ISSN 2477-1686
Vol. 11 No. 32 April 2025
Kecantikan yang Berbeda: Remaja Bersyukur dan Mencintai Diri di Era Media Sosial
Oleh:
Valerinne Audrylia Susanto & Flaviana Rinta Ferdian
Fakultas Psikologi, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Body image merupakan aspek yang sangat penting dalam perkembangan psikologis dan interpersonal pada masa remaja (Cash & Pruzinsky, 2004). Terlebih lagi, masalah body image pada remaja saat ini semakin memprihatinkan karena tingginya pengaruh teknologi, terutama media sosial (Tiggemann & Anderberg, 2020). Media sosial seringkali menampilkan konten yang telah diolah sedemikian rupa sehingga menciptakan standar kecantikan tidak realistis (Dumas et al., 2017). Selain itu, penggunaan media sosial juga mendorong komparasi antara tubuh sendiri dan orang lain (social comparison). Komparasi yang dilakukan seringkali bersifat upward comparison sehingga mengakibatkan ketidakpuasan terhadap tubuh sendiri (Fardouly et al., 2017).
Remaja dengan body image negatif akan memiliki pandangan yang negatif terhadap bentuk dan ukuran tubuh, serta yakin bahwa penampilannya tidak memenuhi standar pribadinya sehingga menilai tubuhnya dengan rendah (Alidia, 2018). Hal ini cenderung membuat mereka memunculkan perasaan minder, kecemasan, dan rasa tidak puas terhadap dirinya sendiri (Shanti & Az Zahra, 2022). Perasaan tersebut kemudian membuat remaja menjadi pesimis, sulit untuk menerima diri sendiri, menghambat perkembangan kemampuan interpersonal, bahkan mengarah pada masalah kesehatan mental, seperti gangguan makan, tidur, dan depresi (Az Zahra et al., 2022; Muhsin, 2015; Sari & Ansyah, 2022).
Sebaliknya, Alidia (2018) menjelaskan bahwa pandangan yang baik terhadap ukuran, bentuk, dan kondisi tubuh akan membentuk body image yang positif. Body image positif dapat ditunjukkan dengan kepercayaan diri, kepuasan terhadap tubuh, dan mensyukuri yang sudah dimiliki (Andiyati, 2016). Berkaitan juga dengan tugas perkembangan, body image positif dapat menunjang remaja menerima keadaan fisik mereka. Hal ini karena dengan body image positif, remaja akan merasa nyaman dan menerima segala kekurangan dari tubuhnya (Shanti & Az Zahra, 2022). Dengan demikian, para remaja akan mempertahankan kesehatan fisik dan mental mereka (Sari & Ansyah, 2022).
Terdapat salah satu faktor yang dapat meningkatkan body image menjadi lebih positif, yaitu kepribadian (Cash & Pruzinsky, 2004). Dalam faktor kepribadian, terdapat salah satu aspek yang berperan penting dalam perkembangan body image, yaitu kebersyukuran (gratitude) (Az Zahra et al., 2022). Menurut Listiyandini et al. (2015) gratitude adalah perasaan berterima kasih melalui apresiasi atas hal-hal yang diperoleh selama hidup, baik dari Tuhan maupun sesama, yang kemudian mendorong individu untuk melakukan hal sama seperti yang didapatkan. Mempraktikkan gratitude diyakini dapat meningkatkan kesejahteraan (well-being) karena mendorong individu untuk lebih fokus pada kelebihan daripada kekurangan (Seligman et al., 2005).
Terkait dengan body image, mempraktikkan gratitude dapat membantu menumbuhkan rasa lebih menerima tubuh dengan memfokuskan pada hal positif secara keseluruhan (Geraghty et al., 2010). Dalam hal ini, gratitude dapat memperkuat usaha untuk memperbaiki pikiran negatif, dan membangkitkan emosi positif (positive emotions) yang memengaruhi cara individu menilai diri sendiri, termasuk body image (Az Zahra et al., 2022). Remaja menjadi menerima tubuh sepenuhnya, merasa tubuh menarik, dan tidak terfokus pada kekurangan sehingga lebih puas, menghargai, dan mencintai tubuhnya (Andiyati, 2016; Bakan & Hapsari, 2022; Cash, 2008; Damayanti & Susilawati, 2018). Selain itu, mereka akan merasa bersyukur terhadap tubuh dan bagian-bagiannya yang masih berfungsi baik (Homan & Tylka, 2018). Hal ini ditunjukkan melalui perilaku positif terhadap tubuh, seperti menjaga kesehatan fisik, menghindari perilaku diet tidak sehat, dan fokus mengembangkan penampilan (Bakan & Hapsari, 2022; Gillen, 2015; Sari & Ansyah, 2022). Oleh karena itu, penting bagi remaja untuk memiliki gratitude yang tinggi agar dapat lebih percaya diri, menerima, dan mencintai dirinya sendiri sehingga membuat body image lebih positif (Az Zahra et al., 2022).
