ISSN 2477-1686

 

Vol. 9 No. 10 Mei 2023

 

Tips Mencari Pasangan di Dunia Digital

 

Oleh:

Runi Rulanggi & Clara Moningka

Program Studi Psikologi, Universitas Pembangunan Jaya

 

Mencari pasangan merupakan kebutuhan setiap orang. Tujuan mencari pasangan untuk meneruskan keturunan, keamanan finansial, hingga memenuhi kebutuhan afeksi seperti mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari pasangan. Hou, dkk (2020) melihat perbedaan pola pencarian pasangan pada laki-laki dan perempuan. Mencari pasangan di masa kini menimbulkan tantangan tersendiri bagi individu. Di satu sisi, kemudahan dalam mengakses informasi membuat pilihan individu dalam mencari pasangan menjadi lebih variatif, namun disisi lain, terhadap bahaya dan risiko yang mengancam pemilihan pasangan di masa kini. Sebenarnya, seperti apa pola pencarian pasangan pada individu saat ini? Hasil wawancara yang dilakukan penulis menunjukkan perbedaan pola pencarian pasangan pada berbagai generasi.

 

Hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis kepada 6 responden lintas generasi (X, milenial dan Z) memberikan hasil yang berbeda. Pada responden generasi X, individu cenderung enggan mencari pasangan melalui media sosial. Pada generasi ini, media sosial berperan hanya sebagai penghubung dengan teman atau kerabat. Terdapat kecemasan untuk mencari pasangan melalui media sosial atau aplikasi pencari pasangan. Selain mereka tidak terlalu tanggap terhadap teknologi, mereka juga cenderung mencari pasangan secara langsung. Pada generasi X yang belum memiliki pasangan pada saat ini, media sosial hanya merupakan sarana untuk mencari tahu informasi mengenai orang yang disukai atau calon pasangan. Mereka lebih senang mencari pasangan lewat teman atau kenalan.

 

Pada generasi milenial, mereka mulai tertarik mencari pasangan melalui media sosial atau aplikasi pencari pasangan. Pada generasi ini, individu cenderung berani untuk menjalin hubungan yang lebih serius dengan orang lain yang dikenalnya melalui media sosial. Karakteristik generasi milenial yang lebih melek teknologi dan terbuka terhadap sesuatu yang baru membuat mereka berani untuk terlibat dalam hubungan yang lebih serius, seperti dalam hal mencari pasangan, meskipun mereka tidak harus bertemu secara langsung dengan calon pasangannya. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Vogels dan Anderson (2020) yang mengemukakan bahwa sosial media bagi generasi milenial memegang peranan penting dalam mencari dan berbagi informasi mengenai hubungan romantis, termasuk mencari pasangan.

 

Pada generasi Z, individu juga memiliki karakteristik yang terbuka terhadap hal-hal yang baru, sehingga mereka juga mencari pasangan melalui media sosial atau aplikasi pencari pasangan. Namun, mereka tidak menganggap pencarian pasangan sebagai sesuatu yang utama dalam hidup mereka. Sehingga, mereka cenderung coba-coba ketika mencari pasangan, termasuk mencoba menggunakan media sosial atau aplikasi pencari pasangan. Mereka cenderung berani mengambil risiko dengan mencari pasangan melalui media sosial atau aplikasi pencari pasangan, karena pola pikir pada generasi ini yang tidak menganggap pencarian sebagai sesuatu yang serius atau coba-coba. Generasi z berpandangan bahwa ada daerah abu-abu antara pertemanan dan hubungan romatis, atau bagi generasi masa kini dikenal dengan “teman tapi mesra”. Hal ini selaras dengan pendapat dari Stanchieri (2023) yang mengistilahkan hal ini dengan relasi yang bersifat situasional atau situationship. Karena proses pencarian pasangan bukan merupakan sesuatu yang utama pada generasi z, tidak jarang pada akhirnya mereka merasa kesepian karena tidak kunjung menemukan pasangan yang tepat.

 

Melihat berbagai tantangan yang dialami oleh para pencari pasangan di masa kini, maka beberapa strategi atau tips berikut dapat menjadi masukan ketika hendak mencari pasangan di era digital:

 

1.      Berhati-hati dalam menyaring informasi dari media digital, termasuk ketika menggunakan website, media sosial, maupun aplikasi pencari pasangan.       

2.      Menggunakan media sosial atau situs pencari pasangan yang kredibel dan terpercaya.

3.      Ada baiknya, mencari informasi selengkap-lengkapnya mengenai calon pasangan dari berbagi sosial media, website maupun informasi digital mengenai pasangan

4.      Jangan terburu-buru dalam memilih pasangan melalui sosial media. Pertimbangkan masak-masak sebelum mengambil keputusan

5.      Hindari emosi yang mendalam di awal hubungan yang dijalin dengan calon pasangan yang dikenali melalui media sosial atau aplikasi pencari pasangan

6.      Lebih banyak terlibat dalam kegiatan sosial, seperti komunitas keagamaan, komunitas hobi dan lain-lain untuk memperluas relasi sembari mencari pasangan yang sesuai

 

Semoga beberapa strategi di atas dapat membantu anda dalam memilah dan memilih pasangan di era digital. Memilih bukan berarti asal pilih, tapi bukan berarti tidak berani memilih. Jangan sampai salah pilih pasangan.

 

Referensi:

 

Hou, J., Shu, T., & Fang, X. (2020). Influence of resources on cue preferences in mate selection. Frontiers in Psychology, 11, Article 574168. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2020.574168.

Vogels, E. A., & Anderson, M. (May 8, 2020). Dating and relationships in the digital age. Pew Research Center. Ditemukan kembali di: https://www.pewresearch.org/internet/2020/05/08/dating-and-relationships-in-the-digital-age/

Stanchieri, M. (Februari 14, 2023). For gen Z, love is not a priority. NSS Magazine. Ditemukan kembali di: https://www.nssmag.com/en/lifestyle/32227/gen-z-series-valentine-s-edition