ISSN 2477-1686  

 Vol. 11 No. 32 April 2025

Gen Z di Dunia Kerja: Work Life Balance Versus Motivasi Kerja

Oleh:

Arianda

Fakultas Psikologi, Universitas Sumatera Utara

Dunia kerja terdiri dari lintas generasi yang berbeda dan salah satu diantaranya adalah generasi Z yang merupakan generasi yang mulai memasuki dunia kerja. Generasi ini adalah yang lahir mulai tahun 1995-2012. Generasi Z ini berjumlah sekitar 72,8 juta, Generasi Z ini mulai hadir di lingkungan kerja dan Perusahaan, dan para pemimpin tidak bisa mengabaikan mereka (Stillman & Stillman, 2019). Dengan mulainya Generasi ini memasuki dunia kerja, yang menjadikan dunia kerja terdiri dari lintas generasi. Lintas generasi ini memiliki tantangan tersendiri di dalam dunia kerja yang harus dihadapi oleh berbagai generasi dan organisasi tempat mereka bekerja.

Menurut Fadhli & Khusnia (dalam Putri, P.K., 2024), Generasi Z ini memiliki ciri dan keunikan yang berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya, keunikan ini dapat kita lihat termasuk dalam hal kepribadian dan motivasi kerja dari generasi Z ini. Generasi Z ini memiliki pola pikir dan memandang yang berbeda terkait dengan dunia kerja. Generasi Z ini juga lebih memandang dan menekankan pada pentingnya hidup dengan seimbang antara pekerjaan dan kehidupan pribadi dari pada gaji semata.

Berdasarkan data yang dilansir oleh salah satu media yaitu CNBC Indonesia, bahwa semakin banyak perusahaan yang memutuskan untuk memecat karyawan Generasi Z ini. Diungkapkan bahwa terdapat beberapa hal yang menjadikan alasan perusahaan kurang tertarik dengan generasi Z ini hingga berujung kepada pemecatan yang dilakukan oleh perusahaan, berikut beberapa alasan tersebut yakni: kurangnya motivasi atau inisiatif, kurangnya profesionalisme, kemampuan yang kurang dalam berorganisasi, cara berkomunikasi yang terkesan buruk, mengalami kesulitan dalam menerima masukan atau umpan balik, kurang memiliki pengalaman bekerja yang relevan, kemampuan didalam memecahkan suatu masalah yang masih kurang, kemampuan dalam hal teknis yang masih belum memadai, kurangnya kesesuaian dengan budaya ataupun nilai-nilai organisasi dan kurangnya kemampuan bekerja dengan tim (Salsabilla, 2024).

Berdasarkan hasil penelitian dari Septiawan dan Masrunik terkait dengan motivasi kerja pada Generasi Z yang dilakukan dengan metode kualitatif kepada 4 orang karyawan yang tergolong ke dalam generasi Z di Sultan Coffee. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan dengan atasan memegang peranan penting didalam memotivasi gen Z, kemudian kemampuan mereka memahami ketertarikan dan bakat, pekerjaan yang diberikan sesuai dengan minat atau ketertarikan dan bakat, keadilan didalam pekerjaan dan benefit yang diberikan. Hal tersebut berperan didalam memotivasi Generasi Z dalam bekerja. Selain hal tersebut juga terdapat hal lain yang dapat memotivasi Gen Z dalam bekerja yaitu dihargai dan diakui didalam kelompok (Septiawan, B., & Masrunik, E., 2020).

Work-Life Balance menurut Lockwood (2003) didefenisikan sebagai suatu keseimbangan dalam pekerjaan dan dalam hidup. Work-Life Balance menuntut kesimbangan antara tuntutan pekerjaan seseorang dengan kehidupan pribadi. Work-Life Balance setidaknya memiliki 5 area kunci yang menjadi pertimbangan didalam Work-Life Balance di dunia kerja, diantaranya: Employee Time Saved yang merupakan suatu kondisi dimana karyawan dapat menyisihkan waktunya untuk melakukan hal-hal pribadinya, Employee Retention yang merupakan suatu kondisi dimana karyawan akan tetap bekerja di suatu perusahaan jika mereka mampu untuk menyeimbangkan antara tanggung jawab profesional mereka dengan tanggung jawab pribadinya, Increased Motivation and Productivity menunjukkan bahwa dengan Work-Life Balance yang baik maka akan sejalan dengan motivasi dan produktivitas karyawan, Abseenteism yang menunjukkan  bahwa dengan adanya program atau inisiatif yang baik terkait dengan Work-Life Balance maka akan cenderung mengurangi jumlah absen pada karyawan, Decreased Health Care and Stress-Related Illnesses hal ini berkaitan jika kondisi ataupun inisiatif untuk Work-Life Balance dilakukan dengan baik maka akan menurunkan jumlah karyawan yang memerlukan pengobatan dikarenakan stress kerja ataupun hal lainnya yang berkaitan.

Referensi:

Lockwood, N.R. (2003). Work/Life Balance Challenges and Solutions. United States of America: Society for Human Resource Management.

Putri, P.K. (2024). GEN Z DI DUNIA KERJA: Kepribadian dan Motivasi Jadi Penentu Produktivitas Kerja. AKADEMIK: Jurnal Mahasiswa Ekonomi & Amp; Bisnis,4(1), 30-38. https://doi.org/10.37481/jmeb.v4i1.650

Salsabilla, R. (2024). Makin Banyak Perusahaan Pecat Karyawan Gen Z, ini 10 Alasannya. Diunduh dari https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/2024111308092 7-33-587764/makin-banyak-perusahaan-pecat-karyawan-gen-z-ini-10-alasannya [Diakses tanggal 27 Februari 2025].

Septiawan, B., & Masrunik, E. (2020) Motivation of Generation Z at Work. Jurnal Studi Manajemen dan Bisnis, 7(2), 74-82. https://doi.org/10.21107/jsmb.v7i2.9044

Stillman, D., & Stillman, J. (2019). Generasi Z memahami karakter generasi baru yang akan mengubah dunia kerja. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.