ISSN 2477-1686

 

Vol. 9 No. 20 Oktober 2023

 

Menggali Makna Tersirat Dalam Video Klip Lagu Dunia Tipu-Tipu, Yura Yunita Dalam Psikologi Melalui Aspek Komunikasi Interpersonal

 

Oleh:

Edi Iskandar

Fakultas Psikologi, Universitas Mercubuana

 

Sudah lihat video klip dunia tipu-tipu karya Yura Yunita? Ada suatu adegan dalam video klip tersebut yang membuat kita sebagai penonton berlinang air mata. Adegan tersebut sangat sederhana, hanya dua orang manusia saling bertatap satu sama lain tanpa keluar kata satupun, namun terjalin komunikasi interpersonal secara abstrak yang melibatkan emosional manusia. apabila diamati secara abstrak komuikasi tersebut seyogyanya hadir dalam kehidupan sehari-hari, namun menjadi terputus karena kemajuan teknologi dalam bidang komunikasi.

 

Perkembangan alat komunikasi dan media sosial saat ini, dinilai sangat signifikan. Hal tersebut tidak hanya membawa dampak positif bagi semua sektor kehidupan manusia, namun ada dampak negatif. Salah satu aspek yang terlihat dalam bidang ilmu psikologi adalah komunikasi manusia, khususnya komunikasi interpersonal (Nailul, 2017). Menurut teori yang dikemukakan Hovland terkait komunikasi, komunikasi adalah suatu cara yang memiliki sistem dalam mendistribusikan informasi, gagasan dan sikap sehingga tercipta respon dari lambang-lambang sehingga menjadikan stimulus pada orang yang dituju (Husni, 2019). Teori lain yang dikemukakan Longman menyatakan bahwa “Communication is something to make opinios, give information, understood by others (Husni, 2019). Dari beberapa teori di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam komunikasi tersirat pesan yang ingin disampaikan kepada orang lain, dan pesan tersebut tidak hanya bersifat lisan namun juga melalui gerakan, sehingga timbul emosi dan perasaan pada penerima pesan tersebut. Orang yang memberikan pesan disebut Komunikator, sedangkan orang yang menerima pesan dapat disebut Komunikan.

 

Definisi Komunikasi Interpersonal

Definisi  Komunikasi Interpersonal yaitu jenis komunikasi yang dilakukan oleh manusia secara langsung (face to face) baik bersifat verbal atau nonverbal, sehingga menimbulkan suatu respon atau reaksi secara langsung, baik dari Komunikator  dengan komunikan (Dewi & Sudhana, 2013). Dalam komunikasi interpersonal ada point yang dijadikan garis besar yaitu aspek komunikasi yang sedang dilakukan  oleh komunikator dengan komunikan terjadi secara langsung (face to face).

 

Terdapat 6 (enam) ciri khas komunikasi dikatakan bersifat interpersonal (Rogers, dalam Irmawan, 2022). Adapun ciri khas tersebut yaitu:

1.  Pesan yang disampaikan bersifat dua arah

2.  Komunikasi terjalin secara langsung (face to face)

3.  Adanya respon yang langsung diterima

4.  Adanya selektivitas bahasa dan kata

5.  Arus Penyebaran pesan kepada orang lain diluar dua individu bersifat lambat

6. Adanya stimulus yang memberikan perubahan sikap pada saat terjadinya komunikasi.

 

Selain daripada itu dari segi efektivitas ada 5 (lima) ciri umum terkait kualitas komunikasi interpersonal (Devito, 1997 dalam Irmawan, 2022) yaitu:

1.   Timbulnya sikap saling terbuka (openness)

2.   Munculnya rasa empati (empaty)

3.   Adanya sikap positif yang timbul (positiveness)

4.   Adanya persamaan (equlality)

5.   Munculnya sikap suatu dukungan satu sama lain (Supportiveness)

 

