ISSN 2477-1686
Vol. 10 No. 06 Maret 2024
Jembatan Harapan: Integrasi Psychological First Aid (PFA) dalam Penanganan Depresi
Oleh:
Syafira Rizka Ulya
Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Depresi bukan sekadar kesedihan emosional, melainkan gangguan kesehatan mental yang kompleks yang memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia (APA, 2022). Menurut WHO (2023), pandemi global telah meningkatkan tingkat stres dan kecemasan, berpotensi memperburuk depresi. Dilaporkan sekitar 4,4% populasi global mengalami depresi pada 2015, dengan lebih umum pada kelompok usia muda dan lebih sering dialami oleh perempuan (WHO, 2015). Selama pandemi COVID-19, sekitar 25% populasi umum dilaporkan mengalami depresi (Bueno-Notivol et al., 2021). Di Indonesia, tingkat kematian akibat bunuh diri dan kasus bunuh diri remaja mencatat angka yang signifikan (Suryaputri et al., 2022; Putra et al., 2021). Depresi adalah gangguan suasana hati yang ditandai dengan perasaan sedih, kurang minat, perasaan bersalah, gangguan tidur, dan kesulitan berkonsentrasi (APA, 2013). Gejalanya dapat bervariasi dalam tingkat keparahan dan memengaruhi fungsi psikososial individu (Hadi et al., 2017). Faktor genetik, lingkungan, biologis, dan psikologis berkontribusi pada terjadinya depresi (Tri et al., 2021; Endriyani et al., 2022). Depresi tidak pandang usia, jenis kelamin, atau latar belakang sosial-ekonomi, menjadi masalah kesehatan masyarakat mendesak (WHO, 2023). Intervensi psikologis, seperti MBSR, psikologi positif, logoterapi, memainkan peran penting dalam mengurangi gejala depresi (Aisyah, 2021; Yulianarista, 2022; Widiaratri & Yudiarso, 2022).
Pemilihan Psychological First Aid (PFA) sebagai metode intervensi untuk depresi didasarkan pada beberapa alasan yang kuat. PFA menawarkan pendekatan yang sederhana namun sangat efektif dalam memberikan dukungan awal secara psikologis kepada individu yang sedang mengalami kesulitan emosional (Asih et al., 2021). Penelitian-penelitian terdahulu telah membahas keefektifan PFA dalam menangani depresi, menekankan bahwa PFA mampu menjadi solusi yang efektif, terutama pada tahap awal perkembangan gangguan tersebut (Widiaratri & Yudiarso, 2022). Selain itu, PFA juga terbukti bermanfaat sebagai model dukungan psikososial saat bencana terjadi, fokus utamanya adalah memberikan bantuan yang cepat dan praktis kepada individu yang terdampak, termasuk yang mungkin mengalami depresi (Nababan & Rufaidah, 2023). Adanya panduan praktis dalam penerapan PFA juga turut mempertegas kemampuan metode ini dalam membantu individu yang mengalami depresi dengan cara mendengarkan aktif, memberikan empati, serta membantu mereka mengidentifikasi sumber daya dukungan internal mereka sendiri (Nababan & Rufaidah, 2023; WHO, 2020). Dalam konteks depresi, PFA menempatkan individu yang terkena langsung di garis depan, dengan fokus utama pada tindakan mendengarkan secara aktif, memberikan dukungan empati, serta membantu individu mengenali sumber daya dukungan internal mereka. Pendekatan ini sejalan dengan urgensi memberikan bantuan yang tepat waktu kepada individu yang sedang menghadapi beban depresi. PFA menjadi fondasi yang membangun harapan dan menjadi landasan untuk intervensi selanjutnya. Artikel ini bertujuan untuk menyelami integrasi PFA dalam intervensi depresi secara mendalam, diharapkan dapat memberikan wawasan berharga bagi praktisi, peneliti, dan individu yang tertarik dalam upaya meningkatkan kualitas hidup bagi mereka yang menghadapi tantangan depresi.
