ISSN 2477-1686  

 Vol. 11 No. 40 Agustus 2025

 

Perkembangan Psikologi Kesehatan di Indonesia

 Oleh:

Christina Lumbantoruan1,2

1Fakultas Psikologi, Universitas Pelita Harapan

2School of Health Science, Universitas Pelita Harapan

Pendahuluan

Psikologi kesehatan merupakan cabang ilmu psikologi yang mempelajari bagaimana faktor biologis, psikologis, perilaku, dan sosial memengaruhi status kesehatan fisik serta timbulnya penyakit. Seiring dengan globalisasi dan perubahan gaya hidup yang pesat di masyarakat, permasalahan kesehatan menjadi semakin kompleks dan menuntut pendekatan multidisipliner. Selain itu, meningkatnya pemahaman mengenai hubungan timbal balik antara kesehatan fisik dan mental semakin menegaskan pentingnya integrasi antara ilmu kesehatan dan psikologi.  Artikel ini membahas kelahiran dan perkembangan psikologi kesehatan secara global dan di Indonesia, termasuk tantangan serta peluang pemanfaatannya di Tanah Air. Secara definisi, psikologi kesehatan adalah bidang psikologi yang menjelaskan bagaimana berbagai faktor biopsikososial memengaruhi perilaku sehat seseorang, termasuk dalam pencegahan dan pemeliharaan kesehatan, penyebab penyakit, respons terhadap penyakit, serta cara mengatasi gangguan yang berkaitan dengan kondisi fisik (Taylor, 2018; Ogden, 2023). Psikologi kesehatan mulai diakui secara resmi sebagai cabang ilmu psikologi pada akhir tahun 1970-an, dan terus berkembang hingga memasuki era Psikologi Kesehatan Modern pada tahun 2000-an, dengan fokus pada penanganan penyakit kronis, promosi kesehatan, serta pemanfaatan teknologi digital dalam bidang kesehatan (Ogden, 2023).

Meskipun memiliki pendekatan yang mirip dengan psikologi klinis, psikologi kesehatan memiliki beberapa perbedaan mendasar, antara lain (Sarafino & Smith, 2020):

 

  1. Fokus Terapi

Psikologi kesehatan berfokus pada perilaku yang memengaruhi kesehatan fisik, seperti perubahan gaya hidup, penanganan stres, dan manajemen penyakit kronis. Sebaliknya, psikologi klinis berfokus pada penanganan gangguan kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan gangguan psikologis lainnya.

 

  1. Jenis Terapi yang Digunakan

Psikologi kesehatan menggunakan intervensi perilaku (misalnya untuk mengelola berat badan atau berhenti merokok), terapi kognitif perilaku (CBT) untuk isu kesehatan fisik, serta teknik relaksasi. Sementara itu, psikologi klinis umumnya menggunakan CBT untuk mengatasi gangguan psikologis yang tidak selalu terkait dengan kondisi fisik.

 

  1. Peran Terapis

Dalam psikologi kesehatan, terapis berperan sebagai edukator atau pelatih yang membantu pasien mengubah perilaku dan menyesuaikan diri terhadap kondisi kesehatannya melalui intervensi gaya hidup. Sementara dalam psikologi klinis, peran terapis lebih sebagai klinisi yang memberikan intervensi untuk menangani gangguan psikologis.

 

Dengan demikian, tujuan utama psikologi kesehatan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan secara menyeluruh, mencegah penyakit, dan membantu individu beradaptasi dengan kondisi kesehatan fisik melalui perubahan perilaku. Hal ini berbeda dengan tujuan psikologi klinis yang umumnya fokus pada pengurangan gangguan mental serta peningkatan fungsi emosional dan psikologis (Arnett, 2001).

Pentingnya psikologi kesehatan di era globalisasi tidak terlepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan perubahan pola penyakit sebagai berikut:

Pertama, transisi dari pendekatan biomedis ke biopsikososial. Pendekatan biomedis merupakan pandangan tradisional yang memaknai penyakit semata-mata dari faktor biologis. Namun sejak tahun 1970-an, para ilmuwan mulai menyadari pentingnya peran faktor psikologis dan sosial dalam timbulnya penyakit maupun proses penyembuhannya. Pandangan ini kemudian dikenal sebagai model biopsikososial yang diperkenalkan oleh Engel (1977), dan menjadi landasan utama dalam psikologi kesehatan.

Kedua, perubahan pola penyakit. Perkembangan global menyebabkan pergeseran dari dominasi penyakit menular ke penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, kanker, diabetes, dan obesitas, yang sebagian besar dipengaruhi oleh perilaku dan gaya hidup (Bhatti, Salek, & Finlay, 2011). Perubahan ini menimbulkan kebutuhan akan pendekatan baru yang berfokus pada modifikasi perilaku sehat melalui upaya promotif dan preventif guna menurunkan angka kejadian penyakit serta mengurangi beban pengobatan.

Perubahan-perubahan tersebut mendorong berkembangnya pendekatan multidisipliner melalui integrasi antara ilmu kesehatan dan psikologi untuk mengatasi masalah kesehatan serta meningkatkan kualitas hidup secara menyeluruh (Wang, 2020). Pada tahun 1978, American Psychological Association (APA) membentuk Divisi 38 yang secara khusus menaungi psikologi kesehatan. Keberadaan bidang ini juga diperkuat dengan terbitnya sejumlah jurnal ilmiah seperti Journal of Health Psychology dan Journal of Behavioral Medicine, yang menjadi bukti pengakuan terhadap psikologi kesehatan dalam dunia akademik, penelitian, dan praktik profesional.

Perkembangan Psikologi Kesehatan di Indonesia

Psikologi kesehatan di Indonesia terus menunjukkan kemajuan dan memiliki potensi besar untuk berkembang. Meski relatif baru dibandingkan cabang psikologi lainnya, minat terhadap bidang ini semakin meningkat, terutama seiring dengan kebutuhan pendekatan multidisipliner dalam menghadapi isu-isu kesehatan masyarakat.

Salah satu tantangan yang dihadapi adalah masih terbatasnya pemahaman tentang psikologi kesehatan, baik di kalangan masyarakat umum, akademisi, maupun praktisi. Banyak yang masih menyamakannya dengan psikologi klinis karena kedekatannya dalam praktik, padahal fokus psikologi kesehatan lebih pada perilaku sehat, pencegahan penyakit, dan penyesuaian terhadap kondisi fisik. Hal ini dapat dimaklumi karena mayoritas program studi psikologi di Indonesia masih mengutamakan psikologi klinis, sementara psikologi kesehatan umumnya belum menjadi konsentrasi utama.

Namun demikian, berbagai langkah positif telah dilakukan. Berdirinya Asosiasi Psikologi Kesehatan Indonesia (APKI) sebagai bagian dari HIMPSI menjadi tonggak penting dalam pengembangan bidang ini. APKI aktif mengadakan seminar, pelatihan, dan publikasi untuk meningkatkan pemahaman dan kolaborasi antarsektor. Penerbitan buku-buku psikologi kesehatan di dalam negeri juga memperluas literasi dan minat terhadap bidang ini.

Ke depan, penguatan kolaborasi lintas disiplin dengan tenaga medis, lembaga pemerintah, dan organisasi masyarakat diharapkan semakin meningkatkan pemahaman terhadap psikologi kesehatan serta memperkuat kontribusinya dalam membentuk perilaku hidup sehat dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia secara menyeluruh.

Referensi:

Arnett, J. L. (2001). Clinical and health psychology: Future directions. Canadian Psychology / Psychologie canadienne, 42(1), 38–48. https://doi.org/10.1037/h0086878  

Bhatti, Z. U., Salek, M. S., & Finlay, A. Y. (2011). Chronic diseases influence major life changing decisions: a new domain in quality of life research. Journal of the Royal Society of Medicine, 104(6), 241-250.

Engel, G. L. (1977). The need for a new medical model: A challenge for biomedicine. Science, 196(4286), 129–136. https://doi.org/10.1126/science.847460

Ogden, J. (2023). Health psychology: A textbook (7th ed.). McGraw-Hill Education.

Sarafino, E. P., & Smith, T. W. (2020). Health psychology: Biopsychosocial interactions (10th ed.). Wiley.

Taylor, S. E. (2018). Health psychology (10th ed.). McGraw-Hill Education.

Wang, H. H. (2020). Taking a multidisciplinary team approach to better healthcare outcomes for society. Hong Kong Medical Journal, 26(6), 551-552.