ISSN 2477-1686

 

Vol.3. No.1, Januari 2017

Beda Mata, Beda Indah

Widya Saraswati

Mahasiswa Fakultas Psikologi, Universitas YARSI

Kasus yang menimpa artis Hollywood yaitu Jennifer Love Hewitt saat proses pemotretan, Jennifer yang menggunakan pakaian bikini mendapatkan bulian dari masyarakat Amerika karena hasil fotonya memperlihatkan adanya selulit pada tubuhnya. Ini yang menyebabkan Jennifer mengatakan bahwa bentuk tubuh ukuran 2 tidak gemuk, karena menurutnya ukuran tubuh 0 tidak membuat dirinya terlihat cantik. Tetapi karena Jennifer mendapatkan tekanan untuk menurunkan berat badannya akhirnya dia berhasil serta memiliki bentuk tubuh yang ideal.

Bullying pada Remaja

Terdapat permasalahan terhadap remaja dari usia 15 tahun sudah mengalami Bullying terutama Bullying terhadap bentuk tubuh. Banyak orang yang mengatakan bahwa masa-masa remaja adalah masa yang paling terindah. Sehinnga terdapat penelitian yang ingin membuktikan pernyataan tersebut. Penelitian ini mengambil subjek 120.000 remaja yang menginjak usia 15 tahun di Inggris yang mengatakan bahwa anggapan berupa masa remaja adalah masa yang paling terindah ternyata tidak sesuai dengan faktanya.

Remaja yang menjadi responden dalam penelitian ini mengatakan sering mengalami kasus tentang pembulian akan ketidakyaman dalam bentuk tubuh dan ketidakpuasaan terhadap hidupnya sendiri. Penelitian selanjutnya yang tidak kalah penting yaitu penelitian The Health and Social Care Information Centre (HSCIC), yang mengatakan bahwa setengah dari remaja yang mengikuti peneltiannya mengaku sebagai korban Bullying dan 25% adalah sebagai pelaku Bullying. Inilah faktanya dimana remaja yang menginjak usia 15 tahun selalu mempersepsikan dirinya terlalu gemuk tidak sesuai dengan persepsi bentuk tubuh yang ideal yang diingnkan oleh dilingkungannya. Oleh karena itu dalam masalah diatas menimbulkan suatu pertanyaan yang belum terjawab mengenai apakah persepsi Body Image bentuk tubuh yang dialami remaja akan berbeda persepsi nya jika dilihat dari budaya lainnya ?

Budaya dan Persepsi Body Image

Menurut Matsumoto (2014), persepsi merupakan suatu proses dimana mengumpulkan informasi mengenai dunia melalui pengindraan seseorang. Persepsi orang-orang yang gemuk dan memiliki obsesitas dalam kehidupan besosialnya cenderung mengalami kerugian lebih besar daripada secara fisik maupun kesehatan. Bentuk kerugian secara sosialnya seperti, pelecehan, stigmatisasi, dan diskriminasi (Brewis, 2011). Menurut Wolf, (2004) korban dari stagminasi,pelecehan kebanyakan dari kaum wanita karena bentuk tubuh yang terlalu gemuk atau memiliki obesitas yang berlebihan. Sehingga bentuk tubuh adalah symbol yang paling utama dari diri individu maupun masyrakat sekitarnya (Synnott,2003). 

Faktor yang dapat mempengaruhi persepsi diantaranya seperti pengalaman pribadi,status sosial ekonomi, kondisi lingkungan serta budaya. Bagaimana faktor budaya dapat mempengaruhi persepsi? inilah yang akan dibahas terlebih dahulu mengapa budaya termasuk dalam faktor yang memperngaruhi persepsi.

