ISSN 2477-1686
Vol. 10 No. 20 Oktober 2024
Mengapa Lebih Enak Belajar Pakai Youtube Daripada Baca Buku Teks?
Oleh:
Dilla Karmila1, Penny Handayani2
1Fakultas Psikologi dan Kesehatan, Universitas Negeri Padang
2Fakultas Psikologi, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta
Pendidikan pada era ini berkembang dengan cepat. Perkembangan teknologi informasi yang semakin hari semakin berkembang sangat berdampak bagi dunia pendidikan. Dalam bidang pendidikan ditantang untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi saat ini guna meningkatkan taraf pendidikan khususnya dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam dalam persiapan pembelajaran (Jerry Radita Ponza, P., Nyoman Jampel, I., & Komang Sudarma, I. 2018, Khairani, M., Sutisna, & Suyanto, S. 2019). Banyak sekali pilihan media pembelajaran yang bernilai, salah satunya melalui media video pembelajaran. Media pembelajaran yang paling efektif untuk menyampaikan pesan atau informasi dan membantu pemahaman siswa adalah video (Patriani & Kusumaningrum, 2020; Pratiwi, E. M., Gunawan, G., & Ermiana, I. 2022). Pemanfaatan media sosial dalam pembelajaran dianggap efektif untuk meningkatkan pemahaman anak-anak karena tersedia banyak materi yang menarik dibandingkan dengan buku. Namun, ketika menggunakan buku sebagai sumber pembelajaran, motivasi siswa cenderung rendah karena merasa bosan (Permana, 2018).
Youtube adalah salah satu platform media sosial yang sangat populer di kalangan pendidik. Ini memungkinkan siswa untuk memperoleh pemahaman tentang materi pembelajaran melalui video yang tersedia. Lebih lanjut, Youtube menyediakan semua kontennya tanpa biaya, memungkinkan pengguna untuk mengaksesnya secara gratis dengan menghubungkan akun Google ke platform tersebut. (Tutiasri, Laminto, & Nazri dalam Aqila & Ardina, 2021). Hasil penelitian sebelumnya juga menjelaskan jika pemberian pembelajaran melalui teknologi video seperti Youtube dapat meningkatkan literasi siswa karena didukung oleh akses yang mudah dijangkau, dan lebih mudah dalam memahami isi video tersebut daripada memahami isi buku karena dengan penggunaan animasi dalam tampilan yang menarik secara visual, daya ingat siswa dapat meningkat hingga 60% (Firlisa & C, 2022; Pebriani, 2017). Dalam pembelajaran melalui Youtube, siswa memiliki kesempatan untuk terlibat secara aktif dan menunjukkan kreativitas mereka dengan lebih bebas. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan menghibur, memungkinkan siswa untuk mengungkapkan ide-ide mereka dengan lebih luas (Yusriani, Masriyanti, dan Edi, 2022).
Pada era digital, Youtube telah muncul sebagai alternatif pendidikan yang kuat dibandingkan dengan metode tradisional seperti buku teks. Gambar dengan warna yang mencolok dan menarik dapat meningkatkan semangat belajar siswa (Dwi & Subagio dalam Munawar Istiani & Retnoningsih, 2015). Hal ini sesuai dengan video yang ada di Youtube, dimana video yang ada di Youtube menampilkan video dengan menggunakan animasi dan infografis yang menarik yang membuat penonton tidak bosan. Menurut teori behavioristik, belajar adalah hasil dari perubahan dalam perilaku seseorang akibat dari interaksi antara stimulus dan respons. Dengan kata lain, belajar terjadi ketika seseorang mengalami perubahan dalam cara mereka bertindak sebagai hasil dari pengalaman stimulus dan respons (Asrori, 2020).
