ISSN 2477-1686
Vol.4. No.3, Februari 2018
Sentuhan Sebagai Dukungan Sosial
Oleh
Sandra Handayani Sutanto
Fakultas Psikologi Universitas Pelita Harapan
Kisah Bayi Kembar
Sepasang bayi kembar lahir pada tanggal 17 Oktober 1995 dan diberi nama Brielle dan Kyrie Jackson. Bayi kembar ini lahir 12 minggu sebelum tanggal yang dijadwalkan. Prosedur standar yang ditetapkan oleh rumah sakit adalah menaruh kedua bayi kembar dalam dua inkubator terpisah. Setelah dirawat beberapa minggu, Brielle terlihat lebih lemah dibandingkan kembarannya, Kyrie. Melihat kondisi seperti itu, seorang perawat memutuskan untuk memindahkan Kyrie ke inkubator kembarannya Brielle. Prosedur memindahkan dua bayi dalam satu inkubator belum pernah dilakukan sebelumnya di Amerika Serikat. Setelah ditaruh berdampingan, lengan Kyrie melingkari tubuh kembarannya dan berangsur-angsur kondisi Brielle meningkat dan kembali pulih. Hal ini ditandai dengan denyut nadi yang semakin stabil dan suhu badan kembali normal. Kisah ini pernah ditayangkan di kanal berita CNN pada tahun 2013 pada saat si kembar sudah beranjak remaja.
Komunikasi Non Verbal
Ilustrasi di atas menggambarkan bahwa komunikasi non-verbal—dalam bentuk pelukan dan sentuhan dari Brielle kepada Kyrie- bisa berdampak besar dalam kehidupan seseorang. Pelukan dan sentuhan dari kembarannya membuat bayi yang awalnya lebih lemah menjadi lebih kuat dan bertahan dalam kondisi kritis. Komunikasi non-verbal didefinisikan sebagai komunikasi tanpa kata-kata (DeVito, 2015). Komunikasi non-verbal bisa diekspresikan bahasa tubuh, ekspresi wajah, kontak mata, jarak, sentuhan, suara/cara bersuara, dan lain-lain.
Sentuhan dan Makna Sentuhan
Komunikasi dalam bentuk sentuhan, dikenal sebagai haptics, adalah bentuk komunikasi yang paling primitif dalam berkomunikasi. Pada perkembangannya, sentuhan adalah penginderaan pertama yang mungkin digunakan oleh manusia, misalnya bayi dalam kandungan yang distimulasi dengan sentuhan ibunya. Dalam perkembangannya, DeVito (2015) mengungkapkan bahwa sentuhan bisa memiliki beberapa makna. Makna yang pertama ialah sebagai komunikasi emosional, termasuk emosi positif seperti dukungan, apresiasi, inklusi (mengikutsertakan), intensi dan afeksi. Makna sentuhan yang lain adalah sebagai playfulness yang lebih mengarah pada afeksi, seperti menonjok kecil di lengan untuk memberikan pujian. Selain itu makna sentuhan yang lain berkaitan dengan pengerjaan tugas, seperti mengajarkan orang tertentu untuk mengayunkan tongkat golf. Makna sentuhan juga dapat dikaitkan dengan tindakan menyambut atau melepaskan, contohnya memeluk saat berpamitan, bersalaman. Sentuhan juga bermakna kontrol atau mengarahkan perilaku/sikap terhadap orang lain, misalnya menyentuh untuk mencoba mengatakan pada orang lain ‘coba lihat ke sini’.
Sentuhan dan Dukungan Sosial
Pada kasus Brielle dan Kyrie, sentuhan yang dilakukan oleh Kyrie menunjukan dukungan sosial bagi kembarannya. Dukungan sosial diartikan kenyamanan, kepedulian, keberhargaan dan pertolongan yang diberikan oleh individu/sekelompok orang terhadap individu lain (Uchino dalam Sarafino & Smith, 2011). Dukungan sosial bersumber dari pasangan, keluarga, teman, dokter atau komunitas. Bentuk dukungan sosial bisa rasa empati, kepedulian dengan orang lain, waktu untuk bersama, uang , informasi, kehadiran orang lain,
Manfaat Dukungan Sosial
Setelah mengetahui sumber dukungan sosial, lalu apa manfaat dukungan sosial? Krohne & Slangen (dalam Taylor, 2012) menyatakan bahwa dukungan sosial dapat menurunkan kecenderungan sakit, mempercepat proses penyembuhan dan pengobatan. Herbert & Cohen (dalam Taylor, 2012) mengungkapkan bahwa dukungan sosial juga berhubungan dengan fungsi daya tahan tubuh yang lebih baik. Untuk kasus Brielle, dukungan sosial dalam bentuk sentuhan membuat kondisinya berangsur-angsur membaik. Untuk bayi yang baru lahir, sentuhan dalam bentuk kontak kulit antara ibu dan anak dipercaya mengurangi stress pada bayi yang baru lahir dan memberikan kenyamanan (Baker-Rush, 2016).
Penerima Sentuhan Fisik sebagai Dukungan Sosial
Lalu, siapa saja yang bisa atau perlu mendapatkan sentuhan? Sebagai bentuk dukungan sosial, sentuhan bisa diberikan kepada siapa saja seperti orangtua kepada anak, dalam keluarga, dalam konteks persahabatan. Namun demikian, sentuhan fisik ini tidak bisa lepas dari konteks budaya dan profesionalisme. Sentuhan fisik lebih banyak digunakan sebagai komunikasi di budaya Barat, tapi bukan hal yang lazim di budaya Timur. Oleh karena itu, agar sentuhan tidak disalahartikan, maka perlu adanya pembatasan sentuhan fisik dalam setting konseling (Himawan, Dewi, Sitorus, & Mutiara, 2016). Dalam setting pendidikan atau klinis, sentuhan perlu mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari partisipan penelitian atau klien (Hewett, 2007).
The touch of your hand says you catch me whenever I fall,
You say it best when you say nothing at all.
–When You Say Nothing at All by Ronan Keating
Referensi :
Baker-Rush, M. (2016). Reducing stress in infants: Kangaroo care. International Journal of Childbirth Education, 31 (4), 14-17.
DeVito, J. A. (2015). Human communication: The Basic Course (13th ed.). Boston: Pearson.
Hewett, D. (2007). Do touch: Physical contact and people who severe, profound and multiple learning difficulties. Support for Learning, 22 (3), 116-123
Himawan, K.K., Dewi, W.P., Sitorus, K.S., & Mutiara, E. (2016). Kode etik psikologi dan
aplikasinya. Jakarta: Salemba Humanika.
Sarafino, E.P. & Smith, T.W. (2011). Health psychology : Biopsychosocial interaction (7th ed.). New Jersey: John Wiley & Sons,Inc.
Taylor, S.E. (2015). Health psychology (9th ed.). New York: McGraw Hill.