Hasil Observasi

Apabila penulis amati berdasarkan ciri umum kualitas Komunikasi Interpersonal, maka pada video klip tersebut ada beberapa kriteria yang termasuk dalam jenis komunikasi interpersonal, seperti dalam adegan yang dilakukan dua individu yang diberikan waktu dan tempat secara khusus, untuk menatap satu sama lain, tanpa ada suara yang menimbukan keterbukaan, empati, sikap positif dan dukungan antar para model yang terlibat. Hal ini memiliki makna yang sangat dalam, dari segi aspek komunikasi yang tidak dapat ditemui dari komunikasi berbasis sosial media yang terjadi di era digital ini.  Manusia mengandalkan suatu alat berbasis internet dalam mempermudah suatu hubungan interaksi sosial, khususnya komunikasi, tanpa kita sadari bahwa komunikasi berbasis internet atau sosial media memiliki kekurangan dari aspek psikologis yaitu adanya emosi dan perasaan yang yang tidak timbul secara langsung berupa attachment dari komunikator dan komunikan. Komunikasi berbasis sosial media rentan sekali menimbulkan bias emosi karena subjek dan objek dalam komunikasi tidak terjadi secara face to face, bahkan diwakilkan oleh rangkaian kalimat dalam bentuk teks secara online (Harimurti, 2021). Padahal orang yang diajak komunikasi merupakan orang yang selama ini hadir dalam kehidupan kita, bahkan bagian dari support system manusia seperti anggota keluarga, sahabat bahkan pacar yang sebenarnya sering kita jumpai setiap hari, namun intensitas komunikasi konvensional jarang sekali dilakukan dan lebih tergantung pada komunikasi yang berbasis sosial media.

 

Salah satu jenis sosial media untuk berkomunikasi yang sering dipakai di Indonesia adalah Whatsapp Messenger (WA), dengan total pengguna pada tahun 2015 sebanyak 900 juta pengguna (Tutiasri et al., 2019). Ketika kita berkomunikasi dengan media Whatsapp Messenger seringkali kita memberikan emoji untuk melambangkan perasaan dalam memberikan pesan (Harimurti, 2021). Namun, tidak semua jenis percakapan yang diberikan selalu menggunakan emoji, hal inilah yang sering menimbulkan kesalahpahaman maksud dari pesan yang disampaikan. Contohnya, pada saat kita membaca pesan Whatsapp Messenger dari rekan kita, kadang kita menanggapinya dengan persepsi bias apakah komunikator tersebut sedang marah, atau biasa saja jika tanpa emoji yang menyertainya. Kesulitan dalam mendeskripsikan pesan secara emosi inilah yang sering menyebabkan miss komunikasi. Miss komunikasi tersebut kadangkala terjadi karena adanya ketergantungan manusia pada komunikasi berbasis sosial media yang memiliki dampak negatif melemahkan empati dan simpati karena subjek yang diajak berkomunikasi disekat oleh pihak ketiga yaitu alat komunikasi yang secara objektivitas merupakan benda mati.

 

Berbeda dengan komunikasi interpersonal yang dilakukan secara langsung dan diaglogis melalui tatap muka, akan menimbulkan empati pada saat berkomunikasi karena semua panca indera tertuju pada komunikan secara langsung tanpa melalui perantara (Kusasi, 2014). Hal ini sangat jelas tersirat dalam makna video klip Dunia Tipu-Tipu  karya Yura Yunita, dipublikasikan pada tahun 2021 yang bersifat Social Experiment. Pembuatan video klip tersebut diarahkan oleh seorang ahli Konsultan Psikologi Mindfullness  (Indozone, 2022). Model yang digunakan adalah beberapa pasangan yang diberikan kesempatan khusus untuk saling berkomunikasi secara langsung hanya dengan tatapan mata (Indozone, 2022). Beberapa pasangan tersebut memilki kontak sosial erat seperti seorang suami istri, sahabat, dan saudara namun sangat jarang sekali adanya deepconversation (Yura Yunita, 2022 dalam Tempo.co, 2022). Setelah jalinan emosional muncul dan mereka sadari, pasangan tersebut diberikan ruang dan waktu untuk komunikasi secara langsung, terdapat dampak emosional dan empati yang menyentuh hati, salah satunya adalah adanya perasaan terharu dan sampai meneteskan airmata disebabkan suatu jalinan sosial bersifat secure attachment yang selama ini sebenarnya ada, namun terhalang karena kurangnya komunikasi interpersonal secara langsung.

