ISSN 2477-1686

 

Vol. 7 No. 3  Februari 2021

 

 

Belajar Menjadi Manusia Sehat Seutuhnya

 

 

Oleh 

 

William Cahyawan

Division for Applied Social Psychology ResearchUniversitas Indonesia

 

 

Pemahaman tentang makna manusia sehat sering kali dikonotasikan dengan kesehatan fisik, seperti tidak ada penyakit fisik, rutin berolahraga, memiliki tubuh bugar, dan konsumsi nutrisi yang seimbang. Pemaknaan ini tidak sepenuhnya salah, namun pada dasarnya hanya mencakup bagian kecil dari makna sehat secara menyeluruh.

                 

Makna manusia sehat secara utuh harus dikaitkan dengan konsep wellness. Menurut Global Well Institute (t.th.), wellness adalah sebuah istilah modern namun pada dasarnya telah memiliki akar yang sangat panjang. Prinsip-prinsip utama kesehatan baik sebagai preventif maupun holistik dapat ditelusuri kembali ke peradaban kuno dari Timur (India, Cina) hingga Barat (Yunani, Roma), kemudian dilanjutkan sejak abad ke 19 di Eropa dan Amerika Serikat.

 

Jadi, apa sebenarnya makna dari konsep wellness? Perlu digarisbawahi, tidak ada arti universal tentang konsep wellness. Global Well Institute (t.th.) mengartikan wellness sebagai pengejaran secara aktif atas aktivitas, pilihan, dan gaya hidup yang mengarahkan diri pada kondisi sehat secara holistik. UMKC (2021) mendeskripsikan wellness sebagai sesuatu yang bersifat holistik yang mencakup keseluruhan diri dan mengeksplorasi hubungan antara berbagai dimensi dari wellness.  Sementara itu, Corte (2020) menyimpulkan bahwa wellness adalah sesuatu yang kamu pilih untuk dikejar, ini adalah sebuah pilihan yang kamu buat dalam hidup serta membutuhkan usaha konstan untuk mencapainya. Wellness mencakup harmonisasi antara pikiran, tubuh, dan jiwa, serta dapat dilihat sebagai sebuah kualitas, kondisi, atau proses.

 

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, wellness dapat dikatakan sebagai sebuah perjalanan dibandingkan pencapaian hidup. Untuk menjadi manusia sehat seutuhnya, maka dibutuhkan usaha dan upaya yang konsisten serta didukung dengan kemampuan untuk membuat pilihan-pilihan secara sadar sesuai dengan apa yang menjadi kebutuhan. Berkaitan dengan dimensi wellness, secara umum terdapat 8 dimensi dari wellness itu sendiri yang mencakup: emotional, sosial, spiritual, enviromental, financial, physical, intellectual, dan occupational (Northwestern, 2021).  

 

Emotional wellness adalah kemampuan untuk melakukan coping secara efektif dalam hidup dan menciptakan hubungan yang memuaskan.  Sosial wellness adalah kemampuan untuk membangun keterikatan, koneksi, dan dukungan sosial. Spiritual wellness adalah memperluas makna dan tujuan hidup, termasuk moral dan etika, tidak hanya melibatkan aktivitas religius. 

 

Enviromental wellness didefinisikan sebagai upaya menstimulasi lingkungan untuk mampu mendukung kesejahteraan diri, dengan cara menjadi sadar dengan keberadaan lingkungan, peduli dengan iklim dan ekologi, serta meminimalisir kontribusi destruktif terhadap lingkungan. Financial wellness adalah sebuah dimensi baru yang dipahami sebagai upaya memiliki rasa puas dengan situasi finansial kini dan masa depan, dengan cara melakukan manajemen keuangan dengan baik serta mampu mengontrol keuangan yang dimiliki. 

 

Selain itu ada pula dimensi physical yang terdiri dari upaya memiliki kesadaran terhadap kebutuhan aktivitas fisik, makanan sehat, tidur cukup, serta mencegah terjadinya penyakit. Dua dimensi terakhir adalah intellectual dan occupational, yang mencakup usaha secara kreatif untuk memperkaya pengetahuan dan keterampilan, serta upaya memperoleh kepuasan terhadap karier dan pekerjaan.

 

Kedelapan dimensi ini tidak perlu dijalani secara paralel dengan bobot fokus yang sama, namun dikembalikan pada orientasi tujuan dan kebutuhan masing-masing. Stoewen (2017) mengungkapkan bahwa kita perlu mendorong terciptanya “personal harmony” yang membangun perasaan otentik atas diri pribadi. Hal ini dikarenakan, manusia memiliki prioritas, pendekatan, dan aspirasi pribadi, termasuk pandangan diri tentang apa yang berarti dan bermakna untuk hidup secara penuh dan utuh.

 

 

Referensi:

 

Corte, R. (2020). What is wellness and why is it important? Diakses dari Intro Wellness: introwellness.com/health/what-is-wellness/

 

Global Well Institute. (t.th.). What is wellness? Diakses dari Global Well Institute: globalwellnessinstitute.org/what-is-wellness/

 

Northwestern. (2021). Eight Dimensions. Diakses dari Northwestern: northwestern.edu/wellness/8-dimensions/vocational-wellness.html

 

Stoewen, D.L. (2017). Dimensions of wellness: Change your habit, change your life. The Canadian Veterinary Journal, 58(8), 861-862

 

UMKC. (2021). What is wellness? Diakses dari UMKC: med.umkc.edu/sa/wellness/wellness-2/