Psychological First Aid (PFA) dalam Depresi
PFA, sebagai pendekatan pertolongan awal, penting karena memberikan dukungan emosional yang sederhana namun efektif bagi individu yang mengalami depresi (Asih et al., 2021). Melalui pendekatan ini, individu diberikan bantuan psikososial dengan mendengarkan aktif, memberikan empati, dan mengidentifikasi sumber daya dukungan internal (Nababan & Rufaidah, 2023). Prinsip-prinsip utama PFA terdiri dari kontak, keselamatan, stabilisasi, informasi kebutuhan, bantuan praktis, koneksi dengan sumber daya, informasi, dan perencanaan tindakan selanjutnya (APA, 2013; WHO, 2011; NCTSN, 2023). PFA membantu mengurangi gejala stres dan memfasilitasi pemulihan setelah pengalaman traumatis, termasuk dalam mereduksi risiko gangguan kesehatan mental jangka panjang (WHO, 2011; Brymer et al., 2006). Langkah-langkah PFA dalam kasus depresi melibatkan dukungan emosional, identifikasi sumber daya dukungan, dan bimbingan menuju bantuan profesional (Nababan & Rufaidah, 2023; WHO, 2020). Memberikan dukungan sosial, mengidentifikasi sumber daya internal, dan bimbingan mencari bantuan profesional menjadi fokus utama PFA (Adni et al., 2020; Hernawati, 2022). Demikian, dapat disimpulkan bahwa depresi bukan sekadar gangguan emosional, tetapi kondisi kesehatan mental yang kompleks. Intervensi psikologis seperti PFA menjadi kunci dalam memberikan dukungan efektif bagi individu yang mengalami depresi (APA, 2022; Nababan & Rufaidah, 2023).
Referensi:
Aisyah A., Sitti. (2021). Strategi Intervensi yang dapat digunakan untuk Mengatasi Masalah Kesehatan Mental Emosional Anak di Masa Pandemi Covid 19: Literature Review. Industry and Higher Education, 3(1), 1689–1699. http://journal.unilak.ac.id/index.php/JIEB/article/view/3845%0Ahttp://dspace.uc.ac.id/handle/123456789/1288
Adni, A., Asrori, A., & Pratiwi, G. T. (2020). Dukungan Psikologis Awal (Psychological First Aid - PFA) Jarak Jauh Selama Pandemi Covid-19. In Psychosocial Centre. https://www.ipkindonesia.or.id/media/2020/04/Remote-PFA-IFRC-Bahasa-Indonesia.pdf
American Psychological Association (APA). (2022). Depression. Diakses pada 6 November 2023, dari: https://www.apa.org/topics/depression
American Psychological Association (APA). (2013). DSM V - Diagnostic and Statistical Manual for Mental Disorder (Fifth Edition). APA.
Asih, M. K., Utami, R. R., & Kurniawan, Y. (2021). Psychological First Aid (PFA) Untuk Pendamping Balas Pemasyarakatan (BAPAS Kelas 1) Semarang. Jurnal Tematik, 3(1), 35–41.
Bueno-Notivol, J., Gracia-García, P., Olaya, B., Lasheras, I., López-Antón, R., & Santabárbara, J. (2021). Prevalence of depression during the COVID-19 outbreak: A meta-analysis of community-based studies. International Journal of Clinical and Health Psychology, 21(1). https://doi.org/10.1016/j.ijchp.2020.07.007
Brymer, M., Jacobs, A., Layne, C., Pynoos, R., Ruzek, J., Steinberg, A., Vernberg, E., & Watson, P. (2006). Psychological First Aid (PFA): Field Operations Guide 2nd Edition. National Child Traumatic Stress Network National Center for PTSD.
