ISSN 2477-1686  

 Vol. 11 No. 25 Januari 2025

Ternyata, Memelihara Hewan Peliharaan Anjing Bisa untuk Menurunkan Stres dan Risiko Penyakit Jantung

 Oleh

Ellycia Andrea Davita & Fransisca Rosa Mira Lentari

Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya

Setiap manusia sangat mungkin mengalami fenomena stres terlepas dari usia, jenis kelamin, maupun tanggung jawabnya. Stres adalah sebuah respon yang terjadi akibat berhadapan dengan situasi yang menegangkan, sehingga memicu tekanan dan perasaan tegang pada mental seseorang (Hidayati & Harsono, 2021). Situasi yang menegangkan tersebut biasanya timbul dari lingkungan. Namun, kebanyakan berasal dari pikiran seseorang yang hadir dalam bentuk kekhawatiran, penyesalan, gelisah, dan self-esteem yang rendah (Kassymova et al., 2018). Stres terjadi ketika terdapat perubahan dalam hidup seseorang. Saat individu tidak mampu menghadapi stressor dengan baik, maka tingkat stres dalam diri akan meningkat (Hidayati & Harsono, 2021). Setiap orang memiliki respon yang berbeda terhadap stressor. Respon tersebut dapat dikenali melalui berbagai faktor. Pertama merupakan faktor psikologis yang ditandai dengan gejolak emosi, seperti marah, menangis, dan tersinggung. Kemudian terdapat faktor fisiologis yang dapat terlihat dari sakit kepala, asam lambung, perubahan tekanan darah, rambut rontok, dan sakit pada bagian leher. Sedangkan pada faktor kognitif, individu seringkali menjadi pelupa, sulit berkonsentrasi, hingga menyakiti diri sendiri (Antari & Febrianti, 2022). 

Seperti apa Interaksi Hewan Peliharaan Dengan Manusia?

Interaksi manusia dengan hewan peliharaan sangatlah menarik. Hewan peliharaan dianggap dapat menurunkan stres dan meningkatkan regulasi emosi seseorang. Hal tersebut diyakini terjadi karena perasaan nyaman sudah dikondisikan secara otomatis sebagai akibat dari pengalaman berinteraksi dengan hewan peliharaan tersebut. Selain itu, kehadiran hewan peliharaan dapat mengurangi kemungkinan bahaya atau ancaman yang dirasakan seseorang, sehingga membuat situasi tersebut dianggap tidak berbahaya. Melakukan interaksi dengan hewan peliharaan memiliki kesamaan seperti berinteraksi dengan orang lain. Interaksi dengan hewan peliharaan dapat meningkatkan mood dan membantu kita merasa lebih tenang. Selain itu, berinteraksi dengan hewan peliharaan juga dapat mengurangi stres dan membuat seseorang lebih rileks. Contohnya, membelai anjing dapat membuat seseorang merasa lebih tenang dan mengurangi rasa takut (Kerns et al., 2017).

Memiliki hewan peliharaan terbukti dapat menurunkan tingkat stres daripada mereka yang tidak memiliki hewan peliharaan (Juliadilla & Hastuti, 2019). Hewan peliharaan juga dapat meningkatkan kebahagiaan individu, contohnya ketika melakukan berkegiatan bersama. Berinteraksi dengan hewan peliharaan memberikan dampak positif terhadap diri, yakni menurunkan stres, mengurangi kecemasan, berlatih kemampuan bertanggung jawab, meningkatkan kebahagiaan, meningkatkan rasa aman, dan memberikan teman baru kepada individu. Anjing, kucing, kelinci, maupun hewan peliharaan mamalia lainnya memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk melakukan aktivitas bersama manusia seperti bermain dan berjalan bersama, sehingga tercipta interaksi yang baik (Asmarany & Setiawan, 2022).

Benarkah Anjing Dapat Menurunkan Stres?

Memelihara anjing dapat menurunkan kecemasan seseorang dan membantu meningkatkan kepercayaan diri seseorang untuk berinteraksi di lingkup sosial. Anjing disebut sebagai sumber kebahagiaan pemiliknya. Individu yang memelihara anjing merasa memiliki teman dan mengurangi rasa kesepian dibandingkan yang tidak memelihara anjing. Selain itu, individu akan terhindar dari penyakit mental tertentu ketika memelihara anjing. Hal ini dikarenakan anjing dianggap sebagai pemberi dukungan dan dapat membantu mengurangi beban pikiran pemiliknya. Memiliki anjing dapat menurunkan kemungkinan terjadinya penyakit tertentu. Aktivitas yang dilakukan individu bersama dengan anjingnya dapat meningkatkan well-being individu tersebut (Merkouri et al., 2022). 

