ISSN 2477-1686

Vol. 8 No. 6 Mar 2022

Menciptakan Lingkungan Belajar Yang Dinamis Di Dalam Kelas Bahasa

 

Oleh:

Clarissa Ivena Putri, Rafael Aditya Premono, & Laila Meiliyandrie Indah Wardani

Fakultas Psikologi, Universitas Mercu Buana

 

Mengajar adalah kemampuan untuk membantu peserta didik dalam mengorganisasikan, mengarahkan, dan memaksimalkan arus pengembangan pengalaman hidup. Seperti yang dinyatakan Dewey, proses mengajar bergantung pada “signifikansi pendidikan dari pengaturan sosial sebagai sarana yang digunakan untuk mendidik kaum muda” (Greenwalt, 2016; Dewey, 1997a; 1997b). Guru mempunyai peran penting dalam proses tersebut, sebagai seseorang dengan kemampuan mengajar tersebut (Greenwalt, 2016). 

 

Karakteristik proses pengajaran berarti sifat silabus, evaluasi, dan konsepsi pengajaran (Watkins et al., 2002). Bahkan ketika aspek eksternal dari pengajaran kurang persiapan, ruang kelas dan sekolah dapat menerapkan pembelajaran yang efektif untuk mengatasinya. Silabus yang membahas ide-ide besar dan memberikan gambaran kepada peserta didik sangatlah menarik. Kepatuhan peserta didik dan kemampuan untuk membuat koneksi dalam konteks yang berbeda juga harus didukung. Dalam keputusannya, penilaian diri menggunakan kesetaraan sosial dan meningkatkan tanggung jawab peserta didik.

 

Lingkungan belajar mengacu pada lokasi fisik yang beragam, konteks, dan budaya di mana siswa belajar (Bates, 2015). Oleh karena siswa harus melakukan pembelajaran, tujuannya adalah untuk menciptakan lingkungan yang dinamis untuk belajar yang mengoptimalkan kemampuan siswa untuk belajar (Bates, 2015). Lingkungan belajar juga dapat diartikan sebagai sebuah platform yang beragam di mana pembelajar terlibat dan berinteraksi untuk mempelajari keterampilan baru (Bates, 2015, Movchan, 2018). Sementara pelajar dapat belajar dalam berbagai kondisi, lingkungan belajar mengacu kepada definisi yang lebih tepat dan akurat dibanding ruang kelas tradisional yang kita ketahui (Movchan, 2018). Istilah “lingkungan belajar”  sendiri tidak memiliki implikasi yang bersifat tradisional dan terbatas seperti layaknya ruangan kelas yang berisi meja dan papan tulis (Movchan, 2018). Penelitian telah menunjukkan bahwa lingkungan belajar yang terlibat meningkatkan perhatian dan fokus siswa, mendorong pengalaman belajar yang bermakna, mendorong tingkat kinerja siswa yang lebih tinggi, dan memotivasi siswa untuk mempraktikkan keterampilan berpikir kritis tingkat tinggi (Bates, 2015).

 

Setiap lingkungan belajar mempunyai kondisi yang berbeda dengan yang lainnya. Kelas bahasa asing memiliki kondisi yang unik, di mana pelajar belajar untuk melakukan komunikasi dengan menggunakan bahasa yang asing bagi para pelajar. Kelas bahasa asing mempunyai tujuan untuk menguasai keterampilan komunikasi dalam bahasa asing. Guru bahasa Jepang, sebagai contohnya, mempunyai tujuan untuk menciptakan lingkungan kelas, di mana para pelajar dapat menggunakan bahasa Jepang untuk berkomunikasi selama di dalam kelas (Komisarof, 2010). Akan tetapi, tujuan besarnya adalah agar para pelajar dapat menggunakan bahasa Jepang, seperti Ia dapat menggunakan bahasa asalnya (Komisarof, 2010). Lalu, bagaimana cara menciptakan lingkungan belajar yang ideal dalam kelas bahasa asing?

