ISSN 2477-1686
Vol. 11 No. 37 Juli 2025
Kesejarahan Perkembangan Bagian Psikologi Pendidikan
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
Oleh:
Airin Yustikarini Saleh & Eko Aditiya Meinarno
Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia
Pendahuluan
Perkembangan psikologi sebagai ilmu dan bidang studi di Indonesia berlanjut setelah pendiriannya Fakultas Psikologi di Universitas Indonesia (Santoso, 1979; 1992). Hal ini juga dibarengi dengan perkembangan psikologi di luar negeri dan kebutuhan dalam negeri. Saat itu, kondisi dalam negeri berada di dalam upaya pemerintahan Orde Baru (Orba) yang mencoba menstabilkan situasi politik dan ekonomi.
Latar keadaan tadi juga berimbas terhadap perkembangan ilmu psikologi. Secara khusus tumbuh ide mengenai pentingnya memerhatikan aspek pendidikan (Santoso, 1975 [1979]; 1977 [1979]); 1978 [1979]). Prof. Dr. Slamet Iman Santoso, yang pernah menjadi dekan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, juga pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (sekitar tahun 1960-an, lihat Santoso, 1992). Tidak heran jika kemudian kajian-kajian yang dilakukan oleh Santoso sangat beririsan dengan pendidikan sebagaimana pengajaran. Santoso mengedepankan bagaimana pelaksanaan pendidikan pada berbagai tingkatan agar tujuan pendidikan nasional tercapai. Hal yang mirip terjadi di Universitas Gadjah Mada (UGM). Fakultas Psikologi lahir dari Fakultas Pendidikan sekitar tahun 1965-1966 (Sarwono, 2003; Hadi, 2007, Meinarno & Ranakusuma, 2021). Di tahun-tahun mendatang tidak sedikit fakultas psikologi yang induknya adalah fakultas pendidikan atau keguruan.
Salah satu dosen di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia yang peduli dan memerhatikan aspek pendidikan dengan kuat adalah Sukarni Catur Utami Munandar, Dipl.Psych (saat itu belum mencapai tingkat pendidikan doktoral, dan belum menjadi Guru Besar. Kelak penamaan beliau menjadi Prof. Dr. Sukarni Catur Utami Munandar, Dipl. Psych). Hal yang kemudian difasilitasi oleh Prof. Dr. Slamet Iman Santoso dengan membuka bagian Psikologi Pendidikan pada tahun 1968.
Sumber Daya Manusia
Pendirian bidang ilmu psikologi pendidikan ini berbarengan dengan kesadaran Orba terhadap kondisi masyarakat saat itu, yakni rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia. Rezim Orba menyadari kondisi ini dikarenakan, SDM bagian terintegrasi dengan kemajuan ekonomi (Ningrum, 2023). Saat itu, sekitar tahun 1960-1970 justru ekonomi Indonesia dalam keadaan yang buruk. Dengan demikian isu pendidikan sebagai isu sentral di masa itu menjadi hal penting (Santoso, 1978).
Kebutuhan akademik dan praktis masyarakat Indonesia dipenuhi dengan cara melakukan pemetaan pendidikan, mulai dari pendidikan dasar sampai dengan penerimaan mahasiswa baru (Santoso, 1977 [1979]; 1992). Selanjutnya, muncul kebutuhan untuk membangun bidang ilmu psikologi pendidikan. Hal ini tidak lepas dari komitmen untuk mengembangkan berbagai bagian psikologi guna memenuhi kebutuhan akademik dan praktis masyarakat Indonesia.
Latar Persiapan Bagian Psikologi Pendidikan Universitas Indonesia Menjawab Situasi Riil Pendidikan
Slamet Iman Santoso sangat memperhatikan keadaan para siswa, khususnya masalah drop-out sekolah. Kegagalan siswa di sekolah atau gagal memilih lapangan kerja menjadi pemikirannya, dan perlu dikelola. Oleh karenanya, sebelum terjadi hal itu maka perlu ada upaya ”memperbaikinya”, dan cara itu adalah secara psikologis (Santoso, 2003 dalam Sarwono, 2003). Di situlah psikologi (dengan psikolognya) perlu terjun di sekolah-sekolah.