Bagi pemilik anjing, berjalan-jalan bersama anjing merupakan kegiatan yang menyenangkan dan dapat meningkatkan aktivitas fisik. Memelihara anjing membantu menurunkan kemungkinan seseorang duduk selama 8 jam per hari. Selain itu, kebiasaan aktivitas fisik bersama anjing memberikan efek yang positif terdapat kesehatan mental pemiliknya. Kesehatan mental seringkali berkaitan dengan aktivitas fisik untuk orang dewasa. Melakukan aktivitas fisik juga berdampak pada kualitas hidup seseorang. Ketika tubuh terasa lelah setelah beraktivitas dengan anjing peliharaan, individu akan lebih mudah tertidur di malam hari. Oleh karena itu, memelihara anjing dapat membantu seseorang merasakan manfaat positif (Mičková et al., 2019).

Pengaruh Anjing Terhadap Risiko Penyakit Jantung

Lebih lanjut, anjing juga dapat menurunkan risiko terkena penyakit jantung karena membantu meningkatkan aktivitas fisik manusia dan memberikan dukungan sosial. Memelihara anjing membuat individu lepas dari rasa kesepian dan meningkatkan well-being, terutama pada individu kelompok usia lansia (Mubanga et al, 2021). Selain itu, memelihara anjing dapat menurunkan tingkat stres yang menyebabkan penyakit jantung, disertai dengan denyut jantung yang rendah, dan tekanan darah yang juga rendah. Aktivitas fisik yang tinggi, baik rekreatif maupun tidak, dapat menurunkan risiko kematian akibat penyakit jantung. Oleh karena itu, meningkatkan aktivitas fisik dengan berjalan bersama anjing dianggap sebagai strategi yang paling mudah dilakukan untuk menurunkan risiko penyakit jantung yang juga bisa mengurangi risiko kematian (Kramer et al, 2019).

Referensi:

 

Antari, I., & Febrianti, I. (2022). Pengaruh Animal-Assisted Therapy Terhadap Tingkat Stres: Literature Review. In Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu (Vol. 4, No. 1, pp. 88-98).

Asmarany, A. I., & Setiawan, P. P. (2022). Perbedaan Kebahagiaan Pada Individu yang Memelihara Mamalia atau Reptil. UG Journal, 13(12).

Hidayati, L. N., & Harsono, M. (2021). Tinjauan literatur mengenai stres dalam organisasi. Jurnal Ilmu Manajemen, 18(1), 20-30.

Juliadilla, R., & Hastuti, H. S. C. (2018). Peran pet (hewan peliharaan) pada tingkat  stres pegawai purnatugas. Jurnal Psikologi Integratif, 6(2), 153-175.

Kassymova, K., Kosherbayeva, N., Sangilbayev, S., & Schachl, H. (2018,  September). Stress management techniques for students. In International Conference on the Theory and Practice of Personality Formation in Modern Society (ICTPPFMS 2018) (pp. 47-56). Atlantis Press.

Kerns, K. A., StuartParrigon, K. L., Coifman, K. G., van Dulmen, M. H., & Koehn, A. (2018). Pet Dogs: Does their presence influence preadolescents' emotional responses to a social stressor?. Social Development, 27(1), 34-44.

Kramer, C. K., Mehmood, S., & Suen, R. S. (2019). Dog ownership and survival: a  systematic review and meta-analysis. Circulation: Cardiovascular Quality and Outcomes, 12(10), e005554.

Merkouri, A., Graham, T. M., O’Haire, M. E., Purewal, R., & Westgarth, C. (2022).  Dogs and the good life: a cross-sectional study of the association between the dog–owner relationship and owner mental wellbeing. Frontiers in Psychology, 13, 903647.

Mičková, E., Machová, K., Daďová, K., & Svobodová, I. (2019). Does dog ownership  affect physical activity, sleep, and self-reported health in older adults?. International Journal of Environmental Research and Public Health, 16(18), 3355.

Mubanga, M., Byberg, L., Nowak, C., Egenvall, A., Magnusson, P. K., Ingelsson, E.,  & Fall, T. (2017). Dog ownership and the risk of cardiovascular disease and death–a nationwide cohort study. Scientific reports, 7(1), 1-9.