ISSN 2477-1686
Vol. 10 No. 08 April 2024
“Aku Mimpi Ketindihan!”: Stres dan Sleep Paralysis
Oleh:
Puspita Sandra Dewi
Fakultas Psikologi, Universitas Sumatera Utara
“Aku mimpi ketindihan!”
“Aku mimpi ditindih hantu! Pengin bangun, tapi tidak bisa!” Kita pasti pernah mendengar hal itu atau bahkan mengalaminya. Orang di Indonesia menyebutnya dengan ‘ketindihan’, yang sebenarnya adalah sleep paralysis. Sharpless dan Doghramji (2015) menjelaskan, sleep paralysis adalah pengalaman saat tertidur atau terbangun dan mendapati diri sendiri tidak dapat bergerak.
Sebagian penduduk di dunia pernah mengalami sleep paralysis atau kelumpuhan tidur. Rata-rata orang yang mengalami sleep paralysis melihat sesuatu serupa mahkluk halus di dalam tidur mereka. Mayer dan Furhman (2022) dalam penelitiannya mengatakan bahwa 55% partisipan mereka mengalami hal-hal paranormal ketika mengalami sleep paralysis. Pengalaman ini berupa penampakan, prekognisi, pengalaman di luar tubuh, dan lainnya (Mayer & Furhman, 2022).
Pengalaman paranormal dalam sleep paralysis juga direpresentasikan secara berbeda-beda di berbagai wilayah. Warga Newfoundland menyebutnya sebagai, “The Old Hag”, roh pengembara yang duduk di atas dada manusia saat tidur (Hufford, 1982). Warga Amerika Serikat mengaitkan kelumpuhan tidur sebagai pertemuan dengan alien (McNally & Clancy, 2005). Sebagian besar remaja Cina menjelaskan pengalaman sleep paralysis mereka sebagai penindasan oleh hantu (Ma dkk., 2014). Sementara penduduk Mesir mengidentifikasinya sebagai ‘Jin’ (Jalal dkk., 2013).
Stres
“Aku stres!” Kalimat itu pasti tidak asing di telinga kita. Bisa jadi kita salah satu yang mungkin pernah mengatakan hal itu. Membahas stres tidak akan lengkap tanpa menyebut nama Hans Selye, bapak penelitian stres. Dalam karyanya, The Stress Of Life, yang terbit tahun 1946, Selye menjelaskan bahawa stres adalah respons tubuh yang tidak spesifik terhadap suatu tuntutan (Selye, 1956).
Stres dapat terjadi ketika seseorang menghadapi lingkungan yang tidak terduga atau situasi yang mengancam (Gaol, 2016). Jika kemampuan untuk menghadapi stres tidak memadai dan tuntutan berlebihan, stres akan terus meningkat dan memberikan kontribusi negatif terhadap kesehatan fisik dan psikologis (Gaol, 2016).
Jackman (2003), menyebutkan, ada empat sumber stres:
Situasional. Bentuknya bisa berupa situasi yang tidak diketahui dan tidak terduga, perubahan, kegaduhan, pemberitaan media yang menekan, rumah yang buruk, terperangkap dalam kendaraan, dan beban kerja yang berat.
Peristiwa besar dalam hidup. Bisa berupa pernikahan, perceraian, kehilangan anggota keluarga, kelahiran anak, pindah rumah, penyakit, dan masalah keuangan.
Disebabkan oleh orang lain. Hal ini bisa berupa tuntutan yang tidak masuk akal, suasana yang tidak nyaman di kantor dan rumah, serta perasaan tidak dimengerti.
Dari dalam diri. Bisa berupa mencari kesempurnaan, ekspektasi akan diri, kebutuhan akan tujuan dan kesuksesan, perasaan tidak cukup, kebutuhan untuk memegang kendali, serta kebutuhan untuk diterima dan dicintai.
