ISSN 2477-1686
Vol.4. No.12, Juni 2018
Animo Netizen terhadap “Lambe Turah” Ditinjau dari Teori Kebutuhan Psikogenesis
Oleh:
Frida Medina Hayuputri
Fakultas Psikologi, Universitas Persada Indonesia YAI
Kebutuhan dasar manusia dan Pemenuhannya
Individu menggunakan suatu produk atau jasa dengan maksud untuk memenuhi kebutuhannya, baik primer, sekunder, maupun tersier. Dahulu prioritas utama yang harus dipenuhi hanyalah kebutuhan primer, yaitu sandang, pangan, dan papan. Sedangkan pemenuhan kebutuhan sekunder (contohnya pendidikan dan hiburan), serta tersier (contohnya mobil mewah) tidak terlalu dipentingkan. Namun seiring dengan perkembangan zaman, kini pemenuhan kebutuhan sekunder sudah menjadi prioritas utama. Kondisi ini dapat dilihat dari marak bermunculannya asuransi pendidikan, maupun berbagai fenomena di dunia hiburan (entertainment), seperti infotainment, game online, akun-akun gosip di media sosial, dan sebagainya.
Setiap individu memiliki berbagai kebutuhan, sebagian adalah kebutuhan sejak lahir, sedangkan sebagian kebutuhan lain diperoleh di kemudian hari (Schiffman & Kanuk, 2010). Murray (dalam Hall & Lindzey, 2010) mempersiapkan daftar yang terinci mengenai kebutuhan-kebutuhan psikogenis. Murray percaya bahwa setiap individu mempunyai serangkaian kebutuhan dasar yang sama, tetapi mempunyai tingkat prioritas yang berbeda. Untuk memenuhi kebutuhan individu akan hiburan, saat ini jagat media sosial terutama Instagram, banyak diramaikan oleh munculnya akun-akun gosip (semacam infotainment), yang menyajikan berita-berita terbaru dari dunia selebriti. Salah satu contoh akun gosip yang paling terkenal dan memiliki followers terbanyak (5 juta followers) adalah Lambe Turah. Lambe Turah mengandalkan sistem sejenis citizen journalism, di mana masyarakat yang tidak sengaja melihat atau bertemu selebriti, bisa memberikan informasi berbentuk foto atau video tersebut kepada Lambe Turah untuk kemudian diunggah dalam Instagram mereka (Nuri, 2017). Hal seperti itu membuat informasi menjadi sangat eksklusif, dan sulit untuk disaingi oleh media informasi yang lain. Lambe Turah dianggap mampu menyajikan fakta tersembunyi tentang kehidupan pribadi selebriti, sehingga pada setiap unggahannya berakibat pada munculnya ratusan bahkan ribuan komentar dari netizen, baik komentar yang positif maupun negatif, bahkan sampai sarkasme (Putri, 2018).
Pada setiap unggahan Lambe Turah, muncul beragam respon melalui komentar-komentar dari netizen. Jika ditinjau dari Teori Kebutuhan Psikogenis Murray, fenomena tersebut merupakan bentuk pemenuhan kebutuhan-kebutuhan psikogenis dari individu yang berupa:
1. Aggression
Kebutuhan untuk mengatasi lawan dengan penuh kekuatan, berkelahi, mencela, mengumpat, memfitnah, meremehkan, dan mengejek. Aggression biasanya muncul pada komentar-komentar yang menghujat (mencela) selebriti yang beritanya diunggah oleh Lambe Turah, atau bisa juga komentar mencela antar netizen yang berbeda pendapat.
2. Defendance
Kebutuhan untuk mempertahankan diri terhadap serangan, kritik, dan celaan. Defendance biasanya muncul pada komentar-komentar membela diri, jika diserang atau dicela oleh netizen lain yang berbeda pendapat.
3. Deference
Kebutuhan untuk mengagumi atau mendukung keunggulan orang lain, memuji, menghormati, atau memuliakan seorang tokoh. Deference biasanya muncul pada komentar-komentar penggemar (fans) selebriti, komentar tersebut berisi pujian terhadap berita tentang idolanya yang diunggah oleh Lambe Turah.
4. Dominance
Kebutuhan untuk mengontrol orang lain, mempengaruhi atau mengarahkan tingkah laku orang lain dengan sugesti, bujukan, persuasi, atau perintah. Dominance biasanya muncul pada komentar-komentar yang mengarahkan atau mengatur selebriti, misalkan mengatur cara berpakaian selebriti agar lebih sopan dan tertutup.
5. Exhibition
Kebutuhan untuk membuat suatu kesan, untuk dilihat dan didengar, dipandang takjub, dan dikagumi. Exhibition biasanya muncul pada komentar-komentar memamerkan diri, misalkan Lambe Turah mengunggah berita tentang selebriti yang baru membeli tas mewah, ada netizen tidak mau kalah dan memamerkan bahwa dirinya memiliki tas yang lebih mahal.
6. Nurturance
Kebutuhan untuk memberikan rasa simpati pada orang lain yang tidak berdaya, lemah, cacat, dan sakit. Nurturance biasanya muncul pada unggahan Lambe Turah tentang selebriti yang mengalami musibah (misalkan menderita sakit parah), sehingga netizen memberikan komentar-komentar bersimpati padanya.
7. Play
Kebutuhan untuk melakukan tindakan bersenang-senang tanpa tujuan lebih lanjut, untuk tertawa dan membuat lelucon terhadap apapun. Play biasanya muncul pada komentar-komentar lucu yang sama sekali tidak sesuai dengan konten unggahan Lambe Turah, yang dimaksudkan hanya untuk memperoleh respon tertawa dari netizen lain.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Lambe Turah mampu untuk memenuhi sebagian dari kebutuhan psikogenis individu, sehingga lebih diminati jika dibandingkan dengan media informasi konvensional, seperti tabloid gosip atau program infotainment di televisi.
Referensi
Hall, C. S. & Lindzey, G (2010). Teori-teori holistik (organistik-fenomenologis. Yogyakarta : Kanisius.
Nuri, Syifa. (2017, 3 Mei). Lambe turah dan kaitannya dengan katarsis. Kumparan. Dibuka dari http://kumparan.com, 3 Mei 2017.
Putri, Gabriela. (2018, 17 Februari). Akun gosip: fenomena baru di media sosial. Home Articles Binus University Malang. Dibuka dari http://binus.ac.id, 17 Februari 2018.
Schiffman, L. G. & Kanuk, L.L (2010). Perilaku konsumen. Jakarta: Indeks.