Sukarni menjelaskan tentang psikologi yang ada di Universitas Indonesia sebagai berikut:
”Ketika Pak Munandar dan saya pulang dari Eropa (gelar candidaat di Universitas Leiden, dan gelar Diplom Psychologie di Universitas Hamburg) akhir 1959, belum ada Fakultas Psikologi UI. Yang ada hanya jurusan Psikologi dari Fakultas Kedokteran UI. Dengan kembalinya lulusan-lulusan dari luar negeri (Dr. Mar’at, Dra. Myra Siddharta, A.S Munandar, Dipl.Psych, S.C.Utami Munandar, Dipl.Psych), maka Prof. Slamet Iman Santoso menilai bahwa sudah cukup staf untuk mendirikan Fakultas Psikologi. Oleh karena itu dibentuklah Fakultas Psikologi dengan bagian-bagian: Psikologi Perkembangan, dengan Kepala Bagian Dra. Myra Siddharta (Ew Yong Tjoen Moy), kemudian Psikologi Pendidikan (saya Kepala Bagiannya), Psikologi Klinis (Drs. Yap Kie Hien), Psikologi Industri dan Organisasi (A. S Munandar, Dipl. Psych), Psikologi Eksperimen (Drs. Noerhadi) dan Psikologi Sosial (Dr. Mar’at).” (Munandar, 2007).
Waktu itu, Bagian Psikologi Pendidikan dibantu oleh para pekerja sosial. Dalam menangani satu kasus, terdapat tiga orang yang terlibat yaitu mahasiswa/asisten, paedagog, dan pekerja sosial, yang masing-masing memiliki tugas. Para pekerja sosial yang mewawancarai ibu/ayah, mahasiswa melakukan pemeriksaan psikologi terhadap anak dengan memperoleh laporan dari pekerja sosial. Paedagog membantu dalam membuat laporan. Terdapat seorang paedagog yang membantu, yaitu Dra. Mardiani. Laporan mahasiswa dari asisten mahasiswa diserahkan kepada Kepala Bagian (Kabag). Kemudian Kabag bersama asisten mahasiswa menyampaikan hasil pemeriksaan psikologi kepada orang tua anak. Jika diperlukan juga ada pemeriksaan oleh dokter/psikiater dari RSCM (dulu RSUP) yang ketika itu berseberangan letaknya dengan Fakultas Psikologi UI. Pemeriksaan psikologi dilakukan dengan berbagai alat ukur psikologi yang dikembangkan pada waktu itu. Alat ukur psikologi yang digunakan waktu itu adalah WISC, CAT, Wartegg, Tree Test, Draw A Man.
Kesiapan Psikologi Pendidikan untuk Pembangunan
Proses tumbuh kembang psikologi pendidikan melibatkan staf akademik dari Bagian Psikologi Perkembangan, seperti Dr. S.C. Utami Munandar, Dr. Yaumil Agoes-Achir, Dra. Miranda Zarfiel, M.Psi. (kelak membangun kepakaran bidang pendidikan tinggi), Dra. Lydia Freyani Hawadi (kelak membangun kepakaran psikologi keberbakatan), Dra. Evita E. Singgih-Salim, M.Psi (kelak membangun kepakaran kreativitas), dan Dra. Frieda Mangungsong, M.Ed. (kelak membangun kepakaran anak kebutuhan khusus).
Bagian Psikologi Pendidikan saat itu melakukan kerja sama dengan pendekatan praktis untuk memahami pendidikan dan sekolah di Indonesia. Mitra awal untuk pengembangan psikologi pendidikan adalah SD dan SMA Labschool IKIP Rawamangun. Pendekatan praktis ini memperkuat kompetensi mahasiswa dalam memahami konteks pendidikan dan sekolah di Indonesia.
