ISSN 2477-1686
Vol. 7 No. 8 April 2021
Pembelajaran Daring Dan Kesehatan Mental Mahasiswa
Oleh
Octaviani Diah Annisa Putri & Mochammad Sa’id
Fakultas Pendidikan Psikologi, Universitas Negeri Malang
Pada bulan Maret tahun 2020 Indonesia mengumumkan kasus Covid-19 untuk pertama kalinya. Covid-19 merupakan penyakit menular, virus ini tidak hanya ditemukan pada manusia akan tetapi juga ditemukan pada hewan. Covid-19 dapat menyebabkan infeksi pada saluran pernafasan. Dalam beberapa kasus, Covid-19 ini juga dapat menyebabkan kematian. Penyebaran virus Covid-19 dapat melalui percikan air liur ketika orang yang terinfeksi bersin atau batuk (WHO, 2020). Sehingga World Health Organization (WHO) menyarankan untuk menghentikan segala aktivitas yang dapat memperluas penyebaran Covid-19.
Salah satu kebijakan yang diambil oleh pemerintah Indonesia dalam upaya mencegah penyebaran Covid-19 adalah dengan menerapkan pembelajaran daring. Hal ini dinyatakan melalui surat edaran yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 sejak tanggal 17 Maret 2020 mengenai Pembelajaran secara Daring dan Bekerja dari Rumah dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19) (Kemendikbud, 2020). Pembelajaran daring merupakan pembelajaran jarak jauh melalui berbagai platform media, seperti zoom, whatsapp, google meet, dan google classroom. Perbedaan yang terdapat pada metode pembelajaran daring dengan pembelajaran luring ini tentunya dapat menimbulkan stres akademik pada mahasiswa. Hasil survei menunjukkan bahwa tingkat stres yang dialami mahasiswa selama pandemi dipengaruhi oleh beberapa hal yang terkait dengan pembelajaran daring (Livana, et al., 2020). Sebanyak 70% dipengaruhi oleh adanya tugas pembelajaran yang diberikan, 55,8% oleh timbulnya rasa bosan pada metode pembelajaran daring, dan 37,4% oleh kendala sinyal ketika mengikuti pembelajaran daring.
Stres akademik akibat pembelajaran daring di atas bukanlah sesuatu yang mengejutkan. Hal ini dikarenakan terdapat aspek-aspek khusus dalam pembelajaran daring yang sebelumnya tidak ada dalam pembelajaran luring, yang membuat mahasiswa harus mampu beradaptasi dengan metode pembelajaran daring ini. Tugas perkuliahan yang diberikan pun seringkali bukannya menurun di masa pandemi ini, tetapi justru meningkat. Hal ini juga menyebabkan terjadinya peningkatan stres akademik pada mahasiswa.
Stres akademik yang dialami oleh mahasiswa dapat berpengaruh pada kemampuan akademik dan juga prestasi belajar mahasiswa. Selain itu, stres akademik juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan memori, menurunnya daya konsentrasi, dan menurunnya kemampuan menyelesaikan masalah. Apabila tidak segara ditangani dengan baik, stres akademik ini dapat menimbulkan masalah psikologis lain seperti depresi. Depresi merupakan salah satu gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan timbulnya suasana hati yang kosong dan timbulnya perasaan sedih. Depresi juga ditandai dengan adanya hubungan signifikan antara perubahan somatik dan kognitif yang dapat mempengaruhi kapasitas individu.
Mahasiswa harus mengetahui penyebab dari stres akademik yang dirasakan agar memudahkannya dalam mengatasinya (Sukadiyanto, 2010). Berdasarkan identifikasi penyebab stres akademik mahasiswa di masa pembelajaran daring ini, terdapat beberapa cara yang dapat diterapkan untuk mengatasinya. Pertama, mahasiswa harus menjaga dan memperhatikan pola makan serta asupan gizi yang masuk ke tubuh. Kedua, menjaga kebugaran tubuh dengan berolahraga, melakukan relaksasi, latihan pernapasan, dan berlibur. Latihan pernapasan dapat dilakukan dengan cara menarik napas perlahan menggunakan diaphragmal dan ditahan sesaat, lalu dihembuskan secara perlahan. Latihan pernapasan ini harus dilakukan dengan perlahan dan dalam agar denyut jantung menjadi lebih lambat. Relaksasi harus dilakukan secara rutin agar dapat mengembalikan dan memperlancar simpul-simpul saraf.
Selain kedua cara di atas, mahasiswa juga dapat menggunakan strategi “STRESS” yang merupakan kepanjangan dari Study Skills, Tempo-Time Management, Rest, Eating and Exercise, Self Talk, dan Social Support (Gunarya et al., 2010). Strategi ini terdiri dari lima substrategi. Pertama, keterampilan belajar (study skills). Mahasiswa perlu memiliki keterampilan belajar dengan memanfaatkan sumber daya yang ada sesuai dengan kemampuannya. Hal ini dikarenakan mahasiswa harus mempelajari materi yang diberikan dalam waktu yang terbatas. Kedua, manajemen waktu (time management). Mahasiswa harus mampu membagi waktu dengan baik dalam menjalani kesibukannya. Ketiga, istirahat yang cukup (rest). Mahasiswa harus memiliki waktu untuk beristirahat sejenak dari aktivitas yang dilakukannya agar terhindar dari stres akademik. Keempat, makan dan olahraga yang cukup (eating and exercise). Tubuh memerlukan asupan gizi yang cukup dan juga olahraga agar tetap bugar. Kelima, dialog dengan diri sendiri (self talk). Cara ini dilakukan dengan mengatakan kalimat-kalimat positif pada diri sendiri atau sering disebut sebagai percakapan kalbu. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan semangat. Dan yang terakhir adalah dukungan sosial (social support). Hal ini juga diperlukan untuk meningkatkan semangat. Dukungan ini dapat diperoleh dari keluarga, teman, dan juga kerabat.
Referensi :
Gunarya, A., Tamar, M., & Ibnu, I. (2010). Bersahabat Dengan Stress. Diakses dari http://repository. unhas. ac. id/bitstream/handle/123456789/3, 4(10). https://www.academia.edu/download/57495502/10_MD_10_-_Bersahabat_dengan_stress1.pdf
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2020, Maret 17). SE Mendikbud: Pembelajaran secara Daring dan Bekerja dari Rumah untuk Mencegah Penyebaran Covid-19. https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/03/se-mendikbud-pembelajaran-secara-daring-dan-bekerja-dari-rumah-untuk-mencegah-penyebaran-covid19
Livana, P.H., Mubin, M.F., & Basthomi, Y. (2020). Tugas pembelajaran penyebab stres mahasiswa selama pandemi covid-19. Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, 3(2), 203-208. https://journal.ppnijateng.org/index.php/jikj/article/download/590/329
Sukadiyanto, S. (2010). Stress dan cara menguranginya. Jurnal Cakrawala Pendidikan, 1(1), 55-66. https://journal.uny.ac.id/index.php/cp/article/view/218/pdf_14
World Health Organization (WHO). (2020). Pertanyaan Dan Jawaban : Bagaimana COVID-19 Ditularkan. https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus/qa/qa-how-is-covid-19-transmitted