ISSN 2477-1686
Vol. 8 No. 23 Desember 2022
Manifestasi Kejahatan Dari Kekejaman Sosial
Oleh:
Sonia, William & Laila Meiliyandrie Indah Wardani
Fakultas Psikologi, Universitas Mercu Buana
Arthur Fleck atau dikenal juga dengan Joker adalah seorang pria penjahat yang sangat keji, disebabkan oleh pengabaian oleh masyarakat sekitar. Berkembang dari kalangan masyarakat kalangan bawah yang selalu gagal dalam mencapai sebuah kesuksesan sebagai seorang stand up komedian. Joker yang terbiasa diperlakukan tidak adil oleh lingkungan sekitar, hidupnya kerap dirundung rasa pilu. Joker dalam film yang cukup populer digambarkan sebagai seseorang yang memiliki gangguan psikologis yang menyebabkan dirinya tidak dapat ngontrol tawanya. Gangguan ini disebabkan karena adanya gangguan pada saraf yang disebabkan karena kerusakan korteks prefrontal, yaitu suatu area pada otak yang dapat membantu mengendalikan emosi dan salah satu penyebabnya disebabkan oleh trauma otak atau yang disebut juga sebagai pseudobulbar affect (PBA)(Arciniegas, 2005).
Karakter Arthur Fleck ini dapat dilihat bagaimana stimulus yang terjadi akibat faktor eksternal dapat merubah ego seseorang. Arthur Fleck sendiri dapat dikatakan bahwa dia memiliki Ego yang lemah dikarenakan ketidak mampuannya mengontrol diri ketika dirinya berada dalam keadaan tertekan. Terlepas dari masalah mental yang di alami. Dirinya tidak dapat mengontrol dirinya sendiri untuk menekan pelatuk pistol yang dia pegang. Hingga pada puncaknya, dirinya secara insting membunuh orang disekitarnya.Dalam hal ini kedudukan ego sangat penting untuk mengambil keputusan yang ditimbulkan oleh id sehingga memperlihatkan tindakan yang kita lakukan. Schultz (1991) mengemukakan bahwa adanya pertentangan antara ego, superego, dan id bukan terjadi karena adanya kondisi neurosis. Pertentangan terjadidisebabkan karena ketidakmampuan menciptakan sebuah kesinambungan antara diri sendiri dengan kehidupan lingkungan sosial, serta hidup yang tidak memiliki arah atau tujuan (Britannica, 2022).
Ego merupakan sebuah keinginan akan insting dasar atau pemuasan dorongan menurut teori ego kontemporer Freud. Berkurang tegangan yang terdapat pada diri seseorang adalah karena adanya kepuasan dari dorongan tersebut. Sejalan dengan perkembangan jaman, paradigma tersebut bergesermenjadi pendorong kemampuan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya atau dapat dikatakanmenjadi kekuatan sebagai dasar psikoanalisis untuk memusatkan diri (Supratiknya, 1993). Ide ini dimunculkan oleh seorang Freudian, yakni Heinz Hartmann dengan teorinya mengenai psikologi ego (Supratiknya, 1993). Hartmann mengemukakan bahwa manusia berjuang dalam hidupnya bukan hanya semata untuk memuaskan insting tetapi juga mampu memberikan makna atas perjuangannya, selain itu juga mampu menguasai hambatan dalam hidupnya (Springer, 2019).
Kedewasaan ego merupakan bagian dari sistem jiwa yang bertugas memuaskan id (Alwisol, 2009). Ego mempunya fungsi tergantung terhadap tujuan yang ingin diselesaikan, yaitu adanya maksud untuk merampungkan permasalahan dan tujuan yang tidak mempunyai latar belakang (Alwisol, 2009). Fungsi ego di ranah bebas konflik merupakan tujuan yang tidak memiliki latar belakang, dimana ego dapat terjadi diluar ranah permasalahan mental. Id dan ego berasal asal disposisi yang sama serta berfungsi serta berkembang secara mandiri (Feist & Feist, 2010). Selain itu faktor luar ego tidak hanya didorong sang naluri agresi dan seks namun juga dipengaruhi. Sifat ego yaitu otonom yang artinya aktif mencari penyesuaian dengan dunia luar. Swatantra ego dibedakan sebagai dua yaitu swatantra primer yang asal keturunan serta berperan buat menyesuaikan menggunakan lingkungan. Sumber biologis, ingatan, belajar, persepsi dan gerakan lebih mengacu ke swatantra primer. Kemasakan fisik dengan belajar merupakan hasil interaksi swatantra sekunder, dengan kata lain konflik dengan id adalah kemampuan ego untuk mengubah fungsi yang telah dikembangkan (Feist & Feist, 2010).
Fungsi ego tidak hanya berfungsi untuk menerima kenikmatan atau meredakan tegangan saja tetapi ego juga dapat menetralisir dorongan agresi dan seks (Feist & Feist, 2010). Selain itu juga ego berfungsi untuk mengantisipasi kebutuhan di masa yang akan datang dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan diri dengan lingkungan secara terus menerus disebut dengan ego yang memakai prinsip realita.
Terdapat empat harmoni yang harus dipertahankan ego dalam mencapai tujuan tersebut. Pertama mempertahankan keseimbangan di luar serta di dalam diri antara individu menggunakan empiris eksternal fisik serta sosial. Kedua, id memiliki beberapa naluri yang menuntut pemuasan maka memantapkan harmoni keseimbangan di dalam ranah id. Ketiga, menyeimbangkan tiga unsur yang saling bersaing antara id, ego serta superego (Suryabrata, 2011). Keempat, untuk menjaga keseimbangan di antara beraneka macam tujuan yang tidak selaras, dengan tujuan tidak untuk memuaskan dorongan ego dan id yang berperan secara independen (Suryabrata, 2011).
Ego beroperasi secara sintetis bila Kesatuan harmoni ini dapat tercapai yaitu kemampuan mengintegrasikan dan mendamaikan tujuan yang tidak sinkron serta bertentangan. menggunakan kemampuan ini bisa membuat ego berdamai menggunakan pertarungan intersismetik (konflik antara id, ego, superego dan empiris) dan konflik intrasistemetik (konflik yang terdapat didalam ego itu sendiri).
Referensi :
Alwisol, (2009). Psikologi Kepribadian, Edisi Revisi. Malang: UMM Press.
Arciniegas, D., Lauterbach, E., Ginsberg, D., Anderson, K., Chow, T., Flashman, L., & Silver, J. (2005). The Differential Diagnosis of Pseudobulbar Affect (PBA): Distinguishing PBA Among Disorders of Mood and Affect. CNS Spectrums, 10(S5), 1-16. doi:10.1017/S1092852900026602
Feist, J. & Feist, G. (2010). Teori Kepribadian, Edisi 7, Buku 1. Jakarta: Salemba Humanika.
Suryabrata, S. (2011). Psikologi Kepribadian. Jakarta : RajaGrafindo Persada
Schultz, D. (1991). Psikologi Pertumbuhan, Model-model Kepribadian Sehat. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Supratiknya, A. (1993). Teori-Teori Psikodinamik (Klinis). Yogyakarta: Kansius.
Springer, C. H. (2019). Psikologi Freud. Yogyakarta: Oneline Public.
Britannica, T. (2022, December 16). neurosis. Encyclopedia Britannica. https://www.britannica.com/science/neurosis