ISSN 2477-1686

 

Vol. 9 No. 06 Maret 2023

 

Hidup Perlu “Sebercanda Lapor Pak”

 

Oleh:

Lenny Utama Afriyenti

Fakultas Psikologi, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

 

Cukup banyak masyarakat Indonesia yang mengetahui Lapor Pak sebagai salah satu program acara televisi favorit. Karena acara tersebut pula, salah satu aktornya meraih penghargaan sebagai komedian terfavorit pada acara Indonesian Comedy Awards 2023. Lapor Pak berhasil mendapat tempat di hati masyarakat Indonesia. Mengapa acara in menjadi favorit? Mungkin karena memang lucu, fresh, sketsa yang dibuat ringan, up to date, dibalut dengan issue terbaru, serta menimbulkan rasa penasaran penonton atas jokes ringan pada setiap segmen yang ditampilkan. Bukan hanya ditayangkan di televisi, channel youtube acara ini juga ditonton oleh jutaan pemirsa. Seperti tayangan yang diupload pada tanggal 10 Maret 2023 lalu, sampai sekarang sudah ditonton lebih dari 1 juta kali, kemungkinan jumlah ini akan terus bertambah. Apa artinya? Bisa jadi masyarakat membutuhkan komedi disaat banyak program televisi yang terasa membosankan dan kehidupan yang terasa kaku. Menyadarinya atau tidak, kita butuh hiburan lucu termasuk dalam menjalani hidup ini.

 

Kehidupan yang terasa berat, masalah sehari-hari yang kadang timbul dan selesai, berayun antara satu masalah dengan masalah yang lain adalah tantangan kita sehari-hari. Akibatnya kita rentan mengalami ketegangan secara fisik maupun psikologis Oleh sebab itu dibutuhkan candaan. Dalam psikologi, ini disebut sebagai humor. Menurut Thorson & Powell (2017) selera humor yang dimiliki seseorang dapat dijadikan sebagai sebuah coping untuk mereduksi stress. Kita butuh untuk bercanda. Jika berada pada situasi sulit, menggunakan candaan mungkin dapat mengurangi efek kejut atas situasi buruk. Orang yang gemar bercanda juga dapat mencairkan suasana. Mereka menggunakan humor sebagai strategi coping dan melakukannya dengan cara mengubah pandangan pada situasi yang penuh tekanan serta menggantinya dengan melihat masalah/situasi buruk tersebut sebagai hal yang positif. Atau dengan kata lain mampu melihat dengan frame yang berbeda. (Wardhani, 2012) juga mengungkapkan bahwa humor dapat menimbulkan interaksi sosial yang positif serta dapat menjauhkan diri dari emosi negatif sehingga kita menjadi lebih fokus pada emosi positif yang dapat mengurangi stress. Lilhatlah orang-orang disekitar Anda yang memiliki selera humor yang bagus, apakah teman-temannya cukup banyak?

 

Kebutuhan akan humor penting pada apapun profesi kita. Sebut saja sebagai seorang karyawan yang mungkin rentan mengalami stress kerja. Dalam riset yang dilakukan oleh Wiratama & Romadhoni (2021) menemukan bahwa ternyata ada hubungan antara sense of humor dengan stress kerja. Semakin baik selera humor seseorang, maka semakin rendah tingkat stress yang dialami karyawan, demikian sebaliknya. Dari penelitian yang dilakukan oleh Fritz, et., al, (2017) diketahui juga bahwa selera humor dapat membantu seseorang dalam mereduksi stress serta lebih sedikit mengalami gangguan fisik. Kita bisa menemukan orang-orang yang memiliki selera humor yang rendah rentan terkena masalah fisik. Martin & Ford (2018) menyebutkan bahwa penemuan medis modern seperti hormon endorphin, sitokin, sel pembunuh alami, dan imunoglobulin telah ditambahkan kedalam daftar zat tubuh yang dianggap bermanfaat pada manusia dimana kondisi ini dipengaruhi oleh humor dan canda.

           

Ternyata candaan menjadi kebutuhan kita. Banyak manfaat yang bisa kita dapatkan dari candaan. Dengan humor, canda dan tertawa kecil dapat menghasilkan perasaan hangat, keterikatan dan keramahan (Serani, 2022). Tidak ada salahnya membuat lelucon dan bercanda dengan pasangan, anak, serta orang-orang disekitar kita. Sesekali melontarkan kata-kata lucu kepada pasangan dan tertawa bersama anak dapat membuat hubungan sebuah keluarga menjadi hangat. Lakukanlah canda, karena hidup perlu sebercanda Lapor Pak.

           

Referensi:

 

Fritz, H. L., Russek, L. N., & Dillon, M. M. (2017). Humor use moderates the relation of stressful life events with psychological distress. Personality and social psychology bulletin43(6), 845-859.

Martin, R. A., & Ford, T. (2018). The psychology of humor: An integrative approach. Academic press.

Thorson, J. A., & Powell, F. C. (1993). Development and validation of a multidimensional sense of humor scale. Journal of clinical psychology49(1), 13-23.

Serani, D. (2022, April 25). The Benefits of Humor. Psychology Today. Diakses dari https://www.psychologytoday.com/intl/blog/two-takes-depression/202204/the-benefits-humor

Wardani, I. R. K. (2012). Hubungan cita rasa humor (sense of humor) dengan kebermaknaan hidup pada remaja akhir (mahasiswa). Jurnal Sosiohumaniora3(3).

Wiratama, M. Y., & Romadhani, R. K. (2021). Hubungan Antara Sense of Humor Dengan Stres Kerja Pada Pegawai. Acta Psychologia3(1), 81-87.