Setiap budaya pasti memiliki tingkat pendidikan yang berbeda, suku yang berbeda, dan motivasi dalam melihat beberapa jenis objek akan berbeda juga disetiap budayanya. terutama yang akan dibahas terkait persepsi tentang bentuk tubuh atau yang lebih sering didengar oleh kita adalah body image. Persepsi tentang body image disetiap budaya sangatlah berbeda, karena di setiap budaya akan memiliki standar bentuk tubuh ideal yang berbeda. Misalnya pada budaya Amerika dan Afrika. Tingkat pendidikan di Amerika sangatlah berbeda jauh dengan tingkat pendidikan di Afrika. Orang Afrika yang masih minim dengan pengetahuanya maka akan mempersepsikan bentuk tubuh yang berbeda jika dibandingkan orang Amerika yang mayoritasnya berpendidikan. Motivasi orang Amerika dalam memperhatikan bentuk tubuh sangatlah penting karena disana dalam hal berpenampilan sangat diperhatikan, berbeda dengan orang Afrika yang masih mempersepsikan penampilan tidaklah penting, karena bentuk tubuh yang ideal baginya adalah bentuk tubuh yang gemuk. Karena bentuk tubuh yang gemuk adalah simbol dari kemakmuran di budaya Afrika khususnya di negara Nigeria.

Mayoritas kaum perempuan yang memiliki nilai standart untuk memiliki bentuk/citra tubuh yang ideal. Karena banyak artis Barat yang mempersepsikan bahwa perempuan yang cantik adalah perempuan yang tinggi, kurus dan terlihat elegan, inilah yang menyebabkan banyak kaum perempuan di Amerika memiliki penyakit Anorexia Nervosa. Mengingat dari ketiga faktor diatas yang memperngarugi persepsi salah satunya adalah budaya, maka tidak mengherankan jika suatu bentukan dari budaya tersebut dapat membuat masyarakatnya memiliki bentukan dari budaya tersebut. Jika kita berada bertempat tinggal di Negara Amerika, maka nilai kita terhadap bentuk tubuh atau Body Image cenderung sama dan mengikuti standart yang ada didalam Negara tersebut.

Budaya adalah Faktor Penentu

Budaya yang merupakan salah satu factor penentu atau faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang jika dilihat dari fenomena atau fakta-fakta yang ada persepsi budaya dalam memandang body image sangatlah berbeda. Di Amerika yang memilik standart body image seperti kurus,tinggi dan terlihat elegan. Berbeda jika dibandingkan dengan di Spanyol yang mengatakan bahwa body image disana terdapat tiga tipe yaitu jam pasir, pir, dan barrel (tong). Menurut masyarakat Spanyol, hal ini bisa menjadi batasan dasar untuk mendapatkan body image yang ideal atau ukuran dasar pakaian. Serta persepsi memandang Body Image juga dilihat dari tingkat pendidikannya. Semakin kita memiliki pengetahuan yang luas akan mempengaruhi persepsi tentang body image. Karena dilihat dari Nigeria memiliki pendidikan yang minim akan mempersepsikan orang yang memiliki bentuk tubuh gemuk akan terlihat menarik dibandingkan dengan orang memiliki bentuk tubuh yang kurus. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa persepsi budaya sangatlah berpengaruh terhadap persepsi memandang body image seseorang. Dimana seseorang itu bertempat tinggal maka akan memiliki persepsi Body Image yang berbeda juga.

Referensi:

Bakhshi, Savita (2008), Women’s Body Image and the Role of Culture: A Review of the Literature,” dalam Europe’s Journal of Psychology 2(7), hal. 374-394.

Grogan, Sarah. (2008) Body Image: Understanding Body Dissatisfaction in Men, Women, and Children. New York: Routledge.

Intan , Nur . (2012). Selebriti Hollywood yang Sukses Menurunkan Berat Badan . Diambil pada 27 November 2016 daripada http://m.tempo.co/read/news/2012/04/10/219395896/Selebriti-Hollywood-yang-Sukses-Turunkan-Berat-Badan

Kompas.com. (2011). Perbedaan Persepsi Bentuk Tubuh Ideal di 9 Negara . Pada  25 November 2016 daripada http://health.kompas.com/read/2011/02/21/12223672/perbedaan.persepsi.bentuk.tubuh.ideal.di.9.negara

Matz, P.E., G.D. Foster & M.S. Faith, A. Thomas. (2002). Correlates of Body Image Dissatisfaction Among Overweight Women Seeking Weight Loss. Journal of Consulting and Clinical Psychology, 70(4), halaman: 1040–1044.

Sarwono,Sarlito. (2015). Psikologi Lintas Budaya. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.