Referensi:
Alidia, F. (2018). Body image siswa ditinjau dari gender. Jurnal Tarbawi: Jurnal Ilmu Pendidikan, 14(2), 79–92. https://doi.org/10.32939/tarbawi.v14i2.291
Andiyati, A. D. W. (2016). Hubungan antara body image dengan kepercayaan diri siswa kelas X di SMA Negeri 2 Bantul. E-Journal Bimbingan Dan Konseling, 4, 80–88.
Az Zahra, A. C., Shanti, P., & Hutagalung, F. D. (2022). The influence of gratitude on body image among male adolescents. KnE Social Sciences, 7(1), 11–24. https://doi.org/10.18502/kss.v7i1.10197
Bakan, L. N., & Hapsari, E. W. (2022). Hubungan antara gratitude dengan citra tubuh pada remaja putri di Kabupaten Alor. Jurnal Experientia, 10(1), 46–60.
Cash, T. F. (2004). Body image: Past, present, and future. Body Image, 1(1), 1–5.
https://doi.org/10.1016/S1740-1445(03)00011-1
Cash, T. F. (2008). The body image workbook: An eight-step program for learning to like your looks (2nd ed.). New Harbinger Publications, Inc.
Damayanti, A. A. M., & Susilawati, L. K. P. A. (2018). Peran citra tubuh dan penerimaan diri terhadap self-esteem pada remaja putri di Kota Denpasar. Jurnal Psikologi Udayana, 5(2), 424–433.
Dumas, T. M., Maxwell-Smith, M., Davis, J. P., & Giulietti, P. A. (2017). Lying or longing for likes? Narcissism, peer belonging, loneliness and normative versus deceptive likeseeking on Instagram in emerging adulthood. Computers in Human Behavior, 71, 1–10. https://doi.org/10.1016/j.chb.2017.01.037
Fardouly, J., Pinkus, R. T., & Vartanian, L. R. (2017). The impact of appearance comparisons made through social media, traditional media, and in person in women’s everyday lives. Body Image, 20, 31–39. https://doi.org/10.1016/j.bodyim.2016.11.002
Geraghty, A. W. A., Wood, A. M., & Hyland, M. E. (2010). Attrition from self-directed interventions: Investigating the relationship between psychological predictors, intervention content and dropout from a body dissatisfaction intervention. Social Science and Medicine, 71(1), 30–37.https://doi.org/10.1016/j.socscimed.2010.03.007
Gillen, M. M. (2015). Associations between positive body image and indicators of men’s and women’s mental and physical health. Body Image, 13, 67–74. https://doi.org/10.1016/j.bodyim.2015.01.002
Homan, K. J., & Tylka, T. L. (2018). Development and exploration of the gratitude model of body appreciation in women. Body Image, 25, 14–22. https://doi.org/10.1016/j.bodyim.2018.01.008
Listiyandini, R. A., Nathania, A., Syahniar, D., Sonia, L., Nadya, R., & Psikologi, F. (2015). Mengukur rasa syukur: Pengembangan model awal skala bersyukur versi Indonesia. Jurnal Psikologi Ulayat, 2(2), 473–496.
Muhsin, A. (2015). Studi kasus ketidakpuasan remaja putri terhadap keadaan tubuhnya (body image negative pada remaja putri). Jurnal Bimbingan Dan Konseling, 1, 1–18.
Sari, F. I., & Ansyah, E. H. (2022). The relationship between gratitude and body image for students of management study program, university of muhammadiyah Sidoarjo. Journal of Islamic and Muhammadiyah Studies, 5(2), 121–135. https://doi.org/10.21070/jims.v2i0.1536
Seligman, M. E. P., Steen, T. A., Park, N., & Peterson, C. (2005). Positive psychology progress: Empirical validation of interventions. The American Psychologist, 60(5), 410–421. https://doi.org/10.1037/0003-066X.60.5.410
Shanti, P., & Az Zahra, A. C. (2022). Self esteem dan gratitude sebagai prediktor body image: Studi pada remaja laki-laki di Kota Malang. Jurnal Sains Psikologi, 11(1), 71–85. https://doi.org/10.17977/um023v11i12022p71-85
Tiggemann, M., & Anderberg, I. (2020). Social media is not real: The effect of ‘Instagram vs reality’ images on women’s social comparison and body image. New Media and Society, 22(12), 2183–2199. https://doi.org/10.1177/1461444819888720