Proses Belajar Mengajar
Pada jenjang Sarjana, bagian Psikologi Pendidikan mengembangkan keilmuan psikologi melalui berbagai mata kuliah dasar dan terapan. Matakuliah dasar diberikan di tingkat sarjana. Dalam mata kuliah tersebut, mahasiswa mempelajari penerapan teori psikologi, terutama teori perkembangan dan belajar, di dalam bidang pendidikan. Dalam catatan kurikulum, matakuliah psikologi pendidikan dan paedagogi telah ada sejak kurikulum 1970. Pada kurikulum 1982 muncul matakuliah pilihan dengan tema pendidikan yakni Bimbingan Belajar. Kurikulum 1982 membuka matakuliah lain yakni Psikologi Pendidikan I, II, dan III; Kesulitan Belajar, Pendidikan Masyarakat, Pendidikan Keluarga, Konseling Kejuruan, Pendidikan Anak Luar Biasa, Pendidikan Anak Berbakat, Psikodiagnostik Pendidikan. Pada kurikulum 1994, muncul Bimbingan Karir, Identifikasi, dan Pengembangan Kreativitas, Psikologi Pendidika Orang Dewasa, Psikodiagnostik III (tes intelijensi), Psikodiagnostik V (inventori) (Sarwono, 2003). Memasuki kurikulum selanjutnya tidak terjadi perkembangan lanjutan.
Psikologi pendidikan juga mengembangkan keilmuan terapan (magister) dalam berbagai matakuliah seperti Bimbingan Pendidikan, Paedagogi, Psikologi Pendidikan Orang Dewasa, Identifikasi dan Pengembangan Kreativitas, Psikologi Pendidikan Karier, Psikologi Pendidikan Keluarga, dan Psikologi Anak Berbakat.
Pada jenjang Magister, terdapat tiga peminatan keilmuan yaitu Sains, Terapan, dan Profesi. Bagian Psikologi Pendidikan mengembangkan keilmuan psikologi secara teoretis di peminatan Sains, dengan menyelenggarakan mata kuliah dan penelitian terkait motivasi, kreativitas, efikasi diri, adaptabilitas karier, dan keterampilan sosial. Sementara itu, bagian Psikologi Pendidikan mengembangkan keilmuan terapan psikologi di peminatan Terapan dengan menyelenggarakan matakuliah dan penelitian terkait intervensi pada pendidikan anak usia dini, seperti keterampilan sosial-emosional, karakter, dan kreativitas. Dalam peminatan Psikologi Terapan, mahasiswa menerapkan prinsip-prinsip ilmu psikologi untuk pemberdayaan individu, kelompok, masyarakat, dan komunitas (Kurikulum Program Psikologi Terapan Program Magister, 2024).
Pada peminatan Profesi, Bagian Psikologi Pendidikan mengembangkan keilmuan psikologi secara terapan berorientasi klinik dengan pendekatan individual. Kegiatan kuliah difokuskan pada melakukan kegiatan asesmen psikologi (wawancara, observasi, dan penggunaan tes psikologi), melakukan interpretasi pada kasus-kasus dengan setting sekolah, seperti kesiapan sekolah, permasalahan belajar, dan bimbingan karir. Membantu dalam melakukan penanganan anak berkebutuhan khusus atau difabel. Melakukan intervensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah melalui manajemen sekolah, melakukan psikoedukasi terhadap orangtua, dan membantu guru dalam kompetensi personal dan profesional (Lembaga Sertifikasi Profesi Psikologi, 2022).
Pengembangan Keilmuan/Kepakaran
Selama bertahun-tahun, bagian Psikologi Pendidikan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia turut berkontribusi dalam pengembangan keilmuan. Pengembangan keilmuan dilakukan oleh para staf pendidik dalam berbagai topik, yang dijelaskan sebagai berikut.
Psikologi Pendidikan dan Psikologi Sekolah
Soetarlinah Sukadji sangat peduli terhadap isu-isu pendidikan yang relevan dengan kondisi lapangan. Ia menulis buku seperti Psikologi Paedagogi (1993) dan Psikologi Pendidikan dan Sekolah (2000), yang menjadi buku ajar dalam mata kuliah Paedagogi, Psikologi Pendidikan, dan Psikologi Sekolah.
Kreativitas
Prof. Dr. Sukarni Catur Utami Munandar, Dipl.Psych, (dikenal dengan inisial SCU Munandar) adalah salah satu tokoh sentral dalam pembentukan Bagian Psikologi Pendidikan. Beliau memimpin bagian ini dengan visi mengintegrasikan ilmu psikologi ke dalam dunia pendidikan. Dalam masa awal, beliau berperan dalam pengembangan kurikulum yang mencakup teori dan praktik, serta membangun jejaring dengan lembaga pendidikan untuk mendukung kegiatan akademik dan penelitian.