Pada pembelajaran yang menggunakan Youtube, siswa memiliki kesempatan untuk terlibat secara aktif, kreatif dan mengemukakan ide-ide mereka dengan lebih bebas, membuat proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan mengasyikkan (Yusriani, Masriyanti, dan Edi, 2022). Youtube menghadirkan pengalaman belajar yang multisensoris dengan menggabungkan audio, visual, dan teks. Hal ini menarik perhatian dan meningkatkan tingkat stimulus yang diterima pelajar. Menurut teori Behaviorisme, stimulus yang lebih kuat akan menghasilkan respons yang lebih kuat dan tahan lama (Asrori, 2020). Menonton video di Youtube dapat menyebabkan respon-respon tertentu dari penonton. Misalnya, penonton mungkin akan memperhatikan informasi yang disajikan, mengikuti instruksi yang diberikan dalam video, atau bahkan mencoba menerapkan konsep yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Menurut teori sibernetik, belajar adalah pengolahan informasi. Namun, yang lebih penting lagi adalah bagaimana sistem pemprosesan informasi dan informasi inilah yang akan mementukan efektifitas proses belajar yang terjadi (Zaini, M., 2021).
Belajar dengan Youtube dapat dipandang sebagai sistem informasi yang luas dan kompleks, di mana pengguna dapat berinteraksi dengan berbagai konten video, komentar, dan fitur lainnya. Pengguna dapat mengeksplorasi berbagai topik, menemukan video yang menarik, dan mendapatkan akses ke sumber daya belajar yang beragam, menciptakan pengalaman belajar yang kaya dan mendalam. Gaya belajar merujuk pada cara individu memahami dan memproses informasi selama proses pembelajaran. Menurut Brown (dalam Wiedarti, 2018), preferensi gaya belajar adalah pilihan individu terhadap situasi atau kondisi pembelajaran tertentu di atas pilihan lainnya. Penting bagi guru dan siswa untuk memahami gaya belajar karena hal berikut: Pertama, bagi siswa, pengetahuan tentang gaya belajar mereka diharapkan dapat membantu mereka menyerap informasi secara optimal sesuai dengan preferensi mereka. Kedua, bagi guru, pengetahuan tentang gaya belajar siswa memungkinkan mereka untuk menyusun pembelajaran yang sesuai dengan preferensi gaya belajar siswa. Terdapat beberapa jenis gaya belajar, termasuk gaya belajar visual yang melibatkan penggunaan penglihatan, gaya belajar auditori yang melibatkan pendengaran, dan gaya belajar kinestetik yang melibatkan gerakan fisik dan sentuhan.
Youtube cocok untuk digunakan sebagai media belajar. Youtube menawarkan pengalaman belajar yang multisensoris, menggabungkan audio, visual, dan teks, sehingga dapat mengakomodasi berbagai gaya belajar. Youtube mendukung pembelajaran visual dan auditori yang lebih baik dibandingkan buku teks yang hanya berfokus pada teks. Youtube menyediakan video-video yang mengandung audio, sehingga cocok untuk mereka yang belajar lebih baik melalui pendengaran. Dengan mendengarkan penjelasan langsung, informasi dapat diserap dengan lebih baik oleh orang-orang dengan gaya belajar auditori. Youtube merupakan platform yang kaya akan konten visual, seperti grafik, animasi, dan demonstrasi. Ini sangat menguntungkan bagi orang-orang yang belajar lebih baik melalui penglihatan (Auditori). Meskipun secara langsung Youtube tidak menyediakan pengalaman kinestetik, namun beberapa video edukatif dapat melibatkan interaksi dengan materi, misalnya tutorial yang meminta penonton untuk mengikuti langkah-langkah tertentu. Jika dibandingkan dengan buku teks, maka belajar lewat Youtube lebih baik karena dapat menawarkan fleksibilitas yang lebih besar dalam mengakomodasi berbagai gaya belajar dibandingkan dengan buku teks.
Menurut Tohari, Mustaji, dan Bachri (2019), video memiliki keunggulan dalam mengatasi batasan jarak dan waktu, memungkinkan pengulangan jika diperlukan, serta merangsang perkembangan pendapat dan imajinasi peserta didik. Selain itu, menurut Dahrizal dan Dewi (2019), pembelajaran dengan video (visual) dapat meningkatkan ingatan peserta didik dari 14% menjadi 38% dan meningkatkan kosa kata hingga 200%. Youtube memberikan kemampuan bagi pembelajar untuk memilih kapan dan di mana mereka ingin belajar. Mereka dapat menghentikan, memutar mundur, atau memutar ulang video sesuai kebutuhan mereka, yang dapat meningkatkan pemahaman dan retensi informasi. Selain itu, Youtube menyediakan akses ke beragam konten dari seluruh dunia, memungkinkan pembelajar untuk menemukan sumber daya yang sesuai dengan minat dan gaya pembelajaran mereka.