 

Dalam video klip tersebut sangat jelas terlihat adanya komunikasi interpersonal yang dilakukan hanya melalui tatapan mata dan sentuhan secara langsung, namun melibatkan 3 aspek psikologis yaitu kognitif manusia, berupa recall memory mengenai kenangan kebersamaan yang pernah dilakukan yang bersifat berhavioristik, kemudian kenangan tersebut menimbulkan afeksi manusia berbentuk rasa haru dan empati. ketiga aspek tersebut mendorong kembali suatu jenis kelekatan pada diri mereka berupa secure attachment melalui batin yang terhubung, secara jujur dengan melibatkan hati dan perasaan dalam interaksi komunikasi interpersonal (Indozone, 2022).

 

Kesimpulan

Video klip tersebut sangat terlihat jelas bahwa ada suatu tradisi yang sudah lama hilang dan menjadi kebiasaan dengan berkembangnya teknologi, khususnya media sosial yaitu deepconversation pada dua orang yang sudah memiliki kedekatan emosional dan jarak. Kadangkala media sosial membuat manusia jauh terasa dekat, namun membuat manusia dekat terasa jauh (Sisrazeni, 2017). Contoh klasik adalah pada saat kita membuat janji untuk makan bersama dengan teman atau keluarga, dengan mudah dan cepatnya pesan tersebut tersampaikan dari komunikator kepada komunikan melalui perantara telepon selular. Namun ketika sudah berkumpul di meja makan, kadangkala kita sibuk dengan telepon genggam masing-masing sehingga lupa esensi dari pertemuan tersebut.

 

Selain daripada itu jika ditelaah secara obsevasi, makna video klip dunia tipu-tipu tidak hanya mengandung nilai dari segi musik semata, namun ada nilai Psikologis yang amat dalam, baik dari lirik dan video klip, mengantarkan penikmat lagu Yura Yunita, menyelami makna dari suatu hubungan serta kumunikasi dengan melibatkan emosi secara batin pada diri manusia yang selama ini mulai ditinggalkan karena berbagai alasan baik pekerjaan, dan kemudahan  media sosial.

 

Referensi:

 

Dewi, N. R., & Sudhana, H. (2013). Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal Pasutri dengan Keharmonisan dalam Pernikahan. Jurnal Psikologi Udayana, 1(1), 22–30. https://doi.org/10.24843/jpu.2013.v01.i01.p03

Harimurti, A. (2021). Pesan Emosi dalam Psikologi Komunikasi. Pustaloka.Com. https://www.usd.ac.id/pusat/puskaloka/detail.php?id=17

Husni, R. (2019). Psikologi Komunikasi. Medan: Perdana Publishing.

Indozone. (2022). Sebuah Komunikasi Paling Riuh dari Lagu Yura Yunita “Dunia Tipu-tipu.” Www.Indozone.Id. https://www.indozone.id/music/Bysxapg/sebuah-komunikasi-paling-riuh-dari-lagu-yura-yunita-dunia-tipu-tipu-trending-1-youtube/read-all

Irmawan, D. (2022). Komunikasi Interpersonal.Universitas Mercu Buana Jakarta: Modul 6 Psikologi Media dan Komunikasi

Kusasi, M. (2014). Hubungan Empati dan Komunikasi Interpersonal Dengan Kualitas Hidup. Psikostudia: Jurnal Psikologi, 3(1), 37–49. https://core.ac.uk/download/pdf/268076006.pdf

Sisrazeni. (2017). Hubungan Penggunaan Media Sosial Dengan Interaksi Sosial Mahasiswa Jurusan Bimbingan Konseling Tahun 2016/2017 IAIN Batusangkar. 2nd International Seminar on Education 2017 Empowering Local Wisdom on Education for Global Issue Batusangkar, 437–448. http://ecampus.iainbatusangkar.ac.id/ojs/index.php/proceedings/article/viewFile/898/819%0Ahttps://ojs.iainbatusangkar.ac.id/ojs/index.php/proceedings/article/view/898/819#

Tempo.co. (2022). Yura Yunita Pilih Konsep Social Experience untuk Video Musik Dunia Tipu-tipu. Jakarta. https://seleb.tempo.co/read/1616384/yura-yunita-pilih-konsep-social-experience-untuk-video-musik-dunia-tipu-tipu

Tutiasri, R. P., Kusuma, A., & Sumardjijati, S. (2019). Perilaku Remaja dalam Penyebaran Hoax di Grup WhatsApp. Jurnal Ilmu Komunikasi, 2(1). https://doi.org/10.33005/jkom.v2i1.36