Tes-tes kreativitas awal di Indonesia adalah karya Sukarni (Munandar, 2007). Beliau memiliki minat besar dalam pengembangan kreativitas di Indonesia, dan mengadaptasi tes kreativitas dari Torrens. SCU Munandar juga mengembangkan Tes Kreativitas Figural dan Tes Kreativitas Verbal di Indonesia (1977) dan mengembangkan Standarisasi Tes Kreativitas Figural (1988) bersama tim pengajar bagian Psikologi Pendidikan. Kedua tes ini menjadi alat ukur kreativitas yang sangat dikenal dan digunakan selama bertahun-tahun dalam berbagai asesmen di dunia pendidikan dan industri Indonesia.
Ada beberapa buku yang ditulis oleh SCU Munandar yang mengukuhkan posisinya sebagai tokoh Kreativitas Indonesia, seperti Creativity and Education: A Study of the Relationships Between Measures of Creative Thinking and a Number of Educational Variables in Indonesian Primary and Junior Secondary Schools (1977), Inisiatif dan Kreativitas Anak. Psikologika, edisi kedua (1997). Kreativitas dan Keberbakatan: Strategi Mewujudkan Bakat Kreatif (1999), Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat (2014). Mata kuliah Identifikasi dan Pengembangan Kreativitas juga dikembangkan sebagai perwujudan dari pengembangan keilmuan dalam kreativitas.
Pendidikan Perguruan Tinggi
Salah satu kontribusi dalam pengembangan keilmuan psikologi pendidikan adalah dalam bidang pendidikan tinggi. Banyak penelitian yang sudah dilakukan dalam konteks pendidikan tinggi, seperti adaptasi akademik, motivasi, efikasi diri, adaptabilitas karier, minat, dan kreativitas. Mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan akademik di pendidikan tinggi merupakan isu yang penting dalam pendidikan tinggi. Pembahasan mengenai isu ini dalam pendidikan tinggi dirangkum dalam sebuah buku bunga rampai dengan judul Sukses di Perguruan Tinggi yang disunting oleh Soetarlinah Sukadji dan Evita E Singgih-Salim tahun 2001. Di dalamnya terdapat isu-isu klasik atau dasar untuk menjelaskan cara belajar mahasiswa di perguruan tinggi.
Tonggak lain adalah proses belajar mengajar mahasiswa di tingkat perguruan tinggi yang mengadopsi cara belajar active learning. Universitas Indonesia mengadopsi metode ajar ini dan menerapkannya pada mata-mata kuliah dasar umum yang selanjutnya dikenal dengan Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPKT). Metode dalam mata kuliah ini didesain oleh Sri Hartati Reksodiputro dan dilanjutkan pelaksanaannya oleh Miranda Diponegoro.
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus
Perhatian yang besar terhadap anak berkebutuhan khusus atau difabel mendukung beberapa staf pengajar untuk mengembangkan keilmuan dan berkontribusi dalam topik pendidikan anak berkebutuhan khusus. Pengembangan pada psikologi dan pendidikan anak berbakat dilakukan sejak lama oleh Lydia Freyani Hawadi, yang dirangkum dalam buku Identifikasi Keberbakatan Intelektual melalui Metode Non-tes dengan Pendekatan Konsep Keberbakatan Renzulli (2002), Akselerasi: A-Z Informasi Program Percepatan Belajar dan Anak Berbakat Intelektual (2004), dan Mengidentifikasi Minat dan Bakat Anak Sejak Dini (2007). Begitupula dengan pengembangan psikologi dan pendidikan anak berkebutuhan khusus yang lain, yang ditulis oleh Frieda Mangunsong dalam bukunya Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (2011) dan Psikologi dan Pendidikan Anak Luar Biasa (2013). Selain itu, pengembangan pendidikan inklusif seperti yang dilakukan oleh Farida Kurniawati dalam Peranan Orang Tua dalam Pendidikan Inklusif (2019) dan Pembelajaran Inklusif bagi Mahasiswa Berkebutuhan Khusus di Universitas Indonesia (2023).