 

Kelas bahasa asing yang ideal dapat diwujudkan dengan cara melakukan banyak percakapan dengan guru bahasa lain, melihat penelitian dan literatur yang relevan di bidang tersebut dan menanyakan pendapat siswa (Bates, 2015; Komisarof, 2010). Mendengar merupakan awal mula dalam membuat percakapan yang merupakan hal esensial di dalam proses pembelajaran (Mochvan, 2018). Baik oleh siswa maupun guru, harus berbicara hampir seluruhnya dalam bahasa target (Bahasa Jepang) tetapi pada tingkat yang dapat dimengerti oleh siswa sehingga mereka mendapatkan semua 'masukan yang dapat dipahami' yang penting (Bates, 2015; Komisarof, 2010). 

 

Kelas bahasa asing juga harus membangun lingkungan belajar yang aktif, mendukung, dan kooperatif. Dalam artian, peserta didik aktif dalam berbagai tugas yang membuat mereka bangun dan bergerak setidaknya sekali selama kelas agar mereka tetap terjaga dan berkonsentrasi (Bates, 2015; Komisarof, 2010). Guru harus dapat menciptakan rasa dukungan dalam pelajarnya. Pelajar harus dapat merasa dukungan yang suportif dan positif dari gurunya (Mochvan, 2018). Di dalam kelas, peserta didik juga dapat merasa nyaman dalam membuat kesalahan dan mengajukan pertanyaan dalam bahasa asing yang dipelajari (Bates, 2015; Komisarof, 2010). Para siswa harus sering bekerja sama dalam berbagai tugas menggunakan bahasa target untuk berkomunikasi (Bates, 2015; Komisarof, 2010).

 

Studi menunjukkan bahwa meningkatkan keterampilan bahasa dapat memiliki manfaat akademis dan sosial yang mendalam bagi anak-anak, baik pada masa kanak-kanak maupun di kemudian hari (The Educator, 2018). Penelitian telah menunjukkan bahwa belajar bahasa lain dapat meningkatkan pengetahuan tentang struktur dan kosa kata, serta membantu siswa mendapat nilai yang jauh lebih tinggi dalam matematika dan seni bahasa (The Educator, 2018). Menurut Swami Vivekananda, seorang guru sejati adalah Ia yang dapat segera turun ke tingkat pelajar, dan mentransfer jiwanya ke jiwa pelajar dan melihat melalui mata pelajar dan mendengar melalui telinganya dan memahami melalui pikirannya (Kalia, 2014). Guru dengan karakteristik tersebutlah yang dapat menciptakan lingkungan belajar yang dinamis dan efektif bagi para pembelajar (Kalia, 2014). Maka dari itu, untuk menciptakan lingkungan belajar yang dinamis dan efektif, guru perlu menempatkan dirinya di posisi pelajar dan memberi energi positif untuk membangkitkan semangat belajar dalam siswanya.

 

 

Referensi:

 

Bates, A. W. (2015, April 5). A.2 What is a learning environment? Teaching in a Digital Age.https://opentextbc.ca/teachinginadigitalage/chapter/5-2-what-is-a-learning-environment/.

 

Watkins, C., Carnell, E., Lodge, C., P. W. and C. W. (2002). Effective Learning. National School Improvement Network, 17(Summer), 8.

 

Dewey, J. (1997a). Democracy and education: An introduction to the philosophy of education. New York: The Free Press. 

 

Dewey, J. (1997b). Experience and education. New York: Simon & Schuster Inc. (Original work published 1938).

 

Greenwalt, K.A. (2016) Dewey on Teaching and Teacher Education. Encyclopedia of Educational Philosophy and Theory. https://doi.org/10.1007/978-981-287-532-7_48-1

 

Kalia, T. (2014, March 10). Great educators in History (III): Swami Vivekananda. Iversity Blog. https://iversity.org/blog/great-educators-swami/.

 

Komisarof, A. (2010). Five Keys to Improving Assistant Language Teacher & Japanese. Teacher Relations on the JET Program. RJIS, 18(2).

 

Movchan, S. (2018, April 6). What Makes a Good Learning Environment.What Makes a Good Learning Environment (raccoongang.com)

 

Printer, L. (2015). What does the ideal language classroom look like? Retrieved from https://www.liamprinter.com/blog/what-does-the-ideal-language-classroom-look-like

 

The Educator. (2018). The impact of language on learning. Retrieved from https://www.theeducatoronline.com/k12/news/the-impact-of-language-on-learning/253500