Menurut Suryaman (dalam Indarsih, M., & Pangestu, D., 2021), Youtube memiliki kelebihan sebagai media pembelajaran yaitu diantaranya
1. Informatif, yaitu dapat memberikan informasi mengenai perkembangan ilmu dan teknologi
2. Cost Effective, yaitu dapat diakses secara gratis dengan menggunakan jaringan internet
3. Potensial, yaitu merupakan situs yang sangat popular dan memiliki banyak video sehingga mampu memberikan dampak bagi Pendidikan
4. Praktis dan lengkap, yaitu bisa digunakan dengan mudah dan memiliki informasi yang lengkap
5. Shareable, yaitu video dapat dibagikan dengan mudah dengan membagikan link
6. Interaktif, yaitu memiliki fasilitas untuk tanya jawab melalui kolom komentar
Video di Youtube dapat memberikan visualisasi yang lebih baik tentang materi yang sedang dipelajari. Dengan melihat demonstrasi atau penjelasan visual, beberapa orang dapat memahami konsep dengan lebih mudah daripada hanya membaca teks di buku. Youtube juga memungkinkan seseorang untuk menemukan materi yang terkini dan terbaru tentang topik tertentu, sementara buku mungkin membutuhkan waktu untuk diperbarui. Menurut teori sosial kognitif Bandura, Belajar merupakan interaksi segitiga yang saling mempengaruhi antara lingkungan, faktor-faktor personal, dan tingkah laku yang meliputi prosesproses kognitif belajar (Bandura dalam Suralaga 2021). Menurut teori sosial kognitif, pembelajaran terjadi melalui observasi, interaksi, dan pemodelan perilaku orang lain. Youtube menyediakan platform di mana pembelajar dapat berpartisipasi dalam komunitas online, bertukar pemikiran, dan belajar satu sama lain melalui komentar, diskusi, dan kolaborasi proyek. Ini menciptakan lingkungan belajar yang dinamis dan menyenangkan, dimana individu dapat merasa terlibat dan termotivasi untuk terus mengembangkan pengetahuan mereka.
Ide alternatif agar belajar tetap menyenangkan (walaupun tanpa Youtube):
1. Berinteraksi dengan Teman
Meskipun Anda tidak menggunakan Youtube, Anda masih dapat berinteraksi dengan teman-teman sekelas atau rekan belajar lainnya. Diskusikan materi pelajaran, tanyakan pertanyaan, atau bahkan buat kelompok belajar virtual untuk saling mendukung dan memotivasi satu sama lain.
2. Menggunakan Metode Pembelajaran yang Interaktif
Cobalah menggunakan metode pembelajaran yang lebih interaktif, seperti membuat catatan, membuat mind map, atau menggunakan flashcard. Metode ini dapat membantu Anda terlibat secara aktif dalam proses belajar dan membuatnya lebih menyenangkan.
3. Berikan Reward pada Diri Sendiri
Berikan reward pada diri sendiri setelah mencapai target belajar tertentu. Reward ini bisa berupa waktu luang untuk melakukan aktivitas yang Anda sukai, menonton film, atau membaca buku favorit. Memberikan reward dapat meningkatkan motivasi dan membuat belajar menjadi lebih menyenangkan. Berdasarkan teori operant conditioning, terdapat reinforcement atau reward. Reinforcement yang akan digunakan yaitu reinforcement positif. Reinforcement positif. yaitu mengacu pada pemberian stimulus atau konsekuensi yang menyenangkan atau menguntungkan setelah suatu perilaku dilakukan. Contohnya: Setelah belajar individu dapat mengapresiasi diri sendiri dengan memberikan pujian kepada diri sendiri, dapat juga melakukan kegiatan lainnya seperti makan enak dan menonton film kesukaan.
