ISSN 2477-1686

Vol. 8 No. 10 Mei 2022

Peran Orang Tua Dalam Menumbuhkan Kepribadian Positif Terhadap Perkembangan Anak Usia Dini

 

Oleh :

Hernanda Rifki & Muhammad Erwan Syah

Program Studi Psikologi, Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

            

Kepribadian positif sangat penting dilakukan ketika anak dalam masa usia dini sebab pada masa itu kepribadian seorang anak berkembang secara pesat sebagai masa pembentukan kepribadian atau bisa dikatakan sebagai masa keemasan bagi anak untuk menerima hal-hal positiif sebagai dasar untuk mengembangkan karakter kepribadian di masa masa berikutnya. Sigmund Freud (Siswanta, 2015) mengatakan bahwa pembentukan kepribadian sebagian besar terjadi pada usia lima tahun, awal perkembangan kepribadian sangat berpengaruh dalam pembentukan kepribadian yang akan terus mempengaruhi perilakunya dikemudian hari. Menurut Sjarkawi (Chairilsyah, 2012) mendefinisikan kepribadian (personality) merupakan sifat dan tingkah laku khas seseorang yang membedakannya dengan orang lain baik itu berupa karakteristik, tingkah laku, pola pikir, minat, kemampuan, dan juga potensi yang dimiiliki seseorang yang bersifat dinamis. Pembentukan kepribadian ini merupakan sebuah penanaman dan latihan terhadap kecakapan berbuat, mengerjakan sesuatu, memberikan feedback dengan orang lain, menjalani aktivitas, dan juga melakukan ibadah yang merupakan pembiasan dari latihan untuk membentuk kepribadian pada anak usia dini.

 

Dalam proses menumbuhkan kepribadian yang positif ini keluarga menjadi faktor pendorong dan merupakan Lembaga Pendidikan yang pertama sekaligus utama. Keluarga sangat menentukan masa depan kepribadian suatu anggota keluarganya yang memiliki peranan yang sangat besar dalam membentuk jiwa dan kepribadian seoorang anak karena baik buruknya pribadi dan jiwa seorang anak sangat bergantung dari pola asuh keluarga atau kedua orang tuanya. Menurut Danziger (Framanta, 2020) menatakan bahwa terdapat dua fungsi pokok dalam proses interaksi antara orang tua dan anak yakni  demand (tuntutan ) dan support (dukungan), dimana dalam tuntutan sebagian besar berisi harapan untuk melakukan suatu perbuatan, sedangkan dukungan merupakan respon yang positif ketika suatu harapan bisa terpenuhi. Tuntutan akan bersifat positif ketika berisi suatu dorongan, stimulasi, dan mengontrol perilaku anak. Namun, akan bersifat negative ketika sebuah tuntutan itu membatasi ruang gerak anak.

 

Menurut Mufida, Moh, dan Erik (2021) Peran orang tua sangat dibutuhkan dalam pembentukan kepribadian seorang anak, ada beberapa hal yang perlu diketahu. Pertama, orang tua dalam memberikan keteladanan agar dicontoh oleh anaknya sehingga dapat dijadikan panutan yang mampu mengarahkan si anak untuk diingat dan ditiru. Hikmatul dan Fachmi (2020) menyatakan bahwa keteladanan mendidik anak dengan cara memberikan contoh yang baik agar dijadikan panutan yang baik juga dalam berkata, bersikap, dan segala hal yang mengandung kebaikan. Kedua, Orang tua dalam mengajarkan agama juga perlu ditingkatkan. Ketika anak memiliki fondasi mengenai agama, maka anak akan memiliki bekal untuk kehidupannya yang akan datang. Ketiga, orang tua dalam mengajarkan sopan santun  karena dengan mengajarkan sopan santun kelak anak dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan baik dengan siapapun dan dimanapun ia berada. Dalam menerapkan sopan santun ini dibutuhkan orang tua yang sabar dalam mengajarkan sopan santun hingga berhasil sehingga anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang bisa meghargai dan menghormati orang lain. Keempat, orang tua menanamkan kejujuran kepada anak karena kejujuran itu hal yang paling baik serta harus diajarkan kepada anak sejak kecil agar anak lebih mudah menyerap dan menanamkan kejujuran itu sampai dewasa.  

