ISSN 2477-1686
Vol. 9 No. 02 Januari 2023
Tanda-tanda Perlunya Mencari Bantuan Kesehatan Mental:
Berdasarkan Mental Health Continuum Model
Oleh:
Wiwit Puspitasari Dewi
Fakultas Psikologi, Universitas Pelita Harapan
Dalam berbagai kegiatan seminar terkait kesehatan mental, saya sering mendapatkan pertanyaan terkait kapan seharusnya kita mendatangi profesional kesehatan mental, atau kondisi seperti apa yang menggambarkan bahwa kita sudah membutuhkan bantuan profesional. Ini adalah pertanyaan yang wajar karena seringkali kita bingung untuk membedakan kondisi yang sehat secara mental dan kondisi yang sudah membutuhkan bantuan. Untuk menjawab hal itu, maka kita perlu memahami terlebih dahulu bagaimana kondisi sehat mental.
Badan kesehatan dunia, atau WHO, menjelaskan bahwa sehat mental merupakan kondisi sejahtera secara mental yang membuat orang dapat: menghadapi tekanan-tekanan dalam hidupnya, menyadari kemampuan yang dimiliki, dapat belajar dan bekerja dengan baik, dan berkontribusi ke lingkungannya (WHO, 2022). Jika melihat definisi ini, maka sehat mental secara umum terlihat saat seseorang dapat beraktivitas dengan optimal dalam kehidupannya sehari-hari. Namun kondisi sehat mental itu ternyata cukup kompleks, sehingga bisa berbeda antara satu individu dan individu lainnya. Perlu ada cara mudah untuk memahaminya.
The Department of National Defence Canadian Armed Forces membuat sebuah model yang dapat menjelaskan mengenai kondisi kesehatan mental yang disebut Mental Health Continuum Model (Gambar 1). Model ini digunakan untuk memonitor diri sendiri, sehingga dapat membantu seseorang dalam melihat gejala-gejala yang dimiliki serta mengetahui cara apa yang tepat untuk dilakukan dalam kondisi tersebut (dalam Chen, Chang, & Stuart, 2020). Dalam model ini, kondisi kesehatan mental diperlihatkan sebagai suatu garis lurus berbentuk skala kontinum yang dibagi menjadi empat warna. Gambaran individu dengan kesehatan mental yang baik diwakili oleh warna hjiau. Kondisi tersebut dapat bergerak ke sisi berlawanan hingga sampai ke kondisi kesehatan mental yang dianggap sebagai gangguan/sakit, yang diwakili oleh warna merah. Model ini berfokus pada enam area utama: mood, sikap dan performa, tidur, gejala fisik, perilaku sosial, serta penggunaan alkohol dan perilaku berjudi.
Gambar 1. Canadian Armed Forces’ Mental Health Continuum Model (dalam Chen, Chang, & Stuart, 2020)
Coba yuk lihat bagaimana kondisi kita:
- HIJAU: Memiliki fluktuasi mood atau emosi yang normal, dapat bekerja/belajar dengan konsisten, tetap aktif secara fisik maupun sosial, memiliki kepercayaan yang baik terhadap diri dan orang lain, serta mengkonsumsi minuman beralkohol dalam kadar yang sedang. Dalam kondisi ini, bantuan profesional umumnya tidak diperlukan.
- KUNING: Mulai terdapat reaksi di dalam kesehatan mental individu. Pada area mood akan mulai muncul kekhawatiran, mudah tersinggung, kesedihan, overwhelmed. Individu juga mulai kesulitan menampilkan performa yang baik, yang dapat ditandai dengan mulai menunda pekerjaan, mudah lupa, terlambat dalam menyelesaikan deadline. Selain itu juga mulai muncul hambatan dalam tidur, berkurangnya energi dan munculnya beberapa gangguan fisik seperti sakit kepala atau ketegangan otot. Interaksi sosial juga mulai berkurang, dan dapat terjadi peningkatan dalam penggunaan alkohol untuk mengelola tekanan. Dalam kondisi ini, pencarian dukungan atau bantuan dapat mulai dilakukan.
- ORANGE: Individu dalam kondisi orange mulai mengalami masalah dalam mood atau emosi yang lebih intens daripada sebelumnya, misalnya: adanya emosi marah dan kecemasan lebih sering dirasakan, kesedihan yang lebih lama, munculnya perasaan tidak berharga dan berkurangnya harapan. Dalam beraktivitas, sudah mulai terjadi masalah dalam performa yang lebih signifikan, seperti kesulitan berkonsentrasi, kesulitan mengambil keputusan, secara reguler kesulitan menyelesaikan tugas sesuai deadline atau lebih sering tidak masuk kelas, bekerja sangat berlebihan), masalah tidur yang lebih sering (gelisah, terganggunya tidur sehari-hari), sudah menghindari atau menarik diri dari situasi sosial, dan penggunaan alkohol yang sulit dikendalikan. Dalam kondisi ini, pencarian bantuan harus dilakukan, terutama bantuan profesional.
- MERAH: Individu dalam kondisi merah sudah mulai merasakan berbagai emosi yang berlebihan dan intens, seperti: lebih agresif, mengalami serangan panik yang lebih sering, mood yang lebih depresif hingga mati rasa. Ia juga tidak dapat menampilkan performa yang baik, dapat terlihat dari ketidakmampuannya dalam berkonsentrasi atau mengambil keputusan. Masalah tidur juga lebih berat, yang ditandai dengan tidak dapat tidur atau mempertahankan tidur serta selalu merasa lelah. Dalam interaksi, individu dengan kondisi ini biasanya tidak hadir dalam kegiatan-kegiatan sosial/kelas. Ada juga yang memiliki pemikiran untuk mengakhiri hidup serta memiliki adiksi terhadap alkohol atau hal lain. Kondisi ini sudah membutuhkan bantuan dan perawatan profesional kesehatan mental.
Jadi kembali lagi ke pertanyaan awal, bagaimana tahu kalau kita sudah perlu mendatangi profesional kesehatan mental? Jika merujuk ke model ini, maka pencarian dukungan atau bantuan sudah dapat dilakukan saat kita berada di kondisi kuning. Artinya, tidak ada salahnya sudah mulai datang ke profesional kesehatan mental walaupun kondisi kesehatan mental kita belum berada di kondisi yang berat.
Informasi yang lebih detil mengenai Mental Health Continuum Model, sekaligus mengecek kondisi diri, dapat dilakukan melalui link ini: https://theworkingmind.ca/continuum-self-check. Semoga membantu!
Referensi:
Chen, S., Chang, W, & Stuart, H. (2020). Self-reflection and screening mental health on canadian campuses: Validation of the mental health continuum model. BMC Psychology 8:76. https://doi.org/10.1186/s40359-020-00446-w
WHO. (2022, June 17). Mental health: Strengthening our response. WHO. https://www.who.int/en/news-room/fact-sheets/detail/mental-health-strengthening-our-response