4. Beristirahat dengan Tepat
Jangan lupa untuk memberikan waktu istirahat yang cukup saat belajar. Istirahat yang cukup dapat membantu menjaga konsentrasi dan meningkatkan produktivitas. Gunakan waktu istirahat untuk melakukan aktivitas yang menyenangkan, seperti berjalan-jalan singkat, mendengarkan musik, atau berbicara dengan teman dan keluarga.
Referensi:
Aqila, F., & Ardina, M. (2021). Youtube Approach Sebagai Media Pembelajaran Komunikasi Digital Preschool di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Audiens, 2(2), 166–173. https://doi.org/10.18196/jas.v2i2.11863
Asrori. (2020). Psikologi Pendidikan Pendekatan Multidisipliner (1st ed.). CV. Pena Persada. Dahrizal, D., & Dewi, G. P. (2019). Belajar Melalui Video di Media Sosial Dapat Meningkatkan Keterampilan Pemasangan Kateter pada Mahasiswa Keperawatan. Journal of Telenursing (JOTING), 1(2), 386–395. https://doi.org/10.31539/joting.v1i2.842
Firlisa, U. D., & C, H. (2022). Peran Media Youtube Dalam Meningkatkan Literasi Siswa Sekolah Dasar. Prosiding Senada (Seminar Nasional Daring (pp. 38–46). https://prosiding.ikippgribojonegoro.ac.id/index.php/SPBSI/article/view/1252.
Indarsih, M., & Pangestu, D. (2021). Pemanfaatan Platform Youtube Sebagai Media Pembelajaran, Dalam Meningkatkan Kreativitas Mahasiswa Universitas Bina Sarana Informatika. Jurnal Akrab Juara, 6(3), 43-52.
Jerry Radita Ponza, P., Nyoman Jampel, I., & Komang Sudarma, I. (2018). Pengembangan Media Video Animasi Pada Pembelajaran Siswa Kelas Iv Di Sekolah Dasar. Jurnal EDUTECH. Universitas Pendidikan Ganesha, 6(1). https://doi.org/10.23887/jeu.v6i1.20257.
Khairani, M., Sutisna, & Suyanto, S. (2019). Studi Meta-Analisis Pengaruh Video Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik. Jurnal Biolokus, 2(1), 158–166. https://doi.org/10.30821/biolokus.v2i1.442
Munawar Istiani, R., & Retnoningsih, A. (2015). Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Menggunakan Metode Post To Post Pada Materi Klasifikasi Makhluk Hidup. Unnes. Journal of Biology Education, 4(1), 70–80. Retrieved from https://doi.org/10.15294/jbe.v4i1.5237
Patriani, R. P., & Kusumaningrum, I. (2020). Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Android Untuk Pembelajaran Teknik Animasi 2 Dan 3 Dimensi Kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan. Jurnal Penelitian IPTEKS, 5(2). https://doi.org/10.32528/ipteks.v5i2.3651.
Permana, E. P. (2018). Pengaruh Media Sosial sebagai Sumber Belajar IPS Terhadap Motivasi Belajar, Kemampuan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar. Jurnal PINUS, 4(1), 1-3.
Pratiwi, E. M., Gunawan, G., & Ermiana, I. (2022). Pengaruh Penggunaan Video Pembelajaran terhadap Pemahaman Konsep IPA Siswa. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 7(2), 381– 386.
Suralaga, F. (2021). Psikologi Pendidikan; Implikasi Dalam pembelajaran (1st ed.). PT RajaGrafindo Persada.
Tohari, H., Mustaji, Nf., & Bachri, B. S. (2019). Pengaruh Penggunaan Youtube terhadap Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Mahasiswa. Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan, 7(1), 1–13. https://doi.org/10.31800/jtp.kw.v7n1.p1--13
Wiedarti, P. (2018). Seri Manual GLS Pentingnya Memahami Gaya Belajar. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Yusriani, Y., Nasution, M., & Syahputra, E. (2022). Pemanfaatan Aplikasi You Tube Sebagai Media Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jurnal Multidisiplin Dehasen (MUDE), 1(3), 215-218. Doi https://doi.org/10.37676/mude.v1i3.2521
Zaini, M. (2021). Manajemen Pembelajaran: Kajian Teori dan Praktik. Jember: IAIN Jember Press.