Stres dan Sleep Paralysis
Lalu, apakah stres dapat menyebabkan sleep paralysis? Kalmback dkk. (2018), menyebutkan bahwa paparan stres dapat mengganggu tidur, termasuk menyebabkan sleep paralysis. Sudais (2022), juga menjelaskan bahwa salah satu penyebab paling umum sleep paralysis adalah stres. Hasil-hasil penelitian dari berbagai sumber seperti Pragholapati dkk. (2020) menyebutkan, terdapat hubungan antara tingkat stres dengan kejadian sleep paralysis pada mahasiswa Sarjana Keperawatan Tingkat Akhir di STIKes Bhakti Kencana Bandung. Utami dkk. (2023), menyebutkan bahwa dari 152 mahasiswa, dengan tingkat stres sedang (63,9%), stres berat (17,2%), dan stres ringan (6,3%) mengalami sleep paralysis. Arista dan Tjang (2017), mengatakan bahwa responden mereka yang mengalami stres memiliki risiko untuk mengalami sleep paralysis sebesar 4.6 kali lipat dibandingkan dengan responden yang tidak mengalami stres.
Simpulan
Melalui hal-hal di atas, kita dapat memahami bahwa stres dapat menjadi penyebab sleep paralysis atau kelumpuhan tidur, yang juga dikenal dengan ‘ketindihan’. Sleep paralysis dapat dialami oleh siapa saja di segala usia (Restivo, 2023). Hal-hal menyeramkan yang terjadi dalam kondisi sleep paralysis seperti melihat makhluk-makhluk halus adalah gejala umum dari sleep paralysis. Mahkluk halus yang muncul pada saat kondisi sleep paralysis merupakan representasi dari stres yang sedang dialami seseorang.
Referensi:
Arista, M., & Tjang, Y. S. (2017). Pengaruh stress terhadap kejadian sleep paralysis pada mahasiswa fakultas kedokteran. Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling, 3(2), 41-45.
Gaol, N. T. L. (2016). Teori stres: stimulus, respons, dan transaksional. Buletin psikologi, 24(1), 1-11.
Hufford, D. (1982). The terror that comes in the night: An experience-centered study of supernatural assault traditions (Vol. 7). University of Pennsylvania Press.
Jackman, A. (2002). How to Get Things Done (Aditya S., Penerjemah). Jakarta: Esensi.
Jalal, B., Simons-Rudolph, J., Jalal, B., & Hinton, D. E. (2014). Explanations of sleep paralysis among Egyptian college students and the general population in Egypt and Denmark. Transcultural psychiatry, 51(2), 158-175.
Kalmbach, D. A., Anderson, J. R., & Drake, C. L. (2018). The impact of stress on sleep: pathogenic sleep reactivity as a vulnerability to insomnia and circadian disorders. Journal of sleep research, 27(6), e12710.
Ma, S., Wu, T., & Pi, G. (2014). Sleep paralysis in Chinese adolescents: a representative survey. Sleep and Biological Rhythms, 12, 46-52.
Mayer, G., & Fuhrmann, M. (2022). Sleep Paralysis and Extraordinary Experiences. Journal of Anomalous Experience and Cognition, 2(1), 111-143.
McNally, R. J., & Clancy, S. A. (2005). Sleep paralysis, sexual abuse, and space alien abduction. Transcultural psychiatry, 42(1), 113-122.
Pragholapati, A., Muliani, R., & Permatasari Lestari, I. (2020). Relationship between Stress Level and Sleep Paralysis Occurrence in Nursing Undergraduate Students. Jurnal Kesehatan Dr. Soebandi, 8(1), 34–39. https://doi.org/10.36858/jkds.v8i1.159
Restivo, J. (2023, October 20). Sleep paralysis: causes, symptoms, and treatments. Harvard Health Publising. Diundur dari https://www.health.harvard.edu/diseases-and-conditions/sleep-paralysis-causes-symptoms-and-treatments
Selye, H. (1956). What is stress. Metabolism, 5(5), 525-530.
Sharpless, B. A., Doghramji, K. (2015). Sleep Paralysis: Historical, Psychological, and Medical Perspectives. United Kingdom: Oxford University Press.
Sudais, M. (2022). Effects Of Sleep Paralysis On Human Psychology.