Pengembangan Alat Ukur Psikologi
Pendidikan erat kaitannya dengan pengukuran, dan pengukuran yang baik akan bergantung pada alat ukur yang valid dan reliabel. Pengembangan alat ukur dilakukan dengan melakukan penelitian terkait uji psikometri alat ukur seperti WPPSI (Kurnianingsih, 1995), Rothwell-Miller Inventory Blank (RMIB) (Sukadji, 1986), Tes Kreativitas Figural, Tes Kemampuan Diferensial, yang dilakukan oleh Soetarlinah Soekadji dan Betty Dwi Kurnianingsih.
Kesimpulan
Sejarah pembentukan Bagian Psikologi Pendidikan di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia mencerminkan perjalanan panjang dan kontribusi signifikan dalam pengembangan ilmu psikologi di Indonesia. Sejak awal pendiriannya, bagian ini telah menjadi wadah bagi mahasiswa dan akademisi untuk memahami serta mengembangkan hubungan antara psikologi dan pendidikan dalam berbagai aspek. Perjalanan ini tidak terlepas dari peran para tokoh perintis, seperti Prof. Slamet Iman Santoso dan Prof. Dr. Sukarni Catur Utami Munandar, Dipl. Psych, yang berkontribusi dalam membentuk fondasi akademik dan praktis bagi psikologi pendidikan. Secara garis besar fondasi ini sejalan dengan dasar pemikiran Santoso saat membangun fakultas psikologi, yaitu the right man on the right place—menempatkan individu dalam posisi yang tepat. Dengan fokus pada penelitian dan pengembangan alat ukur psikologi, Bagian Psikologi Pendidikan turut berperan dalam meningkatkan pemahaman terhadap proses belajar mengajar di berbagai tingkat pendidikan, mulai dari anak usia dini hingga perguruan tinggi. Bagian Psikologi Pendidikan terus berkembangan dengan mengadopsi pendekatan yang lebih aplikatif, termasuk kerja sama dengan sekolah dan institusi pendidikan lainnya. Pengembangan keilmuan dalam bidang kreativitas, psikologi sekolah, anak berkebutuhan khusus, serta psikometri telah memperkaya wawasan akademik dan memberikan kontribusi nyata dalam praktik pendidikan di Indonesia.
Catatan-catatan yang menjadi sejarah Bagian Psikologi Pendidikan di Universitas Indonesia memiliki kecenderungan klinis. Hal ini tidak terelakkan karena kebutuhan di lapangan khususnya di lembaga sekolah. Orientasi pengembangan riset dan kajiannya menekankan pada siswa dengan kondisi psikologis tertentu. Pengembangan desain pendidikan, sejak usia dini hingga perguruan tinggi masih sangat terbuka untuk dikembangkan. Tantangan dalam dunia pendidikan yang terus berkembang, baik dari aspek teknologi, kebijakan, maupun kebutuhan psikologis peserta didik, menuntut inovasi lebih lanjut dalam penelitian dan penerapan psikologi pendidikan. Oleh karena itu, diperlukan kesinambungan dalam upaya akademik dan kolaborasi lintas disiplin agar psikologi pendidikan tetap relevan dan berkontribusi secara maksimal dalam membangun sistem pendidikan yang lebih baik di masa depan.
Referensi
Akbar-Hawadi, R. (2002). Identifikasi keberbakatan intelektual melalui metode non-tes dengan pendekatan konsep keberbakatan Renzulli. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Akbar-Hawadi, R. (2004). Akselerasi: A-Z informasi program percepatan belajar dan anak berbakat intelektual. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Akbar-Hawadi, R. (2007). Mengidentifikasi minat dan bakat anak sejak dini. Dalam Z. Akbar (Ed.), Masa depan anak masa depan bangsa (hlm. 45-60). Jakarta: Jangka Indonesia Press dan Kementerian Negara Pemuda dan Olah Raga Republik Indonesia.
Buku Pantau Pendidikan Profesi Psikologi Pendidikan. (2012). Sejarah Pendirian Peminatan Psikologi Pendidikan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Tidak dipublikasikan.
