ISSN 2477-1686

 

Vol.6 No. 07 April 2020

Kecemasan di Tengah COVID 19

Oleh

Fellina Wahyuni

Jurusan Psikologi Universitas Negeri Padang

 

Corona virus disease atau COVID-19 adalah infeksi virus yang disebabkan oleh severe acute respiratory syndrom coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang menyerang saluran pernapasan manusia (Shereen, Khan, Kazmi, Bashir, & Siddique, 2020) Gejala yang sering ditunjukkan penderita adalah batuk, demam, dan sesak napas. Meskipun begitu, seseorang yang sehat dan tidak menunjukkan gejala tersebut juga dapat membawa virus corona di tubuhnya atau dikenal sebagai asymtomatic carrier (Ye, et al., 2020). Virus corona ditularkan melalui partikel cairan atau droplet bersin atau batuk orang yang memiliki virus tersebut.

Penyebaran COVID-19 berlangsung dengan cepat dan telah menjadi pandemik yaitu penyakit yang tersebar secara luas di seluruh dunia. Awalnya, virus ini ditemukan di China pada tahun 2019, namun dalam selang beberapa bulan saja COVID-19 telah ditemukan di Indonesia dan negara-negara lain. Korban meninggal dunia akibat COVID-19 terus bertambah namun obat dan vaksin untuk membunuh virus ini belum ada.

Semakin cepatnya penyebaran COVID-19 menimbulkan kecemasan masyarakat. Penulis menemukan beberapa orang yang mengakui bahwa mereka merasa takut dengan virus corona. Ada yang mengatakan bahwa ia takut terkena virus karena ia memang sudah sakit atau salah satu tetangganya telah menjadi ODP (orang dalam pemantauan). Penulis juga menemukan seorang nenek yang menolak anaknya pulang dari rantau karena takut ia membawa virus, nenek tersebut merasa ia mudah tertular karena usianya yang sudah lanjut. Ada juga orang tua yang melarang anaknya pergi keluar rumah. Bahkan, ada masyarakat kampung yang menolak kedatangan warga rantau.

Penelitian oleh Li, Wang, Xue, Zhao. dan, Zhu (2020) menunjukkan bahwa selama pandemi COVID-19, orang memiliki kecemasan yang meningkat. Mereka memiliki kecemasan terhadap kesehatan mereka dan keluarga mereka. Dampak dari kecemasan itu adalah banyak masyarakat yang melakukan berbagai upaya untuk mengurangi kemungkinan penyebaran virus corona. Penulis menemukan beberapa toko yang menyediakan tempat cuci tangan untuk pembeli di depan toko, penutupan berbagai tempat wisata, restoran, penyemprotan disinfektan di jalan raya, dan larangan pulang kampung bagi warga yang merantau. Masyarakat juga mulai menerapkan hidup sehat seperti mengkonsumsi makanan bergizi, mengurangi aktivitas di luar rumah, dan melakukan aktivitas fisik.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi penyebaran COVID-19 adalah social distancing. Social distancing merupakan tindakan membatasi jarak dan menghindari kontak fisik dengan orang lain. Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi penyebaran virus yang bisa saja dibawa oleh orang lain yang belum menunjukkan gejala terinfeksi virus. Social distancing dapat dilakukan dengan bekerja dari rumah, sekolah dan kuliah secara online, memanfaatkan layanan belanja online, dan sebagainya. Hal ini telah diperintahkan langsung oleh pemerintah daerah serta instansi terkait. Asumsinya adalah jika masyarakat tetap berada di rumah dan mengurangi bertemu langsung dengan orang lain maka perpindahan virus tersebut tentu juga bisa semakin berkurang.

Selama melakukan social distancing, penulis menemukan bahwa banyak masalah yang terjadi. Banyak orang yang merasa bosan dan jenuh, terutama pada orang yang telah terbiasa menghabiskan waktu di luar rumah. Social distancing juga menyebabkan berkurangnya hubungan sosial dan komunikasi dengan orang lain. Bagi beberapa orang, hal ini adalah situasi yang membuat perasaan tidak nyaman. Penulis menemukan orang melakukan katarsis secara online untuk mengurangi kecemasannya. Katarsis adalah kegiatan untuk mengungkapkan emosi atau perasaan. Katarsis secara online dapat dilakukan melalui chatting dengan teman, keluarga, bahkan dosen dan psikolog. Dengan mengungkapkan kecemasan-kecemasan yang dimiliki. Tujuannya adalah membantu individu melepaskan kecemasannya hingga beban pikirannya berkurang.

 

Referensi

Li, S., Wang, Y., Xue, J., Zhao, N., & Zhu, T. (2020). The Impact of covid-19 epidemic declaration on psychological consequences: A study on active weibo users. International Journal of Environmental Research and Public Health, 17(2032), 1-9. doi:10.3390/ijerph17062032

Shereen, M.A, Khan, S., Kazmi, A., Bashir, N., & Siddique, R. (2020). Covid-19 infection: Origin, transmission, and characteristics of human coronaviruses. Journal of Advanced Research. doi:10.1016/j.jare.2020.03.005

Ye, F., Xu., S., Rong, Z., Xu, R., Liu, X., Deng, P., … Xu, X. (2020). Delivery of infection from asymptomatic carriers of covid-19 in a familial cluster. International Journal of Infectious Diseases. doi:10.1016/j.ijid.2020.03.042