampak pandemi COVID-19. Istilah ini merujuk pada situasi di mana karyawan memilih untuk melakukan pekerjaan mereka hanya sebatas yang diperlukan, tanpa berusaha lebih dari itu. Dalam konteks ini, pekerja berusaha menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan, sering kali sebagai respons terhadap ketidakpuasan dan kelelahan yang mereka alami di tempat kerja.  Salah satu studi yang relevan dilakukan oleh Galanis Galanis (2023) di Yunani, yang menunjukkan bahwa 60,9% perawat dianggap sebagai "quiet quitters". Penelitian ini juga menemukan bahwa 40,9% dari mereka memiliki niat untuk keluar yang tinggi. Hasil analisis regresi menunjukkan adanya hubungan positif antara quiet quitting dan niat untuk keluar. Hal ini menunjukkan bahwa ketika pekerja merasa tidak puas dan terbebani, mereka cenderung menarik diri dari komitmen mereka di tempat kerja. Fenomena quiet quitting dapat dianalisis melalui berbagai teori psikologi. Maslow (1943) dalam teorinya tentang hierarki kebutuhan menjelaskan bahwa individu berusaha untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka sebelum memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi seperti pengakuan dan aktualisasi diri. Jika kebutuhan akan pengakuan atau rasa memiliki di tempat kerja tidak terpenuhi, pekerja mungkin merasakan ketidakpuasan yang mengarah pada pengunduran diri dari keterlibatan penuh, sebuah fenomena yang dapat terlihat dalam quiet quitting. "Ketika kebutuhan karyawan akan pengakuan dan rasa memiliki tidak terpenuhi, mereka dapat menarik diri dari keterlibatan kerja sebagai mekanisme pertahanan diri.” (Maslow, 1943). Ketika kebutuhan akan pengakuan dan rasa memiliki tidak terpenuhi, pekerja mungkin merasa terpaksa untuk menarik diri dari keterlibatan mereka dalam pekerjaan.

Dalam konteks perawat, studi Galanis Galanis (2023) menunjukkan bahwa mereka yang bekerja di sektor swasta dan merasa tempat kerja mereka kekurangan staf lebih mungkin untuk mengalami niat keluar yang tinggi. Ini menunjukkan bahwa faktor demografis dan karakteristik pekerjaan berperan penting dalam fenomena quiet quitting. Selain itu, pengalaman klinis yang lebih tinggi juga berhubungan positif dengan niat untuk keluar, menunjukkan bahwa perawat yang lebih berpengalaman mungkin merasa lebih terbebani oleh tuntutan pekerjaan.  Dari perspektif psikologi, quiet quitting dapat dilihat sebagai mekanisme perlindungan diri. Pekerja yang merasa terbebani oleh pekerjaan mereka mungkin memilih untuk mengurangi keterlibatan mereka sebagai cara untuk menjaga kesehatan mental mereka. Ini mencerminkan prinsip-prinsip dari Teori Permintaan-Sumber Daya Kerja (JD-R), yang menyatakan bahwa tuntutan pekerjaan yang tinggi dapat menyebabkan kelelahan dan penarikan diri dari keterlibatan. Bakker & Demerouti (2007) mengemukakan bahwa pekerja yang menghadapi tuntutan pekerjaan tinggi tanpa sumber daya yang cukup cenderung mengalami stres dan kelelahan, yang dapat menyebabkan penarikan diri dari pekerjaan, seperti pada fenomena quiet quitting. "Tuntutan pekerjaan yang tinggi tanpa sumber daya yang memadai menyebabkan kelelahan dan ketidakpuasan, karena pekerja menarik diri untuk melindungi kesehatan mental mereka" (Bakker & Demerouti, 2007).

Penting bagi organisasi dan manajer untuk memahami fenomena ini dan mengambil langkah-langkah untuk mengatasinya. Dengan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung, memberikan pengakuan yang memadai, dan memastikan keseimbangan kerja-hidup yang sehat, organisasi dapat mengurangi tingkat quiet quitting dan meningkatkan niat pekerja untuk tetap bertahan di tempat kerja mereka.

Referensi

Bakker, A. B., & Demerouti, E. (2007). The Job Demands-Resources Model: State of the Art. Journal of Managerial Psychology, 22(3), 309-328. https://doi.org/10.1108/02683940710733115

Galanis, P., Moisoglou, I., Katsiroumpa, A., Vraka, I., Siskou, O., Konstantakopoulou, O., … & Kaitelidou, D. (2023). Quiet quitting among nurses increases their turnover intention: evidence from greece in the post-covid-19 era.. https://doi.org/10.21203/rs.3.rs-3279686/v1

 

Maslow, A. H. (1943). A Theory of Human Motivation. Psychological Review, 50(4), 370–396. https://doi.org/10.1037/h0054346