ISSN 2477-1686  

 Vol. 11 No. 32 April 2025

Menganggur Lama Dapat Membuat Seseorang Lebih Introvert?

Perspektif Big Five Personality Traits

 Oleh:

Siti Nur Sa’adah

Fakultas Psikologi, Universitas Sumatera Utara

Pengangguran adalah kondisi dimana individu tidak bekerja atau tidak memiliki pekerjaan, tetapi sedang mencari pekerjaan. Fenomena pengganguran sendiri telah menjadi salah satu permasalahan sosial dan ekonomi yang dihadapi oleh banyak negara, termasuk Indonesia. Tidak hanya berdampak pada kesenjangan finansial individu, tetapi juga pada kondisi psikologis dan perilaku sosial mereka. Kehilangan pekerjaan sering kali diikuti oleh perasaan kehilangan identitas, penurunan kepercayaan diri, dan ketidakpastian akan masa depan. Dalam psikologi, respons terhadap pengangguran dapat dipengaruhi oleh kepribadian individu, sebagaimana dijelaskan dalam model Big Five Personality Traits, yang terdiri dari Openness to Experience, Conscientiousness, Extraversion, Agreeableness, dan Neuroticism (McCrae & Costa, 1999).

Beberapa penelitian telah meneliti hubungan antara pengangguran dan perubahan dalam dimensi kepribadian Big Five. Misalnya, penelitian oleh Rahmat Dani (2019) menemukan bahwa pengangguran dapat mempengaruhi tingkat ketahanan dan dimensi kepribadian individu, yang pada gilirannya mempengaruhi intensi berwirausaha. Selain itu, penelitian oleh Farida Hanum Siregar menunjukkan bahwa pengangguran memiliki dampak buruk pada kesejahteraan subjektif individu, yang dapat terkait dengan perubahan dalam dimensi kepribadian. Secara umum, penelitian-penelitian ini menunjukkan bahwa pengalaman menganggur dapat menyebabkan perubahan pada berbagai aspek kepribadian seseorang, baik secara positif maupun negatif, tergantung pada cara individu menghadapinya.

Kaitannya dengan BigFive Personality Traits

Openness to Experience (Keterbukaan terhadap Pengalaman) > Keterbukaan menggambarkan sejauh mana seseorang bersedia mencoba hal baru dan berpikir secara kreatif. Menganggur lama sering kali dikaitkan dengan rutinitas yang monoton dan terbatasnya kesempatan untuk mengeksplorasi pengalaman baru. Hal ini bisa membuat seseorang lebih nyaman dalam zona nyaman, yang memperkuat kecenderungan introversi.

Conscientiousness (Kesadaran) > Kesadaran mencerminkan kedisiplinan, tanggung jawab, dan ketekunan seseorang. Menganggur lama dapat menyebabkan hilangnya struktur dalam kehidupan sehari-hari, yang bisa berujung pada penurunan motivasi dan keteraturan dalam aktivitas sosial. Dengan berkurangnya interaksi dan tanggung jawab sosial, seseorang bisa semakin nyaman dalam kesendirian dan beradaptasi dengan pola hidup yang lebih introvert.

Extraversion (Ekstraversi) > Ekstraversi berkaitan dengan kecenderungan seseorang untuk bersikap sosial, berenergi, dan aktif dalam interaksi sosial. Menganggur dalam waktu lama sering kali mengurangi kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain, baik di lingkungan kerja maupun sosial. Akibatnya, seseorang dapat menjadi lebih tertutup dan nyaman dengan kesendirian, yang berujung pada peningkatan sifat introversi.

Agreeableness (Kesepakatan) > Kesepakatan berhubungan dengan seberapa mudah seseorang bekerja sama dan berhubungan baik dengan orang lain. Menganggur dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan seseorang merasa kurang dihargai atau bahkan mengalami isolasi sosial. Dalam beberapa kasus, ini dapat menyebabkan individu lebih tertutup dan kurang termotivasi untuk menjalin hubungan sosial yang baru.

Neuroticism (Neurotisisme) > Neurotisisme mencerminkan tingkat kecemasan, ketidakstabilan emosi, dan rentan terhadap stres. Ketidakpastian ekonomi, tekanan sosial, dan perasaan tidak berdaya akibat menganggur dapat meningkatkan tingkat neurotisisme seseorang. Hal ini bisa membuat individu lebih menarik diri dari lingkungan sosial karena merasa cemas atau tidak percaya diri dalam berinteraksi dengan orang lain.

Kesimpulan

Pengangguran jangka panjang dapat mempengaruhi berbagai dimensi kepribadian dalam model Big Five. Penurunan dalam keterbukaan terhadap pengalaman, kesadaran, ekstraversi, dan kesepakatan, serta peningkatan neurotisisme, adalah beberapa dampak yang mungkin terjadi. Perubahan ini dapat mempengaruhi kemampuan individu untuk beradaptasi dan mencari peluang baru selama masa pengangguran. Maka itu, penting bagi individu yang mengalami pengangguran jangka panjang untuk mencari dukungan sosial, terlibat dalam kegiatan yang memperkaya, dan menjaga rutinitas harian untuk memitigasi dampak negatif pada kepribadian mereka.

Referensi:

 Costa, P. T., & McCrae, R. R. (1999). A five-factor theory of personality. Dalam L. A. Pervin & O. P. John (Eds.), Handbook of personality: Theory and research (2nd ed., hlm. 139–150). Guilford Press.  https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=olgW-du4RBcC&oi=fnd&pg=PA159&dq=info:G38q-VfmcWMJ:scholar.google.com/&ots=hMhiBlMWsg&sig=WT9whSOY9UL-T3D9GOqcaAQy-xo&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false

 Dani, Rahmat. 2019. Pengaruh Hardiness dan Kepribadian Big Five terhadap Intensi Berwirausaha Mahasiswa UIN Jakarta. Fakultas Psikologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/47003.

 Siregar, Farida Hanum, Oentari, Desyanti, & Damayanti, Nefi. 2013. Kepuasan Hidup Relawan Leo Club Ditinjau dari Kepribadian Big Five. Universitas Medan Area. https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/14901.