ISSN 2477-1686

Vol. 8 No. 14 Juli 2022

Quarter Life Crisis: Aku Harus Bagaimana?

 

Oleh

Dayu Kamalena, Dina Nazriani

Fakultas Psikologi, Universitas Sumatera Utara

 

Masalah mulai muncul dengan bertambahnya usia. Peralihan masa remaja menuju masa dewasa mengharuskan menjadi mandiri, ekonomi yang stabil, kebebasan menentukan kehidupan sendiri dan memiliki pandangan masa depan yang lebih realistis. Secara sadar atau tidaknya ada kala dimana mempertanyakan tentang hidup, Misalnya seperti: Mau jadi apa? apa yang jalan yang saya pilih sudah benar? Sudah umur 20-an kenapa belum ada pencapaian seperti orang lain? Munculnya keraguan terhadap diri sendiri, kekhawatiran akan kegagalan dimasa depan disebut quarter life crisis. Individu telah merencanakan sesuatu yang diingnkannya, tetapi situasi yang terjadi tidak seperti yang diharapkan, itu terjadi karena harapan yang terlalu tinggi dan bertentangan dengan kenyataan.

 

Menurut Fischer (dalam Habibie, 2019), quarter life crisis merupakan perasaan takut yang muncul atas ketidakpastian kehidupan mendatang seputar kedekatan, career, serta kehidupan sosial yang terjalin dekat umur 20- an. Quarter life crisis adalah perubahan emosional yang terjadi pada masa perkembangan dari remaja awal hingga dewasa, yang menimbulkan ketakutan, kecemasan, dan ketidakpastian dalam kehidupan masa depan. (Salsabila, 2021). Arnett (dalam Hilton, 2021) Quarter life crisis dapat dan wajar untuk dialami orang-orang yang baru saja memasuki fase dewasa atau bisa disebut dengan istilah emerging adulthoodEmerging adulthood dapat diartikan sebagai suatu masa perkembangan yang menjembatani masa remaja dan masa dewasa muda, dimana orang orang muda tidak lagi remaja tetapi juga belum mendapatkan status dewasa seutuhnya, dan biasanya meliputi individu berusia 18-29 tahun.

 

GenSINDO melaksanakan survey mengenai quarter life crisis (QLC) secara daring pada mahasiswa dan pekerja yang ber-usia 18-25 tahun. Survey yang dilakukan tanggal 24-28 April 2020 diperoleh 31 responden. Berdasarkan hasil yang diperoleh hal yang sangat mereka cemaskan dikala memasuki fase dewasa awal adalah career, jodoh, Pendidikan persaingan global, Kesehatan (Sindo, 2020).

 

Ketika berada pada situasi crisis akan merasa ragu dan bingung saat mengambil keputusan. Banyaknya pilihan membuat individu ragu, apakah keputusan yang diambil sudah tepat atau malah sebaliknya. Semua kemungkinan yang ada membuat individu semakian berpikir dan terjebak dalam kebingungan. Lalu individu menjadi ragu tentang dirinya sendiri, bahkan individu menjadi seseorang yang takut  dalam mengabil keputusan. Individu pada fase quarter life crisis juga Mengalami kecemasan, depresi, memiliki penilaian yang negatif pada diri sendiri dan putus asa ketika merasa terperangkap dalam situasi yang sulit karena tidak dapat menemukan solusi untuk masalah yang sedang dihadapi.

 

Robinson (dalam Salsabila, 2021) menyatakan bahwa menyebabkan terjadinya stres dan timbulnya perasaan bahwa hidup tidak stabil karena apa yang diinginkan tidak seperti yang di bayangkan. Individu telah merencanakan apa yang diinginkannya, tetapi hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan atau direncanakannya. Ini terjadi karena ekspektasi yang terlalu tinggi dan tidak sesuaidengan kenyataan. Individu di masa-masa sulit termotivasi untuk mencari pemahaman baru tentang diri mereka sendiri dan bahasa mereka dan untuk menemukan cara baru untuk menghadapi rintangan hidup. Ketika seorang individu memiliki emosi yang matang, individu tersebut akan bisa lebih merespon dengan baik  pada situasi di hadapannya. 

 

Kondisi lingkungan saat ini pun dapat memicu munculnya quarter life crisis. Berdasarkan survey We Are Social, pengguna aktif media sosial di indonesia berjumlah 191 juta orang pada januari 2022 (Mahdi, 2022). Media sosial merupakan media online yang memberikan kemudahan bagipenggunanya untuk penyebaran informasi umum dan personal. Hampir setiap hari ada saja orang yang menyebarkan pemikiran dan pencapaiannya. Sebuah penelitian mengatakan bahwa salah satu penyebab crisis yang mucul karena kemudahan teknologi yang memberikan akses informasi kehidupan dan kesuksesan orang lain. hal ini cenderung menjadi individu lain merasa kurang percaya diri dan akan membandingkan dirinya dengan apa yang terlihat di media sosial (Sari, 2021).

 

Lalu Harus Bagaimana?

Mengenal diri sendiri untuk mengetahui apa yang mau dilakukan. Mencari apa yang ingin dilakukan, apa tujuan hidup, lebih baik jika mencoba banyak hal, keluar dari zona nyaman, bertemu orang baru, kumpulkan pengalaman sebanyak mungkin. Ketika individu mulai membandingkan diri dengan orang lain, situasi, kondisi, ekonomi dan hal lainnya akan muncul dampak negatif bagi diri sendiri. Oleh karena itu  fokus mengembangkan diri suatu hal yang penting. Ketika fokus tentu hal ini akhirnya bisa melihat potensi yang ada didalam diri. Kesuksesan orang lain jadikan sebagai motivasi. Setiap orang punya waktu yang berbeda-beda untuk meraih kesuksesan. Dalam menghadapi quarter life crisis,selalu berupaya  berdamai dengan diri sendiri serta keaadaan, berupaya terus memotivasi diri agar terus beproses mempersiapkan masa depan, mendiskusikan keputusan dengan keluarga karena keluarga menjadi sumber dukungan penting dan juga berusaha tidak membandingkan diri untuk mengalihkan perasaan cemas ketidak nyamanan yang terjadi di fase quarter life crisis.

 

 

Referensi:

 

Habibie, A. S. (2019). Peran religiusitas terhadap quarter-life crisis (QLC) pada mahasiswa. Journal of Psychology, 5(2), 129-138.

 

Hilton, E. W. (2021). Strategi perancangan buku ilustrasi sebagai media edukasi tentang quarter life crisis pada dewasa awal. SENADA4, pp. 46-52.

 

Mahdi, M. (2022, Feb). Pengguna media sosial di indonesia capai 191 juta pada 2022. Retrieved from Dataindonesia.id: https://dataindonesia.id/

 

Salsabila, T. (2021). Pengaruh quarter life crisis terhadap kepercayaan diri mahasiswa psikologi Uin. (Skirpsi) Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

 

Sari, M. (2021). Quarter life crisis pada kaum millenial. (Skripsi) Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

 

Sindo, K. (2020, Mei 02). Survei: 5 Hal Paling Dicemaskan saat Quarter Life Crisis. Retrieved from GENSINDO: https://gensindo.sindonews.com/