Kurikulum Program Psikologi Terapan Program Magister. (2024). Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Tidak dipublikasikan.
Hadi, S. (2007). Psikologi juga tumbuh dari sebuah fakultas pendidikan. Dalam Dialog Psikologi Indonesia: Doeloe, kini, dan esok. Ardana Media. Penyuting Sarlito W Sarwono, dkk. Yogyakarta.
Kurnianingsih, B.D. (1995). Analisis item subtes similarities Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence. Laporan penelitian. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Tidak dipublikasikan.
Kurniawati, F. (2019). Peranan Orang Tua dalam Pendidikan Inklusif. Depok: UI Publishing.
Kurniawati, F. (2023). Pembelajaran Inklusif bagi Mahasiswa Berkebutuhan Khusus di Universitas Indonesia. Depok: UI Publishing.
Mangunsong, F. (2009). Psikologi dan pendidikan anak berkebutuhan khusus: Jilid kesatu. Depok: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi.
Mangunsong, F. (2011). Psikologi dan pendidikan anak berkebutuhan khusus: Jilid kedua. Depok: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi.
Mangunsong, F. (2013). Psikologi dan pendidikan anak luar biasa. Depok: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi.
Meinarno, EA., Ranakusuma, OI. (2021). Memulai Pemahaman Sejarah Psikologi di Indonesia. Buletin KPINVol. 7 No. 24 Des 2021. http://buletin.k-pin.org/index.php/arsip-artikel/939-memulai-pemahaman-sejarah-psikologi-di-indonesia.
Munandar, S.C.U (1977). A Study of the Relationship between Measures of Creativity Thinking and a Number of Educational Variables in Indonesian Primary and Junior Secondary Schools. Laporan Penelitian. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Tidak dipublikasikan.
Munandar, S.C.U., Achir, Y.A., Suharso, P.L., Salim, R.M.A., Umar-Ali, T.R., Brama, G.H.T. (1988). Standardisasi Tes Kreativitas Verbal. Laporan Penelitian. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Tidak dipublikasikan.
Munandar, S.C.U. (2007). Pentingnya pengembangan kreativitas di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dalam Dialog Psikologi Indonesia: Doeloe, kini, dan esok. Ardana Media. Penyuting Sarlito W Sarwono, dkk. Yogyakarta.
Ningrum, S. U. D. (19xx). Kebijakan Pemerintah Orde Baru dalam Meningkatkan Kompetensi Guru di Indonesia. Lembaran Sejarah, 19(1), 58-77.
Santoso, S.I. (1975 [1979]). Usul pendidikan anak-anak di Indonesia berdasarkan konsep-konsep tertentu. Dalam Pembinaan Watak: Tugas Utama Pendidikan. UI Press. Jakarta.
Santoso, S.I. (1977 [1979]). Usul-usul untuk GBHN mengenai pendidikan. Dalam Pembinaan Watak: Tugas Utama Pendidikan. UI Press. Jakarta.
Santoso,S.I. (1978 [1979]). Peta umum masalah pendidikan: Hubungan Tujuan Nasional (pendidikan makro) dengan Tujuan Individual (Pendidikan Mikro). Dalam Pembinaan Watak: Tugas Utama Pendidikan. UI Press. Jakarta.
Santoso, S.I. (1992). Warna-warni pengalaman hidup R. Slamet Iman Santoso. UI Press. Jakarta.
Sarwono, SW (penyunting). (2003). Perjalanan emas pendidikan psikologi UI. Universitas Indonesia.
Skema Kompetensi Psikolog Sekolah. (2022). Lembaga Sertifikasi Profesi. Tidak dipublikasikan.
Sukadji, S. (1986). Uji validitas inventori Rothwell-Miller sebagai tahap permulaan perbaikan. Laporan Penelitian. Tidak dipublikasikan.
Sukadji, S. (1993). Psikologi Paedagogi, bahan kuliah setengah semester 2
Sukadji, S. (2000). Psikologi Pendidikan dan Psikologi Sekolah. LPSP3.
Sukadji, S., Singgih-Salim, EE (penyunting). (2001). Sukses di perguruan tinggi. LPSP3. Depok.
Universitas Indonesia. (1960). Sejarah Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Jakarta: UI Press.