Endriyani, S., Lestari, R. D., Lestari, E., & Napitu, I. C. (2022). Gangguan Mental Emosional dan Depresi pada Remaja. Kebangkitan Umkm Pascapandemi Covid-19, 4(2), 429–434. https://www.bajangjournal.com/index.php/J-ABDI/article/view/3641/2684
Lota, S. G. (2020). Efektifitas Layanan Konseling Individual Dalam Membantu Mengatasi Perilaku Membolos Siswa Kelas IX SMPN 22 Kota Jambi. JIGC (Journal of Islamic Guidance and Counseling), 4(2), 89–101. http://jigc.dakwah.uinjambi.ac.id/index.php/jigc/article/view/42
Hadi, I., Fitriwijayanti, Usman, D, R., & Rosyanti, L. (2017). Gangguan Depresi Mayor: Mini Review. Health Information Jurnal Penelitian, 9(1), 34–48. https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP
Hernawati, L. (2022). Gambaran Penyebab Mahasiswa Enggan Mencari Bantuan Profesional di Masa Pandemi Covid-19. Psikodimensia, 21(2), 198–205. https://doi.org/10.24167/psidim.v21i2.4764
Mulya, H. C., & Ambarini, T. K. (2019). The Meanng in life And Depression Level Among Student. Psikodimensia, 18(2), 122. https://doi.org/10.24167/psidim.v18i2.2151
Nababan, S.O., & Rufaidah, A. (2023, Agustus 18). Psychological First Aid (PFA) ITB 2023: Mengukir Pemahaman Pentingnya tentang Kesehatan Mental bagi Mahasiswa Baru. Diakses pada 6 November 2023, dari: https://kemahasiswaan.itb.ac.id/beranda/read/berita/2083/id/psychological-first-aid-(pfa)-itb-2023:-mengukir-pemahaman-penting-tentang-kesehatan-mental-bagi-mahasiswa-baru
Putra, I. G. N. E., Karin, P. A. E. S., & Ariastuti, N. L. P. (2021). Suicidal Ideation and Suicide Attempt among Indonesian Adolescent Students. International Journal of Adolescent Medicine and Health, 33(5), 1–12. https://doi.org/10.1515/ijamh-2019-0035
Suryaputri, I. Y., Mubasyiroh, R., Idaiani, S., & Indrawati, L. (2022). Determinants of Depression in Indonesian Youth: Findings from a Community-based Survey. Journal of Preventive Medicine and Public Health, 55(1), 88–97. https://doi.org/10.3961/JPMPH.21.113
The National Child Traumatic Stress Network (NCTSN). (2023). About PFA. Diakses pada 6 November 2023, dari: https://www.nctsn.org/treatments-and-practices/psychological-first-aid-and-skills-for-psychological-recovery/about-pfa
Tri, D. A., Yanti, L., Laleno, F. K., Irbah, H. N., Fitri, A., Sagita, I. A., Asmalda, A., Hardani, J. T., & Dayanti, E. (2021). Intervensi Gejala Depresi Berbasis Web. Jurnal Kesehatan Luwu Raya, 7(2), 133–139.
Widiaratri, R. B., & Yudiarso, A. (2022). Logoterapi Efektif Untuk Menurunkan Tingkat Depresi: Studi Meta-Analisis. JIP (Jurnal Intervensi Psikologi), 14(2), 107–116. https://doi.org/10.20885/intervensipsikologi.vol14.iss2.art3
World Health Organization (WHO). (2011). Psychological first aid: Guide for field workers. Diakses pada 6 November 2023, dari: https://www.who.int/publications-detail-redirect/9789241548205
World Health Organization (WHO). (2020). Pertolongan Pertama Psikologis. In M. & D. K. Sari (Ed.), Airlangga University Press.
World Health Organization (WHO). (2023, Maret 31). Depressive Disorder (Depression). Diakses pada 6 November 2023, dari: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/depression
Yulianarista, Prami. (2022, Desember 22). Atasi Cemas dan Depresi dengan Psikologi Positif. Diakses pada 6 November 2023, dari: https://kumparan.com/pramiyulianarista/atasi-cemas-dan-depresi-dengan-psikologi-positif-1zTRuL0PZrl.