 

Menurut ardiati (2018) mengatakan bahwa peran-peran orang tua dalam perkembangan kepribadian anak usia dini sebagai berikut, Pertama,  Memberikan perhatian kepada anak dari semua sisi baik sekolah, kesehatan, makanan, kegiatan belajar dan bermain, dan kegiatan rekreasi. Kedua, orang tua memberikan Pendidikan sebagai peran utama agar anak tau bahwa orang tua memiliki waktu luang bagi anak tersebut. Ketiga, orang tua juga berperan dalam menciptakan keharmoniasan keluarga agar kepribadian yang timbul pada anak sejalan dengan tingkatan keharmonisan keluarga. Keempat, prang tua selalu menanamkan sikap kejujuran agar menjadikan anak pribadi yang jujur, orang tua senantiasa memuji anak ketika anak melakukan kejujuran agar merangsang anak untuk selalu berbuat jujur dalam kehidupan sehari-hari. Kelima, orang tua menanamkan nilai kedisiplinan untuk menunjukkan kepada anak hal-hal yang benar dan apa saja yang tidak benar sehingga anak akan tau mana saja hal-hal yang perlu dilakukan. Keenam, orang tua harus melatih anak untuk belajar bertata krama, ketika anak pandai bertata krama anak akan disenangi oleh orang lain, cepat mendapatkan teman, diterima oleh masyarakat, disayangi banyak orang, serta mempermudah anakuntuk memasuki dunia pekerjaan dimasa akan datang sebab tata krama menjadikan kebahagiaan berdasarkan jalan yang benar.

 

Selain peran orang tua yang begitu gigih, anak usia dini juga dapat belajar kepribadian positif dengan efektif. menurut Framanta (2021) beberapa cara efektif belajar kepribadian positif yaitu anak akan belajar kepribadian pada situasi yang konkrit dimana akan melibatkan kegiatan fisik dan kognitif sehingga dapat menemukan faktor-faktor kesepakatan dalam diri anak, daya serap anak akan meningkat jika konsep disajikan dalam konteks yang akrab dengan anak, anak akan belajar kepribadian lebih baik jika diberikan contoh terlebih dahulu dari suatu peristiwa yang konkrit, terdapat tantangan, dapat dirasakan oleh indra, dan juga berkaitan dengan pengalaman langsung, banyak sekali kasus anak belajar dengan temannya ataupun gurunya sehingga dapat menangkap lebih cepat, dan juga belajar dengan menghafal konsep konsep kepribadian berupa strategi belajar yang relative dan efisien bagi anak anak. 

 

Jadi dapat disimpulkan dalam peranan orang tua untuk menumbuhkan kepribadian positif pada anak usia dini ini diperlukan pengajaran anak dengan contoh yang konkrit, selalu memberikan nasihat positif bagi anak, selalu mengajarkan anak untuk mengendalikan emosinya, menerapkan program reward danpunishment, memperkenalkan bagian agama sejak kecil, menjadi panutan yang positif bagi anak, selalu mengawasi anak, serta senantiasa menanamkan kejujuran dan kedisiplinan

 

 

Referensi:

 

Ardiati, Ratih K. (2018). Peran Orang Tua Dalam Perkembangan Kepribadian Anak Usia Dini. SCHOULID: Indonesian Journal of School Counseling. 3 (3). 73-79. DOI: http://dx.doi.org/10.23916/08413011

 

Chairilsyah, Daviq. (2012). Pembentukan Kepribadian Positif Anak Sejak Usia Dini. EDUCHILD. 1 (1). 1-7.

 

Framanta, Galih M. (2020). Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Kepribadian Anak. JPdK: Jurnal Pendidikan dan Konseling. 2 (1). 126-129.

 

Mufida, Khotimah K, Moh Kanzunnudin, dan Erik Aditia I. (2021). Peran Orang Tua Dalam Pembentukan Kepribadian Anak Di Desa Kancilan. Naturalic; Jurnal Kajian Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran. 5 (2). 784-791.

 

Siswanta, Jaka. (2017). Pengembangan Karakter Kepribadian Anak Usia Dini (Studi pada PAUD Islam Terpadu di Kabupaten Magelang Tahun 2015). INFERENSI, Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan. 11 (1). 97-118.