ISSN 2477-1686

Vol. 8 No. 3 Feb 2022

Perubahan Iklim dan Kelangsungan Hidup Manusia

 

Oleh:

Nadiyatul Hanifah & Mochammad Sa’id

Fakultas Pendidikan Psikologi, Universitas Negeri Malang

 

Kebutuhan masyarakat semakin meningkat seiring berkembangnya zaman. Hal ini sejalan dengan kebutuhan akan lahan, pangan, dan sumberdaya alam lainnya. Seringkali manusia dengan mudahnya melakukan pengelolaan sumber daya alam tanpa disertai tanggung jawab terhadap pelestariannya. Contohnya seperti yang sering terjadi di Indonesia yaitu pembukaan lahan dengan membakar hutan, eksploitasi besar-besaran, asap dan limbah industri, dan meningkatnya penggunaan kendaraan bermotor.  Semua hal tersebut jika terjadi dalam jangka panjang akan mengakibatkan cepatnya perubahan iklim yang dapat mengancam keberlangsungan hidup manusia.

 

Perubahan iklim menurut UU No.31 Tahun 2009 adalah berubahnya iklim yang diakibatkan, langsung atau tidak langsung, oleh aktivitas manusia yang menyebabkan perubahan komposisi atmosfer secara global serta perubahan variabilitas iklim alamiah yang teramati pada kurun waktu tertentu. Perubahan iklim juga banyak diakibatkan oleh adanya pemanasan global. Jika suhu bumi meningkat 1 derajat celcius, bagi sebagian orang ia hanyalah perubahan kecil dan tidak begitu berdampak terhadap lingkungan. Namun nyatanya, menurut para ilmuwan iklim, kenaikan suhu setengah derajat saja sudah akan memberikan dampak besar bagi perubahan cuaca yang jauh lebih ekstrim. Ambang batas kenaikan suhu rata-rata bumi berdasarkan KTT  iklim PBB COP26 di Glasgow, menekankan bahwa perlunya ambang batas kenaikan suhu bumi hingga 1,5 derajat celcius saja. Jika menghitung dari kenaikan suhu rata-rata bumi yang mencapai 1,1 derajat celcius, maka kemungkinan besar ambang batas aman hanya dapat dicapai hingga 2030.

 

Oleh karena itu, penting bagi semua orang untuk menyadari bahwa perubahan iklim begitu dekat dan nyata jika kita tidak berubah mulai saat ini. Karena, perubahan iklim yang begitu drastis dan ekstrim dapat mengancam keberlangsungan hidup manusia maupun makhluk hidup lain yang ada di bumi. Jika diperhatikan lagi, beberapa dampak dari perubahan iklim sudah mulai terasa. Contohnya adalah ketersediaan bahan pangan pokok dan air bersih yang terus berkurang. Jika dibiarkan begitu saja, maka ketersediaannya bisa habis dan manusia menjadi kesulitan untuk bertahan hidup. 

 

Perubahan iklim banyak disebabkan oleh perilaku manusia yang tidak bertanggung jawab. Mulai dari efek gas rumah kaca yang terus meningkat akibat banyaknya kawasan industri baru dan penggunaan kendaraan bermotor yang begitu banyak. Kemudian berubahnya fungsi hutan dan lahan hijau lainnya menjadi kawasan pemukiman, industri, dan lain sebagainya. Sehingga daerah resapan air dan sumber oksigen berkurang. Eksploitasi besar-besaran tanpa mempertimbangkan sustainable development goals (SDGs) juga dapat memicu cepatnya perubahan iklim. Sebagai contoh, peningkatan emisi hasil pembakaran bahan bakar fosil dan juga gas metana yang ditimbulkan dari sampah dan kotoran hewan ternak. Lalu penggunaan Chloroflourocarbon (CFC) untuk kulkas dan AC turut memberikan efek yang lebih besar dari COdan CFC dapat merusak lapisan ozon bumi. Sehingga atmosfer menjadi rusak dan mempercepat terjadinya perubahan iklim.  

