ISSN 2477-1686

Vol. 8 No. 3 Feb 2022

Olahraga dan Anak Muda

Oleh 

Flaviana Rinta Ferdian & Angela Oktavia Suryani

Fakultas Psikologi, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

 

Olahraga ternyata tidak hanya memiliki dampak positif bagi kesehatan fisik, namun baik juga untuk kesehatan psikologis. Penelitian menunjukkan anak muda yang rutin berolahraga mampu berpikir positif yang menurunkan kemungkinan mereka untuk menghabiskan waktu dalam pergaulan bebas dan kegiatan yang berdampak negatif bagi mereka (Petitpas, Cornelius, Van Raalte, & Jones, 2005). Elemen-elemen yang ada dalam olahraga seperti dinamika sosial anggota komunitas, aturan main, dan pertandingan memberikan dampak yang sangat positif. Elemen-elemen tersebut mengajarkan tanggung jawab, perilaku prososial, dan meningkatkan kemampuan untuk menghargai orang sekitarnya (Eley dan Kirk 2002).

Olahraga Kelompok dan Perkembangan Positif pada Anak Muda

Anak muda yang rutin melakukan olahraga kelompok, seperti misalnya olahraga basket dan bulutangkis dapat mengembangkan kompetensi, karakter, kepercayaan diri, kepedulian, dan koneksi mereka, sebagaimana dijelaskan sebagai berikut:

1.    Olahraga kelompok melatih anak muda untuk mengembangkan strategi dan mengambil keputusan secara cepat dan tepat agar bisa mencetak skor dan memenangkan permainan. Sebagai contoh, dalam berolahraga basket pemain terbiasa menghadapi situasi darurat di mana ia harus mengambil keputusan yang genting, seperti melakukan strategi penyerangan untuk menambah poin, maupun melakukan pertahanan dalam waktu yang singkat agar tim lawan sebisa mungkin mencetak poin yang lebih sedikit. Dalam situasi tersebut kompetensi anak muda dapat terlatih.

2.    Selama berolahraga kelompok, karakter anak muda juga akan terbangun. Mereka akan dilatih untuk tidak mudah menyerah, bermain secara sportif, dan bahkan mampu untuk menerima kekalahan. Dari pengalaman kekalahan tersebut, mereka harus terus berlatih dan belajar dari kesalahan sebelumnya. Pemain juga tetap harus menghormati lawannya yang menang dengan memberikan selamat atas kemenangan mereka. 

3.    Anak muda yang berolahraga kelompok juga dituntut untuk memiliki rasa percaya dan keyakinan bahwa dirinya dapat berprestasi dan memenangkan pertandingan dengan lawan-lawan yang sulit. Ketika memiliki rasa percaya diri, mereka dapat menampilkan performa terbaik meskipun mendapatkan lawan yang lebih baik secara reputasi maupun keterampilan. Mereka tidak akan mudah “merasa ciut” terhadap lawan mereka, melainkan menjadi percaya diri dengan kemampuan dirinya dan mencari cara (memecahkan persoalan) bagaimana untuk bisa menang dari tim lawan. 

4.    Olahraga kelompok juga mengajarkan anak muda untuk memiliki rasa kepedulian. Saat latihan, pemain yang lebih memahami materi/teknik dibanding yang lainnya akan mencoba mengajari agar pemain lain yang kurang mengerti bisa mengejar materi/teknik yang dilatih. Mereka dapat menghibur dan menguatkan teman tim yang mentalnya sedang down saat akan bertanding maupun karena kalah dalam bertanding.  

5.    Selain mengembangkan rasa kepedulian, olahraga kelompok juga dapat meningkatkan koneksi. Selama mengikuti olahraga anak muda akan berinteraksi dengan banyak pihak, mulai dari pelatih, anak muda di tim mereka, dan juga lawan mereka dalam pertandingan. Mereka dapat saling bercerita dan memberi saran, baik hal-hal terkait olahraga itu sendiri maupun kehidupan personal mereka. Interaksi ini bisa juga berlanjut setelah latihan atau bertanding untuk berkumpul dan menghabiskan waktu bersama. Selain itu, saat pemain memenangkan pertandingan, maka kemenangan tersebut dapat membawa nama baik pemain tersebut sendiri dan sekolah pemain tersebut berasal. Jika pemain tersebut terus berprestasi dalam olahraga, maka akan ada tawaran rekomendasi untuk beasiswa di bidang olahraga baik dari sekolah, teman, pelatih, ataupun universitas (Sabandar, Suryani,& Ferdian, 2020; Pratama, Suryani, & Ferdian, 2020).

 

Olahraga kelompok dan pandemi

Uraian mengenai manfaat kegiatan olahraga kelompok di atas menggambarkan bahwa olahraga tidak hanya berguna bagi kesehatan tubuh tetapi juga bermanfaat pula bagi perkembangan aspek-aspek psikologis manusia. Melihat pentingnya manfaat tersebut, maka dukungan dan dorongan pada anak muda untuk melakukan olahraga kelompok sangat dianjurkan. Namun sayangnya, situasi pandemi saat ini membatasi anak muda untuk dapat melakukan kegiatan olahraga kelompok. “Olahraga kelompok” yang mungkin dilakukan di masa pandemi seperti ini adalah olahraga individual yang dilakukan di rumah namun dilakukan bersama-sama secara online.

 

 

Referensi

 

Eley, D., & Kirk, D. (2002). Developing citizenship through sport: The impact of a sport-based volunteer programme on young sport leaders. Sport, education and society7(2), 151-166.

Petitpas, A. J., Cornelius, A. E., Van Raalte, J. L., & Jones, T. (2005). A framework for planning youth sport programs that foster psychosocial development. The sport psychologist19(1), 63-80.

Pratama, Suryani,& Ferdian.(2020). Perbandingan Five C’s Antara Anak Muda Yang Berolahraga Basket Dengan Yang Tidak Berolahraga Basket Yang Berdomisili Di Jawa. Skripsi. Unika Atma Jaya.

Sabandar, Suryani,& Ferdian.(2020). Perbedaan “Five Cs” Antara Anak Yang Memiliki Kegiatan Rutin Bulu Tangkis, Anak Yang Memiliki Kegiatan Rutin Selain Bulu Tangkis Dan Anak Yang Tidak Memiliki Kegiatan Rutin Sama Sekali. Skripsi. Unika Atma Jaya.