 

Terjadinya perubahan iklim sudah tentu memberikan dampak bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Hal yang paling sering dirasakan dan sudah sering terjadi akhir-akhir ini yaitu adanya perubahan cuaca yang begitu ekstrim. Terkadang cuaca terasa cerah di pagi hari, namun di sore harinya tiba-tiba turun hujan yang begitu deras, begitu juga sebaliknya. Hujan sering terjadi akibat adanya pemanasan global, dimana air di atmosfer akan meningkat dan curah hujan juga meningkat, namun tingginya curah hujan juga berakibat air langsung kembali ke laut tanpa sempat diserap oleh tanah dan berakibat pada kurangnya persediaan air bersih. Adanya perubahan iklim juga memberikan dampak kepada kualitas dan kuantitas hutan. Karena hutan mengalami deforestasi akibat adaanya pembakaran hutan, dan perubahan suhu yang mengakibatkan pohon-pohon mati. 

 

Sejalan dengan hal ini, karbondioksida dan gas rumah kaca pun meningkat. Deforestasi akibat perubahan iklim tidak hanya berdampak terhadap pohon dan kualitas udara. Tetapi juga mengakibatkan punahnya spesies hewan, tanaman, dan organisme lain akibat punahnya habitat mereka. Karena adanya perubahan iklim, kualitas udara juga menjadi buruk dan dan memiliki dampak terhadap kesehatan manusia.  Lahan pertanian juga turut berkurang seiring banyaknya bencana alam dan cuaca ekstrim, sehingga produktivitas pertanian ikut menurun. Hal ini akan berbahaya bagi persediaan pangan manusia jika terjadi dalam jangka panjang. Dampak lain dari perubahan iklim yang mulai terjadi adalah mencairnya es di kutub. Akibatnya, kenaikan permukaan laut global dipercepat sejak 2013 ke level tertinggi baru pada tahun 2021 (WMO, 2021).Dengan berlanjutnya pemanasan laut dan pengasaman laut, hal ini akan berakibat pada tenggelamnya pesisir dan pulau- pulau kecil di bumi. Hal-hal tersebut awalnya disepelekan oleh sebagian orang, namun jika tidak dilakukan perubahan ke arah yang baik, maka kita pada akhirnya tidak bisa melakukan apa-apa dan musnah begitu saja. 

 

Disadari atau tidak, banyak dari kegiatan manusia yang menjadi faktor terjadinya perubahan iklim. Banyak dari masyarakat yang kurang mengerti bahwa kegiatan sehari-hari juga dapat menimbulkan adanya perubahan iklim. Karenanya, diperlukan adanya sosialisasi maupun pemberian informasi mengenai perubahan iklim secara efektif. Dan perlunya pengembangan energi terbarukan yang mempertimbangkan konsep sustainable development goals (SDGs), sehingga dapat menekan penggunaan bahan bakar fosil. Pengembangan teknologi pangan juga diperlukan guna mencegah terjadinya kelangkaan dan kepunahan. Penanaman kembali hutan sebagai sumber oksigen, tempat penyerapan air dan habitat hewan dan tanaman. Kemudian, diperlukan pengelolaan sampah yang baik agar tidak banyak menimbulkan gas metana. Kita juga harus bijak dalam menggunakan sumber daya dan teknologi. Pencegahan perubahan iklim tidak hanya perlu dilakukan pemerintah maupun ilmuwan saja, melainkan juga menjadi tugas semua masyarakat.

 

 

Referensi:

 

WMO. (2021). State of Climate 2021: Extreme Events and Major Impactshttps://public.wmo.int/en/media/press-release/state-of-climate-2021-extreme-events-and-major-impacts

 

WRI INDONESIA. (2021, 23 Agustus). 5 Temuan Besar dari Laporan Iklim IPCC 2021. https://wri-indonesia.org/id/blog/5-temuan-besar-dari-laporan-iklim-ipcc-2021

 

Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (2017). Dampak & Fenomena Perubahan Iklim. http://ditjenppi.menlhk.go.id/kcpi/index.php/info-iklim/dampak-fenomena-perubahan-iklim/228-masyarakat-akan-mulai-merasakan-perubahan-iklim

 

UK COP 26. (2021). COP26 The Glasgow Climate Pacthttps://ukcop26.org/wp-content/uploads/2021/11/COP26-Presidency-Outcomes-The-Climate-Pact.pdf

 

UK COP 26. (2021). COP 26 Explained. https://ukcop26.org/wp-content/uploads/2